Selasa, 08 November 2016

ff WooGyu Because Rain


Tittle : Because Rain
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun (woogyu)
Suppor cats : Infinite member
Genre : romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini J
WARNING : YAOI!! Gak suka silahkan minggat sejauh-jauhnya. Pemakaian EYD tak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo bertebaran, So, jelek? Maklum karena saya masih belajar untuk jadi Author yang baik J
NOTE : FF ini benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
∞ Happy reading ∞
Sunggyu POV
Tik tik tik...
Tetesan hujan kembali membasahi jalanan kota seoul. Inilah cuaca sekarang. Dari pagi hingga malam rentetan tetes air dari langit ini tak ada henti-hentinya. 
Ah! Jjam, perkenalkan dulu namaku Kim Sunggyu. Aku merupakan salah satu murid Woollim High School. Salah satu sekolah terfavorite yang ada di kota Seoul. Sekolah ini terdiri 4 bangunan besar. 
2 bangunan besar adalah sekolah untuk murid laki-laki dan murid perempuan. 2 bangunan besarnya yang lain untuk mereka yang ingin tinggal di asrama. Aku memilih tinggal di asrama karena letak rumah dan sekolahku yang cukup jauh. 
Sekarang aku tengah berada diperjalanan menuju asramaku bersama ke dua temanku. Perkenalkan nama mereka Lee Sungyeol dan Lee Ho Won, tapi dia lebih senang dipanggil Hoya.
Sunggyu POV END
Author POV
“gyu! Paliiwa! Aishh jinja” gerutu hoya. Bagaimana tidak? Disaat hujan-hujan seperti ini sunggyu malah menstralisir suasana dengan menengadahkan wajahnya keatas menampakkan wajah putih mulusnya sambil 
merentangkan kedua tangannya kesamping ditengah-tengah lapangan. Kalau nanti sunggyu sakit bagaimana? Hoya juga kan yang repot
“saranghae” ucap sunggyu lirih yang hanya bisa ia dengar sendiri. Tak sadar akan kehadiran seseorang yang sedari tadi melihatnya sambil menyunggingkan senyum manis di bibirnya
@kamar asrama
Sunggyu, sungyeol, dan hoya sepertinya memang ditakdirkan untuk selalu bersama. Elementry school, junior high school, mereka selalu satu sekolah dan satu kelas. Dan sekarang mereka senior high school pun satu sekolah, 
bahkan di asramanya mereka satu kamar.
“sudah selesai gyu?” tanya sungyeol yang melihat gyu baru selesai menikmati hujan
“ani, hanya saja aku sudah lelah berdiri”
Ceklek...
Pintu kamar mandi terbuka menampilkan seongkok daging besar yang cukup manis tapi terlihat tegap
“sudah selesai gyu?” pertanyaan yang sama dilontarkan oleh bibir hoya
“eum...”
“ya! Kim sunggyu!! Mandi dulu baru tidur” teriak sungyeol dengan suara melengkingnya kepada sunggyu. Ia terlalu kesal, sunggyu dengan bajunya yang setengah basah langsung tidur tanpa melepas baju dan mandi. 
Ok! Ayolah sungyeol hanya mencoba menjadi teman yang baik. Sunggyu langsung menutup kedua telinganya, takut pendengarannya akan terganggu gara-gara teriakan super sungyeol
“ne nyonya kim” dengan sedikit terpaksa sunggyu berjalan ke kamar mandi untuk memenuhi perintah nyonya kim galak itu. Nyonya kim? Semburat warna merah mulai tampah di kedua pipi sungyeol. boleh author ceritakan sedikit?
Lee sungyeol mempunyai namja chingu yang bernama Kim Myungsoo. Namja tampan dan sangat populer di WHS. Tak kalah dengan dirinya yang juga populer di kalangan namja seme. Bahkan keduanya tak jarang bermesraan di sekolah di depan teman-temannya. 
Dunia seakan iri dengan kehidupan sungyeol. Mereka sama-sama populer, sama-sama pintar, tampan dan catik. Bukankah pasangan ini luar biasa? Kenapa sunggyu memanggilnya nyonya kim? karena Itu juga panggilan myungsoo ke sungyeol. 
Panggilan nyonya kim ini selalu myungsoo gunakan untuk memanggil sungyeol, tak tau ada murid yang lain, bahkan walaupun ada guru myungsoo tak ada kata ragu untuk  memanggil sungyeol dengan panggilan nyonya kim
Back to the story...
“huhuhu! ya sungyeol-ah pipimu merah” tunjuk hoya yang sedari tadi melihat tingkah sungyeol yang senyum-senyum sendiri
“hoya-ya” panggil sungyeol
“eum..”
“myungsoo lagi apa ya sekarang?”
“palingan juga tidur”
Selang beberapa menit...
Ceklek...
“sudah...” akhirnya sunggyu sudah selesai dengan acara mandinya
“gyu..” panggil hoya
“kau masih menyukai hujan?” sebenarnya hoya sudah penasaran sejak pertama kali bertemu dengan sunggyu. Setiap ada hujan pasti sunggyu bermain di bawah air hujan, waktu mereka masih kecil mungkin masih dimaklumi. Tapi bukankah sekarang mereka sudah SHS?
“ne, neumo choa” mendengar kata hujan, pasti bibir tipis sunggyu selalu terangkat untuk tersenyum. Entahlah kenapa dia selalu senang dengan kehadiran hujan di dunia ini
“geurom waeyo?”
“hujan selalu membuatku bahagia. Jika kita menangis, dengan berada di bawah hujan maka tangisan kita tak akan di ketahui orang lain. Banyak orang mengatakan hujan adalah tangisan langit, tapi menurutku tidak. 
Hujan melambangkan kebahagian. Tak peduli dengan warna yang membawanya, hitam memang. Tapi lihatlah setelahnya, air akan keluar dari awan yang berwarna hitam itu. Dibalik awan yang berwarna hitam itu, terkandung tetesan air putih bening yang bisa menjadi sumber kehidupan. 
Bukankah itu keajaiban hoya-ya? Ternyata dibalik warna hitam ada kehidupan” sunggyu bahkan berbicara dengan hoya tanpa mengalihkan pandangannya dari tetesan air yang terlihat di jendela kamar asramanya
“daebak! Kenapa aku tidak tau dari dulu ya..”
“salahmu sendiri”
“gyu kau mau kemana?” tanya hoya yang melihat sunggyu mengambil payung dan hendak memakai sepatu
“aku mau ke sekolah dulu sebentar. Aku mau mengambil buku untuk ulangan besok di loker”
“eoh !Jangan lama-lama eoh”
“si nyonya kim kemana?”
“entahlah, mungkin sekarang dia bersama myungsoo”
“baiklah hoya-ya aku pergi dulu” sekarang hoya benar-benar sendiri di dalam kamarnya. Bosan mulai melanda diri hoya. Dia memilih tidur saja sambil menunggu sahabat-sahabatnya
####*****####
“baiklah hanya inikan..” monolognya
“ne, hanya matematika dan b.inggris” sambung seseorang. Sunggyu sepertinya tau pemilik suara berat ini.
Dek Dek Dek...
Lihatlah bahkan jantungnya tak bisa berdetak dengan normal. Mendengar suara itu pelan-pelan sunggyu menolehkan kepalanya
“eoh woohyun-ah, kamu ngapain disini?” baiklah mungkin sekarang sunggyu mencoba untuk mengatasi jantungnya
“sama denganmu, aku mengambil buku untuk ulangan besok” senyuman manis itu bahkan tak jarang woohyun tampilkan di depan sunggyu. Tak taukah woohyun kalau sedari tadi orang yang ada di dekatnya mengatasi detak jantungnya yang berdetak abnormal
“kenapa kau bisa tau aku mengambil buku untuk ulangan besok?” sepertinya kau ketangkap basah woohyun..
“a-aku tadi bertemu dengan sungyeol dia yang memberi tauku”
‘geotjimal’ pikir sunggyu
“ah geureyeo! Kau belum mau pulang?” tanya sunggyu yang melihat woohyun tetap dengan pekerjaan mencari bukunya sedari tadi
“sebentar lagi”
“kau mencari sesuatu?” sunggyu mencoba membantu woohyun mencari sesuatu yang woohyun cari
“buku bahasa inggris ku. Aku tak menemukannya”
“apa kau yakin ada di lokermu?”
“ne, di asrama juga tidak ada makanya aku mencarinya ke sini”
“baiklah, bagaimana kalau kamu pinjam punyaku?”
“ah aniyo. Ulangannya besok, kamu mau belajar dengan apa kalau bukunya kamu pinjamkan kepada ku”
“kan ada sungyeol dan nyonya kim” lihatlahlah bahkan woohyun tampaknya sudah tau dengan orang yang di panggil sunggyu dengan nyonya kim. Woohyun tampak berpikir
“ah bagaimana kalau seperti ini saja, nanti malam kita belajar bersama. Eottheo?” jangan ditanyakan lagi woohyun, pastilah sunggyu mau banget
“baiklah” senyum manis dari bibir cherry sunggyu seakan mengalihkan dunia seseorang yang ada di dekatnya
“baiklah gyu, aku tunggu” lagi-lagi sunggyu menanggapi ucapan woohyun dengan senyuman manisnya yang mematikan
“eum woohyun-ah, apakah kau masih lama?”
“aniyo, mungkin menunggu hujan reda”
“kau tak bawa payung?” woohyun menanggapinya dengan gelengan
“kajja” sunggyu menarik tangan besar woohyun, isyarat bahwa sunggyu akan membawa woohyun menembus hujan dibawah naungan payung putihnya. Dan tepat di tengah-tengah lapangan yang tadi sore menjadi tempat dirinya berdiri, sunggyu mengucapkan lagi kata itu... 
‘saranghae’. Walaupun hanya bisikan halus yang di ucapkan sunggyu tapi woohyun masih bisa mendengarnya dengan jelas. Tanpa keduanya sadari, ternyata tautan tangan mereka belum terlepas sedari tadi. Mata woohyun terpejam erat saat melintasi hujan berdua dengan sunggyu. 
Bukankan berada di bawah guyuran hujan dengan orang yang kita cintai adalah hal romatis? Cinta? Iya, woohyun sebenarnya mencintai sunggyu sejak pertama kali bertemu dengan sunggyu waktu mereka masih masa orientasi siswa baru. Sekarang mereka sudah kelas II SHS. Wow! 
Bukankah itu waktu yang cukup panjang?. Dengan takdir yang sangat woohyun impi-impikan akhirnya takdir itu terjadi, yakni satu kelas dengan sunggyu. Tak cukup dengan  itu, ternyata sahabatnya yang bernama kim myungsoo adalah pacar sahabat sunggyu yang bernama lee sungyeol. 
Hubungan mereka saja yang tak jelas. Saat sunggyu bertemu dengan woohyun jantungnya tak jarang berdetak abnormal seperti tadi, begitupun sebaliknya. Woohyun juga tak jarang mencari perhatian sunggyu
“jja! Sudah sampai...” ucap sunggyu. Kedua matanya teralihkan dengan tangannya yang digenggam erat oleh woohyun. Dengan badan yang bergetar dan mata yang terpejam erat seperti orang yang ketakutan.
“woohyun-ah, neo gwenchana?” khawatir dengan keadaan woohyun yang sedari tadi tak henti-hentinya bergetar, sunggyu mencoba menelfon sungyeol berharap sekarang sungyeol bersama myungsoo
Tak lama myungsoo datang bersama sungyeol di belakangnya. Wajah khawatir tampak jelas di raut wajah keduanya
“dia kenapa gyu” tanya sungyeol
“ini gara-gara hujan” jawab myungsoo
“hujan?” sunggyu sendiri dibuat bingung dengan jawaban myungsoo. Pasalnya sunggyu memang tidak tau apa-apa tentang woohyun yang membenci hujan
“sudahlah sekarang kita bawa woohyun ke kamar dulu” pintas myungsoo. Laki-laki sempurna. Tampan, pintar bijaksana lagi
Sunggyu dan sungyeol membantu myungsoo membawa woohyun membawa ke kamarnya melewati lift. Woohyun tak pingsan ataupun tak sadarkan diri. Badannya bergetar dan matnya terpejam erat tak mau dibuka. Bukankah hal tersebut lebih menakutkan dari pada pingsan? 
Jangan lupakan tangan woohyun yang terus menggenggam tangan sunggyu
Sesampainya di kamar woohyun juga kamar myungsoo tentunya woohyun langsung di rebahkan pada tempat tidurnya
“hyun, woohyun-ah bukalah matamu, sekarang kamu sudah ada di kamar” ucap myungsoo sambil menepuk-nepuk pipi woohyun agar woohyun cepat membuka matanya. Tak ada perubahan. Sunggyu mencoba mendekatkan bibirnya ke telinga woohyun. 
Membisikkan kata yang mungkin bisa membuat woohyun membuka matanya kembali
“woohyun-ah bukalah matamu, aku kim sunggyu. Sekarang kau sudah ada di kamarmu jadi bukalah matamu” seperti sebuah mantra, pelan tapi pasti woohyun membuka matanya. Semuanya baru bisa bernapas legah. Sungyeol dan myungsoo keluar setelah yakin woohyun baik-baik saja bersama sunggyu
“apakah itu sering terjadi padamu?” tanya sunggyu penasaran tingkat dewa
“eum...” woohyun tak berani mengangkat kepalanya. Malu dengan dirinya yang lemah akan hujan. Apalagi di depan sunggyu, orang yang ia cintai
“angkatlah wajahmu woohyun-ah” ucap sunggyu
“mian”
“bwa?”
“sunggyu bisakah hubungan kita lebih dari teman?” ok! Ok! Sepertinya sunggyu sekarang mengharapkan sesuatu
“ma-maksudmu?”
“maukah kau menjadi sahabatku?” hilang sudah harapan sunggyu. Sunggyu sepertinya tidak mengharapkan kata sahabat yang keluar dari bibir tebal woohyun. Baru kali ini sunggyu ketahui bahwa kata sahabat begitu menyakitkan untuk diucapkan
‘Bodoh! Kau bodoh nam woohyun! Kau laki-laki tapi kenapa kau tak bisa mengatakan perasaanmu yang sebenarnya?
Aku tau aku memang tak pantas untuk sunggyu, tapi tak bisakah aku berharap?’ pikir woohyun
‘Sudahlah kim sunggyu, kamu jangan terlalu berharap. Tak mungkin dia menyukaimu kan? Kamu selalu memikirkan hal-hal yang tak akan pernah terjadi. Tapi apakah aku salah jika aku berharap dia juga mempunyai perasaan yang sama sepertiku?’ sunggyu pun sama, 
berbicara dengan dirinya sendiri dan tak tau bahwa yang dirinya pikirkan sama dengan pemikiran orang yang ada di sampingnya
Seperti itulah kim sunggyu dan nam woohyun. 2 insan yang sama-sama mempunyai ego yang besar, namun tanpa di sadari keduanya ternyata mereka sama-sama berharap hari dimana waktu menyatukan keduanya
“tentu saja aku mau” ucap sunggyu dengan senyum manisnya, walaupun di sana tergurat jelas senyum paksaan. Matanya benar-benar tinggal segaris
“bwahahahhahaha” woohyun tanpa sadar tertawa tebahak-bahak melihat mata sunggyu. Malumlah red. dia baru pertama kali melihat wajah sunggyu sedekat ini
“ya! Wae? Kenapa kau tertawa seperti orang kesetanan gitu? Apakah ada hal yang lucu?”
“matamu. Matamu hilang” jawab woohyun sambil memegangi perutnya yang sakit karena terlalu asik tertawa
“YA!! Nam woohyuuunnn!!”
“wae? Wae? Wae?. Kau lucu dengan wajah hamstermu itu gyu” ucap woohyun sambil mencubit pipi sunggyu. Hey nam woohyun! Tak taukah kau keadaan jantungnya sunggyu sekarang?
“hentikan nam..” ucap sunggyu memperlihatkan tatapan tajam mematikannya, menurut sunggyu. Tapi tidak bagi woohyun
“kau tampak semakin imut dengan rupamu yang seperti itu. Sudah hentikan”
‘apakah dia bilang aku imut?’
“eummm... woohyun-ah”
“wae?”
“apakah nanti malam jadi?”
“tentu saja gyu” ucap woohyun sambil tersenyum manis kepada sunggyu
“baiklah kalau begitu aku pergi. Apakah kau baik-baik saja aku tinggal sendiri?”
“tentu saja aku akan baik-baik saja. Pergilah” sunggyu tersenyum melihat woohyun yang sepertinya benar-benar baik-baik saja dan pulih dari kegelapan yang ada pada dirinya
“eoh! Aku pergi”
“jangan lupa nanti malam gyu”
“arrasseo tuan nam” saat selesai menutup pintu kamar asrama woohyun dan hendak melangkahkan kakinya, sunggyu melihat myungsoo berjalan ke arahnya sambil menundukkan wajahnya. Walaupun dalam keadaan menunduk dalam seperti itu, senyuman myungsoo masih sunggyu lihat dengan jelas
“ya.. ya... ya... Kim Myungsoo” ucap sunggyu lantang
“eoh! Sunggyu-ya bagaimana keadaan woohyun?”
“gwenchana. Bolehkah aku berbicara dengan mu?”
“hanya kita?” sunggyu menanggapinya dengan anggukan tanda myungsoo benar
“eodi?kan masih hujan”
“tarawa!” myungsoo mengikuti langkah kaki sunggyu, mengikuti sunggyu tepat di belakangnya
@kantin asrama
“dia mempunyai trauma!” ucap myungsoo setelah sampai di kantin asrama yang sepi. Seakan mengerti dengan pertanyaan yang ada di kepala sunggyu
“trauma?”
“ne, dia trauma. Dia trauma ke hujan”
“hujan?”
“dia sangat membenci hujan”
“wea? Kenapa dengan hujan? Apa yang menyebabkan dia sangat membenci hujan dan trauma hujan?”
“jadi tuan kim, pertanyaanmu yang mana yang harus aku jawab?” ucap myungsoo bingung
“apa yang menyebabkan dia memiliki trauma hujan?”
“dia hidup sendiri sejak ia berumur 14 tahun. Kedua orang tuanya berpisah. Malam itu, kedua orang tuanya bertengkar di depan woohyun”
“jakkan, ani... maksudku gini. Bukankah itu tidak baik memperlihatkan hal-hal yang kasar kepada anak yang masih berumur 14 tahun?”
“boleh aku lanjutkan?”
“ne, silahkan”
“ibunya woohyun memilih kabur dari rumah meninggalkan woohyun karena tak kuat dengan bentakan dan amukan sang suami. Dan karena ibu woohyun sudah diselimuti kebencian dan amarah dia memilih bunuh diri”
“lalu apa hubungannya dengan hujan?”
“saat kejadian itu terjadi saat hujan pertama di seoul. Oleh karena itu woohyun menganggap hujan adalah penyebab appa dan eommanya berpisah” sunggyu seakan kehilangan sesuatu dalam dirinya. Kenapa harus hujan? Kenapa orang yang dia cinta malah membenci sesuatu yang sangat ia suka?
“myungsoo-ya apakah tak ada harapan lagi untuk woohyun sembuh dari traumanya?”
“molla gyu, selama 8 tahun aku mengenalnya, aku tak pernah melihat dia berhenti bergetar saat hujan tiba”
“baiklah” ucap sunggyu beranjak dari kursinya
“kau mau apa?” myungsoo heran dengan tingkah aneh sunggyu
“aku akan membuat orang yang aku cintai menyukai apa yang juga aku suka” upss!!! Sepertinya sunggyu keceplosan
“bw-bwa? Cinta?” sunggyu membulatkan matanya sadar dengan kesalahannya -walaupun hasilnya nihil, merasa dirinya tidak bisa merem mulutnya sendiri. Sunggyu segera menutup rapat myungsoo. Siapa tau nanti ada orang yang lewat kan?
“hati-hati dengan mulutmu bodoh” myungsoo berusaha melepaskan bungkaman tangan sunggyu dari mulutnya
“ne gyu,, keunde gyu...”
“wae tto?”
“geugon..”
“sudahlah aku mau ke kamar dulu” sunggyu langsung menyambar tasnya yang berisi buku untuk ulangan besok
“padahal aku bermaksud memberitahunya kalau woohyun juga mencintainya, dasar hamster sipit”
@tempat pencucian baju
“michosseo michosseo” seru woohyun di tengah-tengah belajarnya di tempat pencucian baju. Kenapa harus di tempat pencucian baju ini?
‘di tempat ini akan lebih tenang dan tak akan ada orang tau’ begitu kata sunggyu
“kenapa denganmu?” ucap sunggyu mengalihkan pandangannya dari buku berisi hitungan-hitungan yang sangat rumit –kata woohyun
“ani sunggyu-ya. Matematika selalu membuatku gila” sunggyu tersenyum mendengar keluhan woohyun
“sekarang kau ikut aku, kajja...” sunggyu mengambil buku matematika yang ada ditangan woohyun dan menutupnya. Mengulurkan tangannya untuk membantu woohyun turun dari atas mesin pencuci baju, tanpa melepas kontak tangannya dengan woohyun sunggyu 
mengisyaratkan bahwa woohyun harus ikut dengannya. ‘mau kemana? Padahal di luarkan hujan’ ingin woohyun bertanya kepada sunggyu, namun entahlah dia tak bisa mengucapkannya, woohyun terlalu fokus ke bibir tipis sunggyu yang sekarang tengah terangkat sepanjang koridor asrama
“manis..” tanpa sadar mengucapkan kata itu, walaupun setengah berbisik tapi woohyun masih sadar kalau dia tidak sengaja mengucapkan kata itu. Spontan sunggyu melepas tangan woohyun yang sedari tadi ada di genggaman tangannya
“jja! Woohyun-ah sekarang sudah sampai” ucap sunggyu saat sudah sampai di depan pintu keluar asrama. Tangannya terulur untuk menyentuh tetes demi tetes air hujan yang turun dari langit
“cobalah woohyun-ah, ini sangat menyenangkan” ucap sunggyu yang melihat woohyun diam mematung hanya melihat dirinya. Tak tahan dengan sikap woohyun yang hanya diam saja, sunggyu menarik lengan woohyun mensejajarkan tubuh woohyun dengan dirinya. 
Sunggyu melihatnya, tangan woohyun bergetar tiap kali cipratan air mengenai tubuhnya
“tenanglah aku bersamamu” sunggyu mengenggam tangan hangat woohyun –padahal sekarang hujan. Sunggyu tersenyum manis kearah woohyun, woohyun menolehkan kepalanya melihat senyum manis sunggyu melupakan hujan yang kini membasahi tubuhnya dengan sunggyu. 
Woohyun sadar dengan keadaannya yang sekarang tengah berada di bawah guyuran hujan, ia sangat terkejut. Ia melihat ke atas lebih tepatnya langit lalu ia menutup mata dan gemetarpun dapat sunggyu lihat di tubuh woohyun. Sunggyu tak tau harus melakukan apa, tak mungkin dia menelfon myungsoo kan? Ini sudah jam 11 malam, salahkan dirinya yang main hujan tengah malam
“woohyun-ah woohyun-ah buka matamu” sunggyu menepuk-nepuk pelan pipi woohyun berusaha untuk membuka mata woohyun. Sunggyu tak ingin keadaan seperti tadi sore terjadi lagi. Sunggyu sudah kehilangan akal, tanpa berpikir panjang sunggyu memeluk erat woohyun menenggelamkan wajahnya di dada bidang woohyun
“woohyun-ah mian, mianhae. Gara-gara aku kau seperti ini..” walaupun di tengah-tengah gemuru hujan, tapi woohyun masih mendengar kalimat yang dikeluarkan oleh bibir tipis sunggyu. ‘tidak gyu, ini bukan salahmu’ ingin rasanya woohyun mengatakan itu kepada sunggyu, tapi tenggorokannya sangat sakit untuk membuka mulutnya. Alhasil woohyun hanya membalas pelukan hangat sunggyu. 
Sunggyu tak bisa membawa woohyun bernaung karena disaat seperti ini woohyun pasti tak dapat bergerak jadi sunggyu pasti akan sangat kesulitan membawanya. Sunggyu hanya bisa berharap woohyun segera sadar, membuka matanya dan mengucapkan ‘aku tidak papa gyu’
∞∞∞∞∞∞
10 menit...
15 menit...
Sunggyu masih betah memeluk tubuh woohyun
Pelan tapi pasti woohyun membuka matanya. Menundukkan wajahnya mendapatkan namja manis sedang memeluk erat dirinya
“gyu....” sunggyu tersentak mendengar suara woohyun. Benarkah itu woohyun?
“sunggyu-ya” woohyun mencoba melepas pelukan erat sunggyu
“woohyun-ah...!” sunggyu merasa tak percaya melihat woohyun. Senyuman woohyun hadir di bawah hujan? Bukankah itu hal yang langka?
“mian, aku tak bisa menjadi sahabatmu lagi gyu” woohyun menangkup pipi putih mulus sunggyu. Ucapan woohyun berhasil membulatkan mata sipit sunggyu –nihil
“ma-maksudmu apa woohyun-ah?” seandainya sekarang mereka tak berada di bawah guyuran deras air hujan, woohyun pasti dapat melihat dengan jelas mata sipit sunggyu yang sudah mulai berkaca-kaca
“saranghae” benar! woohyun sudah mengucapkannya dan mengeluarkan isi hatinya yang selama 2 tahun ini ia simpan dalam-dalam. Apapun jawaban sunggyu, woohyun pasrah yang penting woohyun sudah mengeluarkan isi hatinya kan?
“woohyun-ah coba kau ulangi” sunggyu merasa tak percaya dengan pendengarannya sendiri dan apa yang ia dengar
“saranghae kim sunggyu”
“lebih keras nam woohyun” ucap sunggyu setengah berteriak
“saranghae Kim Sunggyuuuuuu” woohyun berteriak sekencang-kencangnya seakan meneriakan dan memberi tau dunia bahwa dirinya sangat mencintai sunggyu, di bawah hujan yang sangat deras ini. Sunggyu semakin mengeratkan pelukannya
“nado..” tak membutuhkan waktu lama, woohyun langsung mendapat jawaban sunggyu di tempat dan waktu itu juga. Bagaimana sunggyu membutuhkan waktu? Toh dia sendiri memang sudah lama mencintai woohyun
“kau juga mencintaiku? Jeongmalyo?”
“eum... sudah lama..” woohyun tersenyum mendengarnya, ternyata cintanya selama ini tidak bertepuk sebelah tangan
“gyu ini sudah tengah malam, kalau kita terus disini kita akan sakit” woohyun dan sunggyu berteduh di tempat mereka semula, di depan pintu masuk asrama –terasnya
“hyun.... bagaimana dengan traumamu?” tanya sunggyu heran melihat woohyun yang sepertinya bisa berada di bawah hujan
“aku berusaha melupakannya” bibir woohyun terangkat untuk senyum lagi, bahkan lebih manis dari biasanya. Biasalah sekarangkan sudah jadi namja chingunya J
“karena dirimu gyu..” lanjut woohyun. Woohyun menarik dagu runcing sunggyu mencoba mendekatkan wajahnya dengan sunggyu. Sunggyu yang mengerti dengan apa yang akan woohyun lakukan pada dirinya perlahan-lahan menutup matanya....
CHU~
Ciuman panjang yang woohyun berikan kepada sunggyu. Woohyun melepas pegangan tangannya di dagu sunggyu berpindah ke pinggang sunggyu, memeluknya erat tanpa melepas tautan bibirnya. 
Sunggyu semakin merapatkan matanya, sensasi aneh menjalar dalam tubuhnya. Woohyun melepas ciumannya karena merasa sunggyu membutuhkan pasokan oksigen yang mulai habis dalam paru-parunya. 
Menangkup wajah imut sunggyu lalu mengucapkan...
“saranghae kim sunggyu”
END
AAAaaaaa!!!! sumpah aku tidak bisa buat ending yang begituan...
alhasil ngawur,,,
walaupun begitu, jangan lupa yang merasa baca di komen ne.. :)

0 komentar:

Posting Komentar