Jumat, 26 Mei 2017

ff INFINITE The Strength In Diversity Chapter 5


Tittle : The Strength Of Diversity Chapter 5
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : Bromance, Friendship, Fantasy, Mysterie, Thriller. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : 15+ => untuk pembunuhannya nanti, bukan NC
NOTE : Ff ini terinspirasi dari sebuah novel, tapi alur, senjata, kekuatan dan tokoh yang berbeda tentunya. Ini bukan YAOI juga bukan GS, ini bromance ok!
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Chapter sebelumnya ...
Sung Gyu ditangap Alice dan dibawa ke Under Sea. Sung Gyu tidak menuruti ucapan suara yang ternyata adalah Woo Hyun, ia kabur dari Alice saat perjalanan menuju Under Sea. Akibatnya Alice mencongkel mata sebelah kirinya hingga akhirnya Sung Gyu tidak sadarkan diri dari saking takutnya. Sung Gyu bangun namun tetap mempunyai mata kiri. Seorang laki-laki jangkung yang mengaku dirinya adalah manusia super sama sepertinya dirinya, mengenalkan dan memperluas pengetahuan Sung Gyu tentang different gen. Sung Gyu dibawa ke dalam LAB, kemudian otaknya dicuci dengan helm listrik yang ada di sana hingga membuatnya tidak sadar bahwa dirinya tengah menjalan misi (membunuh) tanpa pelatihan. Dua tahun kemudian, different gen mempunyai misi di satu tempat. Woo Hyun yang merupakan satu-satunya different gen yang mempunyai monsta bertemu dengan lawannya dulu waktu ia masih menjadi seorang gamer. Monstanya yang bernama Draco harus bertarung melawan Alligator, monsta milik Tn. Axel. Pertarungan sengit itu akhirnya dimenangkan oleh Woo Hyun, dan Tn. Axel dimakan oleh monstanya sendiri. Misi selesai. Sebuah usulan yang diusulkan oleh Lee Sung Jong untuk kabur dari kurungan Alice dan dorongan dari Prof. Lee Jung Yeop untuk pergi ke Dunia Aladin semakin memperkuat different gen untuk cepat menjauh dari Alice. Selain bisa menemukan kekuatan sejati dengan black note, nantinya mereka juga bisa melawan pasukan air yang Alice ciptakan apabila sewaktu-waktu menyerang mereka.
===== Perjalanan ke Dunia Aladin =====
Chapter 5
Setelah melalui perjalanan panjang dan melelahkan, different gen memilih istirahat di atas sebuah bukit hijau. Woo Hyun dan Sung Gyu memilih mengisi energi dengan menempelkan kedua dahi mereka karena Woo Hyun baru selesai bertarung hebat dengan Tn. Axel. Myung Soo dan Sung Yeol masih berdebat tentang suatu hal yang tidak dapat dimengerti, mungkin hanya keduanya yang mengerti. Dong Woo dan Hoya berburu di hutan yang tidak jauh dari bukit untuk makan malam mereka. Terakhir, Sung Jong dan Taec Yeon menyusuri pantai mencari manusia lain selain mereka di sekitar bukit untuk sekedar bertanya atau menanyakan sesuatu tentang Palung Lauretian.
Woo Hyun menjauhkan wajahnya dari Sung Gyu merasa energinya cukup, mengambil senjatanya lalu mendirikan badannya menerawang jauh ke ujung laut. Sung Gyu mendongakkan kepalanya kemudian mengikuti Woo Hyun, berdiri di sampingnya.
“Boleh ku lihat petanya, Gyu ...”
“Sebentar,”
Sung Gyu mengambil pedang emas yang tadi ia letakkan di tempat duduknya. Membawanya ke samping Woo Hyun, mengacungkan pedang emas itu keatas sambil memejamkan matanya. Memancarlah sinar emas seperti lampu sorot yang sangat tinggi membuat semua different gen menarik perhatiannya.
Hoya yang berada di hutan bersama Dong Woo ternganga melihat sebuah pancaran cahaya tinggi yang sepertinya berasal dari atas bukit. Segera ia mengajak Dong Woo kembali ke tempat dengan tangan hampa tanpa membawa makan malam. Sesampainya di sana, rupanya different gen sedang berkumpul mendiskusikan sesuatu.
“Hey! Kalian melewatkan kami,” seru Dong Woo.
“Cepatlah ...”
Mendengar ucapan sigap Myung Soo, Dong Woo dan Hoya segera menghampiri different gen yang lain. Mata Hoya membulat melihat pedang Sung Gyu yang diberikan Alice bisa memancarkan cahaya yang terlihat seperti sebuah peta berwarna hijau.
“Ba-bagaimana kau melakukannya, Gyu?”
“Aku hanya meletakkan petanya dalam sarung pedangku, lalu tiba-tiba ada sebuah bisikan suara untukku agar aku mengangkat tanganku,”
“Tunggu!”
Sergahan Myung Soo berhasil membuat different gen menoleh kearahnya. Tapi Myung Soo malah mendelikkan matanya melihat Woo Hyun.
“Satu-satunya yang bisa mengirim suara lewat pikiran Sung Gyu hanya Woo Hyun,”
“Hey! Dari tadi Sung Gyu ada di sampingku, tidak mungkin aku mengirim telepati dengan jarak kami yang sangat dekat,”
“Benar kata Woo Hyun, Myung. Sudahlah, masalah sumber itu tidak penting, yang penting kita lihat letak black note,”
Usulan Hoya dijawab anggukan oleh different gen yang lain. Tidak berlangsung lama, Taec Yeon mulai angkat bicara.
“Kita hampir sampai, black note ada di depan kita,” ucap Taec Yeon.
“Jadi di depan sana letak Palung Lauretian?” Tanya Sung Jong.
“Pertanyaanku, dengan apa kita akan masuk ke dalam Palung Lauretian?” Sung Yeol mulai angkat bicara.
“Sebaiknya kita turun dulu, lihat kondisi di bawah,” usul Sung Gyu.
“Semuanya aman, Gyu.” Seru Tae Yeon
“Apakah tidak ada manusia disekitar sini?”
“Tidak ada, Myung. Ini daratan mati,”
“Lalu Hoya-ya. Apakah tidak ada monster atau hewan buas disekitar sini?”
“Tidak ada juga, Myung.”
Sung Gyu menatap khawatir pada Woo Hyun yang sedari tadi hanya diam dan menundukkan kepalanya ke bawah. “Hyun ....” seruan Sung Gyu membuat semua mata tertuju pada Woo Hyun.
Tidak ada jawaban, Woo Hyun hanya memberi intruksi padanya untuk diam dengan meletakkan jari telunjuknya di depan mulut. Different gen pun tampak menunggu apa yang akan Woo Hyun ucapkan sebagai penjelasan setelah ini. Suasana berubah menjadi tegang saat Woo Hyun melenguh seperti menahan sakit di area kepalanya membuat different gen khawatir. Ketika different gen ingin menolongnya yang sepertinya sudah tidak kuat menahan sakit, lagi-lagi Woo Hyun hanya memberi intruksi agar tidak mendekat.
Sung Gyu tampak gusar berdiam diri di tempat. “Jangan kekanak-kanakan, Hyun! Atau ku bunuh kau sekalian!” Bentak Sung Gyu. Woo Hyun hanya menundukkan kepalanya. Tidak ada yang bisa membantah Sung Gyu kalau Sung Gyu sudah berada di puncak kemarahan seperti ini.
Susah memang mempunyai pasangan empati yang mempunyai sifat keras kepala sepeti Woo Hyun. Sung Gyu dengan segera membantu Woo Hyun untuk duduk kembali di posisi awalnya.
“Sebenarnya ada apa, Hyun?” Tanya Sung Gyu lengkap dengan ekspresi khawatirnya. Woo Hyun tidak menjawab, dia hanya memejamkan matanya sambil sesekali memegangi kepalanya.
“Gyu, mungkin energinya belum cukup,”
“Benar kata Dong Woo, sepertinya dia kekurangan energi,” sambung Sung Yeol.
“Hhhhh ...” suara desahan Woo Hyun membuat semua mata menarik perhatian padanya. Jari telunjuk Woo Hyun terulur menyentuh pipi gembil Sung Gyu yang berjongkok di hadapannya, lalu menusuk-nusuknya di sana, “Kalau kau cemberut, aku tidak suka, kalau kau sedih, aku tidak suka, kalau kau mewek, kau imut, dan saat kau tersenyum membuatku ingin menarik senyumku juga, Kim Sung Gyu.” Ucapan yang lebih mirip sebuah desahan ini membuat different gen jengah mendengar suara Woo Hyun yang tiba-tiba menjadi hal menjijikkan untuk di dengar.
“Hey! Lihatlah kondisi, Hyun. Sekarang nyawa kita sedang terancam. Setelah ini bisa saja kita tidak bisa keluar dari sana dan mati membusuk di sana,”
“Perhatikan ucapanmu, Sung Jong-ah.” Tegur Sung Yeol.
“Aku benar-benar sakit, asal kalian tau itu. Aku membutuhkan energi Sung Gyu, tapi aku takut dia juga kehabisan energi, makanya aku sedikit menggodanya. Biasanya energi Sung Gyu akan langsung bertambah ketika aku menggodanya.”
Pletak!
Sebuah jitakan manis mendarat di kepala Woo Hyun membuatnya sedikit meringis kesakitan. Benar kata Woo Hyun, sepertinya energi Sung Gyu sudah bertambah.
Sung Gyu mendirikan badannya melangkah menjauh dari hadapan Woo Hyun. “Hey! Kim Sung Gyu! Berhenti di sana!” Teriakan Woo Hyun berhasil membuat Sung Gyu menghentikan langkahnya.
“Gyu, bagilah energimu dengan pasangan empatimu. Kau tidak ingin Myung Soo yang akan menggantikanmu, bukan? Bisa-bisa Woo Hyun mati tanpa bertarung, mati yang menyedihkan,”
Sung Gyu menghela napas kemudian membalikkan badannya, berjongkok kembali di hadapan Woo Hyun. Tanpa di ketahui, Sung Gyu mengambil belati kecil yang terselip dalam pakaian different gennya. Langsung saja ia angkat belati itu dan menggores telapak tangannya hingga tampak darah segar mengalir dengan deras menandakan betapa dalamnya goresan itu.
Semua mata different gen membulat melihat aksi Sung Gyu. “Apa yang kau lakukan, Gyu?”
“Kata Dong Woo aku harus membagi energi, bukan?”
“Lalu apa yang kau lakukan?”
“Aku akan membagi energiku dengan Woo Hyun. Apakah ada yang salah, Myung?”
“............. tidak tidak ... maksudku, bukankah kau harus tahu terlebih dahulu akibat tindakanmu ini?”
“Dengan meminum darahku, maka Woo Hyun tidak akan pernah kekurangan energi lagi. Aku sudah tahu itu,”
Mata Woo Hyun membulat, “Tidak, Gyu! Aku tidak mau,”
“Aishh! Setelah aku bersusah payah mengeluarkan darahku kau menyuruhku untuk membuangnya sia-sia,”
“Apa kau jijik, Woo Hyun-ssi?”
“Tidak Taec Yeon-ah, hanya saja aku ....”
“Cepat minum darah Sung Gyu atau kau akan mati,” ucapan Hoya membuat Woo Hyun tergagap. Ini benar-benar situasi yang sangat sulit baginya. Ia manusia, walaupun ia tahu membunuh sama saja dengan minum darah tapi itu adalah hal yang berbeda.
Woo Hyun membuka mulutnya setelah Sung Gyu mengangkat tangannya tepat di atas mulutnya. Seiring tetesan darah itu keluar, saat itu pula darah Sung Gyu masuk ke dalam tubuh Woo Hyun. Menelannya tanpa jijik seperti tengah meminum jus tomat namun berbau amis.
“Benar-benar terlihat seperti vampir,” gumam Sung Jong.
“Itu juga berdampak pada kehidupan mereka berdua ...” ucapan Myung Soo berhasil mengalihkan perhatian different gen yang sedari tadi tengah memusatkan perhatian pada Woo Hyun dan Sung Gyu.
 “Apa maksudmu, Myung?” Kali ini Sung Yeol juga tampak kebingungan dengan ucapan pasangan empatinya.
“Woo Hyun tidak bisa lepas dari Sung Gyu ...”
“Maksudmu, Woo Hyun dan Sung Gyu harus menikah?” Dengan tampang wajah tanpa dosanya, Dong Woo malah menanyakan hal yang tidak mungkin bagi mereka.
“Hey! Mereka itu sama-sama laki-laki,”
“Oi! Kalian different gen, bukan? Kenapa kalian mendadak bodoh seperti ini?”
“Jadi maksudmu apa, Myung?”
“Kesimpulannya, jika Sung Gyu sakit maka Woo Hyun juga sakit,”
“Kalau Sung Gyu mati maka Woo Hyun juga mati,” sambung Sung Yeol. Mungkin dua otak mereka sudah diciptakan sama, pasangan empati yang mempunyai IQ paling tinggi. Itu tidak buruk.
“Benar, kehidupan Woo Hyun tergantung Sung Gyu.”
“Jika Alice mengetahui ini dia akan memanfaatkannya,” seru Taec Yeon.
“Tutup mulut kalian rapat-rapat. Kalau pun nantinya Alice mengetahu hal ini, berarti ada salah satu diantara kita yang berkhianat,”
“Benar kata Dong Woo,” ucap Hoya. Different gen tampak menganggukkan kepalanya. Kembali mereka menarik perhatiannya pada Woo Hyun yang tengah menunggu tetes demi tetes darah Sung Gyu.
“Eugghhh ...” Woo Hyun melenguh berusaha menegakkan tubuhnya. Darah itu sudah tidak keluar lagi dari telapak tangan Sung Gyu, tapi Sung Gyu berusaha mengeluarkannya dengan mengeratkan kepalan tangannya hingga telapak tangannya memutih seperti tidak berdarah.
“Sudah cukup, darahmu sudah lumayan banyak ada dalam tubuh Woo Hyun, Gyu.” Cegah Taec Yeon.
Sung Gyu mendirikan badannya, mengehela napas sebentar kemudian mengambil pedangnya dan membuka sarung pedangnya membuat different gen terheran-heran. Apa lagi yang akan Sung Gyu lakukan?
“Jangan bil-....” telat, ucapan Hoya hanya melayang bagaikan udara di telinga Sung Gyu. Sung Gyu sudah menggores telapak tangannya lagi. Meleset dari dugaan different gen bahwa Sung Gyu akan memerlebar lukanya, goresan itu Sung Gyu lakukan untuk menyembuhkan tangannya.
“Jangan perlihatkan tampang bodoh kalian padaku,” seru Sung Gyu sambil memerlihatkan smirk evilnya. Myung Soo langsung menutup mulutnya yang dari tadi menganga melihat keajaiban yang langsung terjadi di hadapannya. Dia memeng different gen yang paling anti dengan kata bodoh.
Percayalah, walaupun mereka different gen tapi mereka jarang melihat sebuah keajaiban secara langsung seperti yang terjadi beberapa detik lalu. Kemampuan Hoya berganti raga saja hanya Dong Woo yang melihat secara langsung. Kemampuan yang mereka lakukan hanyalah sebuah kemampuan yang tidak lepas dari akal genius different gen. Seperti memunculkan monsta, membaca pikiran orang atau pun mengirim telepati pada pasangan empatinya.
“Belati itu melukaiku dan pedangku menyembuhkanku. Seperti itulah, kuharap kalian mengerti. Sebaiknya kita cepat turun ...” ucap Sung Gyu.
Sung Gyu menuruni bukit dengan tenang, berdiri seperti tengah berjalan di sebuah dataran lurus bukan sebuah tanjakan atau pun turunan. Diikuti dengan different gen lain.
“hufff! Tadi bukit, sekarang laut ...” dengus Sung Jong.
“Berhentilah mengeluh Sung Jong-ah.” Tegur Taec Yeon. Sung Jong hanya mempoutkan bibirnya. Baiklah, leader tidak boleh dibantah.
“Bagaimana cara kita menyeberangi laut ini?”
“Pertanyaan macam apa itu, Hyun? Tidak ada kata menyeberangi, kita harus masuk,”
“Masuk? Maksdumu masuk kemana?”
Sung Yeol memutar bola matanya lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada, “Dengar, tujuan kita adalah Palung Lauretian, berarti kita harus memasukinya bukan menyeberanginya,”
“Kita akan menggunakan apa?” Tanya Dong Woo.
“Kita gunakan ini,” tunjuk Myung Soo pada kepalanya. Mungkin isyarat darinya untuk menggunakan otak. Sung Gyu dan Taec Yeon menganggukkan kepalanya mengerti, sedangkan different gen yang lain tampak berpikir.
Lama mereka berpikir dengan memakai cara masing-masing. Sung Gyu dan Woo Hyun seperti biasa, selalu melakukan sesuatu secara bersama. Apalagi setelah mereka mengetahui bahwa hidup keduanya sudah terhubung dengan darah. Sung Yeol dan Myung Soo berada di di tepi laut. Different gen yang lain memilih mendudukkan tubuhnya di sebuah bongkahan batu besar sambil memikirkan cara masuk kedalam Palung Lauretian tanpa memakan korban.
“Oi! Apa sebaiknya kita istirahat dulu malam ini?”
“Tidak ada waktu untuk itu, Dong Woo-ya.” Dong Woo menganggukkan kepalanya menanggapi ucapan Taec Yeon.
Other_Side Myung Soo & Sung Yeol.
Sung Yeol menjongkokkan tubuhnya. Menyentuh ombak kecil yang menghampirinya. Myung Soo berdiri di sampingnya menatap jauh ke depan berusaha menerawang Palung Lauretian. Dengan tidak sengaja keajaiban itu terjadi membuat Myung Soo sedikit memundurkan badannya kebelakang.
Laut membeku. Semuanya berubah menjadi es yang semula merupakan hamparan air laut yang asin. Different gen yang masih berpikir untuk masuk ke dalam Palung Lauretian berdiri tidak jauh dari sana segera melarikan badannya mendekati Myung Soo dan Sung Yeol.
Sung Yeol mendirikan badannya, menatap tidak percaya dengan keajaiban yang dilakukan tangannya sendiri. Ia memajukan langkahnya, menginjak laut yang telah ia ubah menjadi es.
‘Ini nyata ..’ pikirnya.
Tepukan Sung Gyu menyadarkan Sung Yeol dari aksi terkejutnya, “Apa yang kau lakukan?”
“Ak-aku juga tidak tahu, Gyu. Aku hanya menyentuh sedikit air laut ini. La-lalu berubah seperti ini ...”
Different gen tampak berdecak kagum. Jangan tanyakan Myung Soo, ia masih belum kembali ke alam sadarnya. Baru tahukah ia bahwa pasangan empatinya sangat hebat?
“Kita akan menggunakan kesempatan ini,” ucap Woo Hyun.
Langsung saja ia berlari dengan gesit meninggalkan different gen yang lain di belakang. Semua tampak mengerti dengan ucapan Woo Hyun. Melakukan gerakan dengan cepat bukan hal mustahil bagi mereka. Hanya membutuhkan beberapa menit untuk menemukan letak Palung Lauretian. Ditambah sebelum ini mereka sudah melihat peta dari Prof. Lee yang ada pada Sung Gyu. Jadi mereka tidak memerlukan waktu untuk berlari kesana kemari untuk mencari Palung Lauretian.
Woo hyun sudah menunggu di dekat Palung Lauretian. Saat different gen yang lain sampai, ia sudah menunggu dengan tenang.
“Tidak ada tangga dan tidak ada Draco sebagai alat untuk memasuki palung. Kita harus terjun kebawah untuk memersingkat waktu. Malam hampir tiba, kita benar-benar tidak mempunyai waktu hanya untuk berpikir,” ucapan Woo hyun di tanggapi dengan tindakan cepat dari Taec Yeon yang tanpa aba-aba mendahului different gen lain mamasuki Palung Lauretian.
Palung Lauretian merupakan salah satu palung terdalam yang ada di Rusia. Salah satu cara menuju Dunia Aladin. Setelah memasuki Palung Lauretian mereka tidak bisa dinyatakan sampai ke Dunia Aladin. Ingat! Dunia Aladin tidak ada di dalam laut, melainkan dalam perut bumi. Kedalaman Palung Lauretian mencapai 700 kaki yang sangat tidak mungkin ada seorang manusia memasukinya. Yang ada di dalamnya hanya makhluk ber sel satu yang belum pernah di temukan oleh para ilmuwan.
Selama 15 menit meluncur kebawah laut, different gen melihat pemandangan sekitarnya yang sangat asing. Dimana semua makhluk terjebak dalam kebekuan yang Sung Yeol ciptakan. Rumput laut yang beku, gelembung air yang tampak seperti sebuah lubang tidak berair, dan masih banyak lagi keanehan-keanehan yang mereka lihat.
Different gen menapakkan kakinya di dasar laut. Seperti biasa, tampak bingung tanpa seorang pemandu handal. Semuanya hanya menggunakan insting tajam yang kebetulan selalu benar.
“WoW! Perjalanan yang luar biasa ...” seru Sung Jong.
“Cara kita memasuki bumi?” Pertanyaan Dong Woo kembali membuat different gen pusing. Kenapa mereka tidak memikirkan hal ini?
Myung Soo mengacungkan tangannya. Seperti biasa, sepertinya ia kembali menemukan sebuah ide untuk menyelesaikan masalah ini. Different gen tampak menunggu usulan yang biasanya selalu sempurna dari Myung Soo.
“Gunakan tembakmu, Hyun. Kau di depan dan kami akan mengikutimu dari belakang,” Woo Hyun menganggukkan kepalanya.
Ia menarik pelatuk tembaknya. Sebuah tembak terbuat dari baja dan logam yang tidak bisa digunakan bahkan diangkat oleh kekuatan manusia biasa. Satu tembakan bisa menghanguskan tubuh manusia hingga tak tersisa. Woo Hyun mulai manarik pelatuk tembahknya dan mengarahkan tembakannya ke arah bawah. Sementara different gen yang lain mengamankan diri masing-masing menghindari reruntuhan tanah.
“Tunggu ..!”
Suara Sung Gyu mengalihkan perhatian different gen ke arah belakang, semua mata tertuju padanya, “Jika kita tidak menutup area atas yang telah Woo Hyun buka, maka kita akan mati. Kekuatan Sung Yeol pasti sama dengan kekuatan Hoya, semuanya mempunyai waktu. Kita tidak tahu kapan es itu akan kembali menjadi air,”
“Biar aku yang menutupnya,”
“Tapi Taec Yeon-ah, kau belum tau dengan pasti kemampuanmu,” cegah Sung Jong.
“tenanglah, aku hanya akan berada pada barisan belakang, biarkan Sung Gyu di belakang Woo Hyun. Senjata Woo Hyun tergantung pada kekuatan Woo Hyun. Seperti kata Myung Soo tadi, hidupnya tergantung Sung Gyu. Aku memang tidak bisa menutupnya tapi aku akan memberikan intruksi pada kalian yang di depan untuk berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang aneh terjadi,”
“Sebaiknya aku di barisan belakang. Aku yang membuat lautan ini berubah menjadi es, mungkin kemampuanku nanti bisa membuat krystal es ... hahahha keren sekali,”
“Diam ditempat, Lee Sung Yeol!” Bentak Myung Soo. Tapi Sung yeol malah menanggapinya dengan sebuah sunggingan di tepi bibir plumnya dan terus melangkahkan kakinya ke arah barisan belakang. Sung Yeol hanya sedikit mendorong tubuh Taec Yeon sebagai isyarat untuk menggantikan posisinya tadi di samping Myung Soo.
Taec Yeon menepuk punggung Myung Soo sambil menganggukkan kepalanya, isyarat dari sang leader bahwa semuanya akan baik-baik saja, “Lanjutkan, Hyun!”
Sesuai perintah Taec Yeon, Woo Hyun menembakkan kembali tembak yang terbuat dari berbagai jenis logam itu, “Sung Yeol-ah ... kira-kira kita sudah berapa menit ada dalam tanah ini?” Seru Hoya yang berada di depan Sung Yeol. Hanya sebuah bisikan yang hanya bisa dengar mereka berdua.
“Molla .. Mungkin 17 menit atau 19 menit,”
“Gawat!”
“Wae?”
“Jika ucapan Sung Gyu benar masa kekuatan kita sama, berarti waktu kita hampir sedikit,”
“Apa maksudmu Ya?”
“Waktu kekuatanku hanya berlaku 20 menit,”
“Ouh astaga!” Reflex Sung Yeol membalikkan badannya melihat sisi belakang punggungnya setelah mendengar ucapan Hoya.
Tanpa sadar, air sudah berada 7 meter di depan Sung Yeol. Mata Sung Yeol membulat, ini lebih cepat terjadi dari dugaannya. Ditambah tidak ada cahaya sekecil apapun kecuali cahaya yang dihasilkan oleh tembak Woo Hyun.
“Air!” Teriak Sung Yeol. Semua mata tertuju ke area belakang, tempat Sung Yeol berdiri.
“Woo Hyun-ah! Jangan pedulikan daerah belakang! Cepat tembakkan, kerahkan seluruh kekuatanmu!” Teriak Dong Woo.
Tembakan terakhir yang bisa Woo Hyun lakukan. Berkisar 3 meter jaraknya antara tempatnya berdiri dan dunia aladin. Tembak yang telah dibuat sedemikian sempurna untuk membunuh musuh-musuh Alice bukanlah tipe senjata yang bisa mati hanya karena api dan air. Bukan karena tembak itu akan mati apabila terkena air, tapi teman-teman different gen bukanlah sejenis makhluk yang bisa hidup di dua alam. Mereka murni bernapas menggunakan paru-aru, bukan insang. Tembakan terakhir itu berhasil menghancurkan tanah hingga menembus ke dunia aladin yang tepat berada di bawah mereka. Air yang tak bisa dicegah meluncur menuju different gen pun hilang dan menjauh dengan sendirinya akibat ledakan dahsyat yang bersumber dari tembak Woo Hyun.
=====*=====
Different gen jatuh tersungkur ke tumpukan berlian, kristal, perhiasan, emas batang, dan berbagai macam tumpukan barang berharga yang telah terkumpul berabad-abad secara rahasia.
“Ughh ...”
Sung Jong melenguh merasa sakit hampir di seluruh bagian tubuhnya. Benar, setelah dilihat rupanya telapak tangannya tergores sebuah ....
“Oh astaga!” Matanya membulat melihat sekitarnya. Dan ... barang yang berhasil menggores telapak tangannya rupanya adalah sebuah pedang emas dengan ukiran cantik di kedua sisi tajamnya. Itu pasti senjata jaman kuno yang menjadi sebab pertikaian antar kerajaan.
Ia menelusuri setiap sudut yang ada dalam tempat ini. Mata bulatnya tertuju pada tubuh Sung Gyu yang tergeletak di atas tumpukan emas batangan. Saat ia hendak menghampiri Sung Gyu, perhatiannya tertarik pada obyek yang tengah tak sadarkan diri di sampingnya.
Lagi-lagi Sung Jong dibuat terkejut dengan tampilan Woo Hyun. Tunggu! Setelah dilihat-lihat, baju dan senjata yang ada dibelakang punggungnya juga berubah. Sung Jong duduk di samping Woo Hyun lalu menepuk-nepuk pipi Woo hyun. Pelan mata Woo Hyun tergerak membuat Sung Jong sedikit menghela napas tenang.
“Hyun, cepatlah bangun. Ada yang aneh dengan tempat ini,”
Woo Hyun mendudukkan badannya berusaha mencerna ucapan Sung Jong. Woo Hyun hanya memandang aneh sekaligus heran dengan sekitarnya.
“Gyu, kau sudah bangun ..” seru Sug Jong yang tiba-tiba melihat Sung Gyu sudah berada di samping Woo Hyun.
“Yang lain juga sudah bangun ..” mata Sung Jong berhenti berpijar saat menyadari perubahan pada Sung Gyu.
Sementara itu, mata kecil Sung Gyu tak bisa lepas dari mata Woo Hyun. Woo Hyun tampak bebeda dengan tampilan barunya. Dengan dua bola mata biru dan bintik-bintik violet disekitar matanya. Apakah ini yang akan terjadi pada different gen apabila kekuatan sejatinya setelah ditemukan?
Sung Jong berjalan mengitari badan Woo Hyun dan memilih duduk di samping Sung Gyu. "Gyu ... matamu,”
Suara Sung Jong membuat Sung Gyu mengalihkan perhatiannya dari Woo Hyun. Perlahan Sung Jong menyentuh bulu mata Sung Gyu dan hiasan unik yang ada di sekitar mata kecil Sung Gyu.

"Itu benar-benar cantik. " Sambung Sung Yeol, ia juga menghampiri Sung Gyu dan menatapnya kagum.

"Warna merah, seperti semangatmu, Gyu. Sangat Berapi-api." Ucap Myung Soo sambil merusaha membantu Woo Hyun untuk berdiri.

Semua different gen menatap kagum pada Sung Gyu. Dua bola matanya tetap hitam, bulu matanya juga seperti manusia kebanyakan, tapi hiasan mata warna merah dan gold yang menghiasi sekitar matanya membuat Sung Gyu tampak berbeda dari different gen yang lain. Biasanya hanya ada satu warna yang menghiasi sekitar mata different gen sebagai lambang semangat dan kekuatan pada different gen masing-masing, tapi Sung Gyu mempunyai dua warna yang berbeda. Merah dan gold, warna yang kontras sekali dengan kulitnya yang bersih.

"siapa sebenarnya dia? Apa yang membuatnya begitu berbeda? Bukankah dia juga diciptakan oleh Prof. Jonathan?" Monolog seseorang yang memiliki hiasan mata hitam di seberang sana melihat keanehan pada diri Sung Gyu.
“Ahh .. maaf Taec Yeon-ssi, sebaiknya kau bicara saja dengan mulutmu. Itu membuatku bising,”
“Apa maksudmu? Aku tak bicara apapun ...”
siapa sebenarnya dia? Apa yang membuatnya begitu berbeda? Bukankah dia juga diciptakan oleh Prof. Jonathan? Itu yang kau bisikkan dalam hatimu. Aku mendengarnya ...” senyum tampak mengembang di sudut bibir Dong Woo.
“Ini akan menyebalkan. Kekuatan tipe ini akan selalu aktif ...” serunya.
Different gen tampak terkikik mendengar seruan Dong Woo.
“Sudah sudah .. sudahi candaan kalian. Sekarang kita berada di Dunia Aladin, tujuan kita sekarang hanya balck note,” ucapan Myung Soo dijawab dengan anggukan oleh different gen yang lain.
Tugas mereka hanya mencari black note yang berada dalam tumpukan harta karun ini. Setelah itu, mereka bisa menikmati kekuatan itu dengan tenang tanpa gangguan dari Alice atau pun Under Sea. Dari sekian banyak harta karun yang tertumpuk hingga menggunung, mereka hanya membutuhkan sebuah buku hitam. Seluruh tempat sudah mereka cari, namun tak ada tanda-tanda black note ada dalam tempat yang mirip ruangan tak berlampu ini. Yang membantu penglihatan mereka hanya sebuah bongkahan berlian biru yang menjulang tinggi dan memancarkan cahaya.
“Hahhh ... apa benar black note ada di dunia ini, Taec Yeon-ah?” Tanya Woo Hyun sambil menidurkan badannya di atas sebuah perhiasan, menjadikan langit-langit tempat itu sebagai obyek pandangannya.
“Aku yakin. Eomma ... ahh maksudku Alice, dia sering memperbincangkan Dunia Aladin dan balck note dengan Prof. Lee.”
“Tapi kita sudah mencarinya di setiap sudut tempat ini,” sambung Myung Soo.
Mata Woo Hyun memicing melihat langit-langit tempat itu.
“Aku sudah lelah ...” seru Sung Gyu.
“Kita hentikan saja,”
Woo Hyun mendirikan badannya, masih tetap terpaku dengan atap tempat itu.
“Kita kembali ke Under Sea saja,”
“Tunggu!”
“Ada apa, Hyun?”
“Kalian cepatlah kesini,” ucap Woo Hyun.
Different gen saling menatap, masih bingung dengan ucapan Woo Hyun. Tak berselang lama, different gen sudah berada di samping Woo Hyun, bersiap mendengarkan penuturan Woo Hyun.
“Kenapa kita bisa ada di sini?”
“Bukankah tujuan kita memang Dunia Aladin?”
“Bukan, bukan itu maksudku, Myung. Maksudku, kita bisa ada di sini lewat mana? Lihatlah sekeliling kalian, tak ada pintu dan tak ada jendela. Lalu kita masuk lewat mana?”
Different gen tercengang mendengar ucapan Woo Hyun. “Kalian melupakan sesuatu ...” seru Sung Yeol.
“Kita kembali ke beberapa menit yang lalu. Aku tidak sengaja membekukan laut, kemudian kita terjebak antara air dan tanah. Lalu Woo Hyun menggunakan tembaknya untuk memasuki Dunia Aladin dengan penembakan horizontal dan vertikal. Hal terakhir yang Woo Hyun lakukan adalah menggunakan kekuatan penuh yang ada pada senjata miliknya yang sekarang ia sendiri lupa senjata itu ada di mana,” Sung Yeol menyunggingkan senyum tipis di bibirnya setelah menyelesaikan penjelasan panjang pada teman-temannya.
“Benar, aku hampir lupa. Senjataku tidak ada padaku,”
“Dan kalian lihat. Senjataku malah berubah menjadi benda ini,” ucap Sung Jong sambil menunjuk kunai yang berada di belakang punggungnya.
“Kalian melihat keanehan lain?” Tanya Sung Yeol.
“Eum. Mata, baju, senjata, dan beban tubuhku. Sebenarnya apa yang terjadi, Sung Yeol-ah?” Tanya Hoya pebuh rasa heran.

“Benar. Bola mata Woo Hyun biru, dan bintik-bintik violet di sekitar matanya, Taec Yeon, bola mata coklat dan warna hitam mirip sayap di sudut matanya, Sung Gyu, bola mata hitam, gabungan warna merah dan gold di sekitar mata bulan sabitnya, Hoya, aku tidak begitu mengerti maksud dari hiasan di sekitar matamu. Apakah itu karena kemampuanmu sudah diketahui sejak awal, itu lebih mirip dengan sebuah gambaran manusia bergerak, Dong Woo, bola mata ungu dan sepertinya merah darah sebagai lambang kekuatanmu,  Myung Soo, bola mata hitam tapi dikelilingi warna kuning, sepertinya nanti kau akan mempunyai kekuatan petir atau mengendalikan listrik, Myung. Kehebatan kekuatan itu tergambar dari sudut mata elangmu. Sung Jong, urat matamu terlihat dengan jelas. Semuanya tampak hijau, apa mungkin kau akan mempunyai kemampuan yang berkaitan dengan alam? Siapa yang tau, aku hanya menebak saja. Kita tetap membutuhkan black note sebagai penuntun kita,”

Different gen tampak melihat satu sama lain. Melihat kagum teman selama 10 tahun ini bersama mereka. Teman yang mengalami penyiksaan secara bersama, menjalani misi bersama, dan menyelesaikan suatu masalah rumit bersama yang biasanya tidak mungkin bagi mereka yang masih remaja kala itu bisa melewati penyiksaan berat dari Alice. Namun, percayalah itu semua hanyalah langkah awal yang different gen ambil untuk menyihir pengikut Alice agar berpaling dari Alice dan memilih untuk membantu different gen. Buktinya, mereka sudah bisa mencuri kasih dari Prof. Lee, pimpinan LAB Under Sea hingga akhirnya mereka mendapatkan peta untuk mencari black note.

Matamu juga biru, Yeol. Seperti mata Woo Hyun. Tampak seperti Perpaduan air dan salju yang sangat dingin di musim dingin. Bahkan dari sini kekuatanmu sangat jelas,”

“Benarkah? Apa yang ada di sudut mataku, Myung?”

Sebuah bunga salju ...”

Mata hazel Sung Yeol membulat. Pelan tangannya terulur menyentuh sudut matanya. Benar, di sana seperti ada sesuatu yang sangat dingin namun terasa hangat baginya. Ditambah baju yang ia pakai berubah menjadi warna biru dan pedang yang terbuat dari logam, berhiaskan bunga mawar warna biru di pegangan dan kedua sisi tajam pedang itu ada di belakang punggungnya. Semuanya benar-benar melambangkan kebekuan dan kedinginan.
“Tapi ... kalian semua mempunyai senjata, lalu bagaimana denganku?”
“Tenanglah, aku yakin petualangan kita tidak hanya sampai di tempat ini. Perlahan kita semua akan mengetahuinya, hyun.”
“Lalu bagimana balck notenya?” Tanya Taec Yeon.
“E-eumm ... sepertinya black note yang dimaksud kalian itu,” tunjuk Woo Hyun pada sebuah buku yang menempel di atap tempat itu.
Baiklah, kali ini apa lagi? Mereka harus menggunakan apa untuk mengambil black note yang ada di atap Dunia Aladin. Haruskah Woo Hyun memanggil Draco dengan menggunakan mantra menakutkannya atau mereka harus menyusun peti harta karun yang ada?
Usaha paling memuaskan adalah usaha yang bersumber dari diri sendiri. Setidaknya itu prinsip yang tertuang dalam diri masing-masing different gen. Memanggil Draco akan mengacaukan semuanya. Mungkin akan lebih gampang, tapi tubuh Draco yang besar belum tentu muat dalam Dunia Aladin. Lalu mereka harus menggunakan apa?

TBC


Nantikan petualangan mereka selanjutnya ;) 

0 komentar:

Posting Komentar