Tittle : The
Strength Of Diversity Chapter 5
Author : Kim
Hye Jin_MRS
Main cats : Kim
Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats :
Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan
kebutuhan
Genre :
Bromance, Friendship, Fantasy, Mysterie, Thriller. Untuk yang lain silahkan
tentukan sendiri
Rated : 15+
=> untuk pembunuhannya nanti, bukan NC
NOTE : Ff ini
terinspirasi dari sebuah novel, tapi alur, senjata, kekuatan dan tokoh yang
berbeda tentunya. Ini bukan YAOI juga bukan GS, ini bromance ok!
WARNING : TYPO
bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat
sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy
Reading -*-^_^
Chapter
sebelumnya ...
Sung Gyu
ditangap Alice dan dibawa ke Under Sea. Sung Gyu tidak menuruti ucapan suara yang ternyata adalah Woo Hyun, ia
kabur dari Alice saat perjalanan menuju Under Sea. Akibatnya Alice mencongkel
mata sebelah kirinya hingga akhirnya Sung Gyu tidak sadarkan diri dari saking
takutnya. Sung Gyu bangun namun tetap mempunyai mata kiri. Seorang laki-laki
jangkung yang mengaku dirinya adalah manusia super sama sepertinya dirinya,
mengenalkan dan memperluas pengetahuan Sung Gyu tentang different gen. Sung Gyu
dibawa ke dalam LAB, kemudian otaknya dicuci dengan helm listrik yang ada di
sana hingga membuatnya tidak sadar bahwa dirinya tengah menjalan misi
(membunuh) tanpa pelatihan. Dua tahun kemudian, different gen mempunyai misi di
satu tempat. Woo Hyun yang merupakan satu-satunya different gen yang mempunyai
monsta bertemu dengan lawannya dulu waktu ia masih menjadi seorang gamer.
Monstanya yang bernama Draco harus bertarung melawan Alligator, monsta milik Tn.
Axel. Pertarungan sengit itu akhirnya dimenangkan oleh Woo Hyun, dan Tn. Axel
dimakan oleh monstanya sendiri. Misi selesai. Sebuah usulan yang diusulkan oleh
Lee Sung Jong untuk kabur dari kurungan Alice dan dorongan dari Prof. Lee Jung
Yeop untuk pergi ke Dunia Aladin semakin memperkuat different gen untuk cepat
menjauh dari Alice. Selain bisa menemukan kekuatan sejati dengan black note,
nantinya mereka juga bisa melawan pasukan air yang Alice ciptakan apabila
sewaktu-waktu menyerang mereka.
=====
Perjalanan ke Dunia Aladin =====
Chapter 5
Setelah melalui
perjalanan panjang dan melelahkan, different gen memilih istirahat di atas
sebuah bukit hijau. Woo Hyun dan Sung Gyu memilih mengisi energi dengan
menempelkan kedua dahi mereka karena Woo Hyun baru selesai bertarung hebat
dengan Tn. Axel. Myung Soo dan Sung Yeol masih berdebat tentang suatu hal yang
tidak dapat dimengerti, mungkin hanya keduanya yang mengerti. Dong Woo dan Hoya
berburu di hutan yang tidak jauh dari bukit untuk makan malam mereka. Terakhir,
Sung Jong dan Taec Yeon menyusuri pantai mencari manusia lain selain mereka di
sekitar bukit untuk sekedar bertanya atau menanyakan sesuatu tentang Palung
Lauretian.
Woo Hyun
menjauhkan wajahnya dari Sung Gyu merasa energinya cukup, mengambil senjatanya
lalu mendirikan badannya menerawang jauh ke ujung laut. Sung Gyu mendongakkan
kepalanya kemudian mengikuti Woo Hyun, berdiri di sampingnya.
“Boleh ku lihat
petanya, Gyu ...”
“Sebentar,”
Sung Gyu
mengambil pedang emas yang tadi ia letakkan di tempat duduknya. Membawanya ke
samping Woo Hyun, mengacungkan pedang emas itu keatas sambil memejamkan
matanya. Memancarlah sinar emas seperti lampu sorot yang sangat tinggi membuat
semua different gen menarik perhatiannya.
Hoya yang
berada di hutan bersama Dong Woo ternganga melihat sebuah pancaran cahaya
tinggi yang sepertinya berasal dari atas bukit. Segera ia mengajak Dong Woo
kembali ke tempat dengan tangan hampa tanpa membawa makan malam. Sesampainya di
sana, rupanya different gen sedang berkumpul mendiskusikan sesuatu.
“Hey! Kalian
melewatkan kami,” seru Dong Woo.
“Cepatlah ...”
Mendengar
ucapan sigap Myung Soo, Dong Woo dan Hoya segera menghampiri different gen yang
lain. Mata Hoya membulat melihat pedang Sung Gyu yang diberikan Alice bisa
memancarkan cahaya yang terlihat seperti sebuah peta berwarna hijau.
“Ba-bagaimana
kau melakukannya, Gyu?”
“Aku hanya
meletakkan petanya dalam sarung pedangku, lalu tiba-tiba ada sebuah bisikan
suara untukku agar aku mengangkat tanganku,”
“Tunggu!”
Sergahan Myung
Soo berhasil membuat different gen menoleh kearahnya. Tapi Myung Soo malah
mendelikkan matanya melihat Woo Hyun.
“Satu-satunya
yang bisa mengirim suara lewat pikiran Sung Gyu hanya Woo Hyun,”
“Hey! Dari tadi
Sung Gyu ada di sampingku, tidak mungkin aku mengirim telepati dengan jarak
kami yang sangat dekat,”
“Benar kata Woo
Hyun, Myung. Sudahlah, masalah sumber itu tidak penting, yang penting kita
lihat letak black note,”
Usulan Hoya
dijawab anggukan oleh different gen yang lain. Tidak berlangsung lama, Taec
Yeon mulai angkat bicara.
“Kita hampir
sampai, black note ada di depan kita,” ucap Taec Yeon.
“Jadi di depan
sana letak Palung Lauretian?” Tanya Sung Jong.
“Pertanyaanku,
dengan apa kita akan masuk ke dalam Palung Lauretian?” Sung Yeol mulai angkat
bicara.
“Sebaiknya kita
turun dulu, lihat kondisi di bawah,” usul Sung Gyu.
“Semuanya aman,
Gyu.” Seru Tae Yeon
“Apakah tidak
ada manusia disekitar sini?”
“Tidak ada,
Myung. Ini daratan mati,”
“Lalu Hoya-ya.
Apakah tidak ada monster atau hewan buas disekitar sini?”
“Tidak ada
juga, Myung.”
Sung Gyu
menatap khawatir pada Woo Hyun yang sedari tadi hanya diam dan menundukkan
kepalanya ke bawah. “Hyun ....” seruan Sung Gyu membuat semua mata tertuju pada
Woo Hyun.
Tidak ada
jawaban, Woo Hyun hanya memberi intruksi padanya untuk diam dengan meletakkan
jari telunjuknya di depan mulut. Different gen pun tampak menunggu apa yang
akan Woo Hyun ucapkan sebagai penjelasan setelah ini. Suasana berubah menjadi
tegang saat Woo Hyun melenguh seperti menahan sakit di area kepalanya membuat
different gen khawatir. Ketika different gen ingin menolongnya yang sepertinya
sudah tidak kuat menahan sakit, lagi-lagi Woo Hyun hanya memberi intruksi agar
tidak mendekat.
Sung Gyu tampak
gusar berdiam diri di tempat. “Jangan kekanak-kanakan, Hyun! Atau ku bunuh kau
sekalian!” Bentak Sung Gyu. Woo Hyun hanya menundukkan kepalanya. Tidak ada
yang bisa membantah Sung Gyu kalau Sung Gyu sudah berada di puncak kemarahan
seperti ini.
Susah memang
mempunyai pasangan empati yang mempunyai sifat keras kepala sepeti Woo Hyun.
Sung Gyu dengan segera membantu Woo Hyun untuk duduk kembali di posisi awalnya.
“Sebenarnya ada
apa, Hyun?” Tanya Sung Gyu lengkap dengan ekspresi khawatirnya. Woo Hyun tidak
menjawab, dia hanya memejamkan matanya sambil sesekali memegangi kepalanya.
“Gyu, mungkin
energinya belum cukup,”
“Benar kata
Dong Woo, sepertinya dia kekurangan energi,” sambung Sung Yeol.
“Hhhhh ...”
suara desahan Woo Hyun membuat semua mata menarik perhatian padanya. Jari
telunjuk Woo Hyun terulur menyentuh pipi gembil Sung Gyu yang berjongkok di
hadapannya, lalu menusuk-nusuknya di sana, “Kalau kau cemberut, aku tidak suka,
kalau kau sedih, aku tidak suka, kalau kau mewek, kau imut, dan saat kau
tersenyum membuatku ingin menarik senyumku juga, Kim Sung Gyu.” Ucapan yang
lebih mirip sebuah desahan ini membuat different gen jengah mendengar suara Woo
Hyun yang tiba-tiba menjadi hal menjijikkan untuk di dengar.
“Hey! Lihatlah
kondisi, Hyun. Sekarang nyawa kita sedang terancam. Setelah ini bisa saja kita
tidak bisa keluar dari sana dan mati membusuk di sana,”
“Perhatikan
ucapanmu, Sung Jong-ah.” Tegur Sung Yeol.
“Aku
benar-benar sakit, asal kalian tau itu. Aku membutuhkan energi Sung Gyu, tapi
aku takut dia juga kehabisan energi, makanya aku sedikit menggodanya. Biasanya
energi Sung Gyu akan langsung bertambah ketika aku menggodanya.”
Pletak!
Sebuah jitakan
manis mendarat di kepala Woo Hyun membuatnya sedikit meringis kesakitan. Benar
kata Woo Hyun, sepertinya energi Sung Gyu sudah bertambah.
Sung Gyu mendirikan
badannya melangkah menjauh dari hadapan Woo Hyun. “Hey! Kim Sung Gyu! Berhenti
di sana!” Teriakan Woo Hyun berhasil membuat Sung Gyu menghentikan langkahnya.
“Gyu, bagilah
energimu dengan pasangan empatimu. Kau tidak ingin Myung Soo yang akan
menggantikanmu, bukan? Bisa-bisa Woo Hyun mati tanpa bertarung, mati yang
menyedihkan,”
Sung Gyu
menghela napas kemudian membalikkan badannya, berjongkok kembali di hadapan Woo
Hyun. Tanpa di ketahui, Sung Gyu mengambil belati kecil yang terselip dalam
pakaian different gennya. Langsung saja ia angkat belati itu dan menggores
telapak tangannya hingga tampak darah segar mengalir dengan deras menandakan
betapa dalamnya goresan itu.
Semua mata
different gen membulat melihat aksi Sung Gyu. “Apa yang kau lakukan, Gyu?”
“Kata Dong Woo
aku harus membagi energi, bukan?”
“Lalu apa yang
kau lakukan?”
“Aku akan
membagi energiku dengan Woo Hyun. Apakah ada yang salah, Myung?”
“.............
tidak tidak ... maksudku, bukankah kau harus tahu terlebih dahulu akibat
tindakanmu ini?”
“Dengan meminum
darahku, maka Woo Hyun tidak akan pernah kekurangan energi lagi. Aku sudah tahu
itu,”
Mata Woo Hyun
membulat, “Tidak, Gyu! Aku tidak mau,”
“Aishh! Setelah
aku bersusah payah mengeluarkan darahku kau menyuruhku untuk membuangnya
sia-sia,”
“Apa kau jijik,
Woo Hyun-ssi?”
“Tidak Taec
Yeon-ah, hanya saja aku ....”
“Cepat minum
darah Sung Gyu atau kau akan mati,” ucapan Hoya membuat Woo Hyun tergagap. Ini
benar-benar situasi yang sangat sulit baginya. Ia manusia, walaupun ia tahu
membunuh sama saja dengan minum darah tapi itu adalah hal yang berbeda.
Woo Hyun
membuka mulutnya setelah Sung Gyu mengangkat tangannya tepat di atas mulutnya.
Seiring tetesan darah itu keluar, saat itu pula darah Sung Gyu masuk ke dalam
tubuh Woo Hyun. Menelannya tanpa jijik seperti tengah meminum jus tomat namun
berbau amis.
“Benar-benar
terlihat seperti vampir,” gumam Sung Jong.
“Itu juga
berdampak pada kehidupan mereka berdua ...” ucapan Myung Soo berhasil
mengalihkan perhatian different gen yang sedari tadi tengah memusatkan
perhatian pada Woo Hyun dan Sung Gyu.
“Apa maksudmu, Myung?” Kali ini Sung Yeol juga
tampak kebingungan dengan ucapan pasangan empatinya.
“Woo Hyun tidak
bisa lepas dari Sung Gyu ...”
“Maksudmu, Woo
Hyun dan Sung Gyu harus menikah?” Dengan tampang wajah tanpa dosanya, Dong Woo
malah menanyakan hal yang tidak mungkin bagi mereka.
“Hey! Mereka
itu sama-sama laki-laki,”
“Oi! Kalian
different gen, bukan? Kenapa kalian mendadak bodoh seperti ini?”
“Jadi maksudmu
apa, Myung?”
“Kesimpulannya,
jika Sung Gyu sakit maka Woo Hyun juga sakit,”
“Kalau Sung Gyu
mati maka Woo Hyun juga mati,” sambung Sung Yeol. Mungkin dua otak mereka sudah
diciptakan sama, pasangan empati yang mempunyai IQ paling tinggi. Itu tidak
buruk.
“Benar,
kehidupan Woo Hyun tergantung Sung Gyu.”
“Jika Alice
mengetahui ini dia akan memanfaatkannya,” seru Taec Yeon.
“Tutup mulut
kalian rapat-rapat. Kalau pun nantinya Alice mengetahu hal ini, berarti ada
salah satu diantara kita yang berkhianat,”
“Benar kata
Dong Woo,” ucap Hoya. Different gen tampak menganggukkan kepalanya. Kembali
mereka menarik perhatiannya pada Woo Hyun yang tengah menunggu tetes demi tetes
darah Sung Gyu.
“Eugghhh ...”
Woo Hyun melenguh berusaha menegakkan tubuhnya. Darah itu sudah tidak keluar
lagi dari telapak tangan Sung Gyu, tapi Sung Gyu berusaha mengeluarkannya
dengan mengeratkan kepalan tangannya hingga telapak tangannya memutih seperti
tidak berdarah.
“Sudah cukup,
darahmu sudah lumayan banyak ada dalam tubuh Woo Hyun, Gyu.” Cegah Taec Yeon.
Sung Gyu
mendirikan badannya, mengehela napas sebentar kemudian mengambil pedangnya dan
membuka sarung pedangnya membuat different gen terheran-heran. Apa lagi yang
akan Sung Gyu lakukan?
“Jangan
bil-....” telat, ucapan Hoya hanya melayang bagaikan udara di telinga Sung Gyu.
Sung Gyu sudah menggores telapak tangannya lagi. Meleset dari dugaan different
gen bahwa Sung Gyu akan memerlebar lukanya, goresan itu Sung Gyu lakukan untuk
menyembuhkan tangannya.
“Jangan
perlihatkan tampang bodoh kalian padaku,” seru Sung Gyu sambil memerlihatkan
smirk evilnya. Myung Soo langsung menutup mulutnya yang dari tadi menganga
melihat keajaiban yang langsung terjadi di hadapannya. Dia memeng different gen
yang paling anti dengan kata bodoh.
Percayalah,
walaupun mereka different gen tapi mereka jarang melihat sebuah keajaiban
secara langsung seperti yang terjadi beberapa detik lalu. Kemampuan Hoya
berganti raga saja hanya Dong Woo yang melihat secara langsung. Kemampuan yang
mereka lakukan hanyalah sebuah kemampuan yang tidak lepas dari akal genius
different gen. Seperti memunculkan monsta, membaca pikiran orang atau pun
mengirim telepati pada pasangan empatinya.
“Belati itu
melukaiku dan pedangku menyembuhkanku. Seperti itulah, kuharap kalian mengerti.
Sebaiknya kita cepat turun ...” ucap Sung Gyu.
Sung Gyu
menuruni bukit dengan tenang, berdiri seperti tengah berjalan di sebuah dataran
lurus bukan sebuah tanjakan atau pun turunan. Diikuti dengan different gen
lain.
“hufff! Tadi
bukit, sekarang laut ...” dengus Sung Jong.
“Berhentilah
mengeluh Sung Jong-ah.” Tegur Taec Yeon. Sung Jong hanya mempoutkan bibirnya.
Baiklah, leader tidak boleh dibantah.
“Bagaimana cara
kita menyeberangi laut ini?”
“Pertanyaan
macam apa itu, Hyun? Tidak ada kata menyeberangi, kita harus masuk,”
“Masuk?
Maksdumu masuk kemana?”
Sung Yeol
memutar bola matanya lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dada, “Dengar,
tujuan kita adalah Palung Lauretian, berarti kita harus memasukinya bukan
menyeberanginya,”
“Kita akan
menggunakan apa?” Tanya Dong Woo.
“Kita gunakan
ini,” tunjuk Myung Soo pada kepalanya. Mungkin isyarat darinya untuk
menggunakan otak. Sung Gyu dan Taec Yeon menganggukkan kepalanya mengerti,
sedangkan different gen yang lain tampak berpikir.
Lama mereka
berpikir dengan memakai cara masing-masing. Sung Gyu dan Woo Hyun seperti
biasa, selalu melakukan sesuatu secara bersama. Apalagi setelah mereka
mengetahui bahwa hidup keduanya sudah terhubung dengan darah. Sung Yeol dan
Myung Soo berada di di tepi laut. Different gen yang lain memilih mendudukkan
tubuhnya di sebuah bongkahan batu besar sambil memikirkan cara masuk kedalam
Palung Lauretian tanpa memakan korban.
“Oi! Apa
sebaiknya kita istirahat dulu malam ini?”
“Tidak ada
waktu untuk itu, Dong Woo-ya.” Dong Woo menganggukkan kepalanya menanggapi
ucapan Taec Yeon.
Other_Side
Myung Soo & Sung Yeol.
Sung Yeol
menjongkokkan tubuhnya. Menyentuh ombak kecil yang menghampirinya. Myung Soo
berdiri di sampingnya menatap jauh ke depan berusaha menerawang Palung
Lauretian. Dengan tidak sengaja keajaiban itu terjadi membuat Myung Soo sedikit
memundurkan badannya kebelakang.
Laut membeku.
Semuanya berubah menjadi es yang semula merupakan hamparan air laut yang asin. Different
gen yang masih berpikir untuk masuk ke dalam Palung Lauretian berdiri tidak
jauh dari sana segera melarikan badannya mendekati Myung Soo dan Sung Yeol.
Sung Yeol
mendirikan badannya, menatap tidak percaya dengan keajaiban yang dilakukan
tangannya sendiri. Ia memajukan langkahnya, menginjak laut yang telah ia ubah
menjadi es.
‘Ini nyata ..’
pikirnya.
Tepukan Sung
Gyu menyadarkan Sung Yeol dari aksi terkejutnya, “Apa yang kau lakukan?”
“Ak-aku juga
tidak tahu, Gyu. Aku hanya menyentuh sedikit air laut ini. La-lalu berubah
seperti ini ...”
Different gen
tampak berdecak kagum. Jangan tanyakan Myung Soo, ia masih belum kembali ke
alam sadarnya. Baru tahukah ia bahwa pasangan empatinya sangat hebat?
“Kita akan
menggunakan kesempatan ini,” ucap Woo Hyun.
Langsung saja
ia berlari dengan gesit meninggalkan different gen yang lain di belakang. Semua
tampak mengerti dengan ucapan Woo Hyun. Melakukan gerakan dengan cepat bukan
hal mustahil bagi mereka. Hanya membutuhkan beberapa menit untuk menemukan
letak Palung Lauretian. Ditambah sebelum ini mereka sudah melihat peta dari
Prof. Lee yang ada pada Sung Gyu. Jadi mereka tidak memerlukan waktu untuk
berlari kesana kemari untuk mencari Palung Lauretian.
Woo hyun sudah
menunggu di dekat Palung Lauretian. Saat different gen yang lain sampai, ia
sudah menunggu dengan tenang.
“Tidak ada
tangga dan tidak ada Draco sebagai alat untuk memasuki palung. Kita harus
terjun kebawah untuk memersingkat waktu. Malam hampir tiba, kita benar-benar
tidak mempunyai waktu hanya untuk berpikir,” ucapan Woo hyun di tanggapi dengan
tindakan cepat dari Taec Yeon yang tanpa aba-aba mendahului different gen lain
mamasuki Palung Lauretian.
Palung Lauretian
merupakan salah satu palung terdalam yang ada di Rusia. Salah satu cara menuju
Dunia Aladin. Setelah memasuki Palung Lauretian mereka tidak bisa dinyatakan
sampai ke Dunia Aladin. Ingat! Dunia Aladin tidak ada di dalam laut, melainkan
dalam perut bumi. Kedalaman Palung Lauretian mencapai 700 kaki yang sangat
tidak mungkin ada seorang manusia memasukinya. Yang ada di dalamnya hanya
makhluk ber sel satu yang belum pernah di temukan oleh para ilmuwan.
Selama 15 menit
meluncur kebawah laut, different gen melihat pemandangan sekitarnya yang sangat
asing. Dimana semua makhluk terjebak dalam kebekuan yang Sung Yeol ciptakan.
Rumput laut yang beku, gelembung air yang tampak seperti sebuah lubang tidak
berair, dan masih banyak lagi keanehan-keanehan yang mereka lihat.
Different gen
menapakkan kakinya di dasar laut. Seperti biasa, tampak bingung tanpa seorang
pemandu handal. Semuanya hanya menggunakan insting tajam yang kebetulan selalu
benar.
“WoW!
Perjalanan yang luar biasa ...” seru Sung Jong.
“Cara kita
memasuki bumi?” Pertanyaan Dong Woo kembali membuat different gen pusing.
Kenapa mereka tidak memikirkan hal ini?
Myung Soo
mengacungkan tangannya. Seperti biasa, sepertinya ia kembali menemukan sebuah
ide untuk menyelesaikan masalah ini. Different gen tampak menunggu usulan yang
biasanya selalu sempurna dari Myung Soo.
“Gunakan
tembakmu, Hyun. Kau di depan dan kami akan mengikutimu dari belakang,” Woo Hyun
menganggukkan kepalanya.
Ia menarik
pelatuk tembaknya. Sebuah tembak terbuat dari baja dan logam yang tidak bisa
digunakan bahkan diangkat oleh kekuatan manusia biasa. Satu tembakan bisa
menghanguskan tubuh manusia hingga tak tersisa. Woo Hyun mulai manarik pelatuk
tembahknya dan mengarahkan tembakannya ke arah bawah. Sementara different gen
yang lain mengamankan diri masing-masing menghindari reruntuhan tanah.
“Tunggu ..!”
Suara Sung Gyu
mengalihkan perhatian different gen ke arah belakang, semua mata tertuju
padanya, “Jika kita tidak menutup area atas yang telah Woo Hyun buka, maka kita
akan mati. Kekuatan Sung Yeol pasti sama dengan kekuatan Hoya, semuanya
mempunyai waktu. Kita tidak tahu kapan es itu akan kembali menjadi air,”
“Biar aku yang
menutupnya,”
“Tapi Taec
Yeon-ah, kau belum tau dengan pasti kemampuanmu,” cegah Sung Jong.
“tenanglah, aku
hanya akan berada pada barisan belakang, biarkan Sung Gyu di belakang Woo Hyun.
Senjata Woo Hyun tergantung pada kekuatan Woo Hyun. Seperti kata Myung Soo
tadi, hidupnya tergantung Sung Gyu. Aku memang tidak bisa menutupnya tapi aku
akan memberikan intruksi pada kalian yang di depan untuk berjaga-jaga kalau ada
sesuatu yang aneh terjadi,”
“Sebaiknya aku
di barisan belakang. Aku yang membuat lautan ini berubah menjadi es, mungkin
kemampuanku nanti bisa membuat krystal es ... hahahha keren sekali,”
“Diam ditempat,
Lee Sung Yeol!” Bentak Myung Soo. Tapi Sung yeol malah menanggapinya dengan
sebuah sunggingan di tepi bibir plumnya dan terus melangkahkan kakinya ke arah
barisan belakang. Sung Yeol hanya sedikit mendorong tubuh Taec Yeon sebagai
isyarat untuk menggantikan posisinya tadi di samping Myung Soo.
Taec Yeon
menepuk punggung Myung Soo sambil menganggukkan kepalanya, isyarat dari sang
leader bahwa semuanya akan baik-baik saja, “Lanjutkan, Hyun!”
Sesuai perintah
Taec Yeon, Woo Hyun menembakkan kembali tembak yang terbuat dari berbagai jenis
logam itu, “Sung Yeol-ah ... kira-kira kita sudah berapa menit ada dalam tanah
ini?” Seru Hoya yang berada di depan Sung Yeol. Hanya sebuah bisikan yang hanya
bisa dengar mereka berdua.
“Molla ..
Mungkin 17 menit atau 19 menit,”
“Gawat!”
“Wae?”
“Jika ucapan
Sung Gyu benar masa kekuatan kita sama, berarti waktu kita hampir sedikit,”
“Apa maksudmu
Ya?”
“Waktu
kekuatanku hanya berlaku 20 menit,”
“Ouh astaga!”
Reflex Sung Yeol membalikkan badannya melihat sisi belakang punggungnya setelah
mendengar ucapan Hoya.
Tanpa sadar,
air sudah berada 7 meter di depan Sung Yeol. Mata Sung Yeol membulat, ini lebih
cepat terjadi dari dugaannya. Ditambah tidak ada cahaya sekecil apapun kecuali
cahaya yang dihasilkan oleh tembak Woo Hyun.
“Air!” Teriak
Sung Yeol. Semua mata tertuju ke area belakang, tempat Sung Yeol berdiri.
“Woo Hyun-ah!
Jangan pedulikan daerah belakang! Cepat tembakkan, kerahkan seluruh kekuatanmu!”
Teriak Dong Woo.
Tembakan
terakhir yang bisa Woo Hyun lakukan. Berkisar 3 meter jaraknya antara tempatnya
berdiri dan dunia aladin. Tembak yang telah dibuat sedemikian sempurna untuk
membunuh musuh-musuh Alice bukanlah tipe senjata yang bisa mati hanya karena
api dan air. Bukan karena tembak itu akan mati apabila terkena air, tapi
teman-teman different gen bukanlah sejenis makhluk yang bisa hidup di dua alam.
Mereka murni bernapas menggunakan paru-aru, bukan insang. Tembakan terakhir itu
berhasil menghancurkan tanah hingga menembus ke dunia aladin yang tepat berada
di bawah mereka. Air yang tak bisa dicegah meluncur menuju different gen pun
hilang dan menjauh dengan sendirinya akibat ledakan dahsyat yang bersumber dari
tembak Woo Hyun.
=====*=====
Different gen
jatuh tersungkur ke tumpukan berlian, kristal, perhiasan, emas batang, dan
berbagai macam tumpukan barang berharga yang telah terkumpul berabad-abad
secara rahasia.
“Ughh ...”
Sung Jong
melenguh merasa sakit hampir di seluruh bagian tubuhnya. Benar, setelah dilihat
rupanya telapak tangannya tergores sebuah ....
“Oh astaga!”
Matanya membulat melihat sekitarnya. Dan ... barang yang berhasil menggores
telapak tangannya rupanya adalah sebuah pedang emas dengan ukiran cantik di
kedua sisi tajamnya. Itu pasti senjata jaman kuno yang menjadi sebab pertikaian
antar kerajaan.
Ia menelusuri
setiap sudut yang ada dalam tempat ini. Mata bulatnya tertuju pada tubuh Sung
Gyu yang tergeletak di atas tumpukan emas batangan. Saat ia hendak menghampiri
Sung Gyu, perhatiannya tertarik pada obyek yang tengah tak sadarkan diri di
sampingnya.
Lagi-lagi Sung
Jong dibuat terkejut dengan tampilan Woo Hyun. Tunggu! Setelah dilihat-lihat,
baju dan senjata yang ada dibelakang punggungnya juga berubah. Sung Jong duduk
di samping Woo Hyun lalu menepuk-nepuk pipi Woo hyun. Pelan mata Woo Hyun
tergerak membuat Sung Jong sedikit menghela napas tenang.
“Hyun, cepatlah
bangun. Ada yang aneh dengan tempat ini,”
Woo Hyun
mendudukkan badannya berusaha mencerna ucapan Sung Jong. Woo Hyun hanya
memandang aneh sekaligus heran dengan sekitarnya.
“Gyu, kau sudah
bangun ..” seru Sug Jong yang tiba-tiba melihat Sung Gyu sudah berada di
samping Woo Hyun.
“Yang lain juga
sudah bangun ..” mata Sung Jong berhenti berpijar saat menyadari perubahan pada
Sung Gyu.
Sementara itu,
mata kecil Sung Gyu tak bisa lepas dari mata Woo Hyun. Woo Hyun tampak bebeda dengan tampilan barunya. Dengan dua bola mata
biru dan bintik-bintik violet disekitar matanya. Apakah ini yang akan terjadi
pada different gen apabila kekuatan sejatinya setelah ditemukan?
Sung Jong berjalan
mengitari badan Woo Hyun dan memilih duduk di samping Sung Gyu. "Gyu ...
matamu,”
Suara Sung Jong
membuat Sung Gyu mengalihkan perhatiannya dari Woo Hyun. Perlahan Sung Jong
menyentuh bulu mata Sung Gyu dan hiasan unik yang ada di sekitar mata kecil Sung Gyu.
"Itu benar-benar cantik. " Sambung Sung Yeol, ia juga menghampiri Sung Gyu dan menatapnya kagum.
"Warna merah, seperti semangatmu, Gyu. Sangat Berapi-api." Ucap Myung Soo sambil merusaha membantu Woo Hyun untuk berdiri.
Semua different gen menatap kagum pada Sung Gyu. Dua bola matanya tetap hitam, bulu matanya juga seperti manusia kebanyakan, tapi hiasan mata warna merah dan gold yang menghiasi sekitar matanya membuat Sung Gyu tampak berbeda dari different gen yang lain. Biasanya hanya ada satu warna yang menghiasi sekitar mata different gen sebagai lambang semangat dan kekuatan pada different gen masing-masing, tapi Sung Gyu mempunyai dua warna yang berbeda. Merah dan gold, warna yang kontras sekali dengan kulitnya yang bersih.
"siapa sebenarnya dia? Apa yang membuatnya begitu berbeda? Bukankah dia juga diciptakan oleh Prof. Jonathan?" Monolog seseorang yang memiliki hiasan mata hitam di seberang sana melihat keanehan pada diri Sung Gyu.
"Itu benar-benar cantik. " Sambung Sung Yeol, ia juga menghampiri Sung Gyu dan menatapnya kagum.
"Warna merah, seperti semangatmu, Gyu. Sangat Berapi-api." Ucap Myung Soo sambil merusaha membantu Woo Hyun untuk berdiri.
Semua different gen menatap kagum pada Sung Gyu. Dua bola matanya tetap hitam, bulu matanya juga seperti manusia kebanyakan, tapi hiasan mata warna merah dan gold yang menghiasi sekitar matanya membuat Sung Gyu tampak berbeda dari different gen yang lain. Biasanya hanya ada satu warna yang menghiasi sekitar mata different gen sebagai lambang semangat dan kekuatan pada different gen masing-masing, tapi Sung Gyu mempunyai dua warna yang berbeda. Merah dan gold, warna yang kontras sekali dengan kulitnya yang bersih.
"siapa sebenarnya dia? Apa yang membuatnya begitu berbeda? Bukankah dia juga diciptakan oleh Prof. Jonathan?" Monolog seseorang yang memiliki hiasan mata hitam di seberang sana melihat keanehan pada diri Sung Gyu.
“Ahh .. maaf
Taec Yeon-ssi, sebaiknya kau bicara saja dengan mulutmu. Itu membuatku bising,”
“Apa maksudmu?
Aku tak bicara apapun ...”
“siapa sebenarnya dia?
Apa yang membuatnya begitu berbeda? Bukankah dia juga diciptakan oleh Prof.
Jonathan? Itu yang kau bisikkan dalam
hatimu. Aku mendengarnya ...” senyum tampak mengembang di sudut bibir Dong Woo.
“Ini akan menyebalkan. Kekuatan tipe ini akan selalu aktif
...” serunya.
Different gen tampak terkikik mendengar seruan Dong Woo.
“Sudah sudah .. sudahi candaan kalian. Sekarang kita berada
di Dunia Aladin, tujuan kita sekarang hanya balck note,” ucapan Myung Soo
dijawab dengan anggukan oleh different gen yang lain.
Tugas mereka hanya mencari black note yang berada dalam
tumpukan harta karun ini. Setelah itu, mereka bisa menikmati kekuatan itu
dengan tenang tanpa gangguan dari Alice atau pun Under Sea. Dari sekian banyak
harta karun yang tertumpuk hingga menggunung, mereka hanya membutuhkan sebuah
buku hitam. Seluruh tempat sudah mereka cari, namun tak ada tanda-tanda black
note ada dalam tempat yang mirip ruangan tak berlampu ini. Yang membantu
penglihatan mereka hanya sebuah bongkahan berlian biru yang menjulang tinggi
dan memancarkan cahaya.
“Hahhh ... apa benar black note ada di dunia ini, Taec
Yeon-ah?” Tanya Woo Hyun sambil menidurkan badannya di atas sebuah perhiasan,
menjadikan langit-langit tempat itu sebagai obyek pandangannya.
“Aku yakin. Eomma ... ahh maksudku Alice, dia sering
memperbincangkan Dunia Aladin dan balck note dengan Prof. Lee.”
“Tapi
kita sudah mencarinya di setiap sudut tempat ini,” sambung Myung Soo.
Mata
Woo Hyun memicing melihat langit-langit tempat itu.
“Aku
sudah lelah ...” seru Sung Gyu.
“Kita
hentikan saja,”
Woo
Hyun mendirikan badannya, masih tetap terpaku dengan atap tempat itu.
“Kita
kembali ke Under Sea saja,”
“Tunggu!”
“Ada
apa, Hyun?”
“Kalian
cepatlah kesini,” ucap Woo Hyun.
Different
gen saling menatap, masih bingung dengan ucapan Woo Hyun. Tak berselang lama,
different gen sudah berada di samping Woo Hyun, bersiap mendengarkan penuturan
Woo Hyun.
“Kenapa
kita bisa ada di sini?”
“Bukankah
tujuan kita memang Dunia Aladin?”
“Bukan,
bukan itu maksudku, Myung. Maksudku, kita bisa ada di sini lewat mana? Lihatlah
sekeliling kalian, tak ada pintu dan tak ada jendela. Lalu kita masuk lewat
mana?”
Different
gen tercengang mendengar ucapan Woo Hyun. “Kalian melupakan sesuatu ...” seru
Sung Yeol.
“Kita
kembali ke beberapa menit yang lalu. Aku tidak sengaja membekukan laut,
kemudian kita terjebak antara air dan tanah. Lalu Woo Hyun menggunakan
tembaknya untuk memasuki Dunia Aladin dengan penembakan horizontal dan vertikal.
Hal terakhir yang Woo Hyun lakukan adalah menggunakan kekuatan penuh yang ada
pada senjata miliknya yang sekarang ia sendiri lupa senjata itu ada di mana,”
Sung Yeol menyunggingkan senyum tipis di bibirnya setelah menyelesaikan
penjelasan panjang pada teman-temannya.
“Benar,
aku hampir lupa. Senjataku tidak ada padaku,”
“Dan
kalian lihat. Senjataku malah berubah menjadi benda ini,” ucap Sung Jong sambil
menunjuk kunai yang berada di belakang punggungnya.
“Kalian
melihat keanehan lain?” Tanya Sung Yeol.
“Eum.
Mata, baju, senjata, dan beban tubuhku. Sebenarnya apa yang terjadi, Sung
Yeol-ah?” Tanya Hoya pebuh rasa heran.
“Benar.
Bola mata Woo Hyun biru, dan bintik-bintik
violet di sekitar matanya, Taec Yeon, bola mata coklat dan
warna hitam mirip sayap di sudut matanya, Sung
Gyu, bola mata hitam, gabungan warna merah dan gold di sekitar mata bulan
sabitnya, Hoya, aku tidak begitu
mengerti maksud dari hiasan di sekitar matamu. Apakah itu karena kemampuanmu
sudah diketahui sejak awal, itu lebih mirip dengan sebuah gambaran manusia
bergerak, Dong
Woo, bola mata ungu dan sepertinya merah darah sebagai lambang kekuatanmu, Myung Soo,
bola mata hitam tapi dikelilingi warna kuning, sepertinya nanti kau akan
mempunyai kekuatan petir atau mengendalikan listrik, Myung. Kehebatan kekuatan
itu tergambar dari sudut mata elangmu. Sung
Jong, urat matamu terlihat dengan jelas.
Semuanya tampak hijau, apa mungkin kau akan mempunyai kemampuan yang berkaitan
dengan alam? Siapa yang tau, aku hanya menebak saja. Kita tetap
membutuhkan black note sebagai penuntun kita,”
Different
gen tampak melihat satu sama lain. Melihat kagum teman selama 10 tahun ini
bersama mereka. Teman yang mengalami penyiksaan secara bersama, menjalani misi
bersama, dan menyelesaikan suatu masalah rumit bersama yang biasanya tidak
mungkin bagi mereka yang masih remaja kala itu bisa melewati penyiksaan berat
dari Alice. Namun, percayalah itu semua hanyalah langkah awal yang different
gen ambil untuk menyihir pengikut Alice agar berpaling dari Alice dan memilih
untuk membantu different gen. Buktinya, mereka sudah bisa mencuri kasih dari
Prof. Lee, pimpinan LAB Under Sea hingga akhirnya mereka mendapatkan peta untuk
mencari black note.
“Matamu juga biru, Yeol. Seperti mata Woo Hyun. Tampak
seperti Perpaduan air dan salju yang sangat dingin di musim dingin. Bahkan dari
sini kekuatanmu sangat jelas,”
“Benarkah?
Apa yang ada di sudut mataku, Myung?”
“Sebuah bunga salju
...”
Mata
hazel Sung Yeol membulat. Pelan tangannya terulur menyentuh sudut matanya.
Benar, di sana seperti ada sesuatu yang sangat dingin namun terasa hangat
baginya. Ditambah baju yang ia pakai berubah menjadi warna biru dan pedang yang
terbuat dari logam, berhiaskan bunga mawar warna biru di pegangan dan kedua
sisi tajam pedang itu ada di belakang punggungnya. Semuanya benar-benar
melambangkan kebekuan dan kedinginan.
“Tapi
... kalian semua mempunyai senjata, lalu bagaimana denganku?”
“Tenanglah,
aku yakin petualangan kita tidak hanya sampai di tempat ini. Perlahan kita
semua akan mengetahuinya, hyun.”
“Lalu
bagimana balck notenya?” Tanya Taec Yeon.
“E-eumm
... sepertinya black note yang dimaksud kalian itu,” tunjuk Woo Hyun pada
sebuah buku yang menempel di atap tempat itu.
Baiklah,
kali ini apa lagi? Mereka harus menggunakan apa untuk mengambil black note yang
ada di atap Dunia Aladin. Haruskah Woo Hyun memanggil Draco dengan menggunakan
mantra menakutkannya atau mereka harus menyusun peti harta karun yang ada?
Usaha
paling memuaskan adalah usaha yang bersumber dari diri sendiri. Setidaknya itu
prinsip yang tertuang dalam diri masing-masing different gen. Memanggil Draco
akan mengacaukan semuanya. Mungkin akan lebih gampang, tapi tubuh Draco yang besar
belum tentu muat dalam Dunia Aladin. Lalu mereka harus menggunakan apa?
TBC
Nantikan
petualangan mereka selanjutnya ;)
0 komentar:
Posting Komentar