Sabtu, 25 Maret 2017

ff WooGyu Falling In Love With My Idol Chapter 5


Tittle : Falling In Love With My Idol Chapter 5
Author: Kim Hye Jin_MRS
Main cast : WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast : Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre : Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length : Chapter 5 of...?
WARNING : pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi Author yang baik
NOTE : FF ini benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy Reading  ~0~)
Sebelumnya dichapter 4
‘aku bahagia bisa mengenalmu hyun, gomawo.. setelah aku mengenalmu lebih jauh aku sering merasakan hal-hal aneh yang terjadi pada dada sebelah kiriku. Perasaan yang tak bisa kukontrol. a-apa apakah ini...’
Chapter 5
Sunggyu memasuki kafe Paradise di ikuti Woohyun dibelakangnya. “gyu.. sajangnim memanggilmu” sebuah suara menghentikan langkahnya saat hendak memasuki ruang ganti. Ia pun menuju tempat keberadaan orang yang dimaksud Dongwoo tadi
Woohyun mendudukkan dirinya di tempat yang kemarin, kursi paling pojok dekat jendela. Dongwoo menghampiri Woohyun dengan membawa buku menu Kafe Paradise
“gyu eodia?” Dongwoo meletakkan buku menu di depan Woohyun. “bukankah seharusnya yang mencatat pesanan pelanggan itu Sunggyu?” lanjutnya lagi sambil mendongakkan kepalanya menatap Dongwoo yang masih berdiri di depannya sambil berkacak pinggang
Dongwoo melihat sekitar sebentar, merasa pelanggan sudah terlayani semua ia mendudukkan dirinya di depan Woohyun. “tadi Sunggyu dipanggil sajangnim, makanya aku yang menggantikannya”
“wae? Apa Sunggyu melakukan kesalahan?” tanya Woohyun. Otak liciknya mulai menguak, padahal jelas-jelas yang ia sendiri yang membuat Sunggyu telat. Sunggyu telat gara-gara Woohyun tak cepat  memberi taukan jam kan? Seandainya Woohyun cepat memberi tau, dipastikan Sunggyu tak akan telat
“dia telat” jawab Dongwoo singkat. Woohyun mengangguk-anggukkan kepalanya. “lalu kenapa kau tadi masuk kafe bersama Sunggyu?” lanjut Dongwoo. Woohyun mengambil buku menu yang ada di hadapannya dan mulai membolak-balikkan buku menu itu, mencari menu favoritenya
“mulai malam ini dia akan tinggal denganku” ucapan Woohyun kali ini sukses membuat mata Dongwoo membulat
“bwo!?”
“ekhmmm... maksudku bukan itu. Mulai malam ini Sunggyu akan bekerja di apartementku sebagi pelayan”
“pelayan?” Dongwoo menatap Woohyun penuh selidik, tapi Woohyun tetap tak mengalihkan pandangannya dari buku menu Kafe Paradise
“aku pesan milk shake” ucapnya lalu meletakkan kembali buku menu di depan Dongwoo
“jangan alihkan topic....”
“Nam Woohyun, Woohyun itu Namaku”
“jangan alihkan topic Nam Woohyun-ssi”
“Sunggyu akan jadi pelayan di apartementku, ada yang salah?”
“jangan macam-macam padanya Woohyun-ssi, dia namja baik-baik” dalam hati Woohyun terkikik geli mengetahui pikiran kotor Dongwoo. Smirk tipis Woohyun tampakkan di bibirnya untuk lebih meyakinkan Dongwoo dengan presepsinya
“Ya!!” bentak Dongwoo. Secara tak langsung ia menjadi pusat perhatian pelanggan, karena merasa bersalah telah mengganggu kenyamanan mereka ia pun menundukkan badannya 90o kemudian mendudukkan kembali dirinya di depan Woohyun
“kekkekk hhhmmmppp....” Woohyun terkikik kecil sambil menutup mulutnya dengan tangannya, sedangkan Dongwoo menatapnya dengan tatapan yang menelanjangi
Dongwoo menghela napas sebentar untuk meredam emosinya. “sekarang jelaskan apa maksudmu Woohyun-ssi?” Woohyun masih tetap menutup mulutnya dengan telapak tangannya. “katakan atau Sunggyu...”
“a-andwe!.. a-aku memang mempekerjakan Sunggyu di apartementku, tapi benar-benar pelayan. Hyung jangan berpikir yang macam-macam” Dongwoo manggut-manggut mendengar penjelasan Woohyun. “lalu kenapa kau tak mengatakannya dari tadi eoh!?”
“lalu ucapan hyung yang tadi gimana? ‘katakan atau Sunggyu....’” sekarang giliran Woohyun yang mendelikkan matanya pada Dongwoo
“atau Sunggyu aku ambil” ucap Dongwoo kemudian berlalu meninggalkan Woohyun yang tengah diam membeku dan mata membulat
‘benar, dia pasti Dongwoo hyung. Dia orang yang dimaksud Sunggyu malam itu. Ap-apa dia juga mencintai Sunggyu? andwe! Sunggyu nekkoya’
Garis lengkung terus terlihat ketika Dongwoo berjalan menuju dapur mengingat kejadian beberapa detik lalu. ‘dasar bodoh! Sajangnimku itu Namja chinguku’ batinnya
Other_side
Ceklek!
Pintu terbuka, Sunggyu pun langsung melangkahkan kakinya lurus ke depan menuju tempat sajangnimnya. Panggil saja dia Hoya, Namja chingu Dongwoo
“sa-sajangnim memanggil saya?” ucap Sunggyu dengan nada bergetar. Pasalnya ini adalah pertamakalinya ia melakukan kesalahan, jadi ia tak tau apakah sajangnimnya ini galak atau tidak. Sejak ia bekerja di sini, hanya nama yang ia tau
“duduklah” intruksinya. Sunggyu pun duduk dengan perasaan pasrah sambil menundukkan kepalanya, takut-takut orang yang sekarang tengah ada di hadapannya ini langsung menyemprotnya dengan ucapan-ucapan penas, seperti eomma tirinya dulu
“tak usah takut, aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu” ucapan Sunggyu berhasil membuat Sunggyu mendongakkan kepalanya. “n-ne?”
“apa kau punya pekerjaan lain selain disini?”
“e-eum... 2 pekerjaan. Ah ani! Sekarang 3 pekerjaan”
“bwo? 3?” Sunggyu menganggukkan kepalanya mantap menjawab pertanyaan Hoya. “ekhmm... dengar gyu, aku tau kau anak yang rajin tapi tak seharusnya kau rakus dengan pekerjaan. Sekolahmu, diusiamu yang sekarang ini, kewajibanmu hanya sekolah gyu. Kau juga butuh istrirahat, ingat itu”
“ta-tapi sajangnim..”
“tak ada tapi-tapian, sekarang aku memaklumimu keterlambatanmu. Untuk selanjutnya aku tak akan memaklumi lagi” kembali Sunggyu menundukkan kepalanya, mengingat pekerjaan inilah yang selama ini menopang hidupnya. Penghasilan dari mengantar susu tak seberapa, dan gajinya tak sebanding dengan bekerja di kafe ini
“sekarang kau bisa keluar, kerjakan pekerjaanmu”
“ne, algasseumnida” Sunggyu pun memberanjakkan dirinya meninggalkan ruangan Hoya setelah menundukkan badannya
Ceklek!
Pintu tertutup. Hoya menatap sendu kepergian Sunggyu, rasa kasihan tiba-tiba menyergap hatinya. Tak lama kemudian ponselnya berdering, segera ia raih. Melihat sebentar id pemanggi, ‘DW <3’, Nama itu tertera disana, kemudian Hoya menempelkan ponselnya pada telinganya
“yeobseyo...”
“........”
“Sunggyu..”
“..........”
“kau tau sendiri, aku kasihan padanya. Aku baru tau ternyata dia mempunyai 2 pekerjaan lagi selain di sini”
“.........”
“molla..”
“.........”
“aku tak tega melakukannya”
“...........”
“arasseo, akanku pertimbangkan saranmu, gomawo chagiya”
PIP
Hoya menutup sambungan teleponnya
------------
Ceklek!
Sunggyu menutup kembali pintu ruangan sajangnimnya. Diam sebentar, menghela napas kemudian tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju ruang ganti
Setelah selesai mengganti bajunya, Sunggyu langsung mengambil buku menu yang ada di tangan Dongwoo. “selamat datang..” ucapnya sambil membungkukkan badannya pada pelanggan yang baru datang. Tak lupa senyuman manis ia tampakkan untuk menyegarkan wajah para pelanggan
Tanpa Sunggyu sadari, tak jauh dari tempatnya berdiri menyambut pelanggan sepasang mata tengah menatapnya tanpa melepas senyuman manis dibibirnya. Woohyun, siapa lagi...
Woohyun terus menatap Sunggyu yang sibuk dengan pelanggan-pelanggan yang terus berdatangan. Sementara senyumannya tak pernah ia lepas dari bibirnya. Matanya terus terarah pada Sunggyu, Namun beda dengan pikirannya. Ia terus memikirkan masalah hidup obyek yang sedari tadi ia pandangi
Bagaimana cara mengembalikan haknya? Bagaimana cara mengembalikan senyum Sunggyu yang murni? Bagaimana cara menghilangkan trauma-trauma yang Sunggyu miliki? Semuanya terus berputar dikepala Woohyun
Cling! Sebuah lampu kecil menyala di atas kepala Woohyun menandakan sebuah ide tiba-tiba hinggap dalam otaknya. Segera ia raih ponsel yang ada di samping milk shakenya. Woohyun menekan tombol 3 pada papan tombol ponselnya dan secara otomatis ia memanggil orang yang berada di urutan no. 3 pada kontak ponselnya
“yeobseyo...”
‘eum Woohyun-ah..’
“appa..”
‘waeyo adhel?’
“Woohyun boleh minta tolong pada appa?”
‘katakanlah’
Sekarang biarkanlah Woohyun menceritakan kisah tragis Sunggyu dan jati diri Sunggyu yang sebenarnya. Siapa sebenarnya Kim Sunggyu, dan apa yang terjadi dengan Kim Corp, perusahaan Tn. Kim yang tak sesukses dulu semasa hidupnya Tn. Kim
‘k-kau bersahabat dengan anaknya Tn. Kim?’ tanya appa Woohyun. Dari nada bicaranya Tn. Nam, dapat kita dengar nada terkejut. Tentu, karena ia tau yang sebenarnya siapa itu Tn. Kim dan perusahaan Kim Corp
“ne appa, waeyo?” ingin rasanya Woohyun menjawab, ‘ne appa, dan aku akan menjadikannya menantu appa’ tapi Woohyun masih di beri kesadaran, ia tak mungkin mengatakan hal tersebut pada appanya
‘gwenchana, hanya saja kau sangat beruntung anakku’
Woohyun memutar bola matanya kemudian menghela napas sebentar. “appa.. aku menelpon appa ingin meminta bantuan” rengeknya sambil mempoutkan bibirnya seolah appanya sekarang tengah berada di depannya
‘kau ingin appa mengembalikan haknya?’
“ne, matjayo”
‘baiklah, appa akan membantumu. Tapi appa tidak bisa sekarang Woohyun-ah..’
“ah wae?”
‘tau eomma baru datang dari Amerika? Besok eommamu harus kembali lagi dan appa harus ikut. Ada masalah yang harus di urus dalam Five Stars’
“arasseo, kapan appa eomma pulang?”
‘2 atau 3 bulan lagi’
“bwo? Appa... tak bisakah lebih cepat”
Other-side
Sunggyu membalikkan badannya sebentar, menelusuri kafe mencari orang yang tadi bersamanya. Mata sipitnya menghilang ketika ia tersenyum. Sunggyu hanya tersenyum kecil melihat tingkah Woohyun yang sepertinya tengah merengek pada seseorang dari ponsel yang ia tempelkan pada telinganya karena Sunggyu tak bisa mendengar apa yang tengah Woohyun bicarakan dengan orang yang ada di seberang sana. Sepertinya benar, Woohyun tengah merengek. Dilihat dari tingkahnya yang sebentar-sebentar senyum, kadang bibirnya dimanyunkan, kadang dipoutkan. ‘lucu sekali’ menurut Sunggyu
“chogi! Disini pesan milk shake cappocino” panggilan pelanggan mengehentikan Sunggyu menatap Woohyun. Ia rutuki dirinya sendiri bisa lupa dengan latar belakang hidupnya saat ini, tak mungkin ia bisa bersanding dengan Woohyun
Back to Woohyun...
“bwo? Appa.. tak bisakah lebih cepat?”
‘tak bisa Woohyun-ah, kau mungkin bisa minta bantuan Boohyun untuk masalahmu ini’
“ah! Matta, hampir lupa. Aku mempunyai hyung...”
‘ck! Karena ia ada di Jepang 15 tahun tak harus kau melupakannya, dia itu juga lahir dari rahim yang sama denganmu arasseo!’
“ne...”
‘sudah, eomma datang. Tutup dulu’
PIP
Sambungan terputus secara sepihak dari seberang, Woohyun menatap kesal pada ponselnya. Kenapa ia bisa lupa kalau ia bukan anak tunggal? Dongsaeng durhaka!. Pantas kalau ia lupa, terakhir kali ia bermain sekaligus bertemu dengan Boohyun waktu ia masih berumur 3 tahun dan selanjutnya ia tak pernah menghubungi hyungnya. Sebab Boohyun memilih tinggal di Jepang pun ia lupa
Kembali Woohyun letakkan ponselnya di samping cup milk shakenya, ada 3 cup dan semuanya sudah habis. Melihat sebentar jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ’masih lama’ gumamnya
Woohyun mencari keberadaan idolanya, ah! satu meja didepannya. Kembali ia lempar senyuman pada Sunggyu yang tengah menulis pesanan-pesanan pelanggan. Meleset dari perkiraan Woohyun, senyum yang biasanya ia lempar pada Sunggyu tak terbalas, beda dengan sekarang. Saat Sunggyu mendongakkan kepalanya secara tak sengaja matanya bertemu dengan Woohyun yang ternyata juga tengah menatapnya, tak segan-segan Sunggyu membalas senyuman Woohyun
Aksi lempar senyum itu terjadi cukup lama hingga Sunggyu tak sadar pelanggan yang berada di depannya sudah selesai memesan. Kedua pelanggan itu mengikuti arah pandang Sunggyu. “ekhm,, chogiyo” suara pelanggan menghentikan aksi pandang itu. “ah mianhamnida..” ucapnya
“apa tadi anda mencatat pesanan kami?” Sunggyu menggeleng sambil tersenyum malu. Pelanggan itu memutar bola matanya kemudian mengucapkan kembali pesananya
Setelah selesai Sunggyu kembali ke dapur kafe dan memberikan kertas pesanan pelanggan pada pihak dapur. Ia merutuki kebodohannya sendiri, bisa-bisanya ia melakukan hal itu. Pasti suasana dalam mobil nanti sangan awkard. Ahh! Itu suasana yang sangat Sunggyu benci
Beda dengan Woohyun. Sunggyu merutuki dirinya sedangkan Woohyun senyum-senyum gaje. Perasaan bahagia langsung menyergap perasaannya. ‘apakah tadi itu senyuman murninya? Cantik sekali’ batin Woohyun. Jika memang benar senyuman Sunggyu tadi adalah senyuman Kim Sunggyu sebelum masalah pelik itu datang, maka Woohyun ingin Sunggyu tetap seperti tadi. Dengan apa? Apakah dengan mengembalikan haknya? Kekayaan tak akan menjamin hidup seseorang menjadi tenang bukan? Biarlah Woohyun memikirkan langkah selanjutnya yang ia lakukan untuk membahagiakan Sunggyu
Jam 9:30...
Shif Sunggyu habis. Sekarang waktu untuk Sunggyu pulang dan pergantian pelayan kafe. Woohyun memberanjakkan badannya keluar kafe dan menyandarkan punggungnya pada badan mobil menunggu Sunggyu selesai mengganti pakaiannya sambil memainkan game diponselnya. Jangan lupa, ia adalah seorang gamer yang cukup hebat dibandingkan dengan Myungsoo
“apakah aku membuatmu menunggu lama?” suara Sunggyu memecah konsentrasi Woohyun pada gamenya, langsung saja ia matikan ponselnya dan memasukkan kembali pada kantong celananya
“tidak, ayo pulang” ucap Woohyun. Kemudian masuk dalam mobil tanpa membukakan pintu untuk Sunggyu, tak mungkin ia melakukannya. Mungkin suatu saat nanti
Benar dugaan Sunggyu. Suasana dalam mobil sangat awkard, sedari tadi hanya suara mesin mobil yang terdengar. Lebih baik Sunggyu tidur, lebih tepatnya pura-pura tidur. Sunggyu sandarkan kepalanya pada pintu mobil kemudian mulai memejamkan mata sipitnya.Woohyun melirik Sunggyu sebentar kemudian manarik kembali tatapannya pada jalanan malam
Skip..
Woohyun memarkirkan mobilnya di basement apartement kemudian keluar mobil. Saat Woohyun sudah keluar dan mematikan mesin mobil, tak ada tanda-tanda Sunggyu keluar dari mobil. Ia memutar tubuhnya lalu berjalan ke samping mobil. Mengetuknya sebentar, Namun tak ada jawaban. Woohyun membuka pintu mobil dan langsung mendapati Sunggyu yang tengah tidur dengan posisi yang cukup tak enak di pandang. Kepala tertunduk, tangan bergelantungan dan rambutnya yang menutupi seluruh area wajahnya. Lagi-lagi Woohyun hanya tersenyum melihat obyek imut dihadapannya
Woohyun mencondongkan badannya hingga tampak Sunggyu berada di bawah tubuhnya dan membuka seatbelt yang mengikat tubuh Sunggyu pada mobil. Setelah terlepas Woohyun menggendong Sunggyu ala bridal style ke apartementnya tanpa berniat membangunkan sungyyu
“eugghh.. “ lenguhnya. Mendengar lenguhan Sunggyu ini, Woohyun seperti merasa deja vu. Teringat waktu hari pertama mereka masuk sekolah. Kebiasaan Sunggyu
∞W∞G∞S∞
Myungsoo dan Sungyeol. Harap kalian jangan lupakan dua makhluk ini karena dua makhluk ini lah Woohyun dan Sunggyu bisa lebih kenal, walaupun hanya sekedar mendengar nama ketika tak sengaja Myungsoo menceritakan kegiatan kesehariaannya dan begitupun sebaliknya. Secara tak sengaja kadang Sungyeol menyebut-nyebut Nama Sunggyu ketika mereka bertiga (Myungsoo, Sungyeol, dan Woohyun) sedang ada di rumahnya Myungsoo
Malam ini, Myungsoo dan Sungyeol memutuskan belajar bersama di rumah Myungsoo sambil menonton tv dan tak lupa popcorn yang setia menemani mereka. Berhubung tugas sudah selesai jadi Myungsoo dan Sungyeol memutuskan menonton tv walaupun sebenarnya tak ada seru-serunya sama sekali
“myung..”
“eum..”
“apa Woohyun itu orang yang baik?” Myungsoo mendelikkan matanya mendengar pertanyaan Sungyeol. Bisa-bisanya ia membicarakan laki-laki lain di depan Myungsoo
“eum? Wae? Jangan bilang kau menyukainya?”
“hahaha.. tentu saja tidak, sepertinya dia mencintai sahabatku” Myungsoo mengusap dadanya sebentar. “maksudmu Sunggyu?”
“siapa lagi?” jawab Sungyeol dengan senyum manisnya
‘apa aku harus mengatakannya’ Myungsoo tampak memikirkan sesuatu. Sungyeol yang tak sengaja mengalihkan perhatiannya dari tv melihat air wajah Myungsoo yang sepertinya tampak memikirkan sesuatu
“ada apa myung...”
“ah! Sungyeol-ah, sebenarnya aku tak yakin untuk mengatakan ini padamu”
“ada apa? Apa ada hubungannya dengan Woohyun dan Sunggyu?” Myungsoo menganggukkan kepalanya ragu, sedangkan Sungyeol langsung menggeser tempat duduknya dan mendekatkan dirinya pada Myungsoo, lebih tepatnya menempel. “ceritakanlah myung..” bujuk Sungyeol diikuti dengan winknya
Myungsoo luluh seketika, padahal ia sudah janji tak ingin membeberkan rahasi negara #ralat, rahasia Woohyun ini. “emm,, benar katamu yeol, Woohyun sebenarnya sudah menyukai Sunggyu sejak kita kelas 1 SHS. Tapi dia sendiri tak yakin dengan perasaannya. Dia selalu menyangkalnya kalau dia sebenarnya menyukai namja sipit itu dan selalu bilang ‘hanya fan hanya fan’. Padahal aku sudah sering mengatakan padanya kalau dia itu sebenarnya menyukai Sunggyu. lalu dia bilang ‘orang yang menyukai saja tak mungkin mengambil foto Sunggyu sebanyak ini’”
“bwo? Foto?”
“eum,, kau tak akan percaya jika kau tak melihat koleksinya sendiri di apartementnya” Sungyeol menganggukkan kepalanya mengerti dan mulai menghayalkan betapa banyaknya koleksi foto Sunggyu yang Woohyun punya, walaupun sebenarnya tak akan sama dengan kenyataannya
“dan kau tau?” ucapan Myungsoo menyadarkan Sungyeol dari hayalannya. “pernah suatu hari aku benar-benar menegaskan padanya tapi dia jawab apa? ‘aku tak menyukainya, aku sasaeng fannya, aku stalkernya’ ucapannya ngeri. Dan aku bilang padanya ‘stalker? Ah matta! Stalker yang akan menjadikan Kim Sunggyu menjadi miliknya bukan?’. Kau tau apa jawabannya?” Myungsoo memberhentikan ucapannya sementara Sungyeol tampak menunggu dengan antusias ucapan Myungsoo selanjutnya
Merasa Sungyeol benar-benar penasaran, ide licik tiba-tiba bersarang di otaknya. “palli!! Apa kata Woohyun?” Namun Myungsoo tetap tak berniat melanjutkan ucapannya. Tangan Myungsoo memberi suatu isyarat pada Sungyeol. Jari telunjuknya menunjuk bibir pink miliknya. Sungyeol mengerti dengan isyarat itu tanpa berpikir lama karena sifat ingin tau miliknya yang tinggi, Sungyeol langsung menempelkan bibirnya pada bibir Myungsoo. Mungkin sifat licik Myungsoo ini tularan dari Woohyun
Cup!
Hanya sebuah kecupan singkat dan cepat. Myungsoo tersenyum sedangkan Sungyeol berusaha mati-matian menutupi pipinya yang tiba-tiba memanas. Sungyeol mencubit sebentar lengan Myungsoo, tak sakit hanya saja ada perasaan gemas disana
“hanya sebuah senyuman mengerikan yang aku lihat dari Woohyun”
“itu jawaban Woohyun?’
“ne..” Sungyeol memutar bola matanya, seandainya ia tau jawabannya akan seperti ini ia tak akan membayar pajak cium pada Myungsoo. Benar-benar jawaban yang tak memuaskan
Myungsoo tau kalau kekasihnya ini kecewa dengan respon Woohyun. “yeollie... coba kita tarik kesimpulan” kembali Sungyeol tertarik dengan topik Myungsoo. “kalau respon Woohyun itu tersenyum, itu berarti isyarat kata ‘iya’ darinya”
“benar juga. Sebelumnya kau mengatakan ‘stalker yang akan menjadikan Kim Sunggyu menjadi miliknya’. Berarti Woohyun benar-benar ingin menjadikan Sunggyu miliknya myung...” lama mereka terdiam memikirkan sahabat masing-masing. Hingga...
“ahh!! Kau menanyakan suka kan pada Woohyun?” Myungsoo mengangguk. “jelas dia tak menyukainya myung, tapi dia mencintai Sunggyu”
“ck! Jadi dia bermain kata denganku?” dengus Myungsoo. Sungyeol masih setia berkutat dengan masalah sahabatnya (Sunggyu) sedangkan Myungsoo sudah tenang hanya memfokuskan pada Sungyeol
“yeol,,,” Myungsoo merengkuh badan Sungyeol lalu mendudukkannya diatas pangkuannya membuat Sungyeol sedikit terberanjak kaget. “w-wae? Nada bicaramu mengerikan myung”
“untuk malam ini saja yeol aku mohon..” rengek Myungsoo. ‘aigoo!! Kyeopta’ batin Sungyeol. Seandainya sekarang Sungyeol tak takut tiba-tiba Myungsoo menerkamnya pasti ia sudah mencubit pipi Myungsoo. Sungyeol takut-takut membuka mulutnya untuk bertanya, tidak sebelum...
“jangan berpikir yang macam-macam, aku hanya mengajakmu untuk menginap disini. Sudah hampir jam 11. Aku tak yakin kau akan baik-baik saja dengan appa galakmu” Sungyeol menghela napas mendengar ucapan Myungsoo. Ia tau kekasihnya itu tak akan berbuat hal-hal yang tak senonoh padanya, kekasihnya itu cukup bijak untuk mengambil langkah dalam suatu hubungan
“bwo? Kau mengatai appaku galak?” Myungsoo menganggukkan kepalanya. “lalu bagaimana dengan eomma appamu? Kau belum minta izin padanya kalau aku akan menginap di sini”
“appa eomma pasti mengizinkanmu, kau tenang saja”
“baiklah...” Myungsoo mulai menguap, sepertinya ia sudah rindu pada kasur dan gulingnya. Sungyeol turun dari pangkuan Myungsoo kemudian mematikan tv, membuang bungkus popcornnya, merapikan buku-bukunya dan meletakkannya dalam tas
“sepertinya kau sangat lelah..” Myungsoo mendirikan badannya lalu mengaitkan jari-jarinya dengan Sungyeol dan menggenggamnya erat kemudian mulai melangkahkan kakinya menuju kamar Myungsoo di lantai dua melewati tangga panjang berukiran emas yang terlihat seperti naga
Mengenai hubungan Myungsoo dan Sungyeol ini, semua anggota keluarga baik Sungyeol maupun Myungsoo sudah sama-sama merestui. Hanya saja terkadang Tn. Lee memarahi Myungsoo karena Sungyeol yang sering telat pulang. Mumpung besok hari minggu, jadi tak apa Sungyeol menginap di rumah Myungsoo karena pagi esok ia tak harus dikejar waktu bersiap untuk sekolah. Mengenai appanya, Sungyeol akan minta tolong pada eommanya
∞W∞G∞S∞
Perlahan Woohyun meletakkan tubuh Sunggyu ke bed cover king sizenya. Tempat yang mungkin tak layak bagi seoarang pelayan menurut Sunggyu. Woohyun meletakkannya sangat hati-hati takut ia membangunkan sang empu
Woohyun mengelus lembut rambut caramel Sunggyu kemudian menarik selimut sampai dadanya. Kembali tangannya ia gerilkan mengelus pipi kiri Sunggyu dengan sangat lembut dan merulang-ulang. Tak ada kata bosan baginya. Senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya, entah hal apa yang membuatnya menarik bibirnya hingga membentuk sebuah lengkungan manis itu pada bibirnya. Paras Sunggyu kah? Atau aktivitasnya? Atau keduanya? Biarkanlah Woohyun...
Merasa terusik, Sunggyu membalikkan kepalanya ke sebelah kiri, jadi sekarang yang terlihat dari wajahnya hanya wajah kanannya. Woohyun mengganggukah? Mungkin iya
Cup!
“jaljayo” ucapnya setelah berhasil mengecup pipi sebelah kanan Sunggyu. Merapikan kembali selimut Sunggyu kemudian keluar kamar dan menuju kamar sebelah Sunggyu, lebih tepatnya kamar miliknya
-
Tik Tok Tik Tok
Jarum jam terus berputar mancari angka 13. Perlahan Sunggyu membuka matanya kemudian tangannya terulur menyentuh pipinya. Apa barusan ia bermimpi? Sebuah benda basah dan kenyal baru saja menempel pada pipi kanannya. Sejak di mobil tadi, bukannya ia hanya pura-pura tidur?. Dari Woohyun membuka seatbeltnya, membopong badannya menuju apartement sampai Woohyun meletakkannya di kasur empuk nan nyaman ini. Dan jangan lupakan satu hal ini yang membuat Sunggyu tak bisa bernapas, elusan tangan Woohyun pada rambutnya, pada pipinya, Woohyun membenahi selimutnya, dan yang terkahir ucapan ‘jaljayo’ dan bibir kenyal Woohyun yang tertempel pada pipi kanannya
Sunggyu memegang kedua pipinya yang tiba-tiba memanas. Ia mendudukka dirinya kemudian mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengurangi panas yang tiba-tiba menyerang area wajahnya saja. Sungguh aneh. Tak punya pilihan lain, Sunggyu melangkahkan kakinya menuju dapur hanya sekedar mencari air dingin. Ia membuka kulkas dan membuka salah satu penutup botol minuman dingin yang ada disini
“ahh!! Segarnya..” Sunggyu menutup botol, kemudian menempelkan tangan dinginnya pada kedua pipinya yang sepertinya sudah mulai memutih lagi. Saat Sunggyu menutup kulkas tiba-tiba
“gyu...” suara Woohyun membuat Sunggyu terlonjak kaget. “ogomanina!! Ya! Woohyun-ah, kau membuatku kaget” Woohyun masih tetap saja memerhatikan wajah Sunggyu. Baju Sunggyu tetap, tak ada yang berubah. Sedangkan Woohyun sudah siap dengan piyami tidur biru motif pandanya
“ada apa dengan wajahmu?” Sunggyu menyentuh kedua pipinya. Oh astaga! Pipinya memerah lagi. Ia terlalu malu berdiri di hadapan Woohyun, walaupun sebenarnya Woohyun tak tau bahwa Sunggyu tadi pura-pura tidur tapi tetap saja ia merasa malu
Woohyun memajukan pijakan kakinya membuat Sunggyu mundur satu langkah. “ada apa denganmu gyu?”
“ti-tidak, aku baik-baik saja, kau kembalilah ke kamarmu” ucap Sunggyu masih memegangi kedua pipinya. Kembali Woohyun melangkahkan kakinya satu langkah, sebelum Sunggyu mundur ke belakang lagi Woohyun langsung memegangi tangan Sunggyu yang tengah berada di kedua pipi merahnya dan menarik wajah sunggyu tepat didepan wajahnya membuat Sunggyu sedikit melebarkan mata sipitnya
Kira-kira hanya 5 cm di depannya. Hembusan napas Woohyun pun dapat Sunggyu rasakan dari saking dekatnya. Woohyun melepas tangan Sunggyu yang ada di pipinya dan mengganti dengan tangan miliknya. Mengelusnya lembut dan mengelusnya tepat dibagian termerah...
‘Tuhan!! Aku berada di depan Woohyun. Dekat sekali. Tolong jantungku Tuhan! Jangan biarkan dia keluar dari tempatnya. Aku masih ingin hidup’

TBC

DON'T BE A SILENT READERS...

0 komentar:

Posting Komentar