Tittle :
Falling In Love With My Idol Chapter 5
Author: Kim Hye
Jin_MRS
Main cast :
WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast :
Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre :
Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk
semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length
: Chapter 5 of...?
WARNING :
pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo
bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi
Author yang baik
NOTE : FF ini
benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada
kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy
Reading ~0~)
Sebelumnya
dichapter 4
‘aku bahagia
bisa mengenalmu hyun, gomawo.. setelah aku mengenalmu lebih jauh aku sering
merasakan hal-hal aneh yang terjadi pada dada sebelah kiriku. Perasaan yang tak
bisa kukontrol. a-apa apakah ini...’
Chapter 5
Sunggyu
memasuki kafe Paradise di ikuti Woohyun dibelakangnya. “gyu.. sajangnim
memanggilmu” sebuah suara menghentikan langkahnya saat hendak memasuki ruang
ganti. Ia pun menuju tempat keberadaan orang yang dimaksud Dongwoo tadi
Woohyun
mendudukkan dirinya di tempat yang kemarin, kursi paling pojok dekat jendela. Dongwoo
menghampiri Woohyun dengan membawa buku menu Kafe Paradise
“gyu eodia?” Dongwoo
meletakkan buku menu di depan Woohyun. “bukankah seharusnya yang mencatat
pesanan pelanggan itu Sunggyu?” lanjutnya lagi sambil mendongakkan kepalanya
menatap Dongwoo yang masih berdiri di depannya sambil berkacak pinggang
Dongwoo melihat
sekitar sebentar, merasa pelanggan sudah terlayani semua ia mendudukkan dirinya
di depan Woohyun. “tadi Sunggyu dipanggil sajangnim, makanya aku yang
menggantikannya”
“wae? Apa Sunggyu
melakukan kesalahan?” tanya Woohyun. Otak liciknya mulai menguak, padahal
jelas-jelas yang ia sendiri yang membuat Sunggyu telat. Sunggyu telat gara-gara
Woohyun tak cepat memberi taukan jam
kan? Seandainya Woohyun cepat memberi tau, dipastikan Sunggyu tak akan telat
“dia telat”
jawab Dongwoo singkat. Woohyun mengangguk-anggukkan kepalanya. “lalu kenapa kau
tadi masuk kafe bersama Sunggyu?” lanjut Dongwoo. Woohyun mengambil buku menu
yang ada di hadapannya dan mulai membolak-balikkan buku menu itu, mencari menu
favoritenya
“mulai malam
ini dia akan tinggal denganku” ucapan Woohyun kali ini sukses membuat mata Dongwoo
membulat
“bwo!?”
“ekhmmm...
maksudku bukan itu. Mulai malam ini Sunggyu akan bekerja di apartementku sebagi
pelayan”
“pelayan?” Dongwoo
menatap Woohyun penuh selidik, tapi Woohyun tetap tak mengalihkan pandangannya
dari buku menu Kafe Paradise
“aku pesan milk
shake” ucapnya lalu meletakkan kembali buku menu di depan Dongwoo
“jangan alihkan
topic....”
“Nam Woohyun, Woohyun
itu Namaku”
“jangan alihkan
topic Nam Woohyun-ssi”
“Sunggyu akan
jadi pelayan di apartementku, ada yang salah?”
“jangan
macam-macam padanya Woohyun-ssi, dia namja baik-baik” dalam hati Woohyun
terkikik geli mengetahui pikiran kotor Dongwoo. Smirk tipis Woohyun tampakkan
di bibirnya untuk lebih meyakinkan Dongwoo dengan presepsinya
“Ya!!” bentak Dongwoo.
Secara tak langsung ia menjadi pusat perhatian pelanggan, karena merasa
bersalah telah mengganggu kenyamanan mereka ia pun menundukkan badannya 90o
kemudian mendudukkan kembali dirinya di depan Woohyun
“kekkekk
hhhmmmppp....” Woohyun terkikik kecil sambil menutup mulutnya dengan tangannya,
sedangkan Dongwoo menatapnya dengan tatapan yang menelanjangi
Dongwoo
menghela napas sebentar untuk meredam emosinya. “sekarang jelaskan apa maksudmu
Woohyun-ssi?” Woohyun masih tetap menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
“katakan atau Sunggyu...”
“a-andwe!..
a-aku memang mempekerjakan Sunggyu di apartementku, tapi benar-benar pelayan.
Hyung jangan berpikir yang macam-macam” Dongwoo manggut-manggut mendengar
penjelasan Woohyun. “lalu kenapa kau tak mengatakannya dari tadi eoh!?”
“lalu ucapan
hyung yang tadi gimana? ‘katakan atau Sunggyu....’” sekarang giliran Woohyun
yang mendelikkan matanya pada Dongwoo
“atau Sunggyu
aku ambil” ucap Dongwoo kemudian berlalu meninggalkan Woohyun yang tengah diam
membeku dan mata membulat
‘benar, dia
pasti Dongwoo hyung. Dia orang yang dimaksud Sunggyu malam itu. Ap-apa dia juga
mencintai Sunggyu? andwe! Sunggyu nekkoya’
Garis lengkung
terus terlihat ketika Dongwoo berjalan menuju dapur mengingat kejadian beberapa
detik lalu. ‘dasar bodoh! Sajangnimku itu Namja chinguku’ batinnya
Other_side
Ceklek!
Pintu terbuka, Sunggyu
pun langsung melangkahkan kakinya lurus ke depan menuju tempat sajangnimnya.
Panggil saja dia Hoya, Namja chingu Dongwoo
“sa-sajangnim
memanggil saya?” ucap Sunggyu dengan nada bergetar. Pasalnya ini adalah
pertamakalinya ia melakukan kesalahan, jadi ia tak tau apakah sajangnimnya ini
galak atau tidak. Sejak ia bekerja di sini, hanya nama yang ia tau
“duduklah”
intruksinya. Sunggyu pun duduk dengan perasaan pasrah sambil menundukkan
kepalanya, takut-takut orang yang sekarang tengah ada di hadapannya ini
langsung menyemprotnya dengan ucapan-ucapan penas, seperti eomma tirinya dulu
“tak usah
takut, aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu” ucapan Sunggyu berhasil
membuat Sunggyu mendongakkan kepalanya. “n-ne?”
“apa kau punya
pekerjaan lain selain disini?”
“e-eum... 2
pekerjaan. Ah ani! Sekarang 3 pekerjaan”
“bwo? 3?” Sunggyu
menganggukkan kepalanya mantap menjawab pertanyaan Hoya. “ekhmm... dengar gyu,
aku tau kau anak yang rajin tapi tak seharusnya kau rakus dengan pekerjaan.
Sekolahmu, diusiamu yang sekarang ini, kewajibanmu hanya sekolah gyu. Kau juga
butuh istrirahat, ingat itu”
“ta-tapi
sajangnim..”
“tak ada
tapi-tapian, sekarang aku memaklumimu keterlambatanmu. Untuk selanjutnya aku
tak akan memaklumi lagi” kembali Sunggyu menundukkan kepalanya, mengingat
pekerjaan inilah yang selama ini menopang hidupnya. Penghasilan dari mengantar
susu tak seberapa, dan gajinya tak sebanding dengan bekerja di kafe ini
“sekarang kau
bisa keluar, kerjakan pekerjaanmu”
“ne,
algasseumnida” Sunggyu pun memberanjakkan dirinya meninggalkan ruangan Hoya
setelah menundukkan badannya
Ceklek!
Pintu tertutup.
Hoya menatap sendu kepergian Sunggyu, rasa kasihan tiba-tiba menyergap hatinya.
Tak lama kemudian ponselnya berdering, segera ia raih. Melihat sebentar id
pemanggi, ‘DW <3’, Nama itu tertera disana, kemudian Hoya menempelkan
ponselnya pada telinganya
“yeobseyo...”
“........”
“Sunggyu..”
“..........”
“kau tau
sendiri, aku kasihan padanya. Aku baru tau ternyata dia mempunyai 2 pekerjaan
lagi selain di sini”
“.........”
“molla..”
“.........”
“aku tak tega
melakukannya”
“...........”
“arasseo,
akanku pertimbangkan saranmu, gomawo chagiya”
PIP
Hoya menutup
sambungan teleponnya
------------
Ceklek!
Sunggyu menutup
kembali pintu ruangan sajangnimnya. Diam sebentar, menghela napas kemudian
tersenyum dan melangkahkan kakinya menuju ruang ganti
Setelah selesai
mengganti bajunya, Sunggyu langsung mengambil buku menu yang ada di tangan Dongwoo.
“selamat datang..” ucapnya sambil membungkukkan badannya pada pelanggan yang
baru datang. Tak lupa senyuman manis ia tampakkan untuk menyegarkan wajah para
pelanggan
Tanpa Sunggyu
sadari, tak jauh dari tempatnya berdiri menyambut pelanggan sepasang mata tengah
menatapnya tanpa melepas senyuman manis dibibirnya. Woohyun, siapa lagi...
Woohyun terus
menatap Sunggyu yang sibuk dengan pelanggan-pelanggan yang terus berdatangan.
Sementara senyumannya tak pernah ia lepas dari bibirnya. Matanya terus terarah
pada Sunggyu, Namun beda dengan pikirannya. Ia terus memikirkan masalah hidup
obyek yang sedari tadi ia pandangi
Bagaimana cara
mengembalikan haknya? Bagaimana cara mengembalikan senyum Sunggyu yang murni?
Bagaimana cara menghilangkan trauma-trauma yang Sunggyu miliki? Semuanya terus
berputar dikepala Woohyun
Cling! Sebuah
lampu kecil menyala di atas kepala Woohyun menandakan sebuah ide tiba-tiba
hinggap dalam otaknya. Segera ia raih ponsel yang ada di samping milk shakenya.
Woohyun menekan tombol 3 pada papan tombol ponselnya dan secara otomatis ia
memanggil orang yang berada di urutan no. 3 pada kontak ponselnya
“yeobseyo...”
‘eum Woohyun-ah..’
“appa..”
‘waeyo adhel?’
“Woohyun boleh
minta tolong pada appa?”
‘katakanlah’
Sekarang
biarkanlah Woohyun menceritakan kisah tragis Sunggyu dan jati diri Sunggyu yang
sebenarnya. Siapa sebenarnya Kim Sunggyu, dan apa yang terjadi dengan Kim Corp,
perusahaan Tn. Kim yang tak sesukses dulu semasa hidupnya Tn. Kim
‘k-kau
bersahabat dengan anaknya Tn. Kim?’ tanya appa Woohyun. Dari nada bicaranya Tn.
Nam, dapat kita dengar nada terkejut. Tentu, karena ia tau yang sebenarnya
siapa itu Tn. Kim dan perusahaan Kim Corp
“ne appa,
waeyo?” ingin rasanya Woohyun menjawab, ‘ne appa, dan aku akan menjadikannya
menantu appa’ tapi Woohyun masih di beri kesadaran, ia tak mungkin
mengatakan hal tersebut pada appanya
‘gwenchana,
hanya saja kau sangat beruntung anakku’
Woohyun memutar
bola matanya kemudian menghela napas sebentar. “appa.. aku menelpon appa ingin
meminta bantuan” rengeknya sambil mempoutkan bibirnya seolah appanya sekarang
tengah berada di depannya
‘kau ingin appa
mengembalikan haknya?’
“ne, matjayo”
‘baiklah, appa
akan membantumu. Tapi appa tidak bisa sekarang Woohyun-ah..’
“ah wae?”
‘tau eomma baru
datang dari Amerika? Besok eommamu harus kembali lagi dan appa harus ikut. Ada
masalah yang harus di urus dalam Five Stars’
“arasseo, kapan
appa eomma pulang?”
‘2 atau 3 bulan
lagi’
“bwo? Appa...
tak bisakah lebih cepat”
Other-side
Sunggyu
membalikkan badannya sebentar, menelusuri kafe mencari orang yang tadi
bersamanya. Mata sipitnya menghilang ketika ia tersenyum. Sunggyu hanya tersenyum
kecil melihat tingkah Woohyun yang sepertinya tengah merengek pada seseorang
dari ponsel yang ia tempelkan pada telinganya karena Sunggyu tak bisa mendengar
apa yang tengah Woohyun bicarakan dengan orang yang ada di seberang sana.
Sepertinya benar, Woohyun tengah merengek. Dilihat dari tingkahnya yang
sebentar-sebentar senyum, kadang bibirnya dimanyunkan, kadang dipoutkan. ‘lucu
sekali’ menurut Sunggyu
“chogi! Disini
pesan milk shake cappocino” panggilan pelanggan mengehentikan Sunggyu menatap Woohyun.
Ia rutuki dirinya sendiri bisa lupa dengan latar belakang hidupnya saat ini,
tak mungkin ia bisa bersanding dengan Woohyun
Back to Woohyun...
“bwo? Appa..
tak bisakah lebih cepat?”
‘tak bisa Woohyun-ah,
kau mungkin bisa minta bantuan Boohyun untuk masalahmu ini’
“ah! Matta,
hampir lupa. Aku mempunyai hyung...”
‘ck! Karena ia
ada di Jepang 15 tahun tak harus kau melupakannya, dia itu juga lahir dari
rahim yang sama denganmu arasseo!’
“ne...”
‘sudah, eomma
datang. Tutup dulu’
PIP
Sambungan
terputus secara sepihak dari seberang, Woohyun menatap kesal pada ponselnya.
Kenapa ia bisa lupa kalau ia bukan anak tunggal? Dongsaeng durhaka!. Pantas
kalau ia lupa, terakhir kali ia bermain sekaligus bertemu dengan Boohyun waktu
ia masih berumur 3 tahun dan selanjutnya ia tak pernah menghubungi hyungnya.
Sebab Boohyun memilih tinggal di Jepang pun ia lupa
Kembali Woohyun
letakkan ponselnya di samping cup milk shakenya, ada 3 cup dan semuanya sudah
habis. Melihat sebentar jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya,
’masih lama’ gumamnya
Woohyun mencari
keberadaan idolanya, ah! satu meja didepannya. Kembali ia lempar senyuman pada Sunggyu
yang tengah menulis pesanan-pesanan pelanggan. Meleset dari perkiraan Woohyun,
senyum yang biasanya ia lempar pada Sunggyu tak terbalas, beda dengan sekarang.
Saat Sunggyu mendongakkan kepalanya secara tak sengaja matanya bertemu dengan Woohyun
yang ternyata juga tengah menatapnya, tak segan-segan Sunggyu membalas senyuman
Woohyun
Aksi lempar
senyum itu terjadi cukup lama hingga Sunggyu tak sadar pelanggan yang berada di
depannya sudah selesai memesan. Kedua pelanggan itu mengikuti arah pandang Sunggyu.
“ekhm,, chogiyo” suara pelanggan menghentikan aksi pandang itu. “ah
mianhamnida..” ucapnya
“apa tadi anda
mencatat pesanan kami?” Sunggyu menggeleng sambil tersenyum malu. Pelanggan itu
memutar bola matanya kemudian mengucapkan kembali pesananya
Setelah selesai
Sunggyu kembali ke dapur kafe dan memberikan kertas pesanan pelanggan pada
pihak dapur. Ia merutuki kebodohannya sendiri, bisa-bisanya ia melakukan hal
itu. Pasti suasana dalam mobil nanti sangan awkard. Ahh! Itu suasana yang
sangat Sunggyu benci
Beda dengan Woohyun.
Sunggyu merutuki dirinya sedangkan Woohyun senyum-senyum gaje. Perasaan bahagia
langsung menyergap perasaannya. ‘apakah tadi itu senyuman murninya? Cantik
sekali’ batin Woohyun. Jika memang benar senyuman Sunggyu tadi adalah
senyuman Kim Sunggyu sebelum masalah pelik itu datang, maka Woohyun ingin Sunggyu
tetap seperti tadi. Dengan apa? Apakah dengan mengembalikan haknya? Kekayaan
tak akan menjamin hidup seseorang menjadi tenang bukan? Biarlah Woohyun
memikirkan langkah selanjutnya yang ia lakukan untuk membahagiakan Sunggyu
Jam 9:30...
Shif Sunggyu
habis. Sekarang waktu untuk Sunggyu pulang dan pergantian pelayan kafe. Woohyun
memberanjakkan badannya keluar kafe dan menyandarkan punggungnya pada badan
mobil menunggu Sunggyu selesai mengganti pakaiannya sambil memainkan game
diponselnya. Jangan lupa, ia adalah seorang gamer yang cukup hebat dibandingkan
dengan Myungsoo
“apakah aku
membuatmu menunggu lama?” suara Sunggyu memecah konsentrasi Woohyun pada
gamenya, langsung saja ia matikan ponselnya dan memasukkan kembali pada kantong
celananya
“tidak, ayo
pulang” ucap Woohyun. Kemudian masuk dalam mobil tanpa membukakan pintu untuk Sunggyu,
tak mungkin ia melakukannya. Mungkin suatu saat nanti
Benar dugaan Sunggyu.
Suasana dalam mobil sangat awkard, sedari tadi hanya suara mesin mobil yang
terdengar. Lebih baik Sunggyu tidur, lebih tepatnya pura-pura tidur. Sunggyu
sandarkan kepalanya pada pintu mobil kemudian mulai memejamkan mata sipitnya.Woohyun
melirik Sunggyu sebentar kemudian manarik kembali tatapannya pada jalanan malam
Skip..
Woohyun
memarkirkan mobilnya di basement apartement kemudian keluar mobil. Saat Woohyun
sudah keluar dan mematikan mesin mobil, tak ada tanda-tanda Sunggyu keluar dari
mobil. Ia memutar tubuhnya lalu berjalan ke samping mobil. Mengetuknya
sebentar, Namun tak ada jawaban. Woohyun membuka pintu mobil dan langsung
mendapati Sunggyu yang tengah tidur dengan posisi yang cukup tak enak di
pandang. Kepala tertunduk, tangan bergelantungan dan rambutnya yang menutupi
seluruh area wajahnya. Lagi-lagi Woohyun hanya tersenyum melihat obyek imut
dihadapannya
Woohyun
mencondongkan badannya hingga tampak Sunggyu berada di bawah tubuhnya dan
membuka seatbelt yang mengikat tubuh Sunggyu pada mobil. Setelah terlepas Woohyun
menggendong Sunggyu ala bridal style ke apartementnya tanpa berniat
membangunkan sungyyu
“eugghh.. “
lenguhnya. Mendengar lenguhan Sunggyu ini, Woohyun seperti merasa deja vu.
Teringat waktu hari pertama mereka masuk sekolah. Kebiasaan Sunggyu
∞W∞G∞S∞
Myungsoo dan Sungyeol.
Harap kalian jangan lupakan dua makhluk ini karena dua makhluk ini lah Woohyun
dan Sunggyu bisa lebih kenal, walaupun hanya sekedar mendengar nama ketika tak
sengaja Myungsoo menceritakan kegiatan kesehariaannya dan begitupun sebaliknya.
Secara tak sengaja kadang Sungyeol menyebut-nyebut Nama Sunggyu ketika mereka
bertiga (Myungsoo, Sungyeol, dan Woohyun) sedang ada di rumahnya Myungsoo
Malam ini, Myungsoo
dan Sungyeol memutuskan belajar bersama di rumah Myungsoo sambil menonton tv
dan tak lupa popcorn yang setia menemani mereka. Berhubung tugas sudah selesai
jadi Myungsoo dan Sungyeol memutuskan menonton tv walaupun sebenarnya tak ada
seru-serunya sama sekali
“myung..”
“eum..”
“apa Woohyun
itu orang yang baik?” Myungsoo mendelikkan matanya mendengar pertanyaan Sungyeol.
Bisa-bisanya ia membicarakan laki-laki lain di depan Myungsoo
“eum? Wae?
Jangan bilang kau menyukainya?”
“hahaha.. tentu
saja tidak, sepertinya dia mencintai sahabatku” Myungsoo mengusap dadanya
sebentar. “maksudmu Sunggyu?”
“siapa lagi?”
jawab Sungyeol dengan senyum manisnya
‘apa aku harus
mengatakannya’ Myungsoo tampak memikirkan sesuatu. Sungyeol yang tak sengaja
mengalihkan perhatiannya dari tv melihat air wajah Myungsoo yang sepertinya
tampak memikirkan sesuatu
“ada apa
myung...”
“ah! Sungyeol-ah,
sebenarnya aku tak yakin untuk mengatakan ini padamu”
“ada apa? Apa
ada hubungannya dengan Woohyun dan Sunggyu?” Myungsoo menganggukkan kepalanya
ragu, sedangkan Sungyeol langsung menggeser tempat duduknya dan mendekatkan
dirinya pada Myungsoo, lebih tepatnya menempel. “ceritakanlah myung..” bujuk Sungyeol
diikuti dengan winknya
Myungsoo luluh
seketika, padahal ia sudah janji tak ingin membeberkan rahasi negara #ralat,
rahasia Woohyun ini. “emm,, benar katamu yeol, Woohyun sebenarnya sudah menyukai
Sunggyu sejak kita kelas 1 SHS. Tapi dia sendiri tak yakin dengan perasaannya.
Dia selalu menyangkalnya kalau dia sebenarnya menyukai namja sipit itu dan
selalu bilang ‘hanya fan hanya fan’. Padahal aku sudah sering mengatakan
padanya kalau dia itu sebenarnya menyukai Sunggyu. lalu dia bilang ‘orang yang
menyukai saja tak mungkin mengambil foto Sunggyu sebanyak ini’”
“bwo? Foto?”
“eum,, kau tak
akan percaya jika kau tak melihat koleksinya sendiri di apartementnya” Sungyeol
menganggukkan kepalanya mengerti dan mulai menghayalkan betapa banyaknya koleksi
foto Sunggyu yang Woohyun punya, walaupun sebenarnya tak akan sama dengan
kenyataannya
“dan kau tau?”
ucapan Myungsoo menyadarkan Sungyeol dari hayalannya. “pernah suatu hari aku
benar-benar menegaskan padanya tapi dia jawab apa? ‘aku tak menyukainya, aku
sasaeng fannya, aku stalkernya’ ucapannya ngeri. Dan aku bilang padanya
‘stalker? Ah matta! Stalker yang akan menjadikan Kim Sunggyu menjadi miliknya
bukan?’. Kau tau apa jawabannya?” Myungsoo memberhentikan ucapannya sementara Sungyeol
tampak menunggu dengan antusias ucapan Myungsoo selanjutnya
Merasa Sungyeol
benar-benar penasaran, ide licik tiba-tiba bersarang di otaknya. “palli!! Apa
kata Woohyun?” Namun Myungsoo tetap tak berniat melanjutkan ucapannya. Tangan Myungsoo
memberi suatu isyarat pada Sungyeol. Jari telunjuknya menunjuk bibir pink
miliknya. Sungyeol mengerti dengan isyarat itu tanpa berpikir lama karena sifat
ingin tau miliknya yang tinggi, Sungyeol langsung menempelkan bibirnya pada
bibir Myungsoo. Mungkin sifat licik Myungsoo ini tularan dari Woohyun
Cup!
Hanya sebuah
kecupan singkat dan cepat. Myungsoo tersenyum sedangkan Sungyeol berusaha
mati-matian menutupi pipinya yang tiba-tiba memanas. Sungyeol mencubit sebentar
lengan Myungsoo, tak sakit hanya saja ada perasaan gemas disana
“hanya sebuah
senyuman mengerikan yang aku lihat dari Woohyun”
“itu jawaban Woohyun?’
“ne..” Sungyeol
memutar bola matanya, seandainya ia tau jawabannya akan seperti ini ia tak akan
membayar pajak cium pada Myungsoo. Benar-benar jawaban yang tak memuaskan
Myungsoo tau
kalau kekasihnya ini kecewa dengan respon Woohyun. “yeollie... coba kita tarik
kesimpulan” kembali Sungyeol tertarik dengan topik Myungsoo. “kalau respon Woohyun
itu tersenyum, itu berarti isyarat kata ‘iya’ darinya”
“benar juga.
Sebelumnya kau mengatakan ‘stalker yang akan menjadikan Kim Sunggyu menjadi
miliknya’. Berarti Woohyun benar-benar ingin menjadikan Sunggyu miliknya
myung...” lama mereka terdiam memikirkan sahabat masing-masing. Hingga...
“ahh!! Kau menanyakan
suka kan pada Woohyun?” Myungsoo mengangguk. “jelas dia tak menyukainya myung,
tapi dia mencintai Sunggyu”
“ck! Jadi dia
bermain kata denganku?” dengus Myungsoo. Sungyeol masih setia berkutat dengan
masalah sahabatnya (Sunggyu) sedangkan Myungsoo sudah tenang hanya memfokuskan
pada Sungyeol
“yeol,,,” Myungsoo
merengkuh badan Sungyeol lalu mendudukkannya diatas pangkuannya membuat Sungyeol
sedikit terberanjak kaget. “w-wae? Nada bicaramu mengerikan myung”
“untuk malam
ini saja yeol aku mohon..” rengek Myungsoo. ‘aigoo!! Kyeopta’ batin Sungyeol.
Seandainya sekarang Sungyeol tak takut tiba-tiba Myungsoo menerkamnya pasti ia
sudah mencubit pipi Myungsoo. Sungyeol takut-takut membuka mulutnya untuk bertanya,
tidak sebelum...
“jangan
berpikir yang macam-macam, aku hanya mengajakmu untuk menginap disini. Sudah
hampir jam 11. Aku tak yakin kau akan baik-baik saja dengan appa galakmu” Sungyeol
menghela napas mendengar ucapan Myungsoo. Ia tau kekasihnya itu tak akan berbuat
hal-hal yang tak senonoh padanya, kekasihnya itu cukup bijak untuk mengambil
langkah dalam suatu hubungan
“bwo? Kau
mengatai appaku galak?” Myungsoo menganggukkan kepalanya. “lalu bagaimana
dengan eomma appamu? Kau belum minta izin padanya kalau aku akan menginap di
sini”
“appa eomma
pasti mengizinkanmu, kau tenang saja”
“baiklah...” Myungsoo
mulai menguap, sepertinya ia sudah rindu pada kasur dan gulingnya. Sungyeol
turun dari pangkuan Myungsoo kemudian mematikan tv, membuang bungkus
popcornnya, merapikan buku-bukunya dan meletakkannya dalam tas
“sepertinya kau
sangat lelah..” Myungsoo mendirikan badannya lalu mengaitkan jari-jarinya
dengan Sungyeol dan menggenggamnya erat kemudian mulai melangkahkan kakinya
menuju kamar Myungsoo di lantai dua melewati tangga panjang berukiran emas yang
terlihat seperti naga
Mengenai
hubungan Myungsoo dan Sungyeol ini, semua anggota keluarga baik Sungyeol maupun
Myungsoo sudah sama-sama merestui. Hanya saja terkadang Tn. Lee memarahi Myungsoo
karena Sungyeol yang sering telat pulang. Mumpung besok hari minggu, jadi tak
apa Sungyeol menginap di rumah Myungsoo karena pagi esok ia tak harus dikejar
waktu bersiap untuk sekolah. Mengenai appanya, Sungyeol akan minta tolong pada
eommanya
∞W∞G∞S∞
Perlahan Woohyun
meletakkan tubuh Sunggyu ke bed cover king sizenya. Tempat yang mungkin tak
layak bagi seoarang pelayan menurut Sunggyu. Woohyun meletakkannya sangat
hati-hati takut ia membangunkan sang empu
Woohyun
mengelus lembut rambut caramel Sunggyu kemudian menarik selimut sampai dadanya.
Kembali tangannya ia gerilkan mengelus pipi kiri Sunggyu dengan sangat lembut
dan merulang-ulang. Tak ada kata bosan baginya. Senyumnya tak pernah lepas dari
bibirnya, entah hal apa yang membuatnya menarik bibirnya hingga membentuk sebuah
lengkungan manis itu pada bibirnya. Paras Sunggyu kah? Atau aktivitasnya? Atau
keduanya? Biarkanlah Woohyun...
Merasa terusik,
Sunggyu membalikkan kepalanya ke sebelah kiri, jadi sekarang yang terlihat dari
wajahnya hanya wajah kanannya. Woohyun mengganggukah? Mungkin iya
Cup!
“jaljayo”
ucapnya setelah berhasil mengecup pipi sebelah kanan Sunggyu. Merapikan kembali
selimut Sunggyu kemudian keluar kamar dan menuju kamar sebelah Sunggyu, lebih
tepatnya kamar miliknya
-
Tik Tok Tik Tok
Jarum jam terus
berputar mancari angka 13. Perlahan Sunggyu membuka matanya kemudian tangannya
terulur menyentuh pipinya. Apa barusan ia bermimpi? Sebuah benda basah dan
kenyal baru saja menempel pada pipi kanannya. Sejak di mobil tadi, bukannya ia
hanya pura-pura tidur?. Dari Woohyun membuka seatbeltnya, membopong badannya
menuju apartement sampai Woohyun meletakkannya di kasur empuk nan nyaman ini.
Dan jangan lupakan satu hal ini yang membuat Sunggyu tak bisa bernapas, elusan
tangan Woohyun pada rambutnya, pada pipinya, Woohyun membenahi selimutnya, dan
yang terkahir ucapan ‘jaljayo’ dan bibir kenyal Woohyun yang tertempel pada
pipi kanannya
Sunggyu
memegang kedua pipinya yang tiba-tiba memanas. Ia mendudukka dirinya kemudian
mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengurangi panas yang tiba-tiba menyerang
area wajahnya saja. Sungguh aneh. Tak punya pilihan lain, Sunggyu melangkahkan
kakinya menuju dapur hanya sekedar mencari air dingin. Ia membuka kulkas dan
membuka salah satu penutup botol minuman dingin yang ada disini
“ahh!!
Segarnya..” Sunggyu menutup botol, kemudian menempelkan tangan dinginnya pada
kedua pipinya yang sepertinya sudah mulai memutih lagi. Saat Sunggyu menutup
kulkas tiba-tiba
“gyu...” suara Woohyun
membuat Sunggyu terlonjak kaget. “ogomanina!! Ya! Woohyun-ah, kau membuatku
kaget” Woohyun masih tetap saja memerhatikan wajah Sunggyu. Baju Sunggyu tetap,
tak ada yang berubah. Sedangkan Woohyun sudah siap dengan piyami tidur biru
motif pandanya
“ada apa dengan
wajahmu?” Sunggyu menyentuh kedua pipinya. Oh astaga! Pipinya memerah lagi. Ia
terlalu malu berdiri di hadapan Woohyun, walaupun sebenarnya Woohyun tak tau
bahwa Sunggyu tadi pura-pura tidur tapi tetap saja ia merasa malu
Woohyun
memajukan pijakan kakinya membuat Sunggyu mundur satu langkah. “ada apa
denganmu gyu?”
“ti-tidak, aku
baik-baik saja, kau kembalilah ke kamarmu” ucap Sunggyu masih memegangi kedua
pipinya. Kembali Woohyun melangkahkan kakinya satu langkah, sebelum Sunggyu
mundur ke belakang lagi Woohyun langsung memegangi tangan Sunggyu yang tengah
berada di kedua pipi merahnya dan menarik wajah sunggyu tepat didepan wajahnya
membuat Sunggyu sedikit melebarkan mata sipitnya
Kira-kira hanya
5 cm di depannya. Hembusan napas Woohyun pun dapat Sunggyu rasakan dari saking
dekatnya. Woohyun melepas tangan Sunggyu yang ada di pipinya dan mengganti
dengan tangan miliknya. Mengelusnya lembut dan mengelusnya tepat dibagian
termerah...
‘Tuhan!! Aku
berada di depan Woohyun. Dekat sekali. Tolong jantungku Tuhan! Jangan biarkan
dia keluar dari tempatnya. Aku masih ingin hidup’
TBC
DON'T BE A SILENT READERS...
0 komentar:
Posting Komentar