Senin, 27 Februari 2017

ff WooGyu Falling Love My Idol Chapter 2


Tittle : Falling In Love With My Idol Chapter 2
Author: Kim Hye Jin_MRS
Main cast : WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast : Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre : Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length : Chapter 1 of...?
WARNING : pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi Author yang baik
NOTE : FF ini benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy Reading  ~0~)
Sebelumnya dichapter 1
“bagaimana kau bisa mengetahui namaku?” tanya Sunggyu tiba-tiba berhasil mengalihkan perhatian Woohyun dari saem choi yang sedang memberi pengumuman pada siswa MIPA 1. “emmm... itu..”
‘eottokaji? Tak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya kan?’ batin Woohyun
Chapter 2
Woohyun Pov
“emmm itu... Sungyeol. Aku tak sengaja mendengar pembicaraannya dengan Myungsoo” ucapku. Baiklah! Kau memilih alasan yang tepat Nam Woohyun. Hampir saja aku ketahuan
Tuk Tuk Tuk
Tongkat bambu diketukkan choi saem di depan mengalihkan pandanganku dari makhluk manis disampingku. “karena hari ini adalah hari pertama kalian masuk, kalian harus berkenalan terlebih dahulu dengan teman-teman kalian” garis lengkung langsung tercetak dibibirku mendengar ucapan choi saem. “saem keluar dulu” itu adalah ucapan terakhirnya di kelasku. Ku tolehkan wajahku ke samping guna melihat makhluk manis tadi
“Sunggy-...” ucapanku terpotong saat melihat Sunggyu. Dia tidur dengan membelakangiku. Tangannya dilipat di atas meja dan ia jadikan bantal. Ku angkat tanganku lalu kuelus surai caramelnya memberikan kehangatan padanya. Bosan dengan pekerjaanku akhirnya aku menghentikan elusanku pada surainya. Mentari  pagi menyinari wajahnya yang mulus membuat kulitnya yang bersih bersinar. Aku yakin ia merasa tak nyaman dengan sinar matahari yang langsung mengenai matanya. Aku berinisiatif mengambil buku paket Sunggyu yang ada bawah mejanya. Dan.... berhasil, walaupun sedikit susah karena terhalang badannya. Setelah itu kuangkat buku paket itu untuk menghalangi sinar matahari. Akhirnya aku berhasil melindunginya
“eughh...” kudengar ia melenguh. Aku hanya tersenyum mendengarnya, ini adalah fakta baru yang baru ku ketahui. Ternyata orang yang aku cintai mempunyai kebiasaan tidur pagi. Ayolah! Ini masih jam setengah sembilan tapi ia sudah tidur pulas. Kapan ia tidur pun aku tak tau. Apa yang ia lakukan hingga ia kelelahan seperti ini. Apa ada hal yang tidak aku ketahui tentang Sunggyu?
Aku sendiri merasa pegal dibagian tanganku, sudah sekitar 10 menit aku bertahan dengan posisiku. Setelah memikirkannya aku memilih menarik tanganku. “eughh..” untuk kedua kalinya aku mendengar Sunggyu melenguh. Ah! Pasti ini gara-gara aku yang menarik tanganku. Saat hendak memberikan lagi naungan yang tadi sempat kuberikan, tiba-tiba Sunggyu membalikkan kepalanya menghadapku. Astaga! Wajahnya yang mulus plus manis itu menghadapku. Kalau begini aku tak perlu menghalangi sinar matahari lagi
Kupandangi wajah damainya yang tenang. Manis, cantik, kedua kata itu ada pada wajah Sunggyu berpadu menjadi satu. Setelah lama memandangi Sunggyu, ku letakkan juga kedua tanganku diatas meja dan melipatnya disana mengikuti Sunggyu. saat ini wajahku lurus tepat di hadapan Sunggyu. hembusan napas hangat Sunggyu langsung menerpa wajahku menandakan jarak kedua wajah kami saat ini sangat dekat. Tanpa kusadari aku pun ikut terlelap di samping Sunggyu
-
-
-
“hyun...” samar-samar aku merasa ada orang yang memanggilku dan sedikit guncangan kurasakan pada tubuhku. Perlahan aku mendongakkan kepalaku mendapati Myungsoo dan Sungyeol di depanku. “wae..”
“kapan kau mau pulang? Ini sudah hampir jam tiga” ucap Myungsoo
“bwo? Jam 3?” aku terkejut mendengar ucapan Myungsoo, ku tolehkan kepalaku mencari idolaku tadi yang tidur bersamaku. What? Tidur bersama. Aigoo! Sepertinya aku salah mengartikan kata itu kekekkekk. Benar saja dia sudah tak ada di sana, tampaknya Sunggyu sudah pulang tanpa membangunkanku
“kau cepatlah pulang gerbang sudah hampir di kunci” sambung Sungyeol. aku pun langsung mencangklongkan tas ranselku ke punggungku bersiap meninggalkan Myungsoo dan Sungyeol. “geunde, bukannya kalian tadi mau kencan? Dari mana kalian tau kalau aku sedang tidur disini?”
“Sunggyu menelponku dan menyuruhku membangunkanmu. Aku minta tolong pada Myungsoo, dan aku ikut dengannya karena waktu itu aku sedang bersamanya” jelas Sungyeol panjang lebar. Jadi yang menyuruh Sungyeol itu gyu... bibirku sedikit terangkat. Ternyata dibalik sifat angkuhnya, Sunggyu masih peduli padaku
Setelah mendengar penjelasan Sungyeol, akupun terus melangkahkan kakiku ke area parkiran untuk mengambil mobil pribadiku. Boleh aku ceritakan tentang diriku? Kekekk boleh saja ya...
Perkenalkan namaku Nam Woohyun, putra dari pemilik WHS (woollim high school). Aku bukan anak mami, sejak aku berusia 17 tahun, kelas 10 tepatnya aku memilih tinggal di aperteman sendiri. Hanya ada aku, dan pembantuku yang setiap pagi datang untuk merapikan aperteman. Aku akui, aku seorang sasaeng fan dari Kim Sunggyu. Orang yang sekarang menjadi classmate sekaligus tablemateku (?). Sunggyu? Dia adalah seorang anak pejabat yang yatim piatu. Tinggal dengan eomma tirinya, dan pernah mengalami gangguan mental 1 tahun yang lalu, waktu ia masih kelas 10. Sekarang dia tidak lagi, sekarang kami sudah sama-sama kelas 11. Yang aku tau dia takut anjing dan gelap. Alasan dibalik semua itulah yang aku tak tau sampai sekarang
Back to the story...
Aku mulai menancapkan gas, keluar dari basment dan bersiap membelah jalanan seoul yang tampak ramai seperti biasa. Sepanjang jalan, pikiranku terus memikirkan Sunggyu. Mungkin ini yang dinamai sasaeng fan. Seorang fan yang ingin membuat idolanya menjadi miliknya. Yap! Kalian benar, aku ingin menjadikan Sunggyu sebagai milikku. Aku yakin itu akan sulit, kesan pertamanya saja seperti tadi. (baca chapter 1) Sungguh, aku tak tau kalau Sunggyu mempunyai sifat keras kepala. Mungkin dari sini aku bisa mengetahui lebih banyak tentang Sunggyu
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, aku pun tiba di Aperteman. Dengan segera aku memarkirkan mobilku, masuk kedalam lift, menekan tombol 9 dan siap melunjur keatas dimana letak apertemanku yang berada di lantai 9
TING!
Akupun keluar dari dalam lift lalu membuka sepatu. Kutolehkan kepalaku kesamping mendapati jam yang menunjukkan jam 4. Ahh!!! Hari yang menyenangkan buatku untuk pergi ke cafe paradise yang akhir-akhir ini menjadi tranding topic di sekolah yang katanya tempat dan pemandangannya cukup bagus. Dan jangan lupakan es susu yang dicampur Oreo yang menjadi menu utama yang ada di sana(emang di korea ada orea? #plakk #abaikan). Aku langsung melempar tas ranselku ke kursi, lalu membuka baju dan sekarang hanya meninggalkan celana panjang seragam sekolah. Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi yang ada dikamarku, membasuh kulitku yang sangat lengket dengan siraman air hangat yang memuncrat dari shower
Tak butuh waktu lama, 7 menit kemudian aku selesai dengan acara mandiku. Pelan ku buka lemari pakaianku. Kupilih sebuah T-shirt merah dan jelana jins hitam untuk membalut tubuhku. 15 kemudian aku keluar dari Aperteman bersiap meninggalkan Aperteman dan menancapkan gasku lagi menuju Myungdong, letak kafe paradise. Aku melihat sekilas jam tangan yang bertenggar di pergelangan tangan kiriku, jam 05:30 KST, jam 06:00 bisa kupastikan aku baru sampai disana, itupun kalau tidak macet. Baiklah, mungkin aku pulang malam lagi hari ini. menghabiskan malam di sungai han sambil menonton pertunjukan kembang api sendirian menurutku itu tak buruk. Aku tak mungkin mengajak Sunggyu kan? Aku terlalu kikuk untuk hanya mengajaknya jalan. Gak jantle? Biar..
Woohyun Pov End
Kring!!
“silahkan masuk” sapa salah satu pelayan kafe paradise sambil membungkukkan badannya 90o. “silahkan nikmati layanan kami tuan” lanjut pelayan itu lagi. Woohyun pun mendudukkan dirinya di sebuah kursi pojok dekat jendela, dari sini dapat ia lihat orang-orang dan mobil-mobil yang berlalu lalang di jalanan malam
“pesan apa tuan?” ucapan pelayan memecah lamunan Woohyun. Woohyun mendongakkan kepalanya mendapati orang yang tadi pagi baru ia kenal –taunya sudah lama. “Woohyun..” kata pelayan itu. “gyu? Ngapain kau disini?” yap! Pelayan yang tadi menanyakan pesanan Woohyun adalah Sunggyu, idola Woohyun sendiri
Sunggyu tampak gelabakan mencari alasan. “ak-aku...” Woohyun diam masih tetap menunggu jawaban Sunggyu. “aku kerja part time disini” Woohyun tampak menganggukkan kepalanya mengerti dengan jawaban Sunggyu. “jadi kau pesan apa?”
“es susu coklat oreo”
“hanya itu?”
“ne..”
“baiklah, tunggu sebentar” Sunggyu akhirnya kembali ke dapur kafe. Woohyun terus memandangi kepergian Sunggyu yang hilang dibelokan kafe. Woohyun menundukkan kepalanya, menatap lantai dengan tatapan kosong seperti tengah memikirkan sesuatu
Woohyun Pov
Jangan kira aku tak tau jika Sunggyu bekerja disini, aktivitas malam Sunggyu yang satu ini sudah lama ku ketahui. Hanya saja tadi aku pura-pura tak tau, aneh bukan jika aku tak menanyakan hal itu pada Sunggyu. Dengan berpura-pura tak tau seperti tadi Sunggyu tak akan tau kalau aku sebenarnya adalah saseng fannya
Aku kembali menolehkan pandanganku. Aku melihat Sunggyu yang tengah mondar-mandir hanya menanyakan pesanan pelanggan. Miris sekali hidupnya, harus hidup sebatangkara di dunia ini tanpa orang tua dan harus mencari makan sendiri
“pesanan anda datang tuan..” lagi-lagi seorang pelayan memecah lamunanku, kali ini bukan Sunggyu tapi seorang namja seperti dino yang tengah mengantarkan pesananku. Pelan pelayan itu meletakkan es susu coklat oreaku di meja yang ada didepanku. “silahkan dinikmati” ucapnya sebelum pergi dari hadapanku
“tunggu..” mendengar panggilanku, pelayan itu pun kembali membalikkan badannya dengan tampang heran. “nega?” tanyanya. Aku menganggukkan kepala
“eum.. mian kalau aku mengganggu pekerjaanmu. Apa kau tau pelayan itu?” ucapku sambil menunjuk Sunggyu yang terus mondar-mandir antara dapur dan meja pelanggan. “ahh! Namanya Kim Sunggyu, kenapa?”
“apa kau bisa memberiku alamat rumahnya yang sekarang?”
“aku tak tau itu, tempat tinggalnya selalu berubah setiap bulan. Dia tinggal tak pernah menetap” aku menganggukkan kepalaku. “baiklah, saya pergi dulu” akhirya pelayan dino itu benar-benar pergi dari hadapanku
Kalian dengar penuturan teman sepekerjaannya? Begitulah hidup idolaku. Tinggal tak pernah menetap. Dari mana aku tau? Jangan lupakan aku yang merupakan saseng fannya. Aku selalu mendapati Sunggyu di jam-jam malam pada tanggal-tanggal akhir bulan dengan koper usang warna putih yang selalu menjadi tempat penyimpanan bajunya
Sebenarnya itu lah tujuan ku ingin lebih akrap dengannya. Aku ingin mengajaknya tinggal di apertemanku sebagai pelayanku. Benar-benar pelayan bukan menjadi pelayan seperti kebanyakan film-film tragis yang mengutamakan nafsu itu, kalian pasti mengerti maksudku. Tapi aku yakin dia tak akan mau ku ajak, sekarang. Mungkin setelah beberapa hari kedepan aku lebih akrap dengannya
Ada sebuah cerita yang sangat miris dibalik kehidupan sunggyu. Seorang anak pejabat terkenal sepertinya harus berakhir menjadi seorang pelayan seperti ini, bukankah itu tak masuk akal? Masuk akal jika kalian tau selut belut cerita hidupnya
Es susu coklat oreo yang sempat aku pesan, kini oreonya sudah melebur dengan susu coklat. Hmm... pasti enak sekali. Aku langsung mengulurkan tangan mengambil sedotan, segera ku seruput minuman lezat ini. Myungsoo tak bohong, es susu coklat oreo ini benar-benar lezat. Kira-kira 5 menit, habis sudah pesananku. Ingin rasanya aku kembali memanggil Sunggyu dan memesan es tadi, tapi aku malu. Besoklah! Mungkin aku akan kembali
Ku lihat Sunggyu terus menatapku dari tempatnya berdiri, tapi tatapannya kosong. Ku jentikkan jemariku hingga menghasilkan bunyi, tak lama Sunggyu meminta uang pembayaran padaku. Ku letakkan uang sekitar 10.000 won di meja. “ikut aku sebentar gyu...” ucapku berbisik tepat ditelinganya lalu aku segera keluar menuju mobilku yang ku parkir disamping kafe
Tak lama kemudian kulihat gyu keluar dari kafe. Langsung saja ku buka pintu mobilku dan menyuruhnya masuk. Ia memutar bola mata sipitnya. “cepatlah katakan, aku banyak pelanggan” ucapnya setelah masuk kedalam mobil. “......” aku tetap diam. “cepatlah hyun...”
“kerja part timemu, apakah masih lama?” Sunggyu menyingsingkan seragam kafenya guna melihat jam tangan dipergelangan tangannya. “setengah jam lagi. Wae?”
“apa kau tak keberatan ikut denganku?”
“eodie?”
“sungai han, menonton pertunjukan kembang api” dengan penuh harap, aku berdoa semoga ia mengucapkan kata ‘iya’. Ku lihat Sunggyu tampak berpikir, ayolah Kim Sunggyu...
“baiklah...” aku membulatkan mataku mendengar jawabannya. Seandainya sekarang tak ada Sunggyu, aku sudah teriak kegirangan. Hey! Siapa yang tak senang kalau menonton pertunjukan kembang api dengan idolanya
“aku kembali dulu hyun..” ucapnya. Lalu membuka pintu mobil dan menutupnya lagi
Baiklah! Hanya 30 menit aku harus menung gyu disini kan? Tak apa asalkan itu demi Sunggyu. Sekitar 5 menit aku menunggu, bosan mulai menghampiriku. Ku putuskan untuk menekan tombol on pada sound yang ada dalam mobilku. Nada beraturan mulai mengalun indah ditelingaku yang merambat melalui udara malam, memecah keheningan yang ada didalam mobil
Woohyun Pov End
Other_Side
Sunggyu mulai melepas seragam kafenya dan meletakkan pada lokernya. “kau sudah selesai gyu?” tanya seseorang menghentikan acara merapikan Sunggyu. “eoh! Woo hyung” orang yang dipanggil Sunggyu dengan panggil ‘woo hyung’ hyung tadi bernama lengkap Jang dongwoo, orang yang tadi sempat Woohyun tanyai tentang Sunggyu
“sepertinya kau akan pergi” gyu hanya nyengir menanggapi ucapan dongwoo, mungkin itu isyarat kata ‘iya’ darinya. “apa bersama namja tadi?”
“tadi?”
“namja tadi juga sempat menanyakanmu padaku?” Sunggyu menutup lokernya lalu membalikkan tubuhnya menghadap dongwoo. “apa dia namja baik-baik?”
“molla, aku baru kenal dengannya tadi pagi” ucapnya sambil mencanngklongkan tas ranselnya. Lalu ia bermaksud keluar dari ruangan ganti tapi kakinya terhenti diambang pintu mengingat ucapan dongwoo. Sebenarnya Sunggyu ragu untuk menanyakan hal ini pada dongwoo. “apa yang ia tanyakan padamu hyung?” tanyanya kembali pada tempat semula
“hanya menanyakan rumahmu” Sunggyu hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Lalu ia melanjutkan langkah kakinya. Kakinya melangkah mencari mobil Woohyun yang terparkir disamping kafe
Sunggyu membuka pelan pintu mobil Woohyun lalu menutupnya kembali setelah mendudukkan dirinya di kursi sebelah kanan pengemudi, disamping Woohyun. Sunggyu melepas ranselnya dan meletakkannya di kursi penumpang dibelakang
“apa sudah selesai?” tanya Woohyun
“tentu saja, aku tak mungkin berpakaian seperti ini jika masih bekerja” astaga! Sifat menyebalkan Sunggyu kembali, padahal tadi ia sudah biasa pada Woohyun
“seatbeldnya gyu..” mendengar intruksi Woohyun, gyu pun langsung saja melaksanakan perintahnya. Akhirnya Woohyun menancapkan gas mobilnya, keluar dari parkiran dan membelah jalanan seoul dengan tenang menuju Sungai Han
15 menit kemudian....
Setelah melalui waktu sepersekian menit, akhirnya Woohyun dan Sunggyu pun sampai di sungai han. Ramai, banyak sekali orang disini jika malam-malam begini. Woohyun tau itu karena ia tak hanya kesini semalam dua malam, hampir setiap malam ia kesini sendiri. Baru malam ini ia bersama seseorang, sang idola
Hening. Sejak Woohyun mematikan mesin pada mobilnya, hanya detak jam tangan yang ada dipergelangan tangan mereka yang terdengar dan tak ada dikeduanya yang berniat memecah keheningan ini. Sebelum... “apa kau tak ingin keluar gyu?” Woohyun memecah keheningan terlebih dahulu
“ak-aku takut ramai...” ucapnya sambil mengeratkan cengkraman tangannya pada ujung kaosnya. Woohyun turun berjalan mengitari mobil lalu membukakan pintu untuk Sunggyu kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu keluar dari mobil. “tenanglah, kau tak sendiri” Sunggyu mendongakkan kepalanya, dengan ragu ia menerima uluran tangan Woohyun
Dorr!!
Dor!!!
Dorr!!
Kembang api mulai terdengar ditelinga mereka, membuat Woohyun mengalihkan pandangannya dari wajah manis Sunggyu dan mendongakkan kepalanya ke atas guna melihat ledakan kembang api yang berwarna-warni. Sunggyu pun mengikuti arah pandang Woohyun
Sunggyu membulatkan mulutnya, pemandangan pertama yang membuatnya lupa dengan kerasnya hidup yang ia jalani. Bibirnya terangkat membentuk sebuah lengkungan tipis, kebahagiaan terpancar dari garis lengkungan itu. Woohyun menurunkan pandangannya, melihat obyek yang lebih indah dari pada kembang api ‘aku akan membuatmu tersenyum gyu, seperti sekarang ini’ bisik Woohyun dalam hati
TBC
Chapter 3..
“gyu.. tinggallah denganku diaperteman..”
Buk! Buk! Buk!!
“aku lelah bersikap sok baik didepan appamu..”
Buk! Buk!!
“ampun eomma!!”
Guk! Guk! Guk!!

“aaahhhh!!!”

0 komentar:

Posting Komentar