Tittle :
Falling In Love With My Idol Chapter 2
Author: Kim Hye
Jin_MRS
Main cast :
WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast :
Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre :
Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk
semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length
: Chapter 1 of...?
WARNING :
pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo
bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi
Author yang baik
NOTE : FF ini
benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada
kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy
Reading ~0~)
Sebelumnya
dichapter 1
“bagaimana kau bisa mengetahui
namaku?” tanya Sunggyu tiba-tiba berhasil mengalihkan perhatian Woohyun dari
saem choi yang sedang memberi pengumuman pada siswa MIPA 1. “emmm... itu..”
‘eottokaji? Tak
mungkin aku mengatakan yang sebenarnya kan?’ batin Woohyun
Chapter 2
Woohyun Pov
“emmm itu... Sungyeol.
Aku tak sengaja mendengar pembicaraannya dengan Myungsoo” ucapku. Baiklah! Kau
memilih alasan yang tepat Nam Woohyun. Hampir saja aku ketahuan
Tuk Tuk Tuk
Tongkat bambu
diketukkan choi saem di depan mengalihkan pandanganku dari makhluk manis
disampingku. “karena hari ini adalah hari pertama kalian masuk, kalian harus
berkenalan terlebih dahulu dengan teman-teman kalian” garis lengkung langsung
tercetak dibibirku mendengar ucapan choi saem. “saem keluar dulu” itu adalah
ucapan terakhirnya di kelasku. Ku tolehkan wajahku ke samping guna melihat
makhluk manis tadi
“Sunggy-...”
ucapanku terpotong saat melihat Sunggyu. Dia tidur dengan membelakangiku.
Tangannya dilipat di atas meja dan ia jadikan bantal. Ku angkat tanganku lalu
kuelus surai caramelnya memberikan kehangatan padanya. Bosan dengan pekerjaanku
akhirnya aku menghentikan elusanku pada surainya. Mentari pagi menyinari wajahnya yang mulus membuat
kulitnya yang bersih bersinar. Aku yakin ia merasa tak nyaman dengan sinar
matahari yang langsung mengenai matanya. Aku berinisiatif mengambil buku paket Sunggyu
yang ada bawah mejanya. Dan.... berhasil, walaupun sedikit susah karena terhalang
badannya. Setelah itu kuangkat buku paket itu untuk menghalangi sinar matahari.
Akhirnya aku berhasil melindunginya
“eughh...”
kudengar ia melenguh. Aku hanya tersenyum mendengarnya, ini adalah fakta baru
yang baru ku ketahui. Ternyata orang yang aku cintai mempunyai kebiasaan tidur
pagi. Ayolah! Ini masih jam setengah sembilan tapi ia sudah tidur pulas. Kapan
ia tidur pun aku tak tau. Apa yang ia lakukan hingga ia kelelahan seperti ini.
Apa ada hal yang tidak aku ketahui tentang Sunggyu?
Aku sendiri
merasa pegal dibagian tanganku, sudah sekitar 10 menit aku bertahan dengan
posisiku. Setelah memikirkannya aku memilih menarik tanganku. “eughh..” untuk
kedua kalinya aku mendengar Sunggyu melenguh. Ah! Pasti ini gara-gara aku yang
menarik tanganku. Saat hendak memberikan lagi naungan yang tadi sempat
kuberikan, tiba-tiba Sunggyu membalikkan kepalanya menghadapku. Astaga! Wajahnya
yang mulus plus manis itu menghadapku. Kalau begini aku tak perlu menghalangi
sinar matahari lagi
Kupandangi
wajah damainya yang tenang. Manis, cantik, kedua kata itu ada pada wajah Sunggyu
berpadu menjadi satu. Setelah lama memandangi Sunggyu, ku letakkan juga kedua
tanganku diatas meja dan melipatnya disana mengikuti Sunggyu. saat ini wajahku
lurus tepat di hadapan Sunggyu. hembusan napas hangat Sunggyu langsung menerpa
wajahku menandakan jarak kedua wajah kami saat ini sangat dekat. Tanpa kusadari
aku pun ikut terlelap di samping Sunggyu
-
-
-
“hyun...”
samar-samar aku merasa ada orang yang memanggilku dan sedikit guncangan
kurasakan pada tubuhku. Perlahan aku mendongakkan kepalaku mendapati Myungsoo
dan Sungyeol di depanku. “wae..”
“kapan kau mau
pulang? Ini sudah hampir jam tiga” ucap Myungsoo
“bwo? Jam 3?”
aku terkejut mendengar ucapan Myungsoo, ku tolehkan kepalaku mencari idolaku
tadi yang tidur bersamaku. What? Tidur bersama. Aigoo! Sepertinya aku salah
mengartikan kata itu kekekkekk. Benar saja dia sudah tak ada di sana, tampaknya
Sunggyu sudah pulang tanpa membangunkanku
“kau cepatlah
pulang gerbang sudah hampir di kunci” sambung Sungyeol. aku pun langsung
mencangklongkan tas ranselku ke punggungku bersiap meninggalkan Myungsoo dan Sungyeol.
“geunde, bukannya kalian tadi mau kencan? Dari mana kalian tau kalau aku sedang
tidur disini?”
“Sunggyu
menelponku dan menyuruhku membangunkanmu. Aku minta tolong pada Myungsoo, dan
aku ikut dengannya karena waktu itu aku sedang bersamanya” jelas Sungyeol
panjang lebar. Jadi yang menyuruh Sungyeol itu gyu... bibirku sedikit
terangkat. Ternyata dibalik sifat angkuhnya, Sunggyu masih peduli padaku
Setelah
mendengar penjelasan Sungyeol, akupun terus melangkahkan kakiku ke area
parkiran untuk mengambil mobil pribadiku. Boleh aku ceritakan tentang diriku?
Kekekk boleh saja ya...
Perkenalkan
namaku Nam Woohyun, putra dari pemilik WHS (woollim high school). Aku bukan
anak mami, sejak aku berusia 17 tahun, kelas 10 tepatnya aku memilih tinggal di
aperteman sendiri. Hanya ada aku, dan pembantuku yang setiap pagi datang untuk
merapikan aperteman. Aku akui, aku seorang sasaeng fan dari Kim Sunggyu. Orang
yang sekarang menjadi classmate sekaligus tablemateku (?). Sunggyu? Dia adalah
seorang anak pejabat yang yatim piatu. Tinggal dengan eomma tirinya, dan pernah
mengalami gangguan mental 1 tahun yang lalu, waktu ia masih kelas 10. Sekarang
dia tidak lagi, sekarang kami sudah sama-sama kelas 11. Yang aku tau dia takut
anjing dan gelap. Alasan dibalik semua itulah yang aku tak tau sampai sekarang
Back to the
story...
Aku mulai
menancapkan gas, keluar dari basment dan bersiap membelah jalanan seoul yang
tampak ramai seperti biasa. Sepanjang jalan, pikiranku terus memikirkan Sunggyu.
Mungkin ini yang dinamai sasaeng fan. Seorang fan yang ingin membuat idolanya
menjadi miliknya. Yap! Kalian benar, aku ingin menjadikan Sunggyu sebagai
milikku. Aku yakin itu akan sulit, kesan pertamanya saja seperti tadi. (baca
chapter 1) Sungguh, aku tak tau kalau Sunggyu mempunyai sifat keras kepala.
Mungkin dari sini aku bisa mengetahui lebih banyak tentang Sunggyu
Setelah
menempuh perjalanan selama 15 menit, aku pun tiba di Aperteman. Dengan segera
aku memarkirkan mobilku, masuk kedalam lift, menekan tombol 9 dan siap melunjur
keatas dimana letak apertemanku yang berada di lantai 9
TING!
Akupun keluar
dari dalam lift lalu membuka sepatu. Kutolehkan kepalaku kesamping mendapati
jam yang menunjukkan jam 4. Ahh!!! Hari yang menyenangkan buatku untuk pergi ke
cafe paradise yang akhir-akhir ini menjadi tranding topic di sekolah yang
katanya tempat dan pemandangannya cukup bagus. Dan jangan lupakan es susu yang
dicampur Oreo yang menjadi menu utama yang ada di sana(emang di korea ada orea?
#plakk #abaikan). Aku langsung melempar tas ranselku ke kursi, lalu membuka
baju dan sekarang hanya meninggalkan celana panjang seragam sekolah.
Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi yang ada dikamarku, membasuh kulitku
yang sangat lengket dengan siraman air hangat yang memuncrat dari shower
Tak butuh waktu
lama, 7 menit kemudian aku selesai dengan acara mandiku. Pelan ku buka lemari
pakaianku. Kupilih sebuah T-shirt merah dan jelana jins hitam untuk membalut
tubuhku. 15 kemudian aku keluar dari Aperteman bersiap meninggalkan Aperteman
dan menancapkan gasku lagi menuju Myungdong, letak kafe paradise. Aku melihat
sekilas jam tangan yang bertenggar di pergelangan tangan kiriku, jam 05:30 KST,
jam 06:00 bisa kupastikan aku baru sampai disana, itupun kalau tidak macet.
Baiklah, mungkin aku pulang malam lagi hari ini. menghabiskan malam di sungai
han sambil menonton pertunjukan kembang api sendirian menurutku itu tak buruk.
Aku tak mungkin mengajak Sunggyu kan? Aku terlalu kikuk untuk hanya mengajaknya
jalan. Gak jantle? Biar..
Woohyun Pov End
Kring!!
“silahkan
masuk” sapa salah satu pelayan kafe paradise sambil membungkukkan badannya 90o.
“silahkan nikmati layanan kami tuan” lanjut pelayan itu lagi. Woohyun pun
mendudukkan dirinya di sebuah kursi pojok dekat jendela, dari sini dapat ia
lihat orang-orang dan mobil-mobil yang berlalu lalang di jalanan malam
“pesan apa
tuan?” ucapan pelayan memecah lamunan Woohyun. Woohyun mendongakkan kepalanya
mendapati orang yang tadi pagi baru ia kenal –taunya sudah lama. “Woohyun..”
kata pelayan itu. “gyu? Ngapain kau disini?” yap! Pelayan yang tadi menanyakan
pesanan Woohyun adalah Sunggyu, idola Woohyun sendiri
Sunggyu tampak
gelabakan mencari alasan. “ak-aku...” Woohyun diam masih tetap menunggu jawaban
Sunggyu. “aku kerja part time disini” Woohyun tampak menganggukkan kepalanya
mengerti dengan jawaban Sunggyu. “jadi kau pesan apa?”
“es susu coklat
oreo”
“hanya itu?”
“ne..”
“baiklah,
tunggu sebentar” Sunggyu akhirnya kembali ke dapur kafe. Woohyun terus
memandangi kepergian Sunggyu yang hilang dibelokan kafe. Woohyun menundukkan
kepalanya, menatap lantai dengan tatapan kosong seperti tengah memikirkan
sesuatu
Woohyun Pov
Jangan kira aku
tak tau jika Sunggyu bekerja disini, aktivitas malam Sunggyu yang satu ini
sudah lama ku ketahui. Hanya saja tadi aku pura-pura tak tau, aneh bukan jika
aku tak menanyakan hal itu pada Sunggyu. Dengan berpura-pura tak tau seperti
tadi Sunggyu tak akan tau kalau aku sebenarnya adalah saseng fannya
Aku kembali
menolehkan pandanganku. Aku melihat Sunggyu yang tengah mondar-mandir hanya
menanyakan pesanan pelanggan. Miris sekali hidupnya, harus hidup sebatangkara
di dunia ini tanpa orang tua dan harus mencari makan sendiri
“pesanan anda
datang tuan..” lagi-lagi seorang pelayan memecah lamunanku, kali ini bukan Sunggyu
tapi seorang namja seperti dino yang tengah mengantarkan pesananku. Pelan
pelayan itu meletakkan es susu coklat oreaku di meja yang ada didepanku.
“silahkan dinikmati” ucapnya sebelum pergi dari hadapanku
“tunggu..”
mendengar panggilanku, pelayan itu pun kembali membalikkan badannya dengan
tampang heran. “nega?” tanyanya. Aku menganggukkan kepala
“eum.. mian
kalau aku mengganggu pekerjaanmu. Apa kau tau pelayan itu?” ucapku sambil
menunjuk Sunggyu yang terus mondar-mandir antara dapur dan meja pelanggan.
“ahh! Namanya Kim Sunggyu, kenapa?”
“apa kau bisa
memberiku alamat rumahnya yang sekarang?”
“aku tak tau
itu, tempat tinggalnya selalu berubah setiap bulan. Dia tinggal tak pernah
menetap” aku menganggukkan kepalaku. “baiklah, saya pergi dulu” akhirya pelayan
dino itu benar-benar pergi dari hadapanku
Kalian dengar
penuturan teman sepekerjaannya? Begitulah hidup idolaku. Tinggal tak pernah
menetap. Dari mana aku tau? Jangan lupakan aku yang merupakan saseng fannya.
Aku selalu mendapati Sunggyu di jam-jam malam pada tanggal-tanggal akhir bulan
dengan koper usang warna putih yang selalu menjadi tempat penyimpanan bajunya
Sebenarnya itu
lah tujuan ku ingin lebih akrap dengannya. Aku ingin mengajaknya tinggal di apertemanku
sebagai pelayanku. Benar-benar pelayan bukan menjadi pelayan seperti kebanyakan
film-film tragis yang mengutamakan nafsu itu, kalian pasti mengerti maksudku.
Tapi aku yakin dia tak akan mau ku ajak, sekarang. Mungkin setelah beberapa
hari kedepan aku lebih akrap dengannya
Ada sebuah
cerita yang sangat miris dibalik kehidupan sunggyu. Seorang anak pejabat
terkenal sepertinya harus berakhir menjadi seorang pelayan seperti ini,
bukankah itu tak masuk akal? Masuk akal jika kalian tau selut belut cerita
hidupnya
Es susu coklat
oreo yang sempat aku pesan, kini oreonya sudah melebur dengan susu coklat.
Hmm... pasti enak sekali. Aku langsung mengulurkan tangan mengambil sedotan,
segera ku seruput minuman lezat ini. Myungsoo tak bohong, es susu coklat oreo ini
benar-benar lezat. Kira-kira 5 menit, habis sudah pesananku. Ingin rasanya aku
kembali memanggil Sunggyu dan memesan es tadi, tapi aku malu. Besoklah! Mungkin
aku akan kembali
Ku lihat Sunggyu
terus menatapku dari tempatnya berdiri, tapi tatapannya kosong. Ku jentikkan
jemariku hingga menghasilkan bunyi, tak lama Sunggyu meminta uang pembayaran
padaku. Ku letakkan uang sekitar 10.000 won di meja. “ikut aku sebentar gyu...”
ucapku berbisik tepat ditelinganya lalu aku segera keluar menuju mobilku yang
ku parkir disamping kafe
Tak lama
kemudian kulihat gyu keluar dari kafe. Langsung saja ku buka pintu mobilku dan
menyuruhnya masuk. Ia memutar bola mata sipitnya. “cepatlah katakan, aku banyak
pelanggan” ucapnya setelah masuk kedalam mobil. “......” aku tetap diam.
“cepatlah hyun...”
“kerja part
timemu, apakah masih lama?” Sunggyu menyingsingkan seragam kafenya guna melihat
jam tangan dipergelangan tangannya. “setengah jam lagi. Wae?”
“apa kau tak
keberatan ikut denganku?”
“eodie?”
“sungai han,
menonton pertunjukan kembang api” dengan penuh harap, aku berdoa semoga ia
mengucapkan kata ‘iya’. Ku lihat Sunggyu tampak berpikir, ayolah Kim Sunggyu...
“baiklah...”
aku membulatkan mataku mendengar jawabannya. Seandainya sekarang tak ada Sunggyu,
aku sudah teriak kegirangan. Hey! Siapa yang tak senang kalau menonton
pertunjukan kembang api dengan idolanya
“aku kembali
dulu hyun..” ucapnya. Lalu membuka pintu mobil dan menutupnya lagi
Baiklah! Hanya
30 menit aku harus menung gyu disini kan? Tak apa asalkan itu demi Sunggyu.
Sekitar 5 menit aku menunggu, bosan mulai menghampiriku. Ku putuskan untuk
menekan tombol on pada sound yang ada dalam mobilku. Nada beraturan mulai
mengalun indah ditelingaku yang merambat melalui udara malam, memecah
keheningan yang ada didalam mobil
Woohyun Pov End
Other_Side
Sunggyu mulai
melepas seragam kafenya dan meletakkan pada lokernya. “kau sudah selesai gyu?”
tanya seseorang menghentikan acara merapikan Sunggyu. “eoh! Woo hyung” orang
yang dipanggil Sunggyu dengan panggil ‘woo hyung’ hyung tadi bernama lengkap Jang
dongwoo, orang yang tadi sempat Woohyun tanyai tentang Sunggyu
“sepertinya kau
akan pergi” gyu hanya nyengir menanggapi ucapan dongwoo, mungkin itu isyarat
kata ‘iya’ darinya. “apa bersama namja tadi?”
“tadi?”
“namja tadi
juga sempat menanyakanmu padaku?” Sunggyu menutup lokernya lalu membalikkan
tubuhnya menghadap dongwoo. “apa dia namja baik-baik?”
“molla, aku
baru kenal dengannya tadi pagi” ucapnya sambil mencanngklongkan tas ranselnya.
Lalu ia bermaksud keluar dari ruangan ganti tapi kakinya terhenti diambang
pintu mengingat ucapan dongwoo. Sebenarnya Sunggyu ragu untuk menanyakan hal
ini pada dongwoo. “apa yang ia tanyakan padamu hyung?” tanyanya kembali pada
tempat semula
“hanya
menanyakan rumahmu” Sunggyu hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Lalu ia
melanjutkan langkah kakinya. Kakinya melangkah mencari mobil Woohyun yang
terparkir disamping kafe
Sunggyu membuka
pelan pintu mobil Woohyun lalu menutupnya kembali setelah mendudukkan dirinya
di kursi sebelah kanan pengemudi, disamping Woohyun. Sunggyu melepas ranselnya
dan meletakkannya di kursi penumpang dibelakang
“apa sudah
selesai?” tanya Woohyun
“tentu saja,
aku tak mungkin berpakaian seperti ini jika masih bekerja” astaga! Sifat
menyebalkan Sunggyu kembali, padahal tadi ia sudah biasa pada Woohyun
“seatbeldnya
gyu..” mendengar intruksi Woohyun, gyu pun langsung saja melaksanakan
perintahnya. Akhirnya Woohyun menancapkan gas mobilnya, keluar dari parkiran
dan membelah jalanan seoul dengan tenang menuju Sungai Han
15 menit
kemudian....
Setelah melalui
waktu sepersekian menit, akhirnya Woohyun dan Sunggyu pun sampai di sungai han.
Ramai, banyak sekali orang disini jika malam-malam begini. Woohyun tau itu
karena ia tak hanya kesini semalam dua malam, hampir setiap malam ia kesini
sendiri. Baru malam ini ia bersama seseorang, sang idola
Hening. Sejak Woohyun
mematikan mesin pada mobilnya, hanya detak jam tangan yang ada dipergelangan tangan
mereka yang terdengar dan tak ada dikeduanya yang berniat memecah keheningan
ini. Sebelum... “apa kau tak ingin keluar gyu?” Woohyun memecah keheningan
terlebih dahulu
“ak-aku takut
ramai...” ucapnya sambil mengeratkan cengkraman tangannya pada ujung kaosnya. Woohyun
turun berjalan mengitari mobil lalu membukakan pintu untuk Sunggyu kemudian
mengulurkan tangannya untuk membantu keluar dari mobil. “tenanglah, kau tak
sendiri” Sunggyu mendongakkan kepalanya, dengan ragu ia menerima uluran tangan Woohyun
Dorr!!
Dor!!!
Dorr!!
Kembang api
mulai terdengar ditelinga mereka, membuat Woohyun mengalihkan pandangannya dari
wajah manis Sunggyu dan mendongakkan kepalanya ke atas guna melihat ledakan
kembang api yang berwarna-warni. Sunggyu pun mengikuti arah pandang Woohyun
Sunggyu
membulatkan mulutnya, pemandangan pertama yang membuatnya lupa dengan kerasnya
hidup yang ia jalani. Bibirnya terangkat membentuk sebuah lengkungan tipis,
kebahagiaan terpancar dari garis lengkungan itu. Woohyun menurunkan
pandangannya, melihat obyek yang lebih indah dari pada kembang api ‘aku akan
membuatmu tersenyum gyu, seperti sekarang ini’ bisik Woohyun dalam hati
TBC
Chapter 3..
“gyu..
tinggallah denganku diaperteman..”
Buk! Buk! Buk!!
“aku lelah
bersikap sok baik didepan appamu..”
Buk! Buk!!
“ampun eomma!!”
Guk! Guk! Guk!!
“aaahhhh!!!”
0 komentar:
Posting Komentar