Jumat, 31 Maret 2017

ff WooGyu Falling in Love With My Idol Chapter 6


Tittle : Falling In Love With My Idol Chapter 6
Author: Kim Hye Jin_MRS
Main cast : WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast : Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre : Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length : Chapter 6 of...?
WARNING : pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi Author yang baik
NOTE : FF ini benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy Reading  ~0~)
Sebelumnya dichapter 5
‘Tuhan!! Aku berada di depan Woohyun. Dekat sekali. Tolong jantungku Tuhan! Jangan biarkan dia keluar dari tempatnya. Aku masih ingin hidup’
Chapter 6
Woohyun terus mengelus pipi merah Sunggyu tanpa mengurangi jarak diantara keduanya, sementara jantung Sunggyu terus berdetak abnormal
“ekhmm.. gyu, sebelumnya maaf. Aku harus melakukan ini untuk mengurangi merah di wajahmu” tanpa menunggu jawaban dari Sunggyu, langsung saja Woohyun menarik kembali wajah Sunggyu menghapus jarak antara keduanya
Cup! Cup!
Woohyun mencium kedua pipi Sunggyu, lagi. Setelah itu Woohyun melepas tangannya dari wajah Sunggyu dan menatap wajah Sunggyu berharap bisa mengurangi merah itu. Tapi sayang, yang ada malah kebalikan dari harapan Woohyun. Pipi Sunggyu malah tambah memerah sampai ketelinga
Woohyun kembali memegang wajah Sunggyu. “gyu, astaga! Ini tak mengurangi merahnya” terselip rasa ganjal di hati Sunggyu. Woohyun menciumnya untuk mengurangi merah di pipinya bukan dari hatinya
Perlahan Sunggyu melepas tangan Woohyun yang bertenggar di kedua pipinya. “sudah ku bilang kembali ke kamarmu hyun, aku tau cara mengatasinya jadi kau kembalilah”
“baiklah aku kembali, ingat besok jangan telat bangun” ucapnya kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar di sebelah kamar Sunggyu
“kau memanfaatkan suasana tadi hyun..” gumam Sunggyu saat Woohyun mulai berjalan menuju kamarnya, tapi Woohyun bisa mendengar ucapan, ah! lebih tepatnya bisikan Sunggyu. Woohyun malah menyunggingkan senyum dibibirnya mendengar bisikan Sunggyu. Faktanya memang begitu bukan?
“cepat tidurlah gyu, lihat jam!” ucap Woohyun setengah teriak sebelum benar-benar menutup pintu kamarnya
“pipiku akan cepat kembali semula seandainya kau tak datang kesini hyun, asal kau tau itu” monolognya
Setelah benar-benar yakin pipinya kembali semula, Sunggyu kembali ke kamarnya dan melihat jam sebentar. ‘bwo!? 12?’ mengetahui jam sudah menunjukkan angka 12, dengan segera ia menarik selimut dan membungkus badannya dengan selimut itu berharap mimpi buruk itu tak datang lagi mengganggunya
Tok! Tok! Tok!
Belum sempat Sunggyu memejamkan matanya sampai 20 menit, suara ketukan pintu kamarnya kembali membuatnya membukakan mata. Dan ia tau siapa orang yang mengetuk pintu itu, siapa lagi orang yang ada di apartement ini selain dirinya? Tentu saja itu Woohyun
Ceklek!
“ada apa hyun?”
“kalau mimpi itu datang lagi, ketuk saja pintu kamarku. Tak usah telepon Dongwoo hyung, ingat gyu” ucap Woohyun, benar kata Sunggyu kan?. Hanya itu yang Woohyun katakan, setelah itu Woohyun kembali ke kamarnya dan menutup pintunya, sedangkan Sunggyu hanya menggelengkan kepalanya. Saat Sunggyu hendak menutup kembali pintunya, kembali ia dengar Woohyun membuka pintu kamarnya membuat ia juga berhenti untuk menutup pintunya dan kembali membalikkan badannya *readers ngerti gak?
“dan gyu gantilah bajumu dengan piyama tidur, aku sudah menyediakannya dalam lemari” Sunggyu menganggukkan kepalanya tanpa berkata-kata ia menunjuk jam yang terpajang diatas tv ruang tamu. ‘00:30’ pikir Woohyun. “maaf gyu, sepertinya aku mengganggu istirahatmu” seakan mengerti dengan maksud Sunggyu menunjuk jam, ia segera kembali ke kamarnya setelah berucap demikian
Sunggyu kembali menutup pintu kamarnya kemudian menyandarkan badannya disana. “bukan sepertinya, kau memang mengganggu tidurku Nam” ucapnya. Lalu Sunggyu melangkah kakinya menuju lemari untuk mencari piyama seperti yang diucapan Woohyun
Benar saja, sebuah piyama warna pink dengan motif panda membuatnya sedikit heran. Pasalnya ia merasa piyama Woohyun sama persis dengan piyama yang sekarang tengah ia pegang hanya warnanya saja yang berbeda. (red: di V live piyama Woohyun warna biru motif panda)
∞W∞G∞S∞
Jam bulat menunjukkan angka 04:30 KST. Sudah merasa suatu kegiatan wajib bagi Sunggyu untuk bangun sebelum jam 05:00. Suara gemercik air yang bersumber dari kamar mandi kamar Sunggyu dapat didengar dengan jelas menandakan bahwa ia tengah membasuh badan lengketnya. Setelah selesai, Sunggyu mencari bajunya dalam tas yang masih belum ia letakkan dalam lemari. Sebuah kaos warna putih dan celana training panjang warna hitam ia pilih untuk pagi ini. Pagi-pagi mengayun sepeda untuk mengantarkan susu sama dengan olahraga baginya. Ia tak ingin terus menumpuk lemak pada dirinya
Setelah selesai mengganti bajunya, ia melangkahkan kakinya menuju dapur lalu mulai mencari bahan makanan dalam kulkas. Hanya terdapat beberapa bahan untuk nasi goreng. Mungkin ia memang harus memasak itu untuk Woohyun. Sebelum jam menunjukkan angka 05:00 Sunggyu harus lebih gesit memasak mengingat jarak antara apartement Woohyun dengan tempat mengambil susu lebih jauh dari biasanya
Tapi tunggu! Sepedanya! Sunggyu tak membawa sepeda bututnya. Ah!! Sudahlah itu bisa dipikirkan nanti, yang penting sekarang ia harus memasak untuk Woohyun
=====*=====
Matahari mulai keluar dari peraduan, memerintah semua makhluk untuk segera memulai kembali aktifitas dan kewajiban masing-masing. Rupanya seorang namja terusik dengan sinar mentari yang masuk melalui celah-celah jendela kamarnya. Namja itu menggeliat, mengucek matanya kemudian mendudukkan badannya di kepala tempat tidurnya. Namja itu tak lain adalah Nam Woohyun. Entah karena alasan apa, di pagi buta ini yang bahkan dirinya belum mandi, senyum tipis sudah menghiasi bibir tebal nan sexinya *author pingsan
Dengan tergesa-gesa ia berlari kecil membuka pintu kamarnya kemudian meneriakkan nama, “Sunggyu...!” teriaknya dari ruang tamu. Namun, hening
Apakah Sunggyu belum bangun? Woohyun pun melangkahkan kakinya menuju kamar Sunggyu yang kebetulan tak terkunci. Nihil, Sunggyu tak ada dikamarnya, balkon, kamar mandi, Sunggyu tak ada dimanapun. Dapur, insting Woohyun menyuruhnya untuk ke dapur karena tempat itu satu-satunya yang belum ia terlusuri. Hasilnya sama, Sunggyu juga tak ada disana. Ekor matanya melihat sesuatu di atas meja makan. Woohyun mengerjitkan dahinya melihat nasi goreng dan sebuah note disampingnya
‘selamat pagi tuan, maaf saya tidak membangunkan tuan karena saya bangun sangat pagi untuk mengantar susu. Maaf saya hanya bisa menyiapkan nasi goreng ini untuk tuan. Sepertinya saya harus belanja, kulkasnya hanya berisi minuman-minuman bersoda dan tak ada bahan makanan. Dan satu lagi, jangan menunggu saya. Apartement tuan dekat halte jadi saya bisa naik bis. Selamat makan ^_^’ begitu isi note yang Sunggyu tulis untuk Woohyun
“dia benar-benar menganggapku sebagai tuannya” gumamnya. Tangan Woohyun terulur meraih sendok dan mulai menyuapkan nasi pada mulutnya. Seakan terhipnotis, ia mendudukkan badannya pada kursi tanpa memberhentikan suapan nasi pada mulutnya
=====*=====
07:00..
Sunggyu memberikan uang 10.000 won pada stand penyewa sepeda, setelah itu ia melanjutkan langkah kakinya menuju apartement. Langkahnya terhenti ketika melewari sebuah market. Arah tatapan matanya menerawang jauh ke dalam sana, mengira-ngira barang yang akan ia beli ada apa tidak. Saat kembali tersadar, Sunggyu merogoh kantong celana trainingnya. Sesaat kemudian ia mendengus kesal, rupanya uang yang ia bawa tak cukup untuk membeli bahan-bahan makanan. Sudahlah, pulang sekolah nanti saja ia belanja
Sambil meloncat-loncat kecil Sunggyu terus melangkahkan kakinya menuju apartement Woohyun. Tak jarang ia berhenti dan membungkukkan badannya hanya untuk sekedar menyapa seorang kakek nenek yang sedang berolah raga pagi
Ckitt!
Pasword pintu apartement Woohyun berdecit tanda bahwa ada seseorang yang akan masuk. Siapa lagi yang tau pasword pintu apartement Woohyun selain Myungsoo, keluarganya, dan.... Sunggyu. Tak mungkin appanya ke sini, pasti sekarang appanya tengah sibuk dengan keberangkatannya ke Amerika hari ini, seperti yang dikatakannya semalam. Apa Myungsoo? Tak mungkin Myungsoo datang pagi buta seperti ini ke apartementnya, biasanya Myungsoo datang ke apartement Woohyun kalau Woohyun sendiri yang memintanya. Berarti...
“aku pulang!!” tak lain itu Sunggyu. Sunggyu melihat tv menyalah. Ia berniat mematikannya, tapi tidak setelah ia melihat Woohyun tengah tiduran di sofa sambil makan popcorn seperti mengabaikannya
“tu-tuan kenapa tak berangkat?” Woohyun membangkitkan tubuhnya lalu menatap Sunggyu tak suka. “jangan panggil aku dengan nama itu, aku terdengar seperti kakek-kakek yang sudah tua”
“ah!! Mianhamnida”
“jangan seformal itu gyu, bersikaplah biasa. Seperti Sunggyu yang tadi malam”
Blush!! Tiba-tiba roda merah kembali menyeruak di pipi chubby Sunggyu mengingat tadi malam. Sungguh Sunggyu benar-benar tak menyangka hari pertamanya bekerja akan terjadi hal demikian
“kau cepatlah bersiap, aku mandi dulu” ucap Woohyun. “tunggu Woohyun-ah!” Woohyun kembali membalikkan badannya. “apa kita akan berangkat bareng?”
“eum wae?”
“ani, geunya... anak-anak akan melihat kita aneh. Kita bukan saudara, tak mempunyai hubungan darah, dan lagi. Anak-anak tak tau kalau aku pelayanmu. Lalu bagaimana dengan fans-fansmu?”
“sebelum kau memikirkan itu, apakah anak-anak peduli dengan kehidupan kita?” pertanyaan Woohyun berhasil membungkam bibir Sunggyu. Woohyun tersenyum kecut kemudian melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti
“astaga! Ada apa dengan diriku? Kenapa aku jadi gugup seperti ini? padahal sebelumnya aku sudah pernah berangkat bersama Woohyun” monolog Sunggyu. Tak ingin membuang waktu, Sunggyu pun segera mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Ia harus cepat ke sekolah dan menceritakan semuanya pada Sungyeol
∞W∞G∞S∞
Seperti halnya siswa pada umumnya, pagi menjelang siang Sunggyu, Sungyeol, Myungsoo dan Woohyun memilih makan bersama di kantin dengan traktiran Woohyun. Di tengah keheningan terjadi, dimana yang terdengar hanya suara perang antara garpu dan sendok, Sungyeol tiba-tiba menyela
“gyu.. kenapa kau bisa merangkat dengannya?” tanya Sungyeol sambil menunjuk Woohyun, mau tak mau Woohyun menghentikan makannya saat Sungyeol menyeret namanya dalam perbincangannya dengan Sunggyu
“dia sekarang tinggal denganku” belum sempat Sunggyu mengeluarkan suara, tiba-tiba Woohyun menjawab pertanyaan Sungyeol. Sungyeol mendelikkan matanya meminta penjelasan Sunggyu
“eum, begitulah” Myungsoo yang dari tadi hanya fokus pada makannya kini pun ikut memberhentikan makannya. Sedangkan Woohyun tampak congkak dengan jawaban Sunggyu, seolah ia ingin meneriakkan ‘merdeka’ lantang-lantang di halaman sekolah
“Woohyun-ah, apa itu benar?”
“tentu saja myung” merasa aneh dengan respon kedua temannya, Sunggyu hendak membuka mulutnya lagi dan menjelaskan maksud kata ‘tinggal denganku’ yang dimaksud Woohyun. Namun lagi-lagi Woohyun menyela, “sudah, lanjutkan makan kalian”
akhirnya kembali semula. Myungsoo yang selalu fokus setiap sesuatu yang berhubungan dengan makanan, Sungyeol pun begitu. Beda halnya dengan Woohyun dan Sunggyu. Sunggyu menampakkan raut bertanya-tanya pada Woohyun, sedangkan Woohyun seolah ingin mengatakan ‘kau tenang saja’. Sunggyu hanya bisa mendengus kesal dengan jawaban sederhana itu. Oh ayolah! Kalau berita ini tersebar ke seluruh penjuru WHS, ia bisa mati dimakan fans Woohyun. Mungkin kali ini Sunggyu bisa berharap 2 sahabatnya ini bisa tutup mulut demi melindunginya
Makan selesai, ke empat sahabat itu meninggalkan nampan nasi di atas meja. Saat di koridor sekolah Woohyun menyikut Sunggyu dan mereka bicara ani, lebih tepatnya bisik-bisik membuat myungyeol memicingkan sebelah matanya. “yeol, apa kau percaya dengan ucapan Woohyun?”
“molla, bisa iya bisa tidak”
“kau tau kan kalau dia itu namja licik”
“tentu saja. Tuan kim, kau tau? Kau meggunjing Woohyun seperti itu, kau sama halnya dengan mengumumkan bahwa dirimu juga memiliki kepribadian itu” skakmat. Myungsoo tak bisa lagi menyembunyikan kepribadian hasil tularan Woohyun itu
“apa yang kalian bicarakan? Kenapa bisik-bisik gitu?” tanya Sunggyu. “bukankah seharusnya kami yang bertanya pada kalian? Kami bisik-bisik dan bicara serius itu merupakan hal biasa karna statusku dengan Sungyeol itu pacaran. Terus kalian apa? Pembicaraan kalian tadi seperti mengasingkan kami berdua..” Sunggyu menggaruk tengkuknya sedangkan Woohyun pura-pura tak mendengarkan ucapan Myungsoo dengan pura-pura bicara dengan fan-fannya. Benar kata Myungsoo, kenapa dia tampak akrap sekali dengan Woohyun. “tapi yang kami bicarakan hanya tentang perpustakaan sekolah” elak Sunggyu
“oh ya!? Kenapa harus bisik-bisik”
“hey! Ayolah! Itu tak penting untuk dipermasalahkan bukan?”
“tidak sebelum kalian berdua menjelaskan pada kami pernyataan kalian tadi di kantin”
“baiklah-baiklah, jangan disini. Rooftop” usul Woohyun. Setelah itu mereka pun mengikuti arah langkah kaki Woohyun menuju rooftop
“jadi tuan Nam...” ucap Myungsoo menunggu penjelasan dengan logis dari woohyun yang sekarang tengah berada di depannya. “aku yang akan menjelaskan...” sela Sunggyu. Sungyeol tampak antusias dengan ucapan Sunggyu selanjutnya
“kami memang tinggal bersama, tapi aku tinggal disana sebagai pelayannya. Seperti membersihkan rumah, menyiapkan makanan untuknya, belanja, mencuci dan lain-lain” Myungsoo dan Sungyeol melongo mendengar penjelasan gyu. “tak ada apapun yang istimewa, dan hari ini adalah hari pertamaku bekerja disana” lanjutnya lagi
“apakah sudah selesai?” tanya Woohyun yang dijawab anggukan oleh Myungsoo dan Sungyeol. “kalau begitu kalian bisa pergi dari sini, ada hal yang ingin ku katakan pada Sunggyu” Sunggyu mengerjitkan dahinya mendengar ucapan tuannya. Karena tak ingin berlama-lama, Myungsoo dan Sungyeol pun menyeret kakinya melangkah meninggalkan Sunggyu dan Woohyun di rooftop school
Sementara itu Myungsoo dan Sungyeol menerka-nerka nasib Sunggyu ditangan Woohyun. “myungie, apakah Sunggyu akan baik-baik saja?”
“tentu yeol, kau kira sahabatku itu monster?”
“tidak, dia lebih mengerikan daripada monster. Monster hanya membunuh, tapi dia tidak?”
“tidak gimana? Penyiksaan terakhir setauku itu pembunuhan. Kau bilang Woohyun lebih dari itu?”
“eum, dia itu membunuh orang lewat hatinya”
“aishh!! Sudah kubilang yeolli, Woohyun itu mencintai Sunggyu. Bahkan aku yakin sekarang Woohyun sudah sadar”
“apakah Sunggyu-ku juga mencintai Woohyun?”
“bisa jadi”
Ditengah-tengah perbincangan myungyeol, tanpa disengaja salah satu fan Woohyun mendengar perbincangan sederhana Myungsoo dan Sungyeol. Orang itu merupakan ketua fanclub Nam Lovers. Panggil saja dia, Key. Nam Lovers adalah nama bagi sekumpulan orang yang benar-benar terobsesi dengan Nam Woohyun
“bwo!? Sunggyu mencintai woohyun? Berani-beraninya dia!” geram Key tak percaya sambil membekap mulutnya sendiri. Langsung saja ia mengadakan pengumuman rahasia lewat teman-temannya pada semua fan Woohyun. Semua fan tampak tak terima mendengar namja miskin seperti sunggyu mencintai oppa mereka
=====*=====
 “ada apa tuan?” tanya Sunggyu sambil mendekati Woohyun yang tengah terbuai dengan semilir angin yang begitu menyejukkan. “sudah ku katakan gyu, jangan panggil aku tuan, dengan panggilan itu aku terdengar lebih tua”
“lalu...”
“panggil aku dengan nama yang biasa kau gunakan sebelum kau kerja denganku”
“ta-tapi aku merasa tak sopan”
“kau ingat kalau aku sudah mengatakannya padamu, aku ini sahab-...” ucapan Woohyun tiba-tiba terhenti. Bagaimana tidak? Saat ini jari telunjuk Sunggyu menempel dengan indah di bibir Woohyun. “jangan lanjutkan lagi” Sunggyu melepas jarinya dari bibir Woohyun. “baiklah wo-Woohyun-ah..” ucapnya.
“sekarang cepatlah katakan ada apa?” lanjut sunggyu. “tak ada, aku hanya khawatir kalau salah satu fanku mengetahui kalau kita tinggal satu atap. Mereka pasti tak akan tinggal diam”
“sudahlah, yang penting kita jaga jarak. Berharap saja semoga mereka tak curiga dengan kita, karena kita sering brangkat bareng”
“kau benar...”
“baiklah, aku turun duluan...”
“eum...”
 Setelah itu Sunggyu melangkah turun dari rooftop school sambil memegang dada sebelah kirinya. Sakit, itulah yang ia rasakan saat ini. Sunggyu tau lanjutan ucapan Woohyun yang tadi sempat ia cegah. ‘kau ingat kalau aku sudah mengatakannya padamu, aku ini sahabatmu..’ pasti itu yang ingin Woohyun katakan. Pikirnya. Ia takut mendengar kata ‘sahabat’ keluar dari bibir Woohyun. Entahlah, ia hanya tak menginginkannya
Suara gaduh dari bawah menghentikan langkah Sunggyu. Dari yang ia dengar, mungkin sekitar 5 atau 6 orang menuju ke arahnya. “kau!!” ucap orang itu sambil menuding Sunggyu dengan jari telunjuknya.  benar saja. Terdapat 5 orang tengah menatapnya dengan raut kebencian. “nega? Wae?” tanya Sunggyu dengan polos. Ada rasa takut yang terselip, ia tau dengan siapa ia bicara. Key, ketua fanclub Nam Lovers.
“cepat bawa dia!” perintahnya pada 4 orang yang mengikutinya. Sunggyu berontak berusaha melepaskan diri dari belengguan 4 orang ini tapi apalah daya ¼, ia tak mungkin mampu
∞W∞G∞S∞
Woohyun melangkahkan kakinya degan gesit mengingat keterlambatannya. Bukan karena takut dimarahi atau dikeluarkan dari kelas oleh Choi saem, tapi Sunggyu. Ia takut Sunggyu-nya kembali cuek karena dirinya yang tak disiplin
Sesampainya di kelas, bukannya membungkukkan badan pada Choi saem sebagai permintaan maaf atas keterlambatannya, tapi ia malah celingak-celinguk seperti mencari seseorang. “Ya! Nam Woohyun, apa yang kau lakukan? Cepatlah duduk, pelajaran sudah dimulai” ucap Choi saem. Baiklah, mungkin Choi saem sedikit memberi toleran dengan sikap Woohyun yang memang tak tau sopan santun dari lahir. Semua guru tau itu...
Seperti tak ada yang bicara, Woohyun masih tetap berdiri di belakang, “saem!” panggilnya sambil mengacungkan tangannya
“eoh!wae?”
“Sunggyu belum kembali”
“sudahlah, mungkin dia di perpus. Dia itu anak pintar tak sepertimu” sindir Choi saem
“tidak saem...”
“sudahlah cep-...” belum sempat Choi saem menyelesaikan ucapannya, Woohyun langsung melesat pergi ke luar kelas mencari Sunggyu tidak menghiraukan umpatan dan sumpah serapah dari Choi saem
Woohyun terus berlari mencari Sunggyu. Ia kembali ke rooftop school, mungkin Sunggyu kembali ke sana saat Woohyun sudah tak ada, pikirnya. Namun tak ada. Perpus, lapangan basket, kolam renang, LAB, dan toilet, Sunggyu tak ada dimanapun. Ponselnya tak aktif, itulah yang membuat Woohyun semakin khawatir. Sementara itu keringat Woohyun terus keluar dari pori-pori kulitnya hingga membasahi seragamnya
“gyu.. neon eodiya?” gumamnya di depan toilet. Woohyun berjalan gontai menyusuri koridor sekolah, hingga pandangannya tertuju pada sebuah ruangan paling pojok dan jarang terpakai. Samar-samar Woohyun mendengar suara isakan. Pikirannya langsung tertuju pada Sunggyu. Dengan cepat ia lari ke arah pintu ruangan itu dan langsung mengetuk pintu itu
“gyu.. kau kah itu?” tak ada jawaban. Woohyun yakin orang yang ada dalam sana Sunggyu. Sial! Pintunya dikunci dengan gembok dan rantai. Pasti akan sulit untuk mendobrak pintu ini sendirian
“gyu, bertahanlah” Woohyun terus mendobrak pintu itu, tapi tak ada hasil sama sekali. Ponsel!. Ia merogoh ponselnya kemudian mendial nomor seseorang
“myung cepatlah bantu aku, Sunggyu terkunci dalam gudang” tanpa menunggu jawaban Myungsoo, Woohyun langsung memutus sambungan selulernya. Setelah meletakkan kembali ponselnya pada kantong seragamnya, ia berusaha mendobrak pintu lagi
“bertahanlah gyu...!!” teriaknya. Tak lama kemudian Myungsoo datang dengan Sungyeol mengikutinya dari belakang. “apa yang terjadi?”
“tak ada waktu untuk menjelaskan, cepat bantu aku” sementara Sungyeol berusaha menahan tangis, dua namja seme itu terus mendobrak pintu
“Woohyun-ah, palliwa Sunggyu takut gelap” mendengar penuturan Sungyeol, semangat Woohyun untuk cepat mendobrak pintu semakin menggebu-gebu. “sebenarnya dia itu memiliki trauma apa saja sih?” tanya Woohyun ditengah-tengah usahanya bersama Myungsoo
“mimpinya, ramai, anjing dan kegelapan”
BRAK!!
Berhasil. Terlihat Sunggyu yang tengah meringkuk di bawah kardus-kardus kosong dengan menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya disana. Air matanya terus meleleh sedangkan badannya bergetar hebat. Langsung saja Woohyun berlari menghampiri Sunggyu dan membawanya kedalam pelukannya. Walaupun basah dengan keringat, tapi ia terlalu takut melihat Sunggyu dengan keadaan demikian, Woohyun tak memedulikan semuanya. Yang penting sekarang Sunggyu selamat dan kembali padanya dengan keadaan baik-baik saja. Tapi kali ini Sunggyu tak terlihat baik-baik saja
Myungsoo dan Sungyeol menatap iba pada Sunggyu. Tega-teganya orang itu mengurung Sunggyu disini. Kurang menderitakah Sunggyu selama ini?. Baru beberapa saat Sunggyu merasakan hidup dengan kehadiran Woohyun, kenapa sekarang malah mendapat penyiksaan fisik seperti ini. Mungkin bagi mereka yang tak mempunyai trauma dengan gelap akan berpendapat ini hanyalah hal biasa. Tapi beda halnya dengan Sunggyu. Ia takut gelap. Insiden waktu ia berumur 5 tahun lalu...
“hiks... hiks... dowajuseyo dowajuseyo...” gumaman lirih dapat Woohyun dengar dari bibir bergetar Sunggyu. Sungyeol mendekati Sunggyu kemudian berbisik, “sssttt!! Tenanglah gyu, Woohyun ada disini” ucapnya sambil mengelus punggung Sunggyu. Sementara itu, Woohyun semakin mengeratkan pelukannya pada Sunggyu
“hyun, sebaiknya kita bawa Sunggyu ke UKS. Ini jam pelajaran jadi tak akan banyak menarik perhatian siswa lain” saran Myungsoo. Sungyeol membantu Woohyun membangunkan tubuh bergetar Sunggyu. Mata Sunggyu terpejam rapat dan bibirnya menggumamkan sebuah kalimat tak jelas dan tak bisa mereka dengar. Woohyun mencoba menegakkan tubuh Sunggyu sambil menangkup kedua pipi Sunggyu. “dengar gyu, ini aku Woohyun. Bukalah matamu, sekarang kau sudah tak sendiri lagi. Ada Sungyeol, Myungsoo, dan aku. Kau tak sendiri” nihil, Sunggyu tetap memejamkan matanya erat
“tak akan berhasil, dia membutuhkan cahaya hyun” bijak. Myungsoo selalu memberikan saran yang bijak untuk dilakukan. Woohyun dan Sungyeol memapah Sunggyu, tapi kakinya Sunggyu masih bergetar. Jalan satu-satunya untuk mempersingkat waktu adalah...
“aku akan menggendongnya” ucap Woohyun. Myungsoo dan Sungyeol hanya mengikuti Woohyun dari belakang
Sungyeol tak bisa menahan cucuran air matanya. sedangkan Myungsoo sebagai kekasih berusaha menenangkan Sungyeol dengan memeluknya. Disanalah Sungyeol menumpahkan air matanya. Sungyeol tau penderitaan Sunggyu sebelum kedatangan Woohyun dalam hidup Sunggyu, begitupun Myungsoo
Sesampainya di UKS, Woohyun menjaga Sunggyu tanpa melepas genggaman tangannya. Sementara Sungyeol mengambil tas Sunggyu dan Myungsoo meminta izin pada Choi saem selaku wali kelas Sunggyu untuk pulang duluan. setelah Myungsoo kembali dan mengatakan Choi saem mengizinkan pada Woohyun, saat itulah gematar pada tubuh Sunggyu mulai berkurang dan pelan Sunggyu membuka matanya
“gyu...” lirik Woohyun. Reflex Sunggyu menghempaskan tangan Woohyun dan langsung berhambur pada pelukan Woohyun sambil memukul ringan dada Woohyun. “kau jahat hyun! Hiks.. hiks.. kenapa kau hiks.. lama sekali menemukanku. Aku memanggilmu hiks.. kenapa hiks... kau tak mendengar hiks... ku” ucap Sunggyu disertai isakannya. Merasa mereka butuh waktu berdua, myungyeol pun keluar UKS dan memilih menunggu mereka diluar
“stttt!! Yang penting kau selamat kan?”
“aku takut hyun..” kini isakan Sunggyu mulai reda, namun Sunggyu masih tetap betah dalam pelukan Woohyun. “sekarang kau pulang saja eum, aku akan mengantarmu”
“tidak... aku tak mau” Woohyun hendak bertanya siapa dalang dibalik semua ini, tapi Woohyun masih tau sikon (red : situasi dan kondisi), mungkin lain kali Woohyun akan bertanya
“kalau aku di rumah, aku akan sendi-...”
“tidak, aku juga akan pulang menemanimu di sana” Woohyun melepas pelukannya kemudian mengusap bekas air mata yang masih menempel di pipi Sunggyu. “gyu...”
“baiklah..” ucap Sunggyu. saat Woohyun menawarkan punggungnya sebagai kendaraan Sunggyu menuju parkiran (gendong) Sunggyu tak mau. Namun Woohyun ngotot ingin menggendong Sunggyu. Sunggyu juga kukuh dengan pendiriannya. Dan akhirnya Woohyun mengalah. Tugas Woohyun hanya membawakan tas sekolah Sunggyu
Myungsoo dan Sungyeol hanya menggeng-gelengkan kepalanya. Baru beberapa menit mereka tampak romantis, tapi sekarang sudah seperti anjing dan kucing lagi. Salahkan mereka yang sama-sama mempunyai pribadi keras kepala
∞W∞G∞S∞
“kurasa mereka benar-benar saling mencintai myung..”
“eum, begitulah..”
“dan kurasa mereka sam-sama tak menyadari itu..”
“iya, atau salah satu dari mereka sudah ada yang menyadari...”
“atau keduanya sudah sadar tapi sama-sama tak punya nyali untuk mengungkapkan”
“pemikiranmu yang barusan lebih mendekati yeolli..”
=====*=====
Sesampainya di apartement Woohyun menyuruh Sunggyu untuk istirahat, tapi Sunggyu malah ingin pergi ke super market untuk membeli bahan-bahan makanan. Tak ada jalan lain selain menuruti kata si sakit. Dan sekarang disinilah mereka, super market...
“biar aku yang memilih dan kau memegang keranjang..” ucap Sunggyu. Woohyun mendengus kesal pada Sunggyu. Bukan kah disini Woohyun sebagai majikan? Kenapa malah dia yang diperintah oleh pelayannya. Sunggyu mendengar sekilas umpatan Woohyun pada dirinya, saat Sunggyu membalikkan tubuh dan menatap Woohyun dalam, Woohyun langsung memberhentikan umpatannya
“ada apa gyu? Cepatlah pilih biar kita cepat pulang dan kau lekas istirahat”
“kau menghawatirkanku?”
“tentu saja, kalau kau sakit siapa yang akan menyiapkan makanan padaku?” awalnya Sunggyu tersenyum mendengar ucapan Woohyun, tapi tidak pada kalimat terakhir. Woohyun menghawatirkannya karena takut ia tak ada yang memasakkan makanan untuknya. Kalaupun Woohyun menghawatirkannya, itu tak ada alasan lain selain ‘karena kita sahabat’ itu semakin membuat Sunggyu sakit Nam Woohyun. Asal kau tau itu!
“eum eum, baiklah...” setelah itu mereka berdua benar-benar fokus pada apa yang harus mereka pilih untuk hidangan makan mereka. Sayur, daging, bumbu-bumbu, mie instan seperti ramen tak ketinggalan untuk masuk dalam keranjang belanjaan mereka, snack pun tak lupa. Setelah semua sudah lengkap, mereka membawanya ke kasir tanpa takut kekurangan uang
Mengingat Sunggyu yang dulu sebelum bertemu dengan Woohyun. Setiap Sunggyu ingin berbelanja, ia harus benar-benar memperhitungkan dengan benar antara uang belanja dan uang untuk kebutuhan-kebutuhan yang lain
Sesampainya di apartement saat Sunggyu hendak menata barang belanjaannya ke dalam kulkas, Woohyun segera mencegahnya. “biar aku saja”
“tidak, ini tugas seorang pelayan..”
“gyu, ayolah gyu.. untuk kali ini saja kau yang mengalah padaku”
“......” tak ada jawaban dari Sunggyu, tangan Sunggyu terus mengambil bahan-bahan makanan dan meletakkannya dalam kulkas
“gyu..”
“......” tetap tak dihiraukan
“gyu!”
“......” merasa tetap tak ada respon Woohyun mendekati Sunggyu membuat Sunggyu menarik kembali tangannya saat hendak mengambil wortel. “letakkan itu dan cepat ke kamar” ucap lirih Woohyun dengan nada penuh penekanan. Merasa ada aura hitam yang mengelilingin Woohyun, Sunggyu pun menurut saja. Ingat! Seorang pelayan
Woohyun menghela napas sebentar kemudian mendudukkan dirinya pada kursi dekat kulkas, lebih tepatnya kursi meja makan. “aku terlalu menyayangimu gyu...” gumamnya dan tentu saja Sunggyu tak bisa mendengar ucapan Woohyun dari dalam kamarnya. Setelah itu Woohyun memberanjakkan dirinya untuk menggantikan Sunggyu, meletakkan bahan makanan ke dalam kulkas
=====*=====
Tepat jam 04:30 KST Woohyun hendak mengajak Sunggyu makan malam bersama, tapi...
Wajah masamnya yang ia tampakkan pada Woohyun saat membuka pintu. “wae?”
“jam...” ucap Woohyun sambil menunjuk jam yang melingakar pada pergelangan tangannya. Seakan mengerti dengan isyarat Woohyun, Sunggyu mendelikkan matanya. mendengus pelan, kenapa waktu berjalan begitu cepat
“aku mandi dulu...” setelah itu Sunggyu menutup kembali pintu tepat di depan wajah Woohyun dengan keras. Woohyun mendengus kesal dengan sikap sunggyu yang terus-terusan berubah
“ada apa dengannya? Karena aku? Ahh!! Tak mungkin...” monolognya. Sambil menunggu Sunggyu selesai mandi, Woohyun mengambil sebuah kertas dan bolpen kemudian mulai mencorat-coret kertas seputih salju itu dengan tinta hitamnya. Baiklah! Saatnya balas dendam ‘awas kau gyu...’
∞W∞G∞S∞
“apa kau lama menungguku? Kenapa tak langsung makan saja? Apa makanannya sudah selesai dimasak? Apa aku sendiri yang harus ma-....” ucapan Sunggyu langsung dipotong oleh jari telunjuk Woohyun yang tiba-tiba menempel pada bibir merah cherrynya *author ngiler #plakk. Pembalasan di rooftop
“sebaiknya kita cepat makan. Bicara denganmu tak ada habisnya...” ucap Woohyun. Setelah itu Woohyun meninggalkan Sunggyu dibelakang. Apa barusan Sunggyu tak salah dengar? Bicara dengan Sunggyu tak ada habisnya? Bukankah itu kepribadian Woohyun? Namja alay yang tak bisa tenang? Dari pada Sunggyu memikirkan Woohyun, baik dia menyusul Woohyun
Mata sipit Sunggyu membulat melihat hidangan, ani! Lebih tepatnya masakan ala chef Woohyun. Semuanya begitu menggoda selera. Baiklah, tetap bersikap biasa jangan terlalu berlebihan. “duduklah..” intruksi Woohyun
“dimana?”
“tentu saja disitu” tunjuk Woohyun dengan menggunakan dagunya pada kursi seberang yang berhadapan dengan tempat duduknya. Sunggyu menggeser sedikit kemudian mendudukkan dirinya disana. Agak canggung mengingat perbedaan kasta mereka (red : di Korea masih ada perbedaan kasta sampi sekarang) seorang majikan dan pelayan makan disatu meja. Bukan hal biasa untuk dilakukan
“emm gyu, setelah ini ada yang ingin aku bicarakan denganmu” ucap Woohyun ditengah-tengah acara makan mereka berdua. “bwo? Kenapa tak sekarang saja?”
“jangan banyak tanya, cepat habiskan makanannya biar kau cepat pula mengetahuinya” lagi-lagi Sunggyu dibuat kesal oleh Woohyun. ‘ada apa dengannya?’ mungkin itu yang dipikirkan Sunggyu saat ini
Sekitar 15 menit mereka menyelesaikan makan dan mencuci piring, akhirnya semuanya selesai dan rapi kembali seperti semula. Seperti yang Woohyun katakan tadi, ada sesuatu yang ingin Woohyun katakan jadi keduanya memilih tempat di sofa ruang tamu untuk membicarakan perihal itu
“aku membuat aturan apartement...”
“he!? Geunde Woohyun-ah, bukankah apartement ini milikmu, tentu saja semua terserahmu. Kenapa harus ada aturan”
“memang kau pernah mendengarkan ucapanku?” pertanyaan Woohyun hanya dijawab dengan cengiran kuda oleh Sunggyu
“pertama...”
“tunggu! Kenapa harus ada kata pertama? Berapa banyak aturannya...”
“pertama, kau tidak boleh membawa yeoja atau namja kesini karena aku juga tak pernah melakukannya kecuali Myungsoo dan Sungyeol”
“jadi kalau kau pernah melakukannya aku boleh melakukannya?”
Lag-lagi Woohyun tak menghiraukan Sunggyu dan terus membaca peraturan-peraturan yang ia buat tadi. “kedua, kau harus selalu berangkat sekolah denganku” Sunggyu tersenyum tipis mendengar peraturan kedua dan lagi-lagi ia menepis perasaannya, ‘hanya sahabat’ begitu kata Woohyun. “ketiga, kau harus berhenti kerja mengantarkan susu”
“bwo!?”
“tak ada penolakan”
“tapi hyun, aku menyukai pekerjaanku yang itu”
“kalau begitu berhenti dari kafe”
“tidak, gaji disana sangat disayangkan”
“apa gajimu bekerja disini masih kurang gyu?”
“aniya, geunyang...”
“kau ingin bertemu dengan Dongwoo hyung?” dahi Sunggyu mengerjit. Pasalnya, kenapa nama Dongwoo Woohyun bawa-bawa. Dongwoo tak ada sangkut pautnya dengan kehidupannya, ia hanya teman sepekerjaannya tak lebih. “ya!! Aku sudah menganggap dia seperti hyungku sendiri”
“begitukah?” Woohyun menatap Sunggyu dengan tatapan menelanjanginya, berusaha memaksa Sunggyu untuk mengakui sebuah kebohongan yang tengah ia simpan. “eum, tentu saja”
“ahh!! Baiklah, keempat. Setiap pagi kau harus selalu membangunkanku. Kelima-..........” Woohyun terus menuturkan peraturan-peraturan yang ia buat dalam apartementnya. Hingga Sunggyu tampak terheran-heran dengan peraturan kedua belas. “dua belas. Setiap kau ingin keluar apartement kau harus meminta izin padaku”
“bwo!? Ya ya ya!! Kenapa sekarang semuanya serba diatur gini?”
“kau tak suka?”
“tentu saja, aku merasa terkekang dengan aturan 12 itu”
“apakah aku harus menambahnya?”
Sunggyu bersimpu dihadapan Woohyun bersiap mengeluarkan jurus memohon andalannya. “an-aniya.. ayolah hyun... setidaknya jangan menyuruhku untuk memilih salah satu pekerjaanku. Aku menyayangi mereka” rengeknya. “besok adalah hari terakhirmu memiliki 3 pekerjaan, selanjutnya kau hanya akan bekerja disini dan salah satu dari dua pekerjaanmu yang lain” setelah itu Woohyun meninggalkan Sunggyu di ruang tamu
‘mian gyu, aku melakukan ini untuk kebaikanmu’
Sunggyu menatap aneh kepergian Woohyun. Ingin sekali ia mengumpat dan mengeluarkan sumpah serapah pada Woohyun tepat di depannya. Tapi ia masih sayang nyawanya, ia tak mau mati muda. Selain itu ia juga tak akan bisa melakukannya. Woohyun penyelamatnya. Kata itu tepat dengan semua yang telah Woohyun lakukan padanya

‘sikapnya berubah dingin, tapi kenapa dia malah tambah over protective. Benar-benar aneh. Kau menganggapku sahabatmu, tapi dari perilakumu, kau seperti tak menganggapku sebagai seorang sahabat’


TBC

Rabu, 29 Maret 2017

ff INFINITE The Strength in Diversity Chapter 3


Kemampuan Different Gen (manusia dengan kemampuan-kemampuan yang luar biasa) setelah berada di bawah laut

Taechyeon = Different Gen pertama yang ditemukan di Seoul, Korea Selatan. Seorang anak berasal dari panti asuhan sederhana yang kemudian dijadikan anak angkat Alice. Kekuatannya adalah geokinesis (kemampuan mengendalikan tanah) dan pyrokinesis (kekuatan mengendalikan api, tapi bukan berarti membuat api). Senjatanya adalah Smoke Black Sword, tapi karena Taechyeon yang rakus akan kekuatan dia merebut senjata gen ke 8 yaitu Light Saber Gold. Senjata aslinya adalah Smoke Black Sword

Jang Dongwoo = Different Gen ke-2 yang ditemukan di Amerika dengan nama asli Mike Jakson. Kekuatannya adalah indra super tajam. Senjatanya adalah knife collector strength, sebuah senjata yang apabila bisa mengelilingi lawan, kekuatan lawan tersebut akan langsung terserap kedalam knife collector strength dan knife collector strength akan semakin kuat

Kim Myungsoo = Different Gen ke-3 yang ditemukan di London, Inggris. Nama aslinya adalah William Sinclair. Kekuatannya adalah Electrokinesis (Kemampuan mengendalikan energi listrik menggunakan pikiran bahkan dapat membuat aliran listrik yang besar dan dapat melukai orang lain) dan Menghentikan Waktu. Senjatanya adalah black arrow & black shield

Lee Sungyeol = Different Gen Ke-4 yang ditemukan di Canada dengan nama asli Andrew stuart. Kekuatan yang dimilikinya adalah menjadi penawar dari kekuatan Myungsoo (Menghentikan Waktu) dan Crystallokinesis (kekuatan memanipulai air dan menghasilkan kristal dari air tersebut). Merupakan pasangan empati dari Kim Myungsoo. Senjatanya adalah sword blue roses

Lee Howon/Hoya = Different Gen Ke-5 yang ditemukan di Jerman yang berasal dari keluarga Joshua. Kekuatan yang dimilikinya adalah berganti raga. Senjatanya adalah three knife scratches

Nam Woohyun = Different Gen Ke-6 yang ditemukan di Jepang. Berasal dari keluarga Yuichi. Kekuatan yang dimilikinya adalah dan Arenakinesis (kemampuan mengendalikan dan memanipulasi pasir). Satu kekuatan atau lebih tepatnya suatu warisan dari otousannya yang telah meninggal, sebuah mantra untuk memanggil Monsta (bisa berupa iblis, setan, binatang dan bisa juga manusia) berbentuk naga yang sangat mengerikan. Senjatanya adalah round starlight. Sebuah senjata berbentuk suriken dengan api yang melingkar disekelilingnya sehingga berbentuk seperti bola api raksasa. Senjata itu keluar dari dalam tubuh Woohyun dengan cara menggesekkan kedua tangannya. Pasangan empati dari gen ke-8 dan mempunyai sebuah kalung berpasangan dengan gen ke-8

Lee Sungjong = Different Gen ke-7 yang ditemukan di Italia, nama aslinya adalah John Smith. Kekuatan yang dimilikinya adalah Phyllokinesis (kemampuan mengendalikan kayu, pohon dan tumbuhan). Senjatanya adalah kunai stab death. Sebuah senjata yang bisa memanjang dan memendek dengan kemauan dari sang tuan yang memerintahkannya

Kim Sunggyu = Different Gen ke-8 yang ditemukan di China dengan nama Wang Xian Lay. Sunggyu merupakan darah campuran antara Korea dan China. Merupakan pasangan empati dari Nam Woohyun, sang different gen ke-6. Kekuatannya adalah Aerokinesis (kekuatan yang dapat mengendalikan udara). Mempunyai potongan separuh dari kalung gen ke-6. Senjatanya adalah light saber gold, namun senjata miliknya berada ditengan gen pertama. Jadi gen ke-8 terpaksa menggunakan smoke black sword

Black Note = sebuah buku hitam tentang Different Gen, kekuatannya, senjatanya, dan semua rahasia yang belum diketahui oleh siapapun termasuk Alice. Buku ini tersimpan dalam dunia aladin yang letaknya berada di dalam perut bumi. Permata, kristal, dan berlian terkumpul di sana (dunia aladin)




Tittle : The Strength Of Diversity Chapter 3
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : Bromance, Friendship, Fantasy, Mysterie, Thriller. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : 15+ => untuk pembunuhannya nanti, bukan NC
NOTE : Ff ini terinspirasi dari sebuah novel, tapi alur, senjata, kekuatan dan tokoh yang berbeda tentunya. Ini bukan YAOI juga bukan GS, ini bromance ok!
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Sebelumnya dichapter 2
Alice terus memainkan belati itu di sekitar mata dan pipiku. Ahhh!! Darah segar keluar dari sudut mata sebelah kiriku
“Karena kau sudah tak mengikuti ucapannya rasakan ini” ucapnya, kemudian...
Sretttt!!
“ahhhh!!” semuanya gelap
Chapter 3
“eugghh..” aku melenguh sambil membalikkan badanku yang tengah tengkurap lalu mendudukkan badanku. Saat aku membuka mataku aku merasa aneh pada mata kiriku, ku sentuh sebentar kemudian memoriku kembali ke beberapa jam lalu –mungkin. Waktu ketika Alice mencongkel mata kiriku
“kau sudah sadar?” sebuah suara menarikku untuk mencari sumber suara. Seorang namja jangkung berdiri di hadapanku dengan senyumnya. “e.. eum.. aku ada dimana?” dia menjongkokkan badannya di depanku lalu menempelkan jari telunjuknya didepan bibirnya. “dengarkan baik-baik suara ini” aku pun terdiam mengikuti isyaratnya
“apa yang kau dengar?”
“suara air”
“benar sekali. Sekarang kau berada di pusat sistem evolusi manusia”
Apa yang dimaksud orang ini adalah tempat Alice berada?. “apa kau juga termasuk different gen?” tanyaku
“sebaiknya kita pindah dulu, tak enak bicara dibawah seperti ini” orang itu mengulurkan tangannya padaku membantuku untuk berdiri. “mereka jahat sekali, meletakkan orang baru dibawah begitu saja” desisnya. Aku tak mengerti siapa yang dimaksud ‘mereka’ oleh orang ini
“nah! Kita duduk dulu disini” ia mendudukkan badanku disebuah kursi yang terbuat dari batu marmer kemudian orang itu mendudukkan dirinya menghadapku
Seorang laki-laki bertubuh atletis melewati kami begitu saja tanpa memedulikan kami. “hoya-ya, Woohyun ada dimana?”
“molla, mungkin dia sedang tidur” jawab orang itu kemudian berlalu meninggalkan kami berdua.
Woohyun? Sepertinya nama itu tak asing ditelingaku. “kau Kim Sunggyu kan? Pasangan empati DG-6?” tanya manusia jangkung ini
Sekarang apalagi? Tak cukupkah aku dikejutkan dengan keberadaanku yang tiba-tiba ada di pusat sistem evolusi manusia, suara air, mata sebelah kiriku yang tetap ada, padahal dengan jelas aku merasakan sakit waktu itu dan sekarang apa? Aku pasangan empati DG-6? Dari mana pula dia tau nama koreaku
“ahh! Kau pasti heran aku mengetahuinya” tebaknya. Pasti orang yang didepanku ini different gen. Manusia apa lagi yang bisa membaca pikiran orang selain different gen, manusia yang mempunyai kemampuan itu di dunia ini hanyalah para different gen
“perkenalkan, aku Lee Sungyeol sang different gen ke 4, kode namaku DG-4. Aku pasangan empati different gen ke-3. Aku different gen yang ditemukan di Canada oleh Alice, nama asliku Andrew Stuart dan aku disini sudah empat tahun. Different gen paling lama yang ada disini Taechyeon, anak angkat Alice yang ditemukan di seoul. Apa itu memuaskan tanda tanya yang ada dikepalamu?”
“belum”
“Woohyun. Kau menanyakan tentang dia bukan?” aku menganggukkan kepalaku sebagai isyarat jawaban ‘iya’ dari pertanyaannya. “dia different gen ke-6, kode namanya DG-6. Dia different gen yang ditemukan di Jepang”
“hanya itu?”
“apalagi? Kalau kau ingin tau lebih banyak tentang different gen sebaiknya kita terus latihan”
Aku mengerjitkan dahiku bingung dengan ucapan Sungyeol. “latihan?”
“tugas kita ada disini hanya latihan dan mengasah kemampuan kita”
“latihan untuk apa?”
“untuk membunuh orang” ucapan Sungyeol singkat tapi membuatku ternganga beberapa saat. “tak usah terkejut seperti itu gyu, kau pasti juga akan melakukannya. Bahkan kami sudah membunuh ratusan atau bahkan sudah ribuan nyawa yang kami habisi”
“kami?”
“iya kami, different gen yang masih beranggotakan 7 orang. Tapi sekarang different gen sudah terkumpul, pasti Alice akan semakin sering menyuruh kita membunuh orang”
“orang? Siapa yang kau maksud?”
“pasukan pemerintah yang ada dibelahan dunia yang bertugas menghancurkan laboratorium yang sekarang kita tempati ini”
“lalu apa manfaat latihan bagi kita?”
“selain kita bisa memenangkan pertarungan nanti, kita bisa diam-diam pergi ke dunia aladin”
“hey! Apa kau berusaha menceritakan dongeng anak kecil padaku?”
“kau warga baru disini jadi pantas bagimu untuk berkata begitu. Disana kita bisa mengetahui semua tentang different gen. Termasuk tentang semua kekuatan sejati yang dimiliki different gen generasi kedua”
“kekuatan sejati?”
“maksudku kekuatan yang tersimpan dalam diri kita yang belum kita ketahui sebelumnya. Sementara kita ada di dalam laboratorium terlarang ini kita tidak bisa menggunakan kekuatan kita sebelum menemukan black note” saat hendak aku membuka mulutku, seperti tau dengan pertanyaanku selanjutnya Sungyeol segera menyela ucapanku. “black note itu sebuah buku hitam tentang Different Gen, kekuatan, senjata, dan semua rahasia yang belum diketahui oleh siapapun termasuk Alice. Dan misi yang aku maksud adalah membunuh orang”
“daebak!” kagumku
“wahh!! Kau ingat ucapan itu” seorang namja bermata elang, bibir tipis, dan bersurai hitam pekat duduk diantara aku dan Sungyeol. Seakan Sungyeol mengerti arah tatapanku padanya ia pun kembali membuka mulutnya. “dia Kim Myungsoo, Different Gen ke-3 yang ditemukan di London. Nama aslinya William Sinclair. Kode namanya DG-3”
“terimakasih yeol, baru saja aku ingin memperkenalkan diri. Dan kau, pasti Sunggyu kan?” aku hanya mengangguk kecil merespon pertanyaannya. Aku masih merasa aneh dengan lingkungan sekitarku, semuanya terasa asing
“jadi disini orang-orang sepertiku terkumpul?” kedua orang didepanku menganggukkan kepalanya secara bersamaan. “jadi kita sama-sama mempunyai kemampuan membaca pikiran, telekinesis dan Ter-Bang... begitu?” lagi-lagi Myungsoo dan Sungyeol hanya menganggukkan kepalanya sebagai isyarat pertanyaanku. “dan aku tidak bisa menggunakan kekuatanku sebelum menemukan black note?”
“aniya, kau masih bisa menggunakan kekuatan-kekuatan semacam itu disini. Maksud kekuatan sejati gyu, kekuatan yang tersembunyi, tak bisa diperkirakan, dan kau tak bisa menyangkanya” jelas myungsoo. “apakah kita semua memilikinya?”
“tentu. Dan kau tau gyu? Orang yang tadi melewati kita, dia different gen ke-5. Kudengar kekuatan hoya sudah diketahui lewat mimpinya”
“jinjja?” tak hanya aku, kini myungsoo tampak heran dengan penuturan sungyeol. “dia bisa berganti raga” aku dan myungsoo sama-sama menganga mendengar ucapan sungyeol. hey! Itu terdengar hebat. “tapi dia tidak tau cara menggunakannya”
“lalu cara dia mengetahui cara menggunakannya bagaimana?”
“black note” spontan myungsoo dan sungyeol mengatakannya secara bersamaan. “pasangan empati yang kompak” komentarku. “ya!! Aku namja gyu, dan aku masih normal” tegas myungsoo. Sedangkan sungyeol menggelengkan kepalanya. Mungkin menurut sungyeol ucapanku itu sebaiknya tak usah ditanggapi, bukan begitu?
“Myungsoo kau tunjukkan kamarnya, aku kembali dulu” Sungyeol memberanjakkan dirinya hendak meninggalkanku dengan Myungsoo. “tunggu yeol” cegahku
“hmm,, ada apa lagi?”
“ini mengenai mataku” kembali Sungyeol mendudukkan dirinya seperti semula. Sepertinya Myungsoo mengerti arah pembicaraanku, buktinya dia tak bertanya apa pun
“kau kembalilah ke kamarmu yeol, biar aku yang menjelaskan tentang different gen lebih dalam padanya” mendengar ucapan Myungsoo, Sungyeol pun kembali memberanjakkan dirinya meninggalkanku dengan Myungsoo
“kau pasangan empati yang baik” Myungsoo hanya berdecak mendengar seruanku. “mataku myung..”
“kau merasakan keberadaan mata kirimu?”
“tidak, tapi saat aku sentuh baru terasa ada. Ini aneh”
“benar, mata sebelah kirimu sebenarnya sudah tak ada gyu” ucapan Myungsoo membuatku sedikit tersentak. “Alice membuat tipuan pada matamu agar kau tetap terlihat sempurna” lanjutnya lagi
“apakah Alice itu benar-benar kuat?”
“tidak. Emm maksudku kuat, sangat kuat, tapi dia masih bisa dikalahkan”
“siapa? Sekuat apakah orang itu?”
“kita..”
“he!?”
“different gen gyu, hanya kita ber-8 yang bisa mengalahkan Alice”
“lalu kenapa kita tak kalahkan langsung saja sekarang?” Myungsoo terkekeh mendengar pertanyaanku. Apakah ada yang lucu?
“tentu saja”
“ya! Jangan gunakan kemampuan membaca pikiranmu padaku myung”
“tapi pertanyaanmu benar-benar lucu gyu. Lihat! Kau baru datang pada kami dan kau belum terlatih sama sekali. Selain itu ada permasalahan satu lagi”
“bwo?”
“salah satu anggota different gen memiliki sifat penyendiri dan dia jarang berkumpul bersama kami. intinya dia itu mempunyai prinsip bertolak belakang dengan kami”
“nugu?”
“dia ada disana” ucap Myungsoo sambil menunjuk sebuah jendela. Aku melihat seorang namja kekar dan cukup tinggi menurutku sedang menatap keluar laboratorium dengan tatapan kosong. “dia memiliki dendam paling besar pada Alice diantara kami”
“kenapa? Apakah Alice paling sering menyiksa dia?”
“menyiksa? Hahahah.. kami sama-sama disiksa disini gyu. Dia paling lama disini, sekitar 10 tahun lalu. Hari pertama kota bawah laut ini dibuat oleh Alice dia sudah ada dalam penjara ini”
“bwo!? Selama itu dia tak melihat matahari sama sekali?” Myungsoo menganggukkan kepalanya. “apa siksaan itu terasa sakit myung?” suaraku memelan, lebih tepatnya berbisik
“eum, sangat sangat sakit. Kau akan di baw-.....” belum sempat Myungsoo menyelesaikan ucapannya, pintu utama ruangan khusus different gen terbuka menampakkan 4 orang bertubuh besar dan tegap berbaju hitam dan satu yeoja berpakaian putih seperti dokter. “myung mereka siapa?” dan lagi-lagi belum sempat Myungsoo menjawab, dua orang bertubuh tegap tadi mencengkram pundakku, dua orang kini juga memegang pundak Myungsoo yang hendak mengulurkan tangannya padaku dan sisanya berdiri sambil melipat kedua tangannya didepan dadanya. Apakah ‘mereka’ yang dimaksud Sungyeol itu orang-orang ini?
“jangan!! Jangan bawa Sunggyu!” ucap Myungsoo penuh penekanan. Dua orang yang memegang pundakku menyeretku keluar dari tempat tadi. Dengan langkah berat aku mengikuti dua orang ini agar cengkraman pada pundakku tak bertambah sakit. “Lee Sungyeol!!” teriak Myungsoo. Ku tolehkan kepalaku kebelakang, rupanya Myungsoo tidak hanya memanggil Sungyeol, teriakannya cukup kuat untuk memanggil different gen yang lain
Aku memandang lekat seorang namja berambut hitam, bermata kelam, berbibir tebal dan rahang yang tegas. Dia begitu intens menatapku. “Woohyun-ah! Tolong Sunggyu” samar-samar kudengar ucapan Myungsoo. Mungkin orang yang bernama Woohyun itu orang yang tadi menatapku. Mungkin dia DG-6. Tunggu! Berarti! Suara...
“diamlah kalian! Atau kalian akan mengalami hal yang serupa dengan apa yang akan Sunggyu rasakan” ucap orang berpakaian dokter itu setelah melepas cengkraman pada pundak Myungsoo. Aku semakin mengerjitkan dahiku mendengar ucapan orang itu. Apakah setelah ini aku akan dicambuk atau digantung dengan badan terbalik seperti penyiksaan-penyiksaan yang biasa aku saksikan di sinetron-sinetron?
“cepat bawa dia!” intruksi orang itu pada dua orang yang tengah memegang pundakku. Aku terus melangkahkan kakiku mengikuti seretan dua orang yang mencengkram pundakku dan yeoja yang berpakaian putih di depanku. Selama perjalananku menuju ruangan yang mirip laboratorium ini atau memang laboratorium mungkin aku melihat banyak hal yang aneh pada sekitarku
Pertama, banyak senjata-senjata yang terpajang dengan rapi dilorong laboratorium. Kedua, aku mendapati banyak kotak kapsul besar. Apa mungkin aku dulu keluar dari dalam sana?. Terakhir, ruangan tempatku berdiri sekarang. Disini benar-benar terlihat seperti laboratorium pada umumnya. Dimana banyak orang berpakaian putih seperti dokter, campuran warna-warni yang terjejer dengan rapi, dan sebuah kursi lengkap dengan sebuah monitor transparan didepannya. Apa itu kursi yang digunakan untuk para ilmuwan kalau mereka sedang lelah? Ahh!! Kenapa banyak sekali pertanyaan dikepalaku? Mungkin benar kata Myungsoo, aku harus banyak berlatih dan cepat mencari black note
Seorang laki-laki paruh bayah menuntunku untuk mendudukkan diriku pada kursi. A-atau lebih tepatnya, kursi ini merupakan tempat penyiksaanku. Aku menghentikan langkahku dan membalikkan badanku. “tak ada gunanya kau berbalik, kau akan tetap menjali ini” suara orang paruh bayah tadi membuatku membalikkan badanku lagi. Kakiku gemetar, bagaimana tidak? Kursi yang kukira digunakan para ilmuwan untuk beristirahat bukan kursi sembarangan. Itu adalah kursi yang dijadikan tempat bersandar orang yang tengah disengat Helm Listrik pencuci otak dan incubator yang akan menidurkan kami selama kami mendapat ‘misi’

‘misi untuk membunuh orang yang bahkan tak kami kenal dan tak bersalah apapun. Entahlah! Kami melakukannya tanpa sadar. Helm listrik pencuci otak dan incubator membuat kami tak sadar apa yang kami lakukan. Kami hanya menggerakkan tubuh kami sesuai dengan perintah Alice’

TBC