Tittle :
Falling In Love With My Idol Chapter 6
Author: Kim Hye
Jin_MRS
Main cast :
WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast :
Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre :
Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk
semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length
: Chapter 6 of...?
WARNING :
pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo
bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi
Author yang baik
NOTE : FF ini
benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada
kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy
Reading ~0~)
Sebelumnya
dichapter 5
‘Tuhan!! Aku
berada di depan Woohyun. Dekat sekali. Tolong jantungku Tuhan! Jangan biarkan
dia keluar dari tempatnya. Aku masih ingin hidup’
Chapter 6
Woohyun terus
mengelus pipi merah Sunggyu tanpa mengurangi jarak diantara keduanya, sementara
jantung Sunggyu terus berdetak abnormal
“ekhmm.. gyu,
sebelumnya maaf. Aku harus melakukan ini untuk mengurangi merah di wajahmu”
tanpa menunggu jawaban dari Sunggyu, langsung saja Woohyun menarik kembali
wajah Sunggyu menghapus jarak antara keduanya
Cup! Cup!
Woohyun mencium
kedua pipi Sunggyu, lagi. Setelah itu Woohyun melepas tangannya dari wajah Sunggyu
dan menatap wajah Sunggyu berharap bisa mengurangi merah itu. Tapi sayang, yang
ada malah kebalikan dari harapan Woohyun. Pipi Sunggyu malah tambah memerah
sampai ketelinga
Woohyun kembali
memegang wajah Sunggyu. “gyu, astaga! Ini tak mengurangi merahnya” terselip
rasa ganjal di hati Sunggyu. Woohyun menciumnya untuk mengurangi merah di
pipinya bukan dari hatinya
Perlahan Sunggyu
melepas tangan Woohyun yang bertenggar di kedua pipinya. “sudah ku bilang
kembali ke kamarmu hyun, aku tau cara mengatasinya jadi kau kembalilah”
“baiklah aku
kembali, ingat besok jangan telat bangun” ucapnya kemudian melangkahkan kakinya
menuju kamar di sebelah kamar Sunggyu
“kau
memanfaatkan suasana tadi hyun..” gumam Sunggyu saat Woohyun mulai berjalan
menuju kamarnya, tapi Woohyun bisa mendengar ucapan, ah! lebih tepatnya bisikan
Sunggyu. Woohyun malah menyunggingkan senyum dibibirnya mendengar bisikan Sunggyu.
Faktanya memang begitu bukan?
“cepat tidurlah
gyu, lihat jam!” ucap Woohyun setengah teriak sebelum benar-benar menutup pintu
kamarnya
“pipiku akan
cepat kembali semula seandainya kau tak datang kesini hyun, asal kau tau itu”
monolognya
Setelah
benar-benar yakin pipinya kembali semula, Sunggyu kembali ke kamarnya dan
melihat jam sebentar. ‘bwo!? 12?’ mengetahui jam sudah menunjukkan angka 12,
dengan segera ia menarik selimut dan membungkus badannya dengan selimut itu
berharap mimpi buruk itu tak datang lagi mengganggunya
Tok! Tok! Tok!
Belum sempat Sunggyu
memejamkan matanya sampai 20 menit, suara ketukan pintu kamarnya kembali
membuatnya membukakan mata. Dan ia tau siapa orang yang mengetuk pintu itu,
siapa lagi orang yang ada di apartement ini selain dirinya? Tentu saja itu Woohyun
Ceklek!
“ada apa hyun?”
“kalau mimpi
itu datang lagi, ketuk saja pintu kamarku. Tak usah telepon Dongwoo hyung,
ingat gyu” ucap Woohyun, benar kata Sunggyu kan?. Hanya itu yang Woohyun
katakan, setelah itu Woohyun kembali ke kamarnya dan menutup pintunya,
sedangkan Sunggyu hanya menggelengkan kepalanya. Saat Sunggyu hendak menutup
kembali pintunya, kembali ia dengar Woohyun membuka pintu kamarnya membuat ia
juga berhenti untuk menutup pintunya dan kembali membalikkan badannya *readers
ngerti gak?
“dan gyu
gantilah bajumu dengan piyama tidur, aku sudah menyediakannya dalam lemari” Sunggyu
menganggukkan kepalanya tanpa berkata-kata ia menunjuk jam yang terpajang
diatas tv ruang tamu. ‘00:30’ pikir Woohyun. “maaf gyu, sepertinya aku
mengganggu istirahatmu” seakan mengerti dengan maksud Sunggyu menunjuk jam, ia
segera kembali ke kamarnya setelah berucap demikian
Sunggyu kembali
menutup pintu kamarnya kemudian menyandarkan badannya disana. “bukan sepertinya,
kau memang mengganggu tidurku Nam” ucapnya. Lalu Sunggyu melangkah kakinya
menuju lemari untuk mencari piyama seperti yang diucapan Woohyun
Benar saja,
sebuah piyama warna pink dengan motif panda membuatnya sedikit heran. Pasalnya
ia merasa piyama Woohyun sama persis dengan piyama yang sekarang tengah ia pegang
hanya warnanya saja yang berbeda. (red: di V live piyama Woohyun warna biru motif
panda)
∞W∞G∞S∞
Jam bulat
menunjukkan angka 04:30 KST. Sudah merasa suatu kegiatan wajib bagi Sunggyu
untuk bangun sebelum jam 05:00. Suara gemercik air yang bersumber dari kamar
mandi kamar Sunggyu dapat didengar dengan jelas menandakan bahwa ia tengah
membasuh badan lengketnya. Setelah selesai, Sunggyu mencari bajunya dalam tas
yang masih belum ia letakkan dalam lemari. Sebuah kaos warna putih dan celana
training panjang warna hitam ia pilih untuk pagi ini. Pagi-pagi mengayun sepeda
untuk mengantarkan susu sama dengan olahraga baginya. Ia tak ingin terus
menumpuk lemak pada dirinya
Setelah selesai
mengganti bajunya, ia melangkahkan kakinya menuju dapur lalu mulai mencari bahan
makanan dalam kulkas. Hanya terdapat beberapa bahan untuk nasi goreng. Mungkin
ia memang harus memasak itu untuk Woohyun. Sebelum jam menunjukkan angka 05:00
Sunggyu harus lebih gesit memasak mengingat jarak antara apartement Woohyun
dengan tempat mengambil susu lebih jauh dari biasanya
Tapi tunggu!
Sepedanya! Sunggyu tak membawa sepeda bututnya. Ah!! Sudahlah itu bisa
dipikirkan nanti, yang penting sekarang ia harus memasak untuk Woohyun
=====*=====
Matahari mulai
keluar dari peraduan, memerintah semua makhluk untuk segera memulai kembali
aktifitas dan kewajiban masing-masing. Rupanya seorang namja terusik dengan
sinar mentari yang masuk melalui celah-celah jendela kamarnya. Namja itu
menggeliat, mengucek matanya kemudian mendudukkan badannya di kepala tempat
tidurnya. Namja itu tak lain adalah Nam Woohyun. Entah karena alasan apa, di
pagi buta ini yang bahkan dirinya belum mandi, senyum tipis sudah menghiasi
bibir tebal nan sexinya *author pingsan
Dengan
tergesa-gesa ia berlari kecil membuka pintu kamarnya kemudian meneriakkan nama,
“Sunggyu...!” teriaknya dari ruang tamu. Namun, hening
Apakah Sunggyu
belum bangun? Woohyun pun melangkahkan kakinya menuju kamar Sunggyu yang
kebetulan tak terkunci. Nihil, Sunggyu tak ada dikamarnya, balkon, kamar mandi,
Sunggyu tak ada dimanapun. Dapur, insting Woohyun menyuruhnya untuk ke dapur
karena tempat itu satu-satunya yang belum ia terlusuri. Hasilnya sama, Sunggyu
juga tak ada disana. Ekor matanya melihat sesuatu di atas meja makan. Woohyun
mengerjitkan dahinya melihat nasi goreng dan sebuah note disampingnya
‘selamat pagi
tuan, maaf saya tidak membangunkan tuan karena saya bangun sangat pagi untuk
mengantar susu. Maaf saya hanya bisa menyiapkan nasi goreng ini untuk tuan.
Sepertinya saya harus belanja, kulkasnya hanya berisi minuman-minuman bersoda
dan tak ada bahan makanan. Dan satu lagi, jangan menunggu saya. Apartement tuan
dekat halte jadi saya bisa naik bis. Selamat makan ^_^’ begitu
isi note yang Sunggyu tulis untuk Woohyun
“dia
benar-benar menganggapku sebagai tuannya” gumamnya. Tangan Woohyun terulur
meraih sendok dan mulai menyuapkan nasi pada mulutnya. Seakan terhipnotis, ia
mendudukkan badannya pada kursi tanpa memberhentikan suapan nasi pada mulutnya
=====*=====
07:00..
Sunggyu
memberikan uang 10.000 won pada stand penyewa sepeda, setelah itu ia
melanjutkan langkah kakinya menuju apartement. Langkahnya terhenti ketika
melewari sebuah market. Arah tatapan matanya menerawang jauh ke dalam sana,
mengira-ngira barang yang akan ia beli ada apa tidak. Saat kembali tersadar, Sunggyu
merogoh kantong celana trainingnya. Sesaat kemudian ia mendengus kesal, rupanya
uang yang ia bawa tak cukup untuk membeli bahan-bahan makanan. Sudahlah, pulang
sekolah nanti saja ia belanja
Sambil
meloncat-loncat kecil Sunggyu terus melangkahkan kakinya menuju apartement Woohyun.
Tak jarang ia berhenti dan membungkukkan badannya hanya untuk sekedar menyapa
seorang kakek nenek yang sedang berolah raga pagi
Ckitt!
Pasword pintu
apartement Woohyun berdecit tanda bahwa ada seseorang yang akan masuk. Siapa
lagi yang tau pasword pintu apartement Woohyun selain Myungsoo, keluarganya,
dan.... Sunggyu. Tak mungkin appanya ke sini, pasti sekarang appanya tengah
sibuk dengan keberangkatannya ke Amerika hari ini, seperti yang dikatakannya
semalam. Apa Myungsoo? Tak mungkin Myungsoo datang pagi buta seperti ini ke
apartementnya, biasanya Myungsoo datang ke apartement Woohyun kalau Woohyun
sendiri yang memintanya. Berarti...
“aku pulang!!”
tak lain itu Sunggyu. Sunggyu melihat tv menyalah. Ia berniat mematikannya,
tapi tidak setelah ia melihat Woohyun tengah tiduran di sofa sambil makan
popcorn seperti mengabaikannya
“tu-tuan kenapa
tak berangkat?” Woohyun membangkitkan tubuhnya lalu menatap Sunggyu tak suka.
“jangan panggil aku dengan nama itu, aku terdengar seperti kakek-kakek yang
sudah tua”
“ah!!
Mianhamnida”
“jangan
seformal itu gyu, bersikaplah biasa. Seperti Sunggyu yang tadi malam”
Blush!!
Tiba-tiba roda merah kembali menyeruak di pipi chubby Sunggyu mengingat tadi
malam. Sungguh Sunggyu benar-benar tak menyangka hari pertamanya bekerja akan
terjadi hal demikian
“kau cepatlah
bersiap, aku mandi dulu” ucap Woohyun. “tunggu Woohyun-ah!” Woohyun kembali
membalikkan badannya. “apa kita akan berangkat bareng?”
“eum wae?”
“ani, geunya...
anak-anak akan melihat kita aneh. Kita bukan saudara, tak mempunyai hubungan
darah, dan lagi. Anak-anak tak tau kalau aku pelayanmu. Lalu bagaimana dengan fans-fansmu?”
“sebelum kau
memikirkan itu, apakah anak-anak peduli dengan kehidupan kita?” pertanyaan Woohyun
berhasil membungkam bibir Sunggyu. Woohyun tersenyum kecut kemudian melanjutkan
langkahnya yang tadi sempat terhenti
“astaga! Ada
apa dengan diriku? Kenapa aku jadi gugup seperti ini? padahal sebelumnya aku
sudah pernah berangkat bersama Woohyun” monolog Sunggyu. Tak ingin membuang
waktu, Sunggyu pun segera mempersiapkan diri untuk berangkat sekolah. Ia harus
cepat ke sekolah dan menceritakan semuanya pada Sungyeol
∞W∞G∞S∞
Seperti halnya
siswa pada umumnya, pagi menjelang siang Sunggyu, Sungyeol, Myungsoo dan Woohyun
memilih makan bersama di kantin dengan traktiran Woohyun. Di tengah keheningan
terjadi, dimana yang terdengar hanya suara perang antara garpu dan sendok, Sungyeol
tiba-tiba menyela
“gyu.. kenapa
kau bisa merangkat dengannya?” tanya Sungyeol sambil menunjuk Woohyun, mau tak
mau Woohyun menghentikan makannya saat Sungyeol menyeret namanya dalam
perbincangannya dengan Sunggyu
“dia sekarang
tinggal denganku” belum sempat Sunggyu mengeluarkan suara, tiba-tiba Woohyun
menjawab pertanyaan Sungyeol. Sungyeol mendelikkan matanya meminta penjelasan Sunggyu
“eum, begitulah”
Myungsoo yang dari tadi hanya fokus pada makannya kini pun ikut memberhentikan
makannya. Sedangkan Woohyun tampak congkak dengan jawaban Sunggyu, seolah ia
ingin meneriakkan ‘merdeka’ lantang-lantang di halaman sekolah
“Woohyun-ah,
apa itu benar?”
“tentu saja
myung” merasa aneh dengan respon kedua temannya, Sunggyu hendak membuka
mulutnya lagi dan menjelaskan maksud kata ‘tinggal denganku’ yang dimaksud Woohyun.
Namun lagi-lagi Woohyun menyela, “sudah, lanjutkan makan kalian”
akhirnya
kembali semula. Myungsoo yang selalu fokus setiap sesuatu yang berhubungan
dengan makanan, Sungyeol pun begitu. Beda halnya dengan Woohyun dan Sunggyu. Sunggyu
menampakkan raut bertanya-tanya pada Woohyun, sedangkan Woohyun seolah ingin
mengatakan ‘kau tenang saja’. Sunggyu hanya bisa mendengus kesal dengan jawaban
sederhana itu. Oh ayolah! Kalau berita ini tersebar ke seluruh penjuru WHS, ia bisa
mati dimakan fans Woohyun. Mungkin kali ini Sunggyu bisa berharap 2 sahabatnya
ini bisa tutup mulut demi melindunginya
Makan selesai,
ke empat sahabat itu meninggalkan nampan nasi di atas meja. Saat di koridor
sekolah Woohyun menyikut Sunggyu dan mereka bicara ani, lebih tepatnya
bisik-bisik membuat myungyeol memicingkan sebelah matanya. “yeol, apa kau
percaya dengan ucapan Woohyun?”
“molla, bisa
iya bisa tidak”
“kau tau kan
kalau dia itu namja licik”
“tentu saja.
Tuan kim, kau tau? Kau meggunjing Woohyun seperti itu, kau sama halnya dengan
mengumumkan bahwa dirimu juga memiliki kepribadian itu” skakmat. Myungsoo tak
bisa lagi menyembunyikan kepribadian hasil tularan Woohyun itu
“apa yang
kalian bicarakan? Kenapa bisik-bisik gitu?” tanya Sunggyu. “bukankah seharusnya
kami yang bertanya pada kalian? Kami bisik-bisik dan bicara serius itu
merupakan hal biasa karna statusku dengan Sungyeol itu pacaran. Terus kalian
apa? Pembicaraan kalian tadi seperti mengasingkan kami berdua..” Sunggyu
menggaruk tengkuknya sedangkan Woohyun pura-pura tak mendengarkan ucapan Myungsoo
dengan pura-pura bicara dengan fan-fannya. Benar kata Myungsoo, kenapa dia
tampak akrap sekali dengan Woohyun. “tapi yang kami bicarakan hanya tentang
perpustakaan sekolah” elak Sunggyu
“oh ya!? Kenapa
harus bisik-bisik”
“hey! Ayolah!
Itu tak penting untuk dipermasalahkan bukan?”
“tidak sebelum
kalian berdua menjelaskan pada kami pernyataan kalian tadi di kantin”
“baiklah-baiklah,
jangan disini. Rooftop” usul Woohyun. Setelah itu mereka pun mengikuti arah
langkah kaki Woohyun menuju rooftop
“jadi tuan
Nam...” ucap Myungsoo menunggu penjelasan dengan logis dari woohyun yang
sekarang tengah berada di depannya. “aku yang akan menjelaskan...” sela Sunggyu.
Sungyeol tampak antusias dengan ucapan Sunggyu selanjutnya
“kami memang
tinggal bersama, tapi aku tinggal disana sebagai pelayannya. Seperti
membersihkan rumah, menyiapkan makanan untuknya, belanja, mencuci dan
lain-lain” Myungsoo dan Sungyeol melongo mendengar penjelasan gyu. “tak ada
apapun yang istimewa, dan hari ini adalah hari pertamaku bekerja disana”
lanjutnya lagi
“apakah sudah
selesai?” tanya Woohyun yang dijawab anggukan oleh Myungsoo dan Sungyeol.
“kalau begitu kalian bisa pergi dari sini, ada hal yang ingin ku katakan pada Sunggyu”
Sunggyu mengerjitkan dahinya mendengar ucapan tuannya. Karena tak ingin
berlama-lama, Myungsoo dan Sungyeol pun menyeret kakinya melangkah meninggalkan
Sunggyu dan Woohyun di rooftop school
Sementara itu Myungsoo
dan Sungyeol menerka-nerka nasib Sunggyu ditangan Woohyun. “myungie, apakah Sunggyu
akan baik-baik saja?”
“tentu yeol,
kau kira sahabatku itu monster?”
“tidak, dia
lebih mengerikan daripada monster. Monster hanya membunuh, tapi dia tidak?”
“tidak gimana?
Penyiksaan terakhir setauku itu pembunuhan. Kau bilang Woohyun lebih dari itu?”
“eum, dia itu
membunuh orang lewat hatinya”
“aishh!! Sudah
kubilang yeolli, Woohyun itu mencintai Sunggyu. Bahkan aku yakin sekarang Woohyun
sudah sadar”
“apakah Sunggyu-ku
juga mencintai Woohyun?”
“bisa jadi”
Ditengah-tengah
perbincangan myungyeol, tanpa disengaja salah satu fan Woohyun mendengar
perbincangan sederhana Myungsoo dan Sungyeol. Orang itu merupakan ketua fanclub
Nam Lovers. Panggil saja dia, Key. Nam Lovers adalah nama bagi sekumpulan orang
yang benar-benar terobsesi dengan Nam Woohyun
“bwo!? Sunggyu
mencintai woohyun? Berani-beraninya dia!” geram Key tak percaya sambil membekap
mulutnya sendiri. Langsung saja ia mengadakan pengumuman rahasia lewat
teman-temannya pada semua fan Woohyun. Semua fan tampak tak terima mendengar namja
miskin seperti sunggyu mencintai oppa mereka
=====*=====
“ada apa tuan?” tanya Sunggyu sambil mendekati
Woohyun yang tengah terbuai dengan semilir angin yang begitu menyejukkan. “sudah
ku katakan gyu, jangan panggil aku tuan, dengan panggilan itu aku terdengar
lebih tua”
“lalu...”
“panggil aku
dengan nama yang biasa kau gunakan sebelum kau kerja denganku”
“ta-tapi aku
merasa tak sopan”
“kau ingat
kalau aku sudah mengatakannya padamu, aku ini sahab-...” ucapan Woohyun
tiba-tiba terhenti. Bagaimana tidak? Saat ini jari telunjuk Sunggyu menempel
dengan indah di bibir Woohyun. “jangan lanjutkan lagi” Sunggyu melepas jarinya
dari bibir Woohyun. “baiklah wo-Woohyun-ah..” ucapnya.
“sekarang
cepatlah katakan ada apa?” lanjut sunggyu. “tak ada, aku hanya khawatir kalau
salah satu fanku mengetahui kalau kita tinggal satu atap. Mereka pasti tak akan
tinggal diam”
“sudahlah, yang
penting kita jaga jarak. Berharap saja semoga mereka tak curiga dengan kita,
karena kita sering brangkat bareng”
“kau benar...”
“baiklah, aku
turun duluan...”
“eum...”
Setelah itu Sunggyu melangkah turun dari
rooftop school sambil memegang dada sebelah kirinya. Sakit, itulah yang ia
rasakan saat ini. Sunggyu tau lanjutan ucapan Woohyun yang tadi sempat ia
cegah. ‘kau ingat kalau aku sudah mengatakannya padamu, aku ini sahabatmu..’
pasti itu yang ingin Woohyun katakan. Pikirnya. Ia takut mendengar kata
‘sahabat’ keluar dari bibir Woohyun. Entahlah, ia hanya tak menginginkannya
Suara gaduh
dari bawah menghentikan langkah Sunggyu. Dari yang ia dengar, mungkin sekitar 5
atau 6 orang menuju ke arahnya. “kau!!” ucap orang itu sambil menuding Sunggyu
dengan jari telunjuknya. benar saja.
Terdapat 5 orang tengah menatapnya dengan raut kebencian. “nega? Wae?” tanya Sunggyu
dengan polos. Ada rasa takut yang terselip, ia tau dengan siapa ia bicara. Key,
ketua fanclub Nam Lovers.
“cepat bawa
dia!” perintahnya pada 4 orang yang mengikutinya. Sunggyu berontak berusaha
melepaskan diri dari belengguan 4 orang ini tapi apalah daya ¼, ia tak mungkin
mampu
∞W∞G∞S∞
Woohyun
melangkahkan kakinya degan gesit mengingat keterlambatannya. Bukan karena takut
dimarahi atau dikeluarkan dari kelas oleh Choi saem, tapi Sunggyu. Ia takut Sunggyu-nya
kembali cuek karena dirinya yang tak disiplin
Sesampainya di
kelas, bukannya membungkukkan badan pada Choi saem sebagai permintaan maaf atas
keterlambatannya, tapi ia malah celingak-celinguk seperti mencari seseorang.
“Ya! Nam Woohyun, apa yang kau lakukan? Cepatlah duduk, pelajaran sudah
dimulai” ucap Choi saem. Baiklah, mungkin Choi saem sedikit memberi toleran
dengan sikap Woohyun yang memang tak tau sopan santun dari lahir. Semua guru
tau itu...
Seperti tak ada
yang bicara, Woohyun masih tetap berdiri di belakang, “saem!” panggilnya sambil
mengacungkan tangannya
“eoh!wae?”
“Sunggyu belum
kembali”
“sudahlah,
mungkin dia di perpus. Dia itu anak pintar tak sepertimu” sindir Choi saem
“tidak saem...”
“sudahlah
cep-...” belum sempat Choi saem menyelesaikan ucapannya, Woohyun langsung
melesat pergi ke luar kelas mencari Sunggyu tidak menghiraukan umpatan dan
sumpah serapah dari Choi saem
Woohyun terus
berlari mencari Sunggyu. Ia kembali ke rooftop school, mungkin Sunggyu kembali
ke sana saat Woohyun sudah tak ada, pikirnya. Namun tak ada. Perpus, lapangan
basket, kolam renang, LAB, dan toilet, Sunggyu tak ada dimanapun. Ponselnya tak
aktif, itulah yang membuat Woohyun semakin khawatir. Sementara itu keringat Woohyun
terus keluar dari pori-pori kulitnya hingga membasahi seragamnya
“gyu.. neon
eodiya?” gumamnya di depan toilet. Woohyun berjalan gontai menyusuri koridor
sekolah, hingga pandangannya tertuju pada sebuah ruangan paling pojok dan
jarang terpakai. Samar-samar Woohyun mendengar suara isakan. Pikirannya
langsung tertuju pada Sunggyu. Dengan cepat ia lari ke arah pintu ruangan itu
dan langsung mengetuk pintu itu
“gyu.. kau kah
itu?” tak ada jawaban. Woohyun yakin orang yang ada dalam sana Sunggyu. Sial!
Pintunya dikunci dengan gembok dan rantai. Pasti akan sulit untuk mendobrak
pintu ini sendirian
“gyu,
bertahanlah” Woohyun terus mendobrak pintu itu, tapi tak ada hasil sama sekali.
Ponsel!. Ia merogoh ponselnya kemudian mendial nomor seseorang
“myung cepatlah
bantu aku, Sunggyu terkunci dalam gudang” tanpa menunggu jawaban Myungsoo, Woohyun
langsung memutus sambungan selulernya. Setelah meletakkan kembali ponselnya
pada kantong seragamnya, ia berusaha mendobrak pintu lagi
“bertahanlah
gyu...!!” teriaknya. Tak lama kemudian Myungsoo datang dengan Sungyeol
mengikutinya dari belakang. “apa yang terjadi?”
“tak ada waktu
untuk menjelaskan, cepat bantu aku” sementara Sungyeol berusaha menahan tangis,
dua namja seme itu terus mendobrak pintu
“Woohyun-ah,
palliwa Sunggyu takut gelap” mendengar penuturan Sungyeol, semangat Woohyun
untuk cepat mendobrak pintu semakin menggebu-gebu. “sebenarnya dia itu memiliki
trauma apa saja sih?” tanya Woohyun ditengah-tengah usahanya bersama Myungsoo
“mimpinya,
ramai, anjing dan kegelapan”
BRAK!!
Berhasil.
Terlihat Sunggyu yang tengah meringkuk di bawah kardus-kardus kosong dengan
menekuk lututnya dan menenggelamkan wajahnya disana. Air matanya terus meleleh
sedangkan badannya bergetar hebat. Langsung saja Woohyun berlari menghampiri Sunggyu
dan membawanya kedalam pelukannya. Walaupun basah dengan keringat, tapi ia
terlalu takut melihat Sunggyu dengan keadaan demikian, Woohyun tak memedulikan
semuanya. Yang penting sekarang Sunggyu selamat dan kembali padanya dengan
keadaan baik-baik saja. Tapi kali ini Sunggyu tak terlihat baik-baik saja
Myungsoo dan Sungyeol
menatap iba pada Sunggyu. Tega-teganya orang itu mengurung Sunggyu disini.
Kurang menderitakah Sunggyu selama ini?. Baru beberapa saat Sunggyu merasakan
hidup dengan kehadiran Woohyun, kenapa sekarang malah mendapat penyiksaan fisik
seperti ini. Mungkin bagi mereka yang tak mempunyai trauma dengan gelap akan
berpendapat ini hanyalah hal biasa. Tapi beda halnya dengan Sunggyu. Ia takut
gelap. Insiden waktu ia berumur 5 tahun lalu...
“hiks...
hiks... dowajuseyo dowajuseyo...” gumaman lirih dapat Woohyun dengar dari bibir
bergetar Sunggyu. Sungyeol mendekati Sunggyu kemudian berbisik, “sssttt!!
Tenanglah gyu, Woohyun ada disini” ucapnya sambil mengelus punggung Sunggyu.
Sementara itu, Woohyun semakin mengeratkan pelukannya pada Sunggyu
“hyun,
sebaiknya kita bawa Sunggyu ke UKS. Ini jam pelajaran jadi tak akan banyak
menarik perhatian siswa lain” saran Myungsoo. Sungyeol membantu Woohyun
membangunkan tubuh bergetar Sunggyu. Mata Sunggyu terpejam rapat dan bibirnya
menggumamkan sebuah kalimat tak jelas dan tak bisa mereka dengar. Woohyun
mencoba menegakkan tubuh Sunggyu sambil menangkup kedua pipi Sunggyu. “dengar
gyu, ini aku Woohyun. Bukalah matamu, sekarang kau sudah tak sendiri lagi. Ada Sungyeol,
Myungsoo, dan aku. Kau tak sendiri” nihil, Sunggyu tetap memejamkan matanya
erat
“tak akan
berhasil, dia membutuhkan cahaya hyun” bijak. Myungsoo selalu memberikan saran
yang bijak untuk dilakukan. Woohyun dan Sungyeol memapah Sunggyu, tapi kakinya Sunggyu
masih bergetar. Jalan satu-satunya untuk mempersingkat waktu adalah...
“aku akan
menggendongnya” ucap Woohyun. Myungsoo dan Sungyeol hanya mengikuti Woohyun
dari belakang
Sungyeol tak
bisa menahan cucuran air matanya. sedangkan Myungsoo sebagai kekasih berusaha
menenangkan Sungyeol dengan memeluknya. Disanalah Sungyeol menumpahkan air
matanya. Sungyeol tau penderitaan Sunggyu sebelum kedatangan Woohyun dalam
hidup Sunggyu, begitupun Myungsoo
Sesampainya di
UKS, Woohyun menjaga Sunggyu tanpa melepas genggaman tangannya. Sementara Sungyeol
mengambil tas Sunggyu dan Myungsoo meminta izin pada Choi saem selaku wali
kelas Sunggyu untuk pulang duluan. setelah Myungsoo kembali dan mengatakan Choi
saem mengizinkan pada Woohyun, saat itulah gematar pada tubuh Sunggyu mulai
berkurang dan pelan Sunggyu membuka matanya
“gyu...” lirik Woohyun.
Reflex Sunggyu menghempaskan tangan Woohyun dan langsung berhambur pada pelukan
Woohyun sambil memukul ringan dada Woohyun. “kau jahat hyun! Hiks.. hiks.. kenapa
kau hiks.. lama sekali menemukanku. Aku memanggilmu hiks.. kenapa hiks... kau
tak mendengar hiks... ku” ucap Sunggyu disertai isakannya. Merasa mereka butuh
waktu berdua, myungyeol pun keluar UKS dan memilih menunggu mereka diluar
“stttt!! Yang
penting kau selamat kan?”
“aku takut
hyun..” kini isakan Sunggyu mulai reda, namun Sunggyu masih tetap betah dalam
pelukan Woohyun. “sekarang kau pulang saja eum, aku akan mengantarmu”
“tidak... aku
tak mau” Woohyun hendak bertanya siapa dalang dibalik semua ini, tapi Woohyun
masih tau sikon (red : situasi dan kondisi), mungkin lain kali Woohyun akan
bertanya
“kalau aku di
rumah, aku akan sendi-...”
“tidak, aku
juga akan pulang menemanimu di sana” Woohyun melepas pelukannya kemudian
mengusap bekas air mata yang masih menempel di pipi Sunggyu. “gyu...”
“baiklah..”
ucap Sunggyu. saat Woohyun menawarkan punggungnya sebagai kendaraan Sunggyu
menuju parkiran (gendong) Sunggyu tak mau. Namun Woohyun ngotot ingin
menggendong Sunggyu. Sunggyu juga kukuh dengan pendiriannya. Dan akhirnya Woohyun
mengalah. Tugas Woohyun hanya membawakan tas sekolah Sunggyu
Myungsoo dan Sungyeol
hanya menggeng-gelengkan kepalanya. Baru beberapa menit mereka tampak romantis,
tapi sekarang sudah seperti anjing dan kucing lagi. Salahkan mereka yang
sama-sama mempunyai pribadi keras kepala
∞W∞G∞S∞
“kurasa mereka
benar-benar saling mencintai myung..”
“eum,
begitulah..”
“dan kurasa
mereka sam-sama tak menyadari itu..”
“iya, atau
salah satu dari mereka sudah ada yang menyadari...”
“atau keduanya
sudah sadar tapi sama-sama tak punya nyali untuk mengungkapkan”
“pemikiranmu
yang barusan lebih mendekati yeolli..”
=====*=====
Sesampainya di
apartement Woohyun menyuruh Sunggyu untuk istirahat, tapi Sunggyu malah ingin
pergi ke super market untuk membeli bahan-bahan makanan. Tak ada jalan lain
selain menuruti kata si sakit. Dan sekarang disinilah mereka, super market...
“biar aku yang
memilih dan kau memegang keranjang..” ucap Sunggyu. Woohyun mendengus kesal
pada Sunggyu. Bukan kah disini Woohyun sebagai majikan? Kenapa malah dia yang
diperintah oleh pelayannya. Sunggyu mendengar sekilas umpatan Woohyun pada
dirinya, saat Sunggyu membalikkan tubuh dan menatap Woohyun dalam, Woohyun
langsung memberhentikan umpatannya
“ada apa gyu?
Cepatlah pilih biar kita cepat pulang dan kau lekas istirahat”
“kau
menghawatirkanku?”
“tentu saja,
kalau kau sakit siapa yang akan menyiapkan makanan padaku?” awalnya Sunggyu
tersenyum mendengar ucapan Woohyun, tapi tidak pada kalimat terakhir. Woohyun
menghawatirkannya karena takut ia tak ada yang memasakkan makanan untuknya.
Kalaupun Woohyun menghawatirkannya, itu tak ada alasan lain selain ‘karena
kita sahabat’ itu semakin membuat Sunggyu sakit Nam Woohyun. Asal kau tau itu!
“eum eum,
baiklah...” setelah itu mereka berdua benar-benar fokus pada apa yang harus
mereka pilih untuk hidangan makan mereka. Sayur, daging, bumbu-bumbu, mie
instan seperti ramen tak ketinggalan untuk masuk dalam keranjang belanjaan
mereka, snack pun tak lupa. Setelah semua sudah lengkap, mereka membawanya ke
kasir tanpa takut kekurangan uang
Mengingat Sunggyu
yang dulu sebelum bertemu dengan Woohyun. Setiap Sunggyu ingin berbelanja, ia
harus benar-benar memperhitungkan dengan benar antara uang belanja dan uang
untuk kebutuhan-kebutuhan yang lain
Sesampainya di
apartement saat Sunggyu hendak menata barang belanjaannya ke dalam kulkas, Woohyun
segera mencegahnya. “biar aku saja”
“tidak, ini
tugas seorang pelayan..”
“gyu, ayolah
gyu.. untuk kali ini saja kau yang mengalah padaku”
“......” tak
ada jawaban dari Sunggyu, tangan Sunggyu terus mengambil bahan-bahan makanan
dan meletakkannya dalam kulkas
“gyu..”
“......” tetap
tak dihiraukan
“gyu!”
“......” merasa
tetap tak ada respon Woohyun mendekati Sunggyu membuat Sunggyu menarik kembali
tangannya saat hendak mengambil wortel. “letakkan itu dan cepat ke kamar” ucap
lirih Woohyun dengan nada penuh penekanan. Merasa ada aura hitam yang
mengelilingin Woohyun, Sunggyu pun menurut saja. Ingat! Seorang pelayan
Woohyun
menghela napas sebentar kemudian mendudukkan dirinya pada kursi dekat kulkas,
lebih tepatnya kursi meja makan. “aku terlalu menyayangimu gyu...” gumamnya dan
tentu saja Sunggyu tak bisa mendengar ucapan Woohyun dari dalam kamarnya.
Setelah itu Woohyun memberanjakkan dirinya untuk menggantikan Sunggyu,
meletakkan bahan makanan ke dalam kulkas
=====*=====
Tepat jam 04:30
KST Woohyun hendak mengajak Sunggyu makan malam bersama, tapi...
Wajah masamnya
yang ia tampakkan pada Woohyun saat membuka pintu. “wae?”
“jam...” ucap Woohyun
sambil menunjuk jam yang melingakar pada pergelangan tangannya. Seakan mengerti
dengan isyarat Woohyun, Sunggyu mendelikkan matanya. mendengus pelan, kenapa
waktu berjalan begitu cepat
“aku mandi
dulu...” setelah itu Sunggyu menutup kembali pintu tepat di depan wajah Woohyun
dengan keras. Woohyun mendengus kesal dengan sikap sunggyu yang terus-terusan
berubah
“ada apa
dengannya? Karena aku? Ahh!! Tak mungkin...” monolognya. Sambil menunggu Sunggyu
selesai mandi, Woohyun mengambil sebuah kertas dan bolpen kemudian mulai
mencorat-coret kertas seputih salju itu dengan tinta hitamnya. Baiklah! Saatnya
balas dendam ‘awas kau gyu...’
∞W∞G∞S∞
“apa kau lama
menungguku? Kenapa tak langsung makan saja? Apa makanannya sudah selesai
dimasak? Apa aku sendiri yang harus ma-....” ucapan Sunggyu langsung dipotong
oleh jari telunjuk Woohyun yang tiba-tiba menempel pada bibir merah cherrynya
*author ngiler #plakk. Pembalasan di rooftop
“sebaiknya kita
cepat makan. Bicara denganmu tak ada habisnya...” ucap Woohyun. Setelah itu Woohyun
meninggalkan Sunggyu dibelakang. Apa barusan Sunggyu tak salah dengar? Bicara
dengan Sunggyu tak ada habisnya? Bukankah itu kepribadian Woohyun? Namja alay
yang tak bisa tenang? Dari pada Sunggyu memikirkan Woohyun, baik dia menyusul Woohyun
Mata sipit Sunggyu
membulat melihat hidangan, ani! Lebih tepatnya masakan ala chef Woohyun.
Semuanya begitu menggoda selera. Baiklah, tetap bersikap biasa jangan terlalu
berlebihan. “duduklah..” intruksi Woohyun
“dimana?”
“tentu saja
disitu” tunjuk Woohyun dengan menggunakan dagunya pada kursi seberang yang
berhadapan dengan tempat duduknya. Sunggyu menggeser sedikit kemudian
mendudukkan dirinya disana. Agak canggung mengingat perbedaan kasta mereka (red
: di Korea masih ada perbedaan kasta sampi sekarang) seorang majikan dan
pelayan makan disatu meja. Bukan hal biasa untuk dilakukan
“emm gyu,
setelah ini ada yang ingin aku bicarakan denganmu” ucap Woohyun ditengah-tengah
acara makan mereka berdua. “bwo? Kenapa tak sekarang saja?”
“jangan banyak
tanya, cepat habiskan makanannya biar kau cepat pula mengetahuinya” lagi-lagi Sunggyu
dibuat kesal oleh Woohyun. ‘ada apa dengannya?’ mungkin itu yang
dipikirkan Sunggyu saat ini
Sekitar 15
menit mereka menyelesaikan makan dan mencuci piring, akhirnya semuanya selesai
dan rapi kembali seperti semula. Seperti yang Woohyun katakan tadi, ada sesuatu
yang ingin Woohyun katakan jadi keduanya memilih tempat di sofa ruang tamu
untuk membicarakan perihal itu
“aku membuat
aturan apartement...”
“he!? Geunde Woohyun-ah,
bukankah apartement ini milikmu, tentu saja semua terserahmu. Kenapa harus ada
aturan”
“memang kau
pernah mendengarkan ucapanku?” pertanyaan Woohyun hanya dijawab dengan cengiran
kuda oleh Sunggyu
“pertama...”
“tunggu! Kenapa
harus ada kata pertama? Berapa banyak aturannya...”
“pertama, kau
tidak boleh membawa yeoja atau namja kesini karena aku juga tak pernah
melakukannya kecuali Myungsoo dan Sungyeol”
“jadi kalau kau
pernah melakukannya aku boleh melakukannya?”
Lag-lagi Woohyun
tak menghiraukan Sunggyu dan terus membaca peraturan-peraturan yang ia buat
tadi. “kedua, kau harus selalu berangkat sekolah denganku” Sunggyu tersenyum
tipis mendengar peraturan kedua dan lagi-lagi ia menepis perasaannya, ‘hanya
sahabat’ begitu kata Woohyun. “ketiga, kau harus berhenti kerja
mengantarkan susu”
“bwo!?”
“tak ada
penolakan”
“tapi hyun, aku
menyukai pekerjaanku yang itu”
“kalau begitu
berhenti dari kafe”
“tidak, gaji
disana sangat disayangkan”
“apa gajimu
bekerja disini masih kurang gyu?”
“aniya, geunyang...”
“kau ingin bertemu
dengan Dongwoo hyung?” dahi Sunggyu mengerjit. Pasalnya, kenapa nama Dongwoo Woohyun
bawa-bawa. Dongwoo tak ada sangkut pautnya dengan kehidupannya, ia hanya teman
sepekerjaannya tak lebih. “ya!! Aku sudah menganggap dia seperti hyungku
sendiri”
“begitukah?” Woohyun
menatap Sunggyu dengan tatapan menelanjanginya, berusaha memaksa Sunggyu untuk
mengakui sebuah kebohongan yang tengah ia simpan. “eum, tentu saja”
“ahh!! Baiklah,
keempat. Setiap pagi kau harus selalu membangunkanku. Kelima-..........” Woohyun
terus menuturkan peraturan-peraturan yang ia buat dalam apartementnya. Hingga Sunggyu
tampak terheran-heran dengan peraturan kedua belas. “dua belas. Setiap kau
ingin keluar apartement kau harus meminta izin padaku”
“bwo!? Ya ya
ya!! Kenapa sekarang semuanya serba diatur gini?”
“kau tak suka?”
“tentu saja,
aku merasa terkekang dengan aturan 12 itu”
“apakah aku
harus menambahnya?”
Sunggyu
bersimpu dihadapan Woohyun bersiap mengeluarkan jurus memohon andalannya.
“an-aniya.. ayolah hyun... setidaknya jangan menyuruhku untuk memilih salah
satu pekerjaanku. Aku menyayangi mereka” rengeknya. “besok adalah hari terakhirmu
memiliki 3 pekerjaan, selanjutnya kau hanya akan bekerja disini dan salah satu
dari dua pekerjaanmu yang lain” setelah itu Woohyun meninggalkan Sunggyu di
ruang tamu
‘mian gyu, aku
melakukan ini untuk kebaikanmu’
Sunggyu menatap
aneh kepergian Woohyun. Ingin sekali ia mengumpat dan mengeluarkan sumpah
serapah pada Woohyun tepat di depannya. Tapi ia masih sayang nyawanya, ia tak
mau mati muda. Selain itu ia juga tak akan bisa melakukannya. Woohyun
penyelamatnya. Kata itu tepat dengan semua yang telah Woohyun lakukan padanya
‘sikapnya
berubah dingin, tapi kenapa dia malah tambah over protective. Benar-benar aneh.
Kau menganggapku sahabatmu, tapi dari perilakumu, kau seperti tak menganggapku
sebagai seorang sahabat’
TBC