Senin, 27 Februari 2017

ff WooGyu Falling Love My Idol Chapter 2


Tittle : Falling In Love With My Idol Chapter 2
Author: Kim Hye Jin_MRS
Main cast : WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast : Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre : Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length : Chapter 1 of...?
WARNING : pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi Author yang baik
NOTE : FF ini benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy Reading  ~0~)
Sebelumnya dichapter 1
“bagaimana kau bisa mengetahui namaku?” tanya Sunggyu tiba-tiba berhasil mengalihkan perhatian Woohyun dari saem choi yang sedang memberi pengumuman pada siswa MIPA 1. “emmm... itu..”
‘eottokaji? Tak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya kan?’ batin Woohyun
Chapter 2
Woohyun Pov
“emmm itu... Sungyeol. Aku tak sengaja mendengar pembicaraannya dengan Myungsoo” ucapku. Baiklah! Kau memilih alasan yang tepat Nam Woohyun. Hampir saja aku ketahuan
Tuk Tuk Tuk
Tongkat bambu diketukkan choi saem di depan mengalihkan pandanganku dari makhluk manis disampingku. “karena hari ini adalah hari pertama kalian masuk, kalian harus berkenalan terlebih dahulu dengan teman-teman kalian” garis lengkung langsung tercetak dibibirku mendengar ucapan choi saem. “saem keluar dulu” itu adalah ucapan terakhirnya di kelasku. Ku tolehkan wajahku ke samping guna melihat makhluk manis tadi
“Sunggy-...” ucapanku terpotong saat melihat Sunggyu. Dia tidur dengan membelakangiku. Tangannya dilipat di atas meja dan ia jadikan bantal. Ku angkat tanganku lalu kuelus surai caramelnya memberikan kehangatan padanya. Bosan dengan pekerjaanku akhirnya aku menghentikan elusanku pada surainya. Mentari  pagi menyinari wajahnya yang mulus membuat kulitnya yang bersih bersinar. Aku yakin ia merasa tak nyaman dengan sinar matahari yang langsung mengenai matanya. Aku berinisiatif mengambil buku paket Sunggyu yang ada bawah mejanya. Dan.... berhasil, walaupun sedikit susah karena terhalang badannya. Setelah itu kuangkat buku paket itu untuk menghalangi sinar matahari. Akhirnya aku berhasil melindunginya
“eughh...” kudengar ia melenguh. Aku hanya tersenyum mendengarnya, ini adalah fakta baru yang baru ku ketahui. Ternyata orang yang aku cintai mempunyai kebiasaan tidur pagi. Ayolah! Ini masih jam setengah sembilan tapi ia sudah tidur pulas. Kapan ia tidur pun aku tak tau. Apa yang ia lakukan hingga ia kelelahan seperti ini. Apa ada hal yang tidak aku ketahui tentang Sunggyu?
Aku sendiri merasa pegal dibagian tanganku, sudah sekitar 10 menit aku bertahan dengan posisiku. Setelah memikirkannya aku memilih menarik tanganku. “eughh..” untuk kedua kalinya aku mendengar Sunggyu melenguh. Ah! Pasti ini gara-gara aku yang menarik tanganku. Saat hendak memberikan lagi naungan yang tadi sempat kuberikan, tiba-tiba Sunggyu membalikkan kepalanya menghadapku. Astaga! Wajahnya yang mulus plus manis itu menghadapku. Kalau begini aku tak perlu menghalangi sinar matahari lagi
Kupandangi wajah damainya yang tenang. Manis, cantik, kedua kata itu ada pada wajah Sunggyu berpadu menjadi satu. Setelah lama memandangi Sunggyu, ku letakkan juga kedua tanganku diatas meja dan melipatnya disana mengikuti Sunggyu. saat ini wajahku lurus tepat di hadapan Sunggyu. hembusan napas hangat Sunggyu langsung menerpa wajahku menandakan jarak kedua wajah kami saat ini sangat dekat. Tanpa kusadari aku pun ikut terlelap di samping Sunggyu
-
-
-
“hyun...” samar-samar aku merasa ada orang yang memanggilku dan sedikit guncangan kurasakan pada tubuhku. Perlahan aku mendongakkan kepalaku mendapati Myungsoo dan Sungyeol di depanku. “wae..”
“kapan kau mau pulang? Ini sudah hampir jam tiga” ucap Myungsoo
“bwo? Jam 3?” aku terkejut mendengar ucapan Myungsoo, ku tolehkan kepalaku mencari idolaku tadi yang tidur bersamaku. What? Tidur bersama. Aigoo! Sepertinya aku salah mengartikan kata itu kekekkekk. Benar saja dia sudah tak ada di sana, tampaknya Sunggyu sudah pulang tanpa membangunkanku
“kau cepatlah pulang gerbang sudah hampir di kunci” sambung Sungyeol. aku pun langsung mencangklongkan tas ranselku ke punggungku bersiap meninggalkan Myungsoo dan Sungyeol. “geunde, bukannya kalian tadi mau kencan? Dari mana kalian tau kalau aku sedang tidur disini?”
“Sunggyu menelponku dan menyuruhku membangunkanmu. Aku minta tolong pada Myungsoo, dan aku ikut dengannya karena waktu itu aku sedang bersamanya” jelas Sungyeol panjang lebar. Jadi yang menyuruh Sungyeol itu gyu... bibirku sedikit terangkat. Ternyata dibalik sifat angkuhnya, Sunggyu masih peduli padaku
Setelah mendengar penjelasan Sungyeol, akupun terus melangkahkan kakiku ke area parkiran untuk mengambil mobil pribadiku. Boleh aku ceritakan tentang diriku? Kekekk boleh saja ya...
Perkenalkan namaku Nam Woohyun, putra dari pemilik WHS (woollim high school). Aku bukan anak mami, sejak aku berusia 17 tahun, kelas 10 tepatnya aku memilih tinggal di aperteman sendiri. Hanya ada aku, dan pembantuku yang setiap pagi datang untuk merapikan aperteman. Aku akui, aku seorang sasaeng fan dari Kim Sunggyu. Orang yang sekarang menjadi classmate sekaligus tablemateku (?). Sunggyu? Dia adalah seorang anak pejabat yang yatim piatu. Tinggal dengan eomma tirinya, dan pernah mengalami gangguan mental 1 tahun yang lalu, waktu ia masih kelas 10. Sekarang dia tidak lagi, sekarang kami sudah sama-sama kelas 11. Yang aku tau dia takut anjing dan gelap. Alasan dibalik semua itulah yang aku tak tau sampai sekarang
Back to the story...
Aku mulai menancapkan gas, keluar dari basment dan bersiap membelah jalanan seoul yang tampak ramai seperti biasa. Sepanjang jalan, pikiranku terus memikirkan Sunggyu. Mungkin ini yang dinamai sasaeng fan. Seorang fan yang ingin membuat idolanya menjadi miliknya. Yap! Kalian benar, aku ingin menjadikan Sunggyu sebagai milikku. Aku yakin itu akan sulit, kesan pertamanya saja seperti tadi. (baca chapter 1) Sungguh, aku tak tau kalau Sunggyu mempunyai sifat keras kepala. Mungkin dari sini aku bisa mengetahui lebih banyak tentang Sunggyu
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, aku pun tiba di Aperteman. Dengan segera aku memarkirkan mobilku, masuk kedalam lift, menekan tombol 9 dan siap melunjur keatas dimana letak apertemanku yang berada di lantai 9
TING!
Akupun keluar dari dalam lift lalu membuka sepatu. Kutolehkan kepalaku kesamping mendapati jam yang menunjukkan jam 4. Ahh!!! Hari yang menyenangkan buatku untuk pergi ke cafe paradise yang akhir-akhir ini menjadi tranding topic di sekolah yang katanya tempat dan pemandangannya cukup bagus. Dan jangan lupakan es susu yang dicampur Oreo yang menjadi menu utama yang ada di sana(emang di korea ada orea? #plakk #abaikan). Aku langsung melempar tas ranselku ke kursi, lalu membuka baju dan sekarang hanya meninggalkan celana panjang seragam sekolah. Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi yang ada dikamarku, membasuh kulitku yang sangat lengket dengan siraman air hangat yang memuncrat dari shower
Tak butuh waktu lama, 7 menit kemudian aku selesai dengan acara mandiku. Pelan ku buka lemari pakaianku. Kupilih sebuah T-shirt merah dan jelana jins hitam untuk membalut tubuhku. 15 kemudian aku keluar dari Aperteman bersiap meninggalkan Aperteman dan menancapkan gasku lagi menuju Myungdong, letak kafe paradise. Aku melihat sekilas jam tangan yang bertenggar di pergelangan tangan kiriku, jam 05:30 KST, jam 06:00 bisa kupastikan aku baru sampai disana, itupun kalau tidak macet. Baiklah, mungkin aku pulang malam lagi hari ini. menghabiskan malam di sungai han sambil menonton pertunjukan kembang api sendirian menurutku itu tak buruk. Aku tak mungkin mengajak Sunggyu kan? Aku terlalu kikuk untuk hanya mengajaknya jalan. Gak jantle? Biar..
Woohyun Pov End
Kring!!
“silahkan masuk” sapa salah satu pelayan kafe paradise sambil membungkukkan badannya 90o. “silahkan nikmati layanan kami tuan” lanjut pelayan itu lagi. Woohyun pun mendudukkan dirinya di sebuah kursi pojok dekat jendela, dari sini dapat ia lihat orang-orang dan mobil-mobil yang berlalu lalang di jalanan malam
“pesan apa tuan?” ucapan pelayan memecah lamunan Woohyun. Woohyun mendongakkan kepalanya mendapati orang yang tadi pagi baru ia kenal –taunya sudah lama. “Woohyun..” kata pelayan itu. “gyu? Ngapain kau disini?” yap! Pelayan yang tadi menanyakan pesanan Woohyun adalah Sunggyu, idola Woohyun sendiri
Sunggyu tampak gelabakan mencari alasan. “ak-aku...” Woohyun diam masih tetap menunggu jawaban Sunggyu. “aku kerja part time disini” Woohyun tampak menganggukkan kepalanya mengerti dengan jawaban Sunggyu. “jadi kau pesan apa?”
“es susu coklat oreo”
“hanya itu?”
“ne..”
“baiklah, tunggu sebentar” Sunggyu akhirnya kembali ke dapur kafe. Woohyun terus memandangi kepergian Sunggyu yang hilang dibelokan kafe. Woohyun menundukkan kepalanya, menatap lantai dengan tatapan kosong seperti tengah memikirkan sesuatu
Woohyun Pov
Jangan kira aku tak tau jika Sunggyu bekerja disini, aktivitas malam Sunggyu yang satu ini sudah lama ku ketahui. Hanya saja tadi aku pura-pura tak tau, aneh bukan jika aku tak menanyakan hal itu pada Sunggyu. Dengan berpura-pura tak tau seperti tadi Sunggyu tak akan tau kalau aku sebenarnya adalah saseng fannya
Aku kembali menolehkan pandanganku. Aku melihat Sunggyu yang tengah mondar-mandir hanya menanyakan pesanan pelanggan. Miris sekali hidupnya, harus hidup sebatangkara di dunia ini tanpa orang tua dan harus mencari makan sendiri
“pesanan anda datang tuan..” lagi-lagi seorang pelayan memecah lamunanku, kali ini bukan Sunggyu tapi seorang namja seperti dino yang tengah mengantarkan pesananku. Pelan pelayan itu meletakkan es susu coklat oreaku di meja yang ada didepanku. “silahkan dinikmati” ucapnya sebelum pergi dari hadapanku
“tunggu..” mendengar panggilanku, pelayan itu pun kembali membalikkan badannya dengan tampang heran. “nega?” tanyanya. Aku menganggukkan kepala
“eum.. mian kalau aku mengganggu pekerjaanmu. Apa kau tau pelayan itu?” ucapku sambil menunjuk Sunggyu yang terus mondar-mandir antara dapur dan meja pelanggan. “ahh! Namanya Kim Sunggyu, kenapa?”
“apa kau bisa memberiku alamat rumahnya yang sekarang?”
“aku tak tau itu, tempat tinggalnya selalu berubah setiap bulan. Dia tinggal tak pernah menetap” aku menganggukkan kepalaku. “baiklah, saya pergi dulu” akhirya pelayan dino itu benar-benar pergi dari hadapanku
Kalian dengar penuturan teman sepekerjaannya? Begitulah hidup idolaku. Tinggal tak pernah menetap. Dari mana aku tau? Jangan lupakan aku yang merupakan saseng fannya. Aku selalu mendapati Sunggyu di jam-jam malam pada tanggal-tanggal akhir bulan dengan koper usang warna putih yang selalu menjadi tempat penyimpanan bajunya
Sebenarnya itu lah tujuan ku ingin lebih akrap dengannya. Aku ingin mengajaknya tinggal di apertemanku sebagai pelayanku. Benar-benar pelayan bukan menjadi pelayan seperti kebanyakan film-film tragis yang mengutamakan nafsu itu, kalian pasti mengerti maksudku. Tapi aku yakin dia tak akan mau ku ajak, sekarang. Mungkin setelah beberapa hari kedepan aku lebih akrap dengannya
Ada sebuah cerita yang sangat miris dibalik kehidupan sunggyu. Seorang anak pejabat terkenal sepertinya harus berakhir menjadi seorang pelayan seperti ini, bukankah itu tak masuk akal? Masuk akal jika kalian tau selut belut cerita hidupnya
Es susu coklat oreo yang sempat aku pesan, kini oreonya sudah melebur dengan susu coklat. Hmm... pasti enak sekali. Aku langsung mengulurkan tangan mengambil sedotan, segera ku seruput minuman lezat ini. Myungsoo tak bohong, es susu coklat oreo ini benar-benar lezat. Kira-kira 5 menit, habis sudah pesananku. Ingin rasanya aku kembali memanggil Sunggyu dan memesan es tadi, tapi aku malu. Besoklah! Mungkin aku akan kembali
Ku lihat Sunggyu terus menatapku dari tempatnya berdiri, tapi tatapannya kosong. Ku jentikkan jemariku hingga menghasilkan bunyi, tak lama Sunggyu meminta uang pembayaran padaku. Ku letakkan uang sekitar 10.000 won di meja. “ikut aku sebentar gyu...” ucapku berbisik tepat ditelinganya lalu aku segera keluar menuju mobilku yang ku parkir disamping kafe
Tak lama kemudian kulihat gyu keluar dari kafe. Langsung saja ku buka pintu mobilku dan menyuruhnya masuk. Ia memutar bola mata sipitnya. “cepatlah katakan, aku banyak pelanggan” ucapnya setelah masuk kedalam mobil. “......” aku tetap diam. “cepatlah hyun...”
“kerja part timemu, apakah masih lama?” Sunggyu menyingsingkan seragam kafenya guna melihat jam tangan dipergelangan tangannya. “setengah jam lagi. Wae?”
“apa kau tak keberatan ikut denganku?”
“eodie?”
“sungai han, menonton pertunjukan kembang api” dengan penuh harap, aku berdoa semoga ia mengucapkan kata ‘iya’. Ku lihat Sunggyu tampak berpikir, ayolah Kim Sunggyu...
“baiklah...” aku membulatkan mataku mendengar jawabannya. Seandainya sekarang tak ada Sunggyu, aku sudah teriak kegirangan. Hey! Siapa yang tak senang kalau menonton pertunjukan kembang api dengan idolanya
“aku kembali dulu hyun..” ucapnya. Lalu membuka pintu mobil dan menutupnya lagi
Baiklah! Hanya 30 menit aku harus menung gyu disini kan? Tak apa asalkan itu demi Sunggyu. Sekitar 5 menit aku menunggu, bosan mulai menghampiriku. Ku putuskan untuk menekan tombol on pada sound yang ada dalam mobilku. Nada beraturan mulai mengalun indah ditelingaku yang merambat melalui udara malam, memecah keheningan yang ada didalam mobil
Woohyun Pov End
Other_Side
Sunggyu mulai melepas seragam kafenya dan meletakkan pada lokernya. “kau sudah selesai gyu?” tanya seseorang menghentikan acara merapikan Sunggyu. “eoh! Woo hyung” orang yang dipanggil Sunggyu dengan panggil ‘woo hyung’ hyung tadi bernama lengkap Jang dongwoo, orang yang tadi sempat Woohyun tanyai tentang Sunggyu
“sepertinya kau akan pergi” gyu hanya nyengir menanggapi ucapan dongwoo, mungkin itu isyarat kata ‘iya’ darinya. “apa bersama namja tadi?”
“tadi?”
“namja tadi juga sempat menanyakanmu padaku?” Sunggyu menutup lokernya lalu membalikkan tubuhnya menghadap dongwoo. “apa dia namja baik-baik?”
“molla, aku baru kenal dengannya tadi pagi” ucapnya sambil mencanngklongkan tas ranselnya. Lalu ia bermaksud keluar dari ruangan ganti tapi kakinya terhenti diambang pintu mengingat ucapan dongwoo. Sebenarnya Sunggyu ragu untuk menanyakan hal ini pada dongwoo. “apa yang ia tanyakan padamu hyung?” tanyanya kembali pada tempat semula
“hanya menanyakan rumahmu” Sunggyu hanya menganggukkan kepalanya mengerti. Lalu ia melanjutkan langkah kakinya. Kakinya melangkah mencari mobil Woohyun yang terparkir disamping kafe
Sunggyu membuka pelan pintu mobil Woohyun lalu menutupnya kembali setelah mendudukkan dirinya di kursi sebelah kanan pengemudi, disamping Woohyun. Sunggyu melepas ranselnya dan meletakkannya di kursi penumpang dibelakang
“apa sudah selesai?” tanya Woohyun
“tentu saja, aku tak mungkin berpakaian seperti ini jika masih bekerja” astaga! Sifat menyebalkan Sunggyu kembali, padahal tadi ia sudah biasa pada Woohyun
“seatbeldnya gyu..” mendengar intruksi Woohyun, gyu pun langsung saja melaksanakan perintahnya. Akhirnya Woohyun menancapkan gas mobilnya, keluar dari parkiran dan membelah jalanan seoul dengan tenang menuju Sungai Han
15 menit kemudian....
Setelah melalui waktu sepersekian menit, akhirnya Woohyun dan Sunggyu pun sampai di sungai han. Ramai, banyak sekali orang disini jika malam-malam begini. Woohyun tau itu karena ia tak hanya kesini semalam dua malam, hampir setiap malam ia kesini sendiri. Baru malam ini ia bersama seseorang, sang idola
Hening. Sejak Woohyun mematikan mesin pada mobilnya, hanya detak jam tangan yang ada dipergelangan tangan mereka yang terdengar dan tak ada dikeduanya yang berniat memecah keheningan ini. Sebelum... “apa kau tak ingin keluar gyu?” Woohyun memecah keheningan terlebih dahulu
“ak-aku takut ramai...” ucapnya sambil mengeratkan cengkraman tangannya pada ujung kaosnya. Woohyun turun berjalan mengitari mobil lalu membukakan pintu untuk Sunggyu kemudian mengulurkan tangannya untuk membantu keluar dari mobil. “tenanglah, kau tak sendiri” Sunggyu mendongakkan kepalanya, dengan ragu ia menerima uluran tangan Woohyun
Dorr!!
Dor!!!
Dorr!!
Kembang api mulai terdengar ditelinga mereka, membuat Woohyun mengalihkan pandangannya dari wajah manis Sunggyu dan mendongakkan kepalanya ke atas guna melihat ledakan kembang api yang berwarna-warni. Sunggyu pun mengikuti arah pandang Woohyun
Sunggyu membulatkan mulutnya, pemandangan pertama yang membuatnya lupa dengan kerasnya hidup yang ia jalani. Bibirnya terangkat membentuk sebuah lengkungan tipis, kebahagiaan terpancar dari garis lengkungan itu. Woohyun menurunkan pandangannya, melihat obyek yang lebih indah dari pada kembang api ‘aku akan membuatmu tersenyum gyu, seperti sekarang ini’ bisik Woohyun dalam hati
TBC
Chapter 3..
“gyu.. tinggallah denganku diaperteman..”
Buk! Buk! Buk!!
“aku lelah bersikap sok baik didepan appamu..”
Buk! Buk!!
“ampun eomma!!”
Guk! Guk! Guk!!

“aaahhhh!!!”

Minggu, 26 Februari 2017

WARNING BLOGGER!!!

BAGI YANG MERASA PERNAH MENGUNJUNGI BLOG INI...
HARAP LUANGKAN WAKTU SEBENTAR UNTUK MEMBACA PESAN INI






MEMBACA FANFIC ITU PENUH PERJUANGAN READER...
TOLONG MENGERTILAH!!! >_<
JADI, KALAU MERASA PERNAH MENGUNJUNGI BLOG INI, TINGGALKANLAH JEJAK...
BAIK ITU KOMENTAR ATAU LIKE LAH.. TERSERAH...
HARAP JANGAN MENJADI SIDERS YANG BISANYA HANYA MEMBACA TANPA MENINGGALKAN JEJAK...

HARGAILAH AUTHOR YANG BERKARYA...
AUTHOR MEMBUTUHKAN SARAN DAN KRIKAN YANG NANTINYA BISA MEMBANGUN UNTUK KARYA AUTHOR KEDEPANNYA....

AUTHOR HANYA INGIN DIHARGAI....
ITU SAJA...

INGAT READERS!!!
MENGARANG ITU BUKAN HANYA SEBUAH ISENG-ISENGAN KARENA KUKER...
AUTHOR JUGA BUTUH WAKTU, IMAJINASI DAN MOOD YANG BAIK UNTUK NULIS...
JADI TOLONG!! HARGAILAH AUTHOR...



ok! sekian curcol author..
tolong jadilah readers yang baik, bukan siders...


Sabtu, 25 Februari 2017

ff WooGyu Resigned Chapter 7 END


Tittle : Resigned Chapter 7 END
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini J
NOTE : di Chapter ini author berikan longshoot J siap-siap dengan moment-moment woogyu yang sweet. Maaf jika ff ini mengecewakan hati readers dan tak sebagus yang diharapkan reader..
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Drrrrrtttt
Sebuah deringan dari benda persegi panjang yang ada diatas nakas lemari dekat tempat tidur Hoya membangunkan sang empu yang tengah tidur nyenyak. “yeobseyo..” ucap Hoya serak masih berusaha mengumpulkan setengah jiwanya yang masih berada dalam dreamland
‘ya... kapan rencana kita akan dijalankan?’ ucap seseorang diseberang sana, Hoya mendudukkan dirinya dikepala tempat tidurnya sambil menahan marah. “astaga nam Woohyun! Pagi-pagi gini kau menelponku hanya untuk menanyakan itu? Oh!!! Sesange!!”
‘sebaiknya kau berikan saran padaku untuk melangkah kedepannya ya’ Hoya memutar bola matanya mendengar ucapan Woohyun. ‘pabo’ batin Hoya
“sebaiknya kau.......” Hoya pun mulai memberikan saran pada oppa sepupunya ini dengan jelas dan detail. ‘ah! Baiklah’ ucap Woohyun. Itu adalah kalimat terakhir yang Woohyun ucapkan setelah menggeser tombol virtual merah pada touch screen ponselnya
Hoya menghela napas setelah memutuskan hubungan telpon selulernya dengan Woohyun. ‘mian gyu, mungkin ini adalah cara terbaik dengan mempertemukanmu lagi dengan Woohyun’ batin Hoya sebelum beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi
-
-
-
Infinite SHS tampak riuh seperti biasa. Siswa siswi mulai masuk pada kandang peraduan otak mereka guna mengembangkan dan mengasah otak masing-masing. Tampak Yuichi disana sedang menunggu seseorang. Jangan ditanya lagi siapa yang sekarang tengah ia tunggu. Tak lain itu pasti si Kei
Benar saja, sesaat setelah Yuichi melihat Kei dan Sunggyu dari kejauhan yang sedang membicarakan yang masa bodoh Yuichi pikir, ia langsung berlari menyambar lengan Kei dan mengaitkan lengan Kei dengan lengannya meninggalkan Sunggyu yang berteriak kesal karena ditinggal begitu saja
“awas kalian berdua..”dengusnya sambil menghentak-hentakkan kakinya layaknya anak kecil. Sunggyu pun melangkahkan kakinya menuju kelasnya sendiri. Aneh! Sungjong kemana, biasanya sungjong tak pernah membiarkan dirinya sendiri. Taulah, bagaimana sifat sungjong yang menurutnya terlalu over protective, padahal mereka baru kenal tak genap satu tahun
“gyu...!!!” merasa namanya dipanggil, gyu pun membalikkan badannya. Tampak Sungyeol disana sedang tersenyum padanya. “eoh! Sungyeol-ah” ucapnya sambil mengibaskan tangannya sebagai isyarat pada Sungyeol cepat
“kau mau ikut denganku?” tanya Sungyeol sesaat setelah berlari kecil kearah Sunggyu. “eoddi?”
“pantai, aku sudah lama tak kesana” Sunggyu dan Sungyeol pun mulai melangkahkan kakinya bersama, walaupun tak sekelas tak apalah, toh kelas mereka bersebelahan
“emmm.. akan aku pikirkan” itu adalah kalimat yang dilontarkan bibir mungil Sunggyu sebagai penutup perbincangan basa-basi diantara keduanya
Hening. Yang terdengar hanya suara sepatu dan lantai yang bergesekan dikoridor sekolah. Sunggyu dan Sungyeol pun diam tanpa berniat membuka mulut mereka. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Sunggyu banyak masalah, Sungyeol pun begitu. Dan kedua sahabat ini sama-sama mengerti apa yang sekarang menjadi permasalah
“yeol...” seru Sunggyu memecah keheningan. “eum.. wae?”
“Myungsoo...” Sungyeol menghentikan langkah kakinya lalu menundukkan wajahnya mendengar ucapan gyu. Tak lama kemudian Sungyeol mendongakkan kepalanya dan tersenyum pada gyu. “kenapa dengannya? Sudahlah mungkin sekarang ia sudah senang bersama Yoo Mi Ra”
“nan arrayo yeol, kau tak benar-benar mengikhlaskannya. Lalu kenapa kau ingin kepantai? Aku tau itu adalah tempat kesukaan kalian berdua. Bohong jika kau sudah merelakannya” tegas Sunggyu. Jangan tanyakan bagaimana Sunggyu bisa tau dengan jelas siapa sebenarnya Kim Myungsoo. Myungsoo adalah tetangganya, dan kebetulan sahabatnya adalah mantan pacar tetangganya. Jelas jika Sunggyu tau banyak tentang hubungan Sungyeol dan Myungsoo
“aku hanya merindukannya gyu...” akhirnya Sungyeol mengeluarkan kata yang bisa mengekspresikan perasaannya saat ini. “aku hanya ingin menyangkalnya” lanjut Sungyeol. Sungyeol hendak melangkahkan kakinya menghindari pertanyaan Sunggyu selanjutnya, tapi tidak setelah Sunggyu menahan pergelangan tangannya. “kita duduk dulu disini” ucap Sunggyu sambil menunjuk bangku kosong yang ada di depan kelas Sungyeol. walaupun ramai setidaknya siswa yang ada disana sibuk dengan urusan masing-masing tak memedulikan yang lain. “masih 15 menit lagi bel berbunyi” lanjutnya. Akhirnya Sunggyu dan Sungyeol pun mendudukkan dirinya disana
“dengar yeol, adakalanya kita memang harus menyembunyikan perasaan yang kita rasakan dari orang lain dan menyimpannya agar tak ketahuan. Tapi ini berbeda dengan mu, kau salah menyembunyikan perasaanmu. Semakin kau menjauh dari Myungsoo, maka Myungsoo semakin tak peduli denganmu dan pada akhirnya ia akan lupa pada dirimu. Setidaknya walaupun ia mencampakkanmu dengan jelas, ia harus mengingat dirimu. Kau ada, lee Sungyeol yang pernah mengisi harinya dengan warna-warna yang cerah” Sungyeol mencerna ucapan Sunggyu. Benar, setidaknya Myungsoo mengingatnya kan? Sungyeol menatap mata segaris Sunggyu dengan mata hazelnya, pelan bibirnya sedikit terangkat membentuk sebuah lengkungan. “gomawo” ucapnya sambil tersenyum. Sunggyu menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pada Sungyeol. “jadi.. kapan kau akan kesana?”
“molla..?” Sunggyu tampak berpikir sejenak. “ayolah gyu, kau tadi bilang akan kau pikirkan dulu. Apa tak cukup waktu sejak tadi di halaman sekolah sampai sekarang?”
“baiklah yeol.. tapi hanya kita berdua kan?”
“tentu saja, kalau kau ingin mengajak yang lain juga tak apa”
“bagaimana dengan saeng han dan hyemi?”
“haneul tak mungkin diijinkan orang tuanya bepergian jauh, sedangkan hyemi, dia terlalu sibuk dengan buku-bukunya” Sunggyu tampak manggut-manggut mendengar celotehan Sungyeol. “kalau aku mengajak Hoya gimana?”
“hmm... bukan ide yang buruk. Setidaknya disana kita mempunyai orang yang bisa kita bully” candanya. “Ya!!!” teriak Sunggyu. “gitu-gitu dia calon dongsaengku tau..” lanjut Sunggyu. setelah itu ia mendirikan badannya meninggalkan Sungyeol yang menatapnya sambil cekikikan. “kau memang cocok jadi eommanya gyu!” teriakan Sungyeol memenuhi koridor
‘calon dongsaeng...’ pikir Sunggyu. Bibirnya tersenyum miris, hanya pertanyaan ‘akankah hoya benar-benar jadi dongsaeng iparnya nanti’ yang ada di otaknya mengingat hubungannya dengan woohyun
Setelah duduk sepersekian menit dibangku yang ada di depan kelasnya, akhirnya Sungyeol memilih masuk kedalam kelasnya mendapati haneul dan hyemi tengah bergosip ria. Sungyeol hanya memutar bola matanya malas melihat sahabatnya yang hobi ngerumpi dipangi hari itu. Ia mejatuhkan dirinya di kursi miliknya yang berada di depan hyemi dan haneul lalu meletakkan tasnya disamping bangkunya
Kringgg!!
Bel berbunyi, songsaenim killer pun masuk. Ahh!!! Pelajaran kimia selalu membuat otaknya serasa pecah. Kimia tak sulit hanya ia lelah dengan kimia yang selalu menggunakan logika untuk berpikir. Otak Sungyeol terlalu lelah memikirkan hidupnya, jadi tak ada waktu untuknya memikirkan kimia baginya. Salahkan dirinya yang memilih jurusan MIPA. Hitungan, rumus dan bahasa ilmiah sudah menjadi makanan Sungyeol setiap hari. Sebenarnya ia tak tahan, tapi ia hanya mengikuti mayorialistis teman-temannya. yahhh!! Walaupun Sungyeol tau sekolah adalah salah satu tempat yang nantinya bisa mewujudkan impiannya menjadi seorang dosen
Other Side_
Sunggyu tampak malas mengikuti pelajaran bahasa inggris yang berlangsung. Sungjong tak masuk, itulah yang membuatnya semakin malas masuk sekolah. Berhubung ia duduk dibangku paling belakang, ia pejamkan matanya saja menikmati alunan suara gurunya didepan yang seperti nyanyian nina bobok baginya
Skip
Kringg...
Bel tanda istirahat berbunyi. Siswa Infinite SHS pun mulai berbondong-bondong menuju kantin sekolah guna mengisi perut keroncongan masing-masing, tak ada bedanya dengan Sunggyu juga. Ia melangkahkan kakinya gontai menuju kantin. Sendiri, tanpa teman. Sungyeol? dia mungkin sibuk dengan kedua sahabat lainnya. Teman yang biasa menemaninya disekolah hanya sungjong tapi sekarang sungjong tak masuk jadi ia benar-benar sendiri
“gyu...” panggil seseorang sambil melambaikan tangannya kearah Sunggyu. Sunggyu pun tersenyum. Setelah Sunggyu berhasil mengisi nampan nasi dengan berbagai macam makanan, ia pun ikut bergabung dengan namja yang tadi memanggilnya
“aigooo!!!” serunya. “aku kesepian sekali appa..” yap, orang yang sekarang tengah berada didepan Sunggyu adalah Yuichi bersama seorang namja asing. “ah jjam! Sungjong tak masuk. Pantas saja kau merasa kesepian kekekkekk..” tawa Yuichi. Sunggyu hanya menatapnya kesal. Saat Sunggyu hendak memasukkan satu sendok kedalam mulutnya, ia mendelikkan matanya melihat Yuichi dan berganti pada orang yang berada di samping Yuichi seakan bertanya ‘dia siapa?’
“perkenalkan namanya Chiki, dia sama sepertiku. Blasteran korea jepang” ucap Yuichi. Sunggyu pun mengulurkan tangannya. “kim Sunggyu imnida” ucapnya sambil tersenyum. Sedang orang yang diseberang hanya menatap Sunggyu tanpa berniat menerima uluran tangan Sunggyu. “ya! Hilangkan sifat juekmu itu” ucap Yuichi seketika. Tak lama kemudian Chiki pun menerima uluran tangan Sunggyu membuat Sunggyu sedikit tersenyum
“karena kau temannya appa aku akan memanggilmu dengan nama ahjussi”
“ya!!”
“sudahlah chik, dia orangnya memang seperti itu” ucap Yuichi setengah berbisik pada Chiki, jujur sebenarnya Sunggyu bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Oh ayolah, dia tak tuli
“selamat makan” ucap Yuichi menghindari pertikaian (?) antara sepupunya dan Sunggyu. padahal mereka baru kenal tapi kenapa kesan pertamanya seperti ini. sungguh aneh...
“appa kenapa kau tak ajak Kei?”
“dia masih sibuk dengan kegiatan ekskulnya”
“ouh!!!...”
Akhirnya acara makan siang mereka bertiga pun berjalan dengan khidmat tanpa gangguan dari Sunggyu yang mempunyai kebiasaan nyeletuk. Sekitar 7 menit, akhirnya dua namja dan satu yeoja itu masuk kelas. Beda dengan Chiki, tentu saja ia melanjutkan jalannya menuju kelasnya. Ia tak satu kelas dengan Sunggyu maupun Yuichi. Chiki berada di lantai dasar yang biasanya digunakan bagi anak-anak baru yang ingin menyusul pelajaran berhubung sekarang sudah semester dua
~0(^_^)0~
kkeutnaeji mothan ibyeol dwi
ibyeolgwa ibyeol
naege namgyeojin inyeongwa inyeon
~0(^_^)0~

Dering ponsel Chiki berhasil membuatnya berhenti melangkah, ia pun segera mendial tombol hijau untuk mengangkat telpon itu. “yeobseyo..”
‘bagaimana? Kau sudah tau orangnya kan?’
“ne..”
‘pastikan kau terus memberi kabar padaku keadaannya..’
“ne..” itu adalah kalimat terakhir sebagai penutup sambungan telpon seluler antara Chiki dan seseorang diseberang sana. Selanjutnya Chiki pun melanjutkan langkah kakinya menuju kelasnya
∞W∞G∞S∞
Ceklek
Hoya membuka kamar asramanya lalu menutup lagi. Melempar tas sekolahnya dan mendudukkan dirinya diatas kursi meja belajar Kei. Berusaha meraih sebuah buku dairy yang kemarin sempat ia ambil di rumah Woohyun diam-diam. Kemudia Hoya membukanya dengan pelan takut merusak buku tersebut
‘mian hyun... aku mengambilnya darimu tanpa pamit’ batin Hoya. Pelan Hoya membuka lembar-lembar setelah lembaran yang ada bulu dan pita putih sebelumnya
’15 April 2016. Hari ini adalah hari keberangkatanku dengan Sunggyu ke Jeju. Astaga...!! aku tak percaya ini, nanti aku dengannya selama satu minggu. Hanya kami!!’ itu adalah kalimat yang ada di lembar setelah lembar berpita. Hoya hanya cekikikan sendiri melihat tulisan tangan sepupunya itu, pasti saat itu woohyun bahagia sekali
Lalu Hoya membuka lagi lembaran buku dairy Woohyun. ‘aku bingung, aku tak tau harus bagaimana? Setelah sekian lama, Key datang lagi padaku dengan sebuah ancaman. Sekarang aku sudah benar-benar tak mencintainya, aku hanya mencintai gyu. Tapi dia mengancamku, aku tak tau harus bagaimana...’ begitulah kalimatnya. Hoya mengepalkan tangannya kuat, bahkan Woohyun tak memberi tau ancaman Key padanya. “menyebalkan” monolog Hoya

~0(^_^)0~
haruman ani jamkkanman-irado
dwidor-a bondamyeon neol doedollil tende
naega eobsneun neon neodo sangsanghal su eobsjanh-a
jejariro dor-awa jwo
~0(^_^)0~
Hoya mengambil ponselnya yang berada disampingnya, tepatnya di atas meja belajar Kei. Menutup kembali dairy Woohyun kemudian melihat id pemanggil ponselnya. Nama ‘Nam Pabo’ terpampang jelas disana. “yeobseyo.. waeyo nam?”
‘kau sudah pulang?’
“ne, cepatlah katakan apa perlumu”
‘apa tak ada libur bagi sunggyu di bulan ini ya?’
“hmm... nanti aku tanyakan pada gyu”
‘baiklah Hoya-ya..’ lalu terdengar nada sambungan putus dari Woohyun. Hoya meletakkan ponselnya tepat disampingnya dan melanjutkan acara membacanya
Hoya Pov
Tut!
Rupanya Woohyun sudah memutuskan sambungan telponnya, aku pun meletakkan kembali ponselku diatas meja belajar Kei. Saat hendak membuka lembaran dairy berikutnya tiba-tiba...
Ceklek!
Pintu terbuka menampilkan Kei yang hanya menyembulkan sebagian badannya di ambang pintu. “ya!! Kei-ya, jika kau mau masuk masuklah, jika tidak keluarlah. Jangan seperti itu, kau tampak seperti penampakan kamar sebelah yang hanya mempunyai kepala”
“anio, aku masuk saja”
“Sunggyu eodi?”
“molla...” kulihat Kei mulai membuka sepatu sekolahnya. “itu buku apa Hoya-ya?” tanyanya sambil menunjuk buku yang ada tanganku. Reflex aku menyembunyikan buku dairy ini dibelakang tubuhku. “bukan apa-apa” aku langsung pindah ke tempat tidurku. “ayolah ya, kalau kau tak ingin memberitauku aku tak akan membantumu belajar dengan Yuichi”
“yaa!! Ancamanmu tak lucu Kei” Kei berjalan mendekatiku, kemudian mengulurkan tangannya padaku. Aku menggeleng. “palli Hoya-ya” dengan berat hati, aku pun memberikan buku dairy Woohyun padanya. “jangan berikan pada gyu”
“arasseo!” Kei pun mulai menjauh dariku lalu mendudukkan dirinya di tempat tidurnya membaca sedikit bagian awal buku dairy Woohyun. “ahh!! Buku dairynya Woohyun...” monolognya. Aku lihat air wajah Kei berubah-ubah, kadang terlihat sumringah kadang ia tampak mengepalkan tangannya kesal. Itu seperti reaksiku..
“Kei-ya..”
“eum..” Kei mengalihkan perhatiannya padaku, sekejab ia menutup dairy itu. “apa bulan ini kau tak ada libur? Satu hari atau dua hari gitu?”
“ada..”
“ah jinjja!?”
“eum.. waeyo?”
“anio, eonjeyo?”
“tahun baru nanti” aku pun menganggukkan kepala mendengar ucapan Kei. Baiklah.. mungkin itu waktu yang tepat memperbaiki hubungan Woohyun dan Sunggyu
Hoya Pov End
∞W∞G∞S∞
Karena bel masuk istiahat kedua telah berbunyi, Kei pun kembali ke sekolah. Tanpa memikirkan resikonya nanti, ia membawa buku dairy Woohyun seperti novel yang ia anggap biasa saja. Sekarang dari halaman pertama sampai halaman terakhir pun Kei sudah selesai membacanya. Sesaat setelah selesai, Kei meletakkannya di atas bangku mengumpulkannya dengan tumpukan buku-buku paket yang lain. Semula tampak normal, Kei melupakan buku dairy itu
Skip
Bel pulang berbunyi. Seperti biasa, Kei selalu menunggu Sunggyu di depan kelasnya. Selain ia menunggu Sunggyu, ia juga bisa bertemu dengan sang namchin. Tak lama Kei menunggu, Sunggyu dan teman-teman sekelas lainnya pun keluar.
“Kei..” Kei langsung mendirikan badannya bersiap pulang mendengar Sunggyu memanggilnya. “pulang gyu..”
“tunggu” cegat seseorang. Kei dan gyu pun spontan membalikkan badannya secara bersamaan. Rupanya itu Yuichi. Kei tersenyum melihat Yuichi, sedangkan Sunggyu tampak mendengus kesal. Bisa dipastikan setelah ini dia akan melihat tontonan ftv gratis
Grep!
Yuichi menarik Kei ke dalam pelukannya setelah memastikan disana hanya ada mereka bertiga dengan buku paket sebagai penghalang tubuh mereka. Sunggyu benar, ftv gratis sudah mulai ditayangkan
“bisakah nanti malam kita keluar..” ucap Yuichi masih dengan memeluk Kei. Kei tersenyum mendengar ucapan Yuichi, walaupun Yuichi tak melihatnya tapi ia senang mendengar ajakan Yuichi berhubung mereka sudah lama tak keluar bersama. Dengan kata lain, kencan
Lalu Yuichi melepas pelukannya. “tentu saja” ucap Kei dengan senyuman tentunya. “ya! Apa kalian lupa ada aku disini?” teriak gyu menghentikan aksi lovey dovey Kei dan Yuichi. Kei dan Yuichi pun cekikikan mendengar teriakan Sunggyu. “mian gyu..”
Akhirnya 3 sejoli itu keluar gedung infinite SHS bersama. Kei dan Yuichi berpisah di parkiran karena Yuichi harus pulang cepat, jangan lupakan Yuichi yang tak tinggal diasrama. Sekarang hanya Kei dan Sunggyu yang membicarakan hal-hal yang tak penting. Apalagi kalau bukan ngerumpiin oppa-oppa infinite
“Kei...” tiba-tiba gyu mengalihkan pembicaraan yang penuh canda itu. Gyu menatap buku merah yang Kei selipkan dengan buku-buku paketnya. “wae?”
“buku itu...” Kei melihat arah pandang gyu. “ah ini.. wae?” Kei berusaha mencairkan suasana yang tiba-tiba tegang dengan sedikit senyuman, tentu saja senyum paksa. Ia tak mungkin memberikannya pada gyu kan
“seperti...”
“mwohae?? Bicaralah yang jelas gyu..”
“bolehkah aku meminjamnya?” tanya gyu. Skakmat sudah, Kei tak mungkin bisa mengelak dari pertanyaan gyu yang terdiri dari 9 suku kata itu. “ahh,, andwe gyu.. ini punya teman sebangkuku...” gyu menatap Kei menyelidik. Ia tau sepupunya ini tak pandai berbohong, aktingnya terlalu payah. “kau berbohong Kei” tukas Sunggyu. Kei sudah tak mempunyai pilihan. ‘tak apalah... dengan ini gyu akan tau perasaan Woohyun yang sebenarnya’ bisik batin Kei. Akhirnya Kei pun menyerahkan buku dairy itu. “kalau kau sudah membaca buku ini, kau harus percaya gyu. Percayailah buku ini apapun yang tertulis di dalamnya karena orang yang menulis buku ini benar-benar dengan perasaan dan hati” ucap Kei sambil menyerahkan buku dairy itu, dairynya Woohyun lebih tepatnya
Kei dan Sunggyu pun melangkahkan kakinya pelan menuju asrama woollim. Hanya sekitar 10 menit mereka sampai. Kei dan Sunggyu langsung membuka sepatu kemudian menggantinya dengan sandal asrama yang memang dikhususkan per kamar. Mandi bergantian, karena hanya disediakan satu kamar mandi per kamar. Berhubung sekarang jam sudah menunjukkan jam 04:15, jadi tak ada salahnya bagi Kei dan Sunggyu langsung menyiram air hangat pada tubuhnya yang lengket. Setelah merapikan dandanan mereka berdua, Kei dan Sunggyu pun pergi ke kantin asrama dengan diikuti Hoya tentunya
“Hoya-ya..” gyu tiba-tiba melambatkan langkah kakinya guna menyamai langkahnya dengan Hoya membiarkan Kei berjalan didepan. “kau mau ikut denganku?”
“eodi?”
“pantai..”
“eonjeyo?”
“tahun baru” ucap Sunggyu. ‘tepat sekali’ batin Hoya
“baiklah..”
“ya!! Kalian membicarakan apa?” tanya Kei tiba-tiba  menyela perbincangan gyu dan Hoya. “aniyo Kei-ya... kajja! Kau berjalan didepan” ucap gyu sambil berusaha membalikkan badan Kei ke depan. Kei pun berjalan di depan dengan langkah cepat meninggalkan gyu dan Hoya yang tampak tak peduli dengan kepergian Kei
“kau benar mau ikut denganku kan ya?”
“eum..” ucap Hoya sambil tersenyum. Gyu pun membalas senyuman Hoya, lalu mengajak Hoya menyusul Kei yang sudah jauh didepan
SKIP
Tik tok tik tok!
Jam terus berputar menunjukkan jam 2 pagi. Sunggyu masih betah dengan mata yang terbuka. Sedari tadi ia hanya membalikkan badannya kekanan dan kekiri, tapi matanya tetap tak bisa tertutup walaupun ia paksa. Entahlah, ia sekarang tak lagi sedih ataupun susah. Ada perasaan mengganjal dihatinya
Perlahan, ia beranjak dari tempat tidurnya lalu mendudukkan dirinya di kursi meja belajar Kei. Tangannya terulur meraih sebuah buku merah yang tadi sore sempat ia pinjam pada Kei dengan sangat memohon. Sunggyu mencoba menyamankan dirinya di kursi itu. Setelah merasa nyaman, akhirnya Sunggyu membuka buku itu. Terpampang jelas disana sang pemilik buku dairy. Siapa lagi kalau bukan Nam Woohyun
Sunggyu Pov
Aku mengingat sesuatu. Tadi sore aku meminjam sebuah buku pada Kei. Aku tak tau apakah buku itu sebuah novel atau apa yang pasti aku sangat penasaran dengan isi dari buku itu. Pelan, aku melangkahkan kakiku menuju meja belajar Kei lalu aku mengulurkan tanganku pada lemari penyimpanan bukuku yang tak jauh dari meja belajar untuk mengambil buku itu. Berhasil!. Perlahan, aku membuka buku itu. Ohh!! Ini buku dairy. Saat inilah aku baru sadar kalau buku ini buku dairy itupun karena ada kalimat ‘MY DEAR’ pada sampul buku ini, apalagi bentuknya yang menurutku sangat elegan dengan paduan warna hitam dan warna gold yang ada di pojok-pojok buku ini. Maklumlah, tadi aku hanya sekedar memegangnya tanpa membaca apapun
Aku membuka lembar pertama. Tertulis dengan jelas nama sang pemilik dairy ini. aku membulatkan mata sipitku mengetahui sang pemilik. Nama ‘Nam Woohyun’ terpampang jelas dihalaman kedua buku ini. jadi ini sebabnya tadi Kei sangat berat hati meminjamkan buku ini padaku
Ku alihkan pandanganku pada kalimat yang berada di bawah nama sang pemilik. ‘apakah aku harus melepaskan Key? Apakah aku harus belajar mencintai mantan sahabat yang sekarang sudah menjadi tunanganku?’ itu adalah tulisan yang ada di lembar pertama. Tanggal 12, 03 2016. Otakku berputar kemasalalu yang menurutku sangat hambar. Lebih tepatnya seperti sekarang ini, hambar. Dulu, sebelum tanggal itu aku masih kesakitan melihat Woohyun dengan Key. Apa sejak saat itu Woohyun belajar mencintaiku? Apa itu sebabnya malam itu ia menelponku?. Pertanyaan-pertanyaan bodoh mulai beterbangan diatas kepalaku. Aku tau pertanyaan-pertanyaan seperti itu tak akan bisa terjawab jika aku masih malas untuk bertemu dengan Woohyun. Aku tak mau bertemu lagi dengannya. Aku tak bisa..
Ku buka lembar kedua. ‘sulit sekali menerima orang baru sepertinya. Tapi aku tak akan menyerah, aku akan terus belajar mencintaimu gyu’ tulisan tangan Woohyun kedua. Aku menghembuskan napasku. Apa dulu dia sebegitu kerasnya untuk belajar mencintaiku?. Pertanyaan muncul lagi. Aku tak bisa terus seperti ini, aku harus mengetahui yang sebenarnya.. kenapa dia berubah...
Ku buka lembar selanjutnya. Terus-terus dan terus ku baca satu persatu tulisan tangannya, sesekali ku belai buku ini seakan membayangkan buku ini adalah wajah Woohyun yang selama satu bulan lalu tersenyum padaku yang sekarang telah hilang. Aku tak menangis, ingat itu. Aku bukan yeoja cengeng yang biasanya hanya bisa merengek karena ditinggal kekasihnya. Aku bukan orang yang seperti itu
Sekarang aku sampai dipertengahan buku ini. hmm... sedikit aneh menurutku. Lembar ini sedikit berbeda dari lembar-lembar sebelumnya. Ada sebuah bulu dan pita warna putih yang menurutku sangat cantik. ‘sepertinya sekarang aku sudah berhasil, aku berhasil mencintai tunanganku sendiri. Senang? Tentu, ini yang aku harapkan dari dulu’ dan ada emoticon smile disana. Tanggal 05, 04, 2016. Apakah hari itu Woohyun sudah mencintaiku? Sebelum di Jeju? Benarkah?. Lalu sekarang kau kenapa Woohyun-ah..? Kau berubah. Apakah aku bisa menemukan jawaban dari buku ini? aku harap begitu...
Aku membuka lagi dairy ini. ’15 April 2016. Hari ini adalah hari keberangkatanku dengan Sunggyu ke Jeju. Astaga...!! aku tak percaya ini, nanti aku dengannya selama satu minggu. Hanya kami!!’. Aku tersenyum membaca tulisan Woohyun yang ada dilembar ini. Aku kembali ingat masa-masa itu, dimana disana hanya ada kami berdua. Kemudian aku tersenyum miris mengingat setelah itu sikap Woohyun yang tiba-tiba berubah. Dari yang semula manis berubah menjadi sebuah sikap racun yang membuat perasaanku mati. Ahh!! Aku baru ingat, dulu aku juga pernah meracuni hatiku sendiri hingga mati. Dan kemudian Woohyun datang memulikan hatiku. Untuk sekarang aku tak berniat meracuni hatiku lagi, tapi entahlah jika suatu saat nanti Woohyun yang akan melakukannya padaku. Aku tak tau itu
Ku buka lagi lembar selanjutnya. ‘aku bingung, aku tak tau harus bagaimana? Setelah sekian lama, Key datang lagi padaku dengan sebuah ancaman. Sekarang aku sudah benar-benar tak mencintainya, aku hanya mencintai gyu. Tapi dia mengancamku, aku tak tau harus bagaimana...’. Lagi-lagi aku membulatkan mataku setelah membaca tulisan tangan Woohyun. Apa...apakah karena ini sikapnya tiba-tiba berubah padaku. Astaga!! Jadi selama ini Woohyun tak benar-benar mencintai Key. Jadi dia melakukan itu untuk kebaikanku nanti. Jadi selama ini aku salah paham padanya
Karena tak sabar ingin tau sebuah jawaban dari berbagai pertanyaan yang ada di kepalaku, aku membuka dengan cepat buku ini. ‘gyu.. mianhaeyo, aku benar-benar tak bisa melakukan apapun untukmu kecuali melindungimu dengan cara ini. Tadi pagi Key telah menghapus bekas bibirmu yang ada dibibirku. Tanggal 19, mei 2016’. Aku mengepalkan tanganku. Marah? Tentu saja. Dari kalimat itu secara tidak langsung Woohyun ingin memberitahuku bahwa ia tak menginginkan ciuman itu. Aku ingat kapan insiden itu. Itu pasti beberapa bulan lalu yang sempat membuat semangatku down hingga untuk pertamakalinya aku memberanikan diri bolos pelajaran pertama dan kedua, itu pun aku membawa temanku
Ku buka lagi lembar ini, lembar terakhir yang ada tulisan tangan Woohyun. Karena setelah ini tak ada tulisan lagi. ‘aku sudah tak tahan untuk tak mengetahui barang satu menit saja aktivitas Sunggyu, ditambah Key yang selalu bersamaku membuatku bahkan tak bisa menyebutkan nama Sunggyu. Jadi hari ini aku memutuskan meminta jasa orang yang beberapa hari lalu sempat aku tolong. Namanya Chiki, kebetulan ia blasteran Korea Jepang. Aku menyuruhnya untuk mengawasi Sunggyu. jika Sunggyu sedih maka Chiki harus memberitahuku, kalau gyu baik-baik saja maka Chiki juga harus memberitahuku. Beruntung sekali dirku. Itu karena aku sudah menolongnya yang tersesat saat pertamakalinya ia menginjakkan kakinya di Korea dan karena aku sudah bela-belain mengantarnya ke rumah sepupunya yang ada di Korea. Tanggal 22, Nov, 2016 ’. Tunggu! Chiki? Sepupunya appa! Berarti Woohyun sudah mengetahui rumahnya appa. Sebegitu khawatinyakah dirimu padaku hyun. Bodohnya aku yang selalu menggunakan perasaan untuk berpikir, seandainya aku berpikir dengan logika ini semua tak akan terjadi
Sekarang aku tau yang sebenarnya lewat buku ini. Sebenarnya Woohyun  mencintaiku, yahhh! Intinya seperti itu. Dia memperlakukan Key dengan baik dan mau diapain saja oleh Key karena Woohyun ingin melindungiku. Aku salah paham dan dia tak pernah berniat menjelaskan padaku. Dan jangan lupakan satu hal, ia bela-belain meminta jasa orangnya. Itu yang aku tau dari buku dairy ini
Pelan aku mengambil bolpen yang ada di laci meja belajar dan mulai menuangkan tinta hitam pada kertas putih pada buku dairy Woohyun. Setelah melalui waktu beberapa detik akhirnya selesai. Aku tersenyum melihat tulisan tanganku yang ada di buku dairy ini. Kemudian aku kembali ke tempat tidurku bersiap untuk tidur. Tak ngantuk sih.. tapi kalau dipaksakan mungkin akan bisa..
∞W∞G∞S∞
“eugghh..!!” aku sedikit melenguh merasakan sinar matahari yang menerpa wajahku melalui celah-celah jendela. Aku menggeliatkan badanku kemudia menolehkan kepalaku untuk melihat Hoya dan Kei, rupanya mereka sudah bangun. Kuputuskan mendudukkan badanku dikepala tempat tidur sebentar untuk mengumpulkan nyawaku yang masih tertinggal di dunia mimpiku. Kudongakkan kepalaku, rupanya sudah jam 06:30. Bwo!? 06:30
“aishhh!!! Jinjja!!” kesalku. Langsung saja aku berlari ke kamar mandi. Hanya membutuhkan 5 menit untukku mandi, kalau aku tak cepat pasti aku mati dibunuh saem Yoon Killer yang memang terkenal ganas di Infinite SHS. Baiklah! Hanya 15 menit yang kubuthkan untuk mengganti handukku dengan seragam sekolah dan mengikat rambut caramelku keatas. Ahh!! Aku lupa memoleskan bedak tipis diwajahku. Aku pun segera memoleskannya, setelah itu aku langsung melesakkan tubuhku dari kamar berlari cepat ke sekolah
Ok! Tepat waktu. Bel berbunyi setelah aku berada diambang pintu kelas. Appaku tampak tersenyum padaku dari jauh sedangkan sungjong mengibas-ngibaskan tangannya menyuruhku untuk cepat duduk. Aku pun mulai melangkahkan kaki jenjangku melewati anak-anak lain yang tampak riuh seperti biasa
“wae geure sungjong-ah!?” tanya setelah berhasil mendudukkan diriku disebelahnya. “kenapa anak-anak tampak bersemangat? Apa Yoon saem tak masuk?” cerocosku yang dibalas anggukan oleh sungjong. Aku mengelus dadaku tenang. “berarti ulangannya tak jadi?” tanyaku lagi. “ne gyu..” jawabnya sambil tersenyum. “ahh!jjam! kemarin kenapa kau tak masuk?”
“kasurku masih merindukanku gyu”
“aishhh!!” dengusanku. “astaga! Kenapa pagi ini semua temanku sangat menyebalkan Tuhan!” seruku di balas kikikan geli dari sungjong. Lama aku menatap sungjong yang terkikik sendiri, akhirnya ia selesai. “sudah puas ketawanya?”
“aigooo!! Kau kenapa juga eoh!? Apa yang dilakukan kedua dongsaengmu itu?”
“mereka tak membangunkanku” ucapku sambil mempoutkan bibirku. Lagi-lagi sungjong menertawakanku. “mereka yang tak membangunkanmu apa kamu yang tak bisa dibangunkan gyu?”
“molla...” lagi-lagi sungjong menertawakanku, tangannya ia gunakan untuk menahan ledakan tawanya. Aku hanya menatapnya kesal. Oh ayolah! Dia tak membantu memperbaiki moodku
SKIP
Bel istirahat berbunyi. Aku menepuk bahu sungjong yang berada di sampingku yang tengah tidur nyenyak. “jong-ah! Ireona.. kantin”
“duluan gyu...” jawabnya dengan suara serak. “baiklah” aku pun beranjak dari mejaku lalu keluar kelas sendiri. “gyu...”
“eoh! Appa”
“mau ke kantin?” aku menganggukkan kepalaku. “bareng” sesaat setelah appa mengucapkan kata itu, kami melangkahkan kaki kami bersama-sama ke kantin. Saat kami berada di kantin aku melihat Chiki sudah mengantri di barisan terdepan. Aku hendak memberitahukan appa tapi ternyata dia sudah tau, jadi ku urungkan saja
Setelah sekian lama aku dan appa mengantri, akhirnya kami selesai mengisi nampan kami dengan makanan-makanan yang menarik seleraku. Sebenarnya apapun makanan aku tetap makan, asalkan itu tak beracun juga. Kekekkekk...
Saat aku dan appa bingung mencari tempat untuk duduk, aku melihat Chiki melambaikan tangannya pada kami dan mengisyaratkan pada kami untuk duduk bersamanya. Kami yang mengerti pun langsung menuju tempat duduk Chiki. “kenapa kau tak menunggu kami chik?” tanya appaku basa-basi sebelum menyendokkan nasi ke mulutnya. “aku tak tau kalau ada kalian” ucap Chiki. Aku hanya menatap Chiki setengah menyelidik tanpa menyentuh makanan yang ada di nampanku. Akhirnya kami bertiga menikmati makanan kami masing-masing dengan hening
Selesai. Kami bertiga kembali ke kelas kami masing-masing. Ahh!! Sungjong! Dia tak menyusulku. Apa jangan-jangan dia masih tidur?. “emmm ahjussi, boleh aku bicara denganmu sebentar?” ucapku sebelum masuk kelas. “appa duluan” lanjutku
Aku berdeham sebentar untuk menetralkan suasana. Bagaimanapun juga aku baru kenal dengan ahjussi jadi masih agak canggung gitu. “ahjussi..”
“gyu kalau kau memanggilku ahjussi aku merasa tak enak, terdengar tua” candanya sambil tersenyum padaku. “ahh!! Mian ahju-, jadi aku harus memanggilmu..?”
“panggil aku Chiki saja”
“ahhh!! Chiki.. kau kenal Nam Woohyun?”
“kenal? Nam Woohyun? Kekekekekk lebih tepatnya dia pahlawanku” sudah kuduga. Buku dairy itu benar-benar tulisan tangan Woohyun
Sunggyu Pov End
@other_side
“ya! Yuichi”
“wae sungjong-ah!? Tak usah teriak, aku tak tuli”
“gyu eodiya?”
“diluar”
“ahhh gomawo...”
@other_side
Sunggyu Pov
“jakkan! Kenapa kau tiba-tiba menanyakan itu gyu?”
“emmm.. hanya ingin tau kepastian tentang sebuah buku merah”
“bwo?”
“sudahlah, kau tak akan tau juga. Mulai sekarang kau tak usah laporkan keadaanku padanya, tak usah jadi stalkerku untuknya, berhenti mengurusi diriku. Semuanya sudah jelas, tolong katakan pada Woohyun. Gomawo” ucapku panjang lebar. Setelah itu aku langsung melesatkan badanku dari hadapan Chiki yang membeku
Dukk!!!
“Aaaahhh!!!” seruku serempak dengan sungjong. “lee sungjong! Aishhh!! Appo” ucapku sambil mengelus kepalaku. “jangan salahkan aku gyu, kau yang tak menabrakku”
“ahhh!! Sudahlah, kau mau kemana?”
“aku mau mencarimu”
“sekarang kan sudah ketemu, kau tak mau ke kantin?”
“aku ada bekal”
“oh! Baiklah” lalu aku dan sungjong pun kembali ke bangku kami. “kenapa kemarin kau tak masuk?”
“emm.. sebenar-...”
“apa ada sesuatu yang aku tak ketahui tentang kau jong?” tanyaku peduh selidik. “mian gyu aku tak bisa cerita”  ucapnya sambil menundukkan kepalanya. Pelan ku angkat kepalanya kembali. “katakanlah jong, dengar aku adalah sahabatmu” sungjong tampak berpikir mendengar ucapanku
“sebenarnya aku sakit TBC kelenjar” aku membulatkan mata sipitku. “eonje?”
“sejak 3 bulan yang lalu”
“kenapa kau tak memberitahuku?”
“aku hanya takut kau tak mau berteman lagi denganku”
Aku menarik sungjong kedalam pelukanku. “itu alasan bodoh. Aku memang mempunyai banyak sahabat” lalu ku lepas pelukanku darinya. “aku akui, kalau urusan teman dan sahabat aku memang tamak” lanjutku sambil tersenyum
Sunggyu Pov End
Kring!!
Bel berbunyi menandakan KBM akan segera berlangsung kembali. Sunggyu, sungjong, dan Yuichi yang satu kelas pun harus kembali mengasah otaknya dengan soal-soal yang tak bisa dikatakan mudah apalagi sekarang mereka hampir semesteran. Bahkan sekarang hampir setiap hari hanya mengerjakan soal, soal dan soal tanpa ada materi yang harus dijelaskan oleh guru. Guru hanya masuk untuk memberikan soal kemudian keluar lagi. Seperti itu seterusnya hingga sekitar satu bulan
∞W∞G∞S∞
 “^^Hari Libur Sunggyu Bersama Sungyeol dan Hoya^^”
Tit tit!
“gyu palli! Sungyeol sudah datang” ucap Kei. Hoya hanya menonton gyu yang masih sisiran sambil duduk uring-uringan di tempat tidurnya. Ia terlalu antusias, jadi ia mempersiapkan semuanya dari tadi malam. Sekarang malah dia sendiri yang jamuran gara-gara menunggu Sunggyu yang dandan dari jaman batu tak selesai-selesai
Tit tit!!
“gyu...!!!!” mendengar klakson mobil Sungyeol, Kei dan Hoya pun secara serentak meneriakkan namanya tepat ditelinganya. “ahh!! Telingaku!!! kalian berdua” geramnya. “palliwa” tegas Hoya
“arasseo arasseo”
“cepatlah keluar biar aku yang mengkunci kamar lalu setelah itu aku ke pulau nami”
“pulau nami? Bersama Yuichi oppa?”
“tentu saja”
Akhirnya setelah sekian lama Hoya menunggu Sunggyu dandanan yang tak ada selesainya –kata Hoya, mereka keluar dari asrama mendapati Sungyeol yang tengah melambaikan tangan pada mereka dari luar gerbang. Langkah jenjang Sunggyu dan Hoya terus melangkah lurus kedepan tepat dimana Sungyeol berada
“sudah siap?” tanya Sungyeol setelah semuanya ditempatkan ditempatnya. “go!!!!” lanjutnya lagi dengan riang. Sekitar 15 menit tiga yeoja itu menaiki mobil akhirnya sampai di sebuah hotel dekat pantai. Hotel ini bahkan mempunyai kenangan bagi Sungyeol
“kita akan satu kamar bertiga, tak boleh ada yang melawan arasseo!” ucapan Sungyeol dijawab anggukan oleh dua sahabatnya. Lalu ketiganya sama-sama menuju kamar 257, kamar yang akan mereka tinggali selama 3 hari
∞W∞G∞S∞
Tampak dua orang namja yang yaahhhh... mempunyai taraf kegantengan seorang pangeran mungkin menurut orang-orang yang ada di hotel ini. Berpakaian serba hitam bak malaikat maut yang siap mencabut nyawa siapa saja yang melihat. Seram? Memang tapi ketampanan dari dua namja ini mampu menyihir perhatian semua mata agar tak memalingkan pandangan mereka. Panggil saja mereka Nam Woohyun dan Kim Myungsoo
“anda di kamar 258” ucap recipsionis ramah. “kamsamnida..” ucapnya lagi sambil membungkuk 90o sebagai penghormatan. Lalu dua namja tadi langsung menuju kamar 258 tadi yang dimaksud recipsionis
Skip...
“ahhh!! Jotta” ucap Woohyun. Woohyun langsung saja menjatuhkan tubuhnya diatas kasur king size yang disediakan hotel tanpa melihat wajah Myungsoo yang sedari tadi masam. “bwo? Jotta? Ya! Nam Woohyun, aku takut harus sekamar denganmu asal kau tau itu?”
Woohyun berhenti dari acara guling-guling rianya. “takut kenapa? Aku tak memakan orang pun?”
“lebih tepatnya bukan takut sih! Hanya risih. Kenapa kau tak sekamar dengan tunanganmu saja?”
“itu juga mau ku, tapi sekarang aku ada masalah dengannya” ucap Woohyun sambil menundukkan kepalanya sedih. “makanya aku mengajak kamu ke pantai, aku ingin memperbaiki hubunganku dengannya”
“lalu bagaimana hubunganmu dengan Key?”
“masalah itu emmm....”
Flash Back dua hari sebelum keberangkatan Hoya
“pergi kau dari kehidupan Woohyun”
“hahaha... anak kecil tau apa sih..” ucap Key dengan sifat sombongnya. Sekarang mereka berdua berada dibelakang sekolah mereka, dimana dulu tempat ini juga menjadi tempat Hoya dan Yuichi
“bwo? Anak kecil? Ya! Aku 15 tahun”
“dan aku adalah sonbaemu”
“heh!! Sonbae? Lalu kenapa kalau kau sonbae? Sonbae yang baik adalah sonbae yang bisa jadi contoh bagi hobaenya. Kau yang merebut Woohyun dari Sunggyu apa masih bisa disebut sonbae yang baik. Ooohhhh!!! Atau jangan-jangan ini yang memang diajarkan di kelasmu?”
“tutup mulut mu ya!” ucap Key sambil menodongkan jarinnya tepat didepan mata Hoya. “sekarang aku tak peduli walaupun kau adalah sepupunya Woohyun”
“aku tak butuh pedulimu, toh kau hanya seongkok daging tak berguna yang menempel pada Woohyun”
“neoo!!”
“wae? Nega matta! Mulai sekarang jauhi Woohyun, berhenti mengejar Woohyun” setelah mengucapkan kalimat itu, Hoya langsung melesatkan badannya dari hadapan Key. “jika tidak, aku akan mengadukanmu pada Woohyun” ucapnya lagi tanpa membalikka badannya. Mendengar ucapan Hoya, Key tampak gelagapan kehabisan kata-kata untuk melawan
Flasback End
“jadi apa karena itu si kunci itu memperbolehkanmu ikut denganku” Woohyun tampak mengangguk. “dan aku dengar kau juga ingin memperbaiki hubunganmu dengan Sungyeol?”
“eum.. aku tak akan mengulangi kesalahanku yang dulu”
“good luck kawan!” ucap Woohyun sambil menepuk punggung Myungsoo. “kau juga” balasnya
“kau istirahatlah dulu hyun aku ingin mencari udara segar disekitar sini” lalu setelah Myungsoo mengucapkan kalimat itu langsung melesatkan badannya menghilang dari hadapan Woohyun setelah mengambil kamera kesayangannya yang ia bawa dari rumahnya
Woohyun terus memandang kepergian Myungsoo yang semakin lama semakin tak terlihat dan terakhir hilang dibalik pintu warna coklat kamar hotel 258. Karena sudah tak punya teman untuk diajak bicara, Woohyun memutuskan istirahat sebentar menunggu malam untuk menjalankan rencananya dengan Hoya nanti
∞W∞G∞S∞
Myungsoo terus melangkahkan kakinya menuju pantai yang dekat hotel tadi. Bibir Myungsoo tertarik hingga membentuk sebuah lengkungan tipis melihat pantai biru tenang dan bersih di sini. Karena tak ingin kehilangan obyek indah ini, Myungsoo tak henti-heninya mencekrek-cekrekkan kameranya mengarahkan kameranya pada obyek-obyek yang terlihat menarik. Sebuah pemandangan yang lebih indah daripada pantai mengalihkan perhatian Myungsoo membuatnya sedikit melongokan kepalanya ke samping. Seorang yeoja dengan balutan kain warna cream sampai lutut, rambutnya yang digerai dan highels warna senada dengan baju yang tengah ia pakai. Siapa lagi yeoja yang bisa mengalihkan perhatian Myungsoo dari hobinya kalau bukan Lee Sungyeol. Yap! Yeoja itu adalah Lee Sungyeol, mantan pacar Myungsoo
Bibir merah Myungsoo lagi-lagi terangkat hingga membentuk sebuah lengkungan yang cukup samar melihat Sungyeol. tak segan-segan Myungsoo mengarahkan kameranya pada obyek yang menurutnya paling indah itu. Senyuman tak pernah lepas dari bibir Myungsoo saat ia mencekrekkan kameranya. Setelah sekian banyak hasil cekrekan yang kebanyakan berisi Sungyeol, Myungsoo melihat ulang hasil cekrekannya
“kau ada di sini juga?” sebuah suara yang sangat familiar ditelinganya dan sudah lama tak ia dengar merambat dengan lembut ditelinganya. Myungsoo menghentikan acara melihat hasil cekrekannya. Setelah mengetahui siapa yang tengah mengganggunya, Myungsoo tampak gelagapan. “i-iya..” jawabnya kikuk
Sungyeol memutar bola matanya mendengar jawaban Myungsoo, Sungyeol tau kalau saat ini Myungsoo tengah kikuk, ia tau sifat mantan pacarnya ini jika sedang kikuk pasti cara bicaranya tak biasa. “sepertinya kau bahagia dengan Mi Ra” ucap Sungyeol mengalihkan topik
“sayangnya tidak seperti dugaanmu”
“tuan kim, apa kau tak keberatan kalau aku ajak kau ke coffe dekat sini dengan kamera kesayanganmu itu?” Myungsoo tampak tersenyum mendengar ucapan Sungyeol, itu berarti Sungyeol masih ingat dengan kamera kesayangannya yang dulu sering ia bawa ketika mereka pergi ke pantai ini
“anio, aku hanya ingin bicara seperti ini denganmu”
“seperti ini? disini?” Myungsoo menganggukkan kepalanya. “dengar yeolli ak-,...”
“bisa kau tak usah memanggilku dengan nama itu?”
“wae?”
“kau sudah mempunyai Yoo Mi Ra”
“ani, aku benar-benar tak mempunyai hubungan dengannya yeol, aku berani sumpah”
“terus apa arti pelukan dalam bis itu myung?”
“itu murni kecelakaan”
“hah! Kalau ada kecelakaan yang seperti itu semua orang pasti ingin kecelakaan” sindir Sungyeol. Ia hanya bergumam tapi masih bisa didengar Myungsoo, maklumlah jarak keduanya sekarang hanya berjarak 3 langkah. Dekat sekali bukan...
Flashback...
Hari ini Myungsoo memutuskan berangkat bareng Sungyeol ke sekolah, walaupun tak satu sekolah tapi sekolah mereka satu arah. Jadi keduanya memutuskan berangkat bareng setiap hari. Biasanya juga Myungsoo berangkat bersama Sungyeol dengan motor hitamnya tapi katanya hari ini akan naik bis bersama karena motor hitamnya Myungsoo masuk bengkel gara-gara kemarin mereka bawa ke pantai
Sungyeol sudah stay dari tadi di halte bis menunggu Myungsoo sekaligus bis. Tak lama kemudian bis datang dan terlihat Myungsoo disana tengah melambaikan tangan pada Sungyeol yang tersenyum dari luar
Tit tit!!
Bunyi klakson bis tanda bis akan segera berhenti. Naasnya Myungsoo saat pemberhentian, bis tak berhenti dengan mulus, gesekan ban dan jalan aspal membuat bis sedikit terguncang membuat dirinya yang tengah berdiri sambil memegang pegangan bis sedikit bergoyang. Tak ayal dengan gadis yang ada di dekatnya langsung jatuh begitu saja pada dirinya hingga Myungsoo menangkap pinggang gadis itu untuk mencegah keduanya sama-sama jatuh. Tak sakit sih kalau hanya jatuh, tapi malunya itu yang bertahan. Jadilah sekarang Myungsoo seperti tengah berpelukan dengan si gadis itu
“Yoo Mi Ra” ucap Myungsoo mengeja name tag yang ada di dada kirinya yeoja itu. “myung...” ucap Sungyeol lirih. Rupanya Sungyeol sudah masuk bis dan secara jelas melihat pemandangan yang seharusnya tak ia lihat. Myungsoo langsung melepas yeoja yang sedari tadi ada di pelukannya. Yeoja itu hanya membungkukkan badannya sebagai ungkapan minta maaf. Tapi mau apalah jika sekarang sudah seperti ini, Sungyeol sudah terlanjur marah pada Myungsoo. Sungyeol langsung keluar begitu saja meninggalkan Myungsoo yang berusaha mengejarnya. Myungsoo terus memanggil Sungyeol dan menyuruhnya untuk berhenti, tapi Sungyeol menulikan pendengarannya. Ia terus berjalan jauh dari Myungsoo. Jadilah hari itu Myungsoo dan Sungyeol tak masuk sekolah
Seingat Myungsoo kata terakhir yang ia tau dari Sungyeol adalah “kau tampak serasi dengan yeoja yang bernama Yoo Mi Ra itu...” itupun Myungsoo dapat dari pesan kakaotalk yang Sungyeol kirimkan. Setelah itu Sungyeol sudah tak ada kabar dan nomor ponselnya sudah tak aktif
Flasback End
“aku tak pernah membohongimu yeol, asal kau tau itu”
“maling tak akan pernah mengaku dirinya maling, begitupun kau myung...” Sungyeol menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. “lalu dengan apa aku harus membuktikannya yeol?” ucap Myungsoo sambil mencangklongkan cameranya di bahunya. Pelan lalu melangkah kakinya menuju Sungyeol. Sungyeol yang merasakan aura berbeda dari Myungsoo pun mundur kebelakang
“apa yang akan kau lak-,...” ucapan Sungyeol terpotong dengan bibir tipis Myungsoo yang tiba-tiba membungkam mulutnnya. Mata Sungyeol membulat merasakan sensasi yang sudah lama tak ia rasakan dari Myungsoo ini. Pertama hanyalah sebuah kecupan manis tapi lama-kelamaan berubah setelah Myungsoo mengeratkan cengkraman tangannya pada bahu Sungyeol membuat Sungyeol sedikit tersentak karena terkejut dan kesempatan itu dipergunakan Myungsoo untuk lebih memperdalam ciumannya. Sungyeol hanya semakin mengeratkan pejaman matanya dan mengikuti gerakan sensual bibir Myungsoo
Setelah sekian lama mereka bertahan dengan keadaan tadi, akhirnya Myungsoo melepaskan tautan bibir mereka. Napas keduanya masih terdengar tak beraturan karena ciuman tiba-tiba tadi. “sekarang kau masih tak percaya?” Sungyeol membuang muka melihat tatapan tajam Myungsoo. “jawab Lee Sungyeol” lanjutnya
“...” Sungyeol tetap membuang muka kesamping, pipinya masih panas karena tindakan tiba-tiba Myungsoo tadi. Myungsoo mendekati Sungyeol lagi seperti hendak menyerangnya lagi. “baiklah aku percaya...” ucapnya, reflex Sungyeol menahan dada Myungsoo untuk lebih dekat dengannya. Ia hanya takut Myungsoo menyerangnya lagi
Greppp!!
Myungsoo menarik Sungyeol kedalam pelukannya. “saranghae Lee Sungyeol...” Sungyeol tersenyum dalam pelukan Myungsoo. Lagi-lagi tempat ini menjadi penyatu hubungan mereka. “nado saranghae” balasnya
Sekarang biarlah mereka berdua berlovey dovey, kita jangan mengganggu mereka. Author takut Myungsoo ngamuk...
Other_side
Sementara Hoya sibuk dengan buku bahasa inggris ditangannya, gyu memilih ngemil di pinggir kolam renang sambil melihat Hoya yang menghapal rumus-rumus bahasa inggris dengan mengelilingi kolam renang. “fighting Hoya-ya..” ucap Sunggyu dengan mulut penuhnya
“kau hanya menggangguku gyu..”
“ah mian. Silahkan dilanjut” Hoya pun kembali mengelilingi kolam. “yeol!!!” panggilnya. Sepertinya Sungyeol sudah pulang dari pantai. Gyu langsung meninggalkan camilannya dan langsung berlari kedalam kamar
“ada apa gyu??”
“buya? Seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu? Kenapa kau terlihat senang sekali setelah pulang dari pantai” lagi-lagi Sungyeol tersenyum tapi penglihatannya kosong, membuat gyu merinding melihatnya. “aku bertemu dengan Myungsoo” ucap usngyeol sambil melangkahkan kakinya menuju sebuah sofa warna coklat. Gyu mengikuti langkah Sungyeol. “apa Myungsoo sendiri?” dengan penuh harap ‘semoga bersama Woohyun’ Sunggyu mengatakannya dalam hati. “kurasa begitu” hancur sudah harapanmu wahai Kim Sunggyu...
“Sungyeol tak tau apa-apa” gumam Hoya dari kolam renang. Rupanya ia menguping pembicaraan eoni-eonninya. Tapi benar kan? Sungyeol tak tau apa-apa. Nyatanya Myungsoo memang datang bersama Woohyun. Hoya kembali melanjutkan acara mengitari kolam renang dengan buku tentunya yang menemani
∞W∞G∞S∞
Malam hari...
“gyu!” panggil Hoya. “eum wae?”
“kau tak mau kepantai? Malam ini katanya ada pertunjukan kembang api. Apa kau tak mau ikut?”
“kau sendiri?”
“kau kira aku sama siapa? Sungyeol sudah berangkat bersama Myungsoo”
“ouh!!! Berangkatlah duluan ya, aku akan menyusul” Hoya tersenyum mendengar penuturan Sunggyu. kalau Sunggyu benar-benar pergi ke pantai berarti rencananya bersama Woohyun benar-benar akan sukses besar. Satu fakta yang Hoya tak tau. Sebenarnya gyu sudah tau semuanya dari buku dairy Woohyun, bagaimana perasaan Woohyun yang sebenarnya dan penyebab perubahan sikap Woohyun. Sunggyu sudah tau semuanya hanya saja gyu ingin mendengar pengakuan dari bibir Woohyun langsung makanya ia berharap Woohyun juga ada di sini bersama Myungsoo. Tapi kata Sungyeol tidak, berarti Sunggyu sia-sia datang ke sini
Skip
Sunggyu terus melangkahkan kakinya menjauhi keramaian setelah mengatakan tujuannya pada Hoya tentunya. Sunggyu yang masih tak tau kalau Woohyun juga ada disini hanya bisa bersedih hati. Mau apa ia? Toh sekarang jam sudah menunjukkan jam 11 malam, sebentar lagi ada penghitungan mundur ke tahun 2017. Woohyun tak mungkin datang tiba-tiba memeluknya seperti saat itu di Jeju
Sunggyu mendudukkan dirinya disebuah batu besar di bibir pantai, dari arah sini dapat dilihat orang-orang yang memegang petasan. Indah sekali, seperti bintang hanya saja terlihat lebih dekat. Semua masalahnya sudah diluruskan tapi kenapa hatinya masih resah dan sedih, apa masih karena Woohyun tak tau bahwa dirinya sekarang ada di sini bersama sahabat dan sepupunya
“gyu...” sebuah suara memecah bunyi deburan ombak yang sedari tadi mengalun ditelinga Sunggyu. merasa namanya dipanggil, Sunggyu pun mencari sumber suara yang memanggilnya. Buru-buru Sunggyu mendirikan badannya dan langsung berlari ke orang itu. Siapa lagi kalau bukan Woohyun
Grebb!!
Sunggyu langsung memeluk Woohyun. Erat, sangat erat tapi sangat hagat Woohyun rasa. “ada apa gyu..??” tanyanya. Ia juga tak ngerti dengan pelukan tiba-tiba Sunggyu, bukankah niatnya ingin menjelaskan semuanya malam ini tapi kenapa Sunggyu malah langsung memeluknya. Apa Hoya sudah menggagalkan rencananya sendiri
“mian hyun, mian aku tak menerima penjelasan darimu dulu..”
Pelan Woohyun pelepas pelukan Sunggyu lalu menangkupkan wajah Sunggyu menghadapkan langsung dengan wajahnya. “hey hey! Ada apa sebenarnya? Aku masih tak mengerti”
Tangan Sunggyu terangkat lalu memegang tangan Woohyun yang ada di wajahnya. “mian..”
“seharusnya aku yang minta maaf padamu gyu. Kau pasti kebingungan melihat sikapku yang tiba-tiba berubah, percayalah gyu aku juga tak menginginkannya”
“arayo..” ucap Sunggyu sambil tersenyum. Jelas disana Woohyun tampak bertanya-tanya. “apa Hoya yang memberitaumu?” Sunggyu menggelengkan kepalanya. “buku dairymu”
‘dairy itu..’ batin Woohyun. Woohyun melepas tangkupan pada wajah Sunggyu meralih memegang pundak Sunggyu. “saranghae kim Sunggyu..” lalu Woohyun menarik Sunggyu kedalam pelukannya. Gagal total sudah rencana Woohyun dan Hoya. Tapi tak apalah, toh yang diinginkan Woohyun hanya baikan dan menjelaskan semuanya pada Sunggyu. Jika sudah jelas seperti ini apa yang harus dijelaskan lagi
“nado saranghae nam Woohyun” Sunggyu melepas pelukan Woohyun dan...
Chup!!
Tiba-tiba Sunggyu mencium Woohyun. Spontan Woohyun membulatkan matanya dengan aksi Sunggyu, hanya sebuah kecupan manis tak lebih, itupun sangat cepat. “apa yang kau lakukan gyu..?”
“aku sedang menghapus jejak Key..”
“tak boleh..”
“apa maksudmu hyun..?”
“seharusnya tak boleh yeoja duluan yang mencium namja, seharusnya namja duluan..”
Chuppp!!
Langsung saja Woohyun menempelkan bibirnya pada bibir manis Sunggyu. Sunggyu tersenyum dalam ciumannya. Pelan Woohyun menggerakkan bibirnya, Sunggyu pun mulai ikut dengan permainan manis Woohyun. Lama-kelamaan ciuman lembut itu menjadi sebuah ciuman yang memaksa namun masih terkesan manis dengan bumbu-bumbu cinta mereka tentunya
Setelah sekian lama, akhirnya Woohyun menyudahi ciumannya. Itu pun karena Sunggyu memukul dada Woohyun karena kekurangan pasokan oksigen di paru-parunya. Deru napas Woohyun dan Sunggyu begitu nyaring terdengar. Setelah dirasa puas menghirup oksigen Woohyun tersenyum manis pada Sunggyu, Sunggyu pun membalasnya sambil menundukkan kepalanya malu. Tangan Woohyun terulur mengangkat wajah Sunggyu dan meluruskan pandangan Sunggyu dengannya
“kau tau gyu, saat ini perasaanku padamu meluap-luap. Jadi ku harap kau jangan pernah menjauh dariku, untuk malam ini saja”
“bahkan walaupun malam-malam selanjutnya aku tak akan menjauh darimu hyun, itu pun kalau aku bisa”
Lagi-lagi Woohyun menarik Sunggyu kedalam pelukannya. “aku akan usahakan bisa setiap malam” ucapnya...
Dorrr!!!
Dorrr!!
Dorr!!!
Tahun 2017 datang. Kehidupan Sunggyu yang biasanya setiap harinya hanya ditemani air mata terhapus sudah. Kehidupan dan masa baru datang pada Sunggyu bersamaan dengan tahun baru. Semua orang mengatakan ‘welcome to 2017’ begitupun dengan Sunggyu dan Woohyun. Dari sinilah hubungan Woohyun dan Sunggyu seperti layaknya kebanyak pasangan yang mesra. Kencan, dan nonton bareng sekarang sudah dapat Sunggyu rasakan juga. Saat-saat seperti itulah yang paling ditunggu-tunggu Sunggyu
THE END
Akhirnya.... selesai juga. Berarti author sudah tak punya hutang pada readers ya.. J See you di ff author selanjutnya ya.. itu pun kalau ada yang mau baca J