Sabtu, 31 Desember 2016

ff WooGyu Resigned Chapter 2

Tittle : Resigned Chapter 2
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini
NOTE : Sesuai dengan janji author berhasil menyalin cerita yang terus-terusan melayang diatas kepala author. Walapun kurang berkesan setidaknya hargailah karya author pemula ini
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje, ga suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Sunggyu POV
Aku terus berjalan menyusuri koridor sekolah yang sepi, hanya gesekan antara sepatuku dan lantai yang terdengar ditelingaku
Pukkk!!
Seseorang menepuk pundakku. Dari aroma parfumenya sepertinya aku tau orang ini. Kei...
“gyu...” aku membalikkan badanku, tepat dugaanku dia kei
“eoh! Kau menungguku?” tanyaku
“ne, aku menunggumu tapi kau malah meninggalkan aku..” ucapnya sedikit cemberut
 “aku kira kau menungguku digerbang jadi aku jalan duluan” akhirnya kami berjalan beriringan berdua tanpa ada obrolan apapun, hanya deru napas kami yang terdengar
SUNGGYU POV END
“hoyaaaaaaaaa!!!” teriak gyu setelah melepas sepatunya dan langsung memeluk hoya
“jangan teriak bodoh” kei yang merasa kesal dengan gyu langsung melempar kamus tebal yang daritadi ada ditangannya danmendarat dengan mulus diwajah manis gyu, tapi gyu malah tak menghiraukannya dan terus memeluk hoya
“wae wae wae?”
“bogoshippo”
 “gyu, apa kau mabuk?”
“ya! Aku masih SHS, tentu saja aku tidak mabuk”
“lalu...?”
“biasalah hoya-ya, otaknya akhir-akhir ini agak miring” ucap kei sambil melangkahkan kakinya menuju meja belajarnya dan mendudukkan dirinya di kursi belajar
“ya! Kei-ya, jaga ucapanmu kepadaku atau akan aku laporkan ke namoo oppa”
“makan tu infinitenya gyuu..” ucap kei. Pasti sunggyu akan selalu seperti ini. Selalu infinite. Setiap ada masalah dengan kedua teman kamarnya ini pasti selalu diakhiri dengan infinite oleh gyu
“terserah...” hoya melepas pelukan gyu, dan mendorong gyu membuat gyu sedikit terdorong ke belakang
“kerjakan tugasmu” ucap hoya. Sunggyu mendudukkan dirinya ditepi tempat tidurnya, melepas tas dan seragamnya dan menggantinya dengan kaos putih polos dan celana sedikit diatas lututnya
“hmm? Tugas?” sunggyu menaikkan satu alisnya bingung. Dia berusaha mengingat pelajaran tadi di sekolah, tapi nihil...
“tak ada tugas” ucap sunggyu kemudian menjatuhkan badan gembulnya diatas kasur empuknya
“tak ada tugas apa lupa?”
“lupa.. hehehe” ucap sunggyu dengan tampang watadosnya
“bagaimana mau ingat kalau yang kamu lakukan hanya ngomongin infinite terus sama sungyeol”
“aku tak bisa melepaskan mereka hoya-ya, terlalu disayangkan”
“mereka itu hanya boyband yang kerjaannya cuma ngedance dan nyanyi gyu, palingan juga bagusan aku”
Tiba-tiba kei nimbrung ditengah-tengah perdebatan kecil tentang infinite antara gyu dan hoya “mimpi...”
“kau juga inspirit kei?” tanya hoya, dan hanya dijawab sebuah anggukan oleh kei
“aku ini inspirit tapi tak seperti gyu, dia itu terlalu fanantik”
“masa? Aku terlalu fanatik?”
“iya gyuuuu...” kei dan hoya pun serempak mengiyakan pertanyaan gyu
“appaku juga bilang gitu”
“appa? Nugu?”
“murid baru kelahiran jepang. Aku panggil dia appa”
“namanya siapa gyu?” tanya kei
“Yuichi Yamato”
“tunggu! Orangnya putih, sipit, tinggi, dia k-popers, army?” tebak kei
Sunggyu coba mengingat teman barunya yang berkelahiran jepang itu “kok tau?”
“taulah, aku sama dia akrab di SNS”
“wow! Suka ya?” tanya hoya
“hanya kagum”
“awas loh kei, kagum itu sudah hampir mendekati suka”
“benci saja beda tipis sama benci, apalagi kagum. Iya kan ya?”
“eum...”
“sudahlah aku mau ngerjain tugas dulu” ucap kei
“aku juga”
“yaa!! Namanya itu kabur dari masalah. Kalian tidak seruh” sunggyu mulai merajuk layaknya anak kecil. Sunggyu merutuki kebodohannya yang ketiduran di kelas –menurutnya, alhasil dia tak tau tugas apa besok dan pasrah dengan keadaannya yang sepertinya bakalan jamuran menunggu sahabatnya kelar mengerjakan tugas dari guru mereka
Saat semuanya asik menikmati dunianya sendiri. Sunggyu hanya memerhatikan langit-langit kamarnya, kei mengerjakan tugas, begitupun hoya. Sunggyu sudah kehabisan bacaan seperti ff, novel, dan komik. Dia maniak baca, tak jarang dia lupa waktu kalau sedang membaca
 “liburan nanti kau tak berniat pulang kerumah gyu?” tanya hoya tiba-tiba ditengah heningnya kamar mereka
“tidak, aku lebih suka diasrama” 
“ayolah gyu~ hampir setengah tahun kau tak pulang”
“pulanglah gyu, kau tak kasihan ke halmonimu apa?” sunggyu terdiam mendengar bujukan sekaligus pertanyaan kei. Halmoni yang dimaksud kei adalah halmoninya dari eommanya, bukan halmoni dari appanya. Jika halmoni dari appanya mana peduli pada gyu
‘benar, halmoni. Aku hampir melupakannya’ pikir sunggyu
“akan ku pikirkan” ucap gyu setelah berpikir cukup lama. Hoya dan kei saling melihat satu sama lain kemudian tersenyum
“jja!! Karena aku sekarang lagi senang bagaimana kalau kita makan malam diluar dan aku yang traktir?” ucap kei setelah selesai menyelesaikan home worknya. Kei satu asrama, satu kamar, dan satu sekolah dengan gyu, tapi dia beda kelas dengan gyu. Sedangkan hoya satu asrama, satu kamar tapi beda tingkatan. Jika gyu sudah SHS tapi hoya masih JHS, umurnya dengan gyu berpaut dua tahun
“jeongmal? Kajja!” sunggyu segera bangkit dari acara tidur-tidurannya dan langsung mengganti bajunya dengan baju orange yang dibalut dengan sweter warna putih dan rok hitam di atas lututnya. Memoleskan make up tipis diwajah manisnya, lalu mengikat rambut panjangnya yang ia cat caramel beberapa minggu lalu. Begitupun dengan kei dan hoya yang juga besiap untuk makan diluar
W∞G∞S∞
Tepat saat pintu kedai terbuka saat itulah semua mata tertuju pada tiga gadis woollim ini. Pujian serta umpatan sunggyu, kei dan hoya dapatkan dari pengunjung kedai paradise ini. Bagaimana tidak? Dengan kecantikan yang mereka miliki tentu saja banyak yang memuji, tapi bagi mereka yang iri dengan ke tiga gadis woollim ini malah mengumpat dan mengeluarkan sumpah serapah. Biasalah namanya juga orang iri, sunggyu, kei, dan hoya memaklumi itu. Ke tiga gadis woollim itu memilih bangku paling pojok karena risih dengan tatapan semua mata yang tertuju pada mereka. Kebetulan bangku paling pojok itu mempunyai interior paling bagus diantara bangku-bangku yang lain karena selain bisa mendapatkan langsung angin malam dari jendela yang terbuka, mereka juga bisa melihat langsung orang-orang dan mobil-mobil yang berlalu lalang di trotoar dan jalan
“cepatlah pesan...”
“kami boleh memesan sendiri kei?” tanya hoya
“tentu saja”
“assa!!”
“tahan ucapanmu gyu, jangan ngomongin infinite dulu ok! Hanya saat ada aku” hoya sangat kesal pada gyu dengan segala kekesalan yang ia tahan dari dulu. Hoya terlalu bosan mendengar kata infinite setiap pagi, siang, sore, malam bahkan gyu tak jarang mimpi infinite dan diceritakan pada hoya. Bahkan sudah jelas hoya itu tak suka infinite, ingat! Bukan benci hanya tak suka
“ ne hoyasshi” ucap gyu sambil mempoutkan bibirnya
“dan aku minta untuk kalian, sudahi dulu debatnya dan sekarang cepatlah pesan ok!” sepertinya kei juga mulai kesal dengan dua orang sahabatnya ini
“aku pesan jajamyung, ramyeon, dan bibimbab” ucap gyu kepelayan yang memang bertugas untuk mencatat pesanan pelanggan 
“aku kimchi”
“hanya itu?”
“tentu saja gyu, aku tak seperti kamu” sunggyu hanya cengengesan mendengar ucapan hoya
“baiklah, hanya itu saja?” tanya pelayan yang sedari tadi menunggu mereka
“ne” pelayan itupun pergi untuk menempelkan catatan pesan sunggyu dan hoya di dinding dapur dan menyuruh para juru masak untuk segera memasak pesanan pelanggan bangku paling pojok
“kei, kau tak pesan?”
“aku masih ada janji”
“sama orang jepang itu ya?” kei hanya menanggapi dengan senyuman dari pertanyaan gyu. Sepertinya gyu tak perlu menghawatirkan keadaan kei dengan minho lagi
“pantesan kamu senang”
“kei-ya, kau harus senang dengan keadaanmu yang sekarang, jangan sia-siakan appaku, jangan pernah menoleh kebelakang, lupakan minho”
“minho? Sudahlah gyu, itu sudah lama. Sekarang dia pasti sudah senang dengan sujeong. Aku malah menghawatirkan dirimu” ucap kei panjang lebar. Kisah cinta mereka memang rumit, banyak menumpahkan air mata, dan banyak memakan hati pula. Hoya yang mengerti dengan ucapan kei pun hanya mengunci mulutnya. Berbeda dengan hoya, gyu malah tak mengerti dengan ucapan kei “apa yang...” pelayan pun datang menghidangkan pesanan yang mereka pesan tadi memotong pertanyaan sunggyu. acara makanpun berjalan dengan keheningan, hanya suara pertarungan antara sendok dengan garpu yang terdengar, sementara kei hanya memerhatikan sahabat-sahabatnya. Hoya yang hampir selesai dengan satu mangkuk kimchi dan gyu yang sudah selesai dengan 1 mangkuk ramyeon dan jajamyungnya, jadi tinggal satu makanan penutup yaitu bibimbab
W∞G∞S∞
Setelah acara makan malam mereka selesai, mereka pun pulang ke asramanya. Tapi hanya gyu dan hoya yang diasrama, mereka berpisah dengan kei di pintu masuk asrama karena ternyata disana yuichi sudah menunggyu kei. Jadi terpaksa kei harus berpisah dengan sahabatnya di pintu asrama tidak sampai ke kamarnya. Dan sekarang kita lihat apa yang mereka lakukan...
“gyu...”
“wae..”
“kau siap untuk pulang?”
“molla...”
“bagaimana kalau kau bertemu dengan minho?” sunggyu terdiam memikirkan ucapan hoya. Sunggyu dan minho bertetangga, bagaimana bisa mereka tak akan bertemu. Hal yang tak mungkin bagi sunggyu jika tak bertemu dengan minho
“aku senyumin saja, gampang kan...”
“berhentilah pura-pura gyu, aku tau kau memikirkannya” sunggyu menghentikan acara menyiapkan buku pelajaran besok
“terus....”
“berhentilah terus mengatakan kau baik-baik saja”
“terus...”
“gyu...”
“aku lelah hoya... aku sakit... aku berusaha menutupinya... aku menerimanya... aku menerima woohyun dalam keadaan sakit... aku mencoba untuk tak memikirkan woohyun satu menit saja... tapi aku tak bisa... aku bisa apa hoya... aku membenci diriku sendiri... kenapa aku tak bisa mencegah perjodohan bodoh ini... dan sekarang apa.... woohyun malah menjadikanku hanya pelampiasan dirinya dari key... aku dianggap apa olehnya hoya...” ucap sunggyu dengan isakannya, memukul-mukul dadanya berusaha mengurangi rasa sakitnya
“hentikan gyu...” hoya memegang tangan gyu berusaha menghentikan gyu, tapi tangisan gyu malah semakin menjadi. Hoya tak sanggup melihat sunggyu dalam keadaan seperti ini, sungguh menyakitkan. Hoya menarik gyu kedalam pelukannya, “dasar hamster gendut! Kalau kau jujur padaku dari dulu, aku pasti akan membantumu. Kau lupa jika woohyun itu sepupuku?” hoya menghapus air matanya yang tiba-tiba keluar begitu saja “sudahlah gyu, dia itu memang namja bodoh, aku yakin suatu saat nanti dia akan menyadari kesalahannya” lanjut hoya. Perlahan tangisan gyu pun mulai mereda, hoya melepas pelukannya dan menghapus air mata gyu yang masih sedikit meleleh di area pipi mulusnya
“sekarang jangan pernah sembunyikan rasa sakitmu dariku, jujurlah padaku mulai sekarang gyu, dan berhentilah mengucapkan kata baik-baik saja, arasseo?” gyu menganggukkan kepalanya. Sunggyu merasa senang dengan kehadiran semua sahabatnya. Hoya, kei, sungjong, sungyeol, haneul, hyemi, sujeong sahabat kamar sebelahnya yang sekarang menjalin hubungan dengan minho, termasuk jiyeon yang sekarang tidak tau ada dimana. Karena sejak jiyeon berhenti asrama, sunggyu tak pernah menghubunginya lagi
“gomawo hoya-ya”
“sudahlah gyu, kita bukan hanya sahabat bukan? Kita adalah saudara... sekarang cepat selesaikan pekerjaanmu, setelah itu rapikan buku-bukumu dan cepatlah tidur”
“ne~.... dasar terong belanda” gumam gyu mengumpat lirih, melupakan ucapan hoya tadi yang seolah begitu menenangkan hati sunggyu
W∞G∞S∞
Kei baru pulang jam 11 malam, beruntung karena pintu asrama tidak dikunci jadi dia bisa langsung masuk tanpa harus memutar lewat pintu belakang. Kei masuk kamarnya dan melihat hoya sudah tidur, tapi tidak dengan gyu. Kei menutup pintu kamar dengan sangat pelan agar hoya tak bangun dari tidurnya. Gyu yang sadar dengan keberadaan seseorang segera menolehkan kepalanya..
“kei...”
“eoh! Waeyo?”
“bagaimana yuichi?”
“bagaimana apanya?”
“orangnya menyenangkan?”
“tentu saja”
“aneh...”
“apanya yang aneh?”
“di sekolah dia sangat menyebalkan”
“masa? Gak percaya”
“terserah. Mungkin dia benar-benar mencintaimu kei” kei hanya tersenyum menanggapi pernyataan gyu
“kei, aku pinjam meja belajarmu” lanjut gyu dan dibalas anggukan oleh kei, mungkin terlalu lelah untuk menjawabnya. Setelah itu kei merebahkan dirinya di tempat tidur empuknya sementara gyu melanjutkan kegiatannya...
Terjaga sampai jam tiga sudah hal biasa bagi sunggyu jadi jangan salahkan dirinya jika matanya setiap hari makin menyipit. Apa yang dia lakukan? Jangan lupakan kalau dia adalah seorang fangirl. Dia sering terjaga kadang hanya membaca fanfic atau hanya sekedar menunggu come back dari infinite. Mungkin menurut semua orang sunggyu merupakan fangirl fanatik, tapi menurut sunggyu itu hal biasa untuk dilakukan. Dia hanya ingin lari dari takdir pahitnya yang selama ini ia rasakan
Back To The Story...
_*_*_ ^_^ 5 Tahun Lalu ^_^_*_*_
Masa elementary school merupakan masa yang paling menyenangkan bukan? Dimana tak akan ada orang yang menghalangi kita untuk melakukan apapun dan apabila kita melakukan suatu kesalahan semua orang akan memakluminya karena pemikiran kita yang selalu kekanak-kanakan. Namun orang yang satu ini berbeda, kei. Beda dengan ke empat sahabatnya, jika sunggyu dan woohyun tumbuh menjadi orang cerewet, minho dan onew memiliki sifat pemalu, tapi kei tumbuh menjadi orang yang sangat pendiam dan tanpa ekspresi sedikitpun hingga kei banyak disegani oleh teman sekelasnya. Lima sahabat ini sekarang sudah menginjak usia 13 tahun dan sekarang tengah menunggu orang tuanya masing-masing untuk menghadiri acara perpisahan sekolah
“eomma!! Appa!” panggil woohyun kepada orang paruh baya yang berpakaian cukup rapi yang sepertinya merupakan kedua orang tuanya. Kemudian dua orang paruh baya itu menghampiri tempat woohyun berdiri dengan ke empat sahabatnya yang lain
“aku duluan yang chingudeul” ucap woohyun setelah kedatangan kedua orang tuanya dan dibalas anggukan oleh sahabat-sahabatnya
“kau menunggu appamu?” tanya sunggyu kepada minho
“eum, kei kemana gyu? Dari tadi aku tak melihatnya”
“dia sudah ada didalam”
“kau sedang menunggu appamu juga?” tanya minho
“eum siapa lagi, tak mungkin aku menunggu eomma kan..” sunggyu memang sudah diketahui oleh semua temannya. sunggyu dan eommanya memang mempunyai hubungan yang tak baik. “sebelum kau terlambat gyu, sebaiknya baiklah kau ke eommamu”
“aku bukannya tak baik kepada eomma minho-ya, aku hanya..”
“hanya apa?”
“sudahlah jangan membicarakan itu” ucap gyu. Cukup minho yang merasa penyesalan yang cukup dalam diakhir hayat orang yang ia sayangi, jadi minho tak mau orang yang yang ia sayang bernasib sama dengannya. Cukup dirinya
“aku hanya memperingatimu gyu” setelah itu terlihat dua orang laki-laki dengan pakaian setelan jas yang sangat rapi tengah berjalan beriringan sambil tersenyum kepada dua anak yang sepertinya sedang menunggu seseorang
“appa...”
“abeojji..” sunggyu dan minho berlari menghampiri dua orang itu yang ternyata adalah appa dan abeojjinya
“kajja appa, ahjussi, acaranya sudah hampir mulai” ucap sunggyu sambil menggandeng tangan appanya dan appa minho
“ya!! Kim sunggyu!! dia abeojjiku” minho mencoba melepas kaitan tangan kecil sunggyu dengan abeojjinya tapi sunggyu tak mau kalah, setelah terlepas sunggyu mengaitkannya lagi
“biar”
“dasar hamster”
“dasar koala”
“sudah sudah!! Kapan kalian akurnya eoh!” ucap abeojji minho mencegah pertengkaran kecil antara anaknya dengan sunggyu
Seperti yang sudah diketahui sunggyu sebelumnya, karena ini merupakan perpisahan kelas enam jelas sudah banyak orang yang berkumpul dia aula. Perpisahan sekolah dengan berbagai acara yang diisi oleh siswa-siswi Inspirit Elementary School ini berlangsung sangat meriah dan tanpa ada kendala sedikitpun. Sekarang tibalah acara inti, dimana pengemuman peraih paralel satu dan dua
“selamat siang semuanya..!! Saya berdiri di sini sebagai wali kelas 6 akan segera mengumumkan peraih paralel kedua” riuh tepuk tangan terdengar sangat keras dari dalam aula yang dijadikan sebagai tempat perpisahan, dimana bisikan serta doa terdengar dengan harapan anak mereka bisa mendapatkan paralel itu walaupun itu posisi kedua
“anak tersebut adalah...”
DEK DEK DEK
“Nam Woohyun.. chukkaehamnida. Kepada ananda Nam Woohyun, kelas 6-1 silahkan menaiki panggung kebanggaan untuk menerima penghargaan dari kepala sekolah” woohyun, karena merasa namanya terpanggil pun segera menaiki panggung dengan wajah sedikit menunduk untuk menghormati guru-guru yang ia lewati. Mata woohyun pun pasti tak salah lihat, ia melihat sahabat-sahabatnya ikut senang dan bangga dengan woohyun, tepuk tangan dan acungan jari jempol sahabat-sahabatnya berikan kepadanya. Selesai menerima sertifikat dan membungkukkan badannya kepada kepala sekolah sebagai ungkapan rasa hormat, woohyun diberikan sebuah microfon untuk memberikan ungkapan sepatah dua kata mewakili perasaannya saat ini
“emm,, annyeonghaseyo, nam woohyun imnida. Rasa terimakasih saya tak akan pernah lepas dari eomma appa yang selalu menjadi penyemangat kepada saya. Sahabat-sahabat saya yang selalu ada untuk saya dan juga selalu membagi ilmunya. Choi saem selaku wali kelas, semua songsaenim Inspirit elementary school. Jeongmal kamsamnida” selesai mengucapkan rasa terimakasihnya, woohyun membungkukkan badannya 90 derajat dan segera turun dari panggung yang disambut oleh senyuman appanya sambil merentangkan kedua tangannya, woohyun yang mengerti segera berhambur kepelukan appanya
“eomma bangga kepadamu woohyun-ah” ucap eomma woohyun sambil mengelus rambut putranya yang masih tenggelam dalam pelukan appanya
“appa juga” appa woohyun melepas pelukan erat woohyun dan mendudukkan woohyun kembali ke kursinya
“woohyun-ah, kira-kira siapa peraih paralel pertamanya” lanjut appa woohyun
“siapa lagi kalau bukan sunggyu, dia saingan terberatku”
“ahh! Anak itu” tunjuk eomma Nam yang dijawab anggukan oleh woohyun
“ia ahli dalam segala bidang,  kecuali matematika”
“kau harus mengalahkannya” 
“tentu appa, mungkin suatu saat nanti. Sebenarnya dia sahabatku appa”
“kim sunggyu? jakkan, cucunya kim haechul?” 
“ne, kenapa eomma bisa tau?”
“siapa yang tak tau dengan kim haechul, semua orang pasti tau. Pendiri perusahaan three stars, yang memiliki cabang hampir ada disetiap negara di dunia”
“eum, dan sekarang appanya sunggyu menjadi CEO three stars” imbuh appa woohyun
“aku tau appa, aku mempunyai sahabat yang sangat kaya appa”
“eum, baiklah dengannya woohyun”
“tentu saja, tanpa disuruh pun aku memang selalu baik kepada semua sahabatku”
“baiklah, tenang! Tenang! Walaupun anak anda tidak mendapat paralel kedua, mungkin peraih paralel pertama adalah anak anda. Jadi, tenanglah sebentar” ucapan dari choi saem berhasil menertibkan wali murid yang berkumpul
“peraih paralel pertama adalah....”
“adalah......”
“emmm,,, dia adalah cucu dari pendiri perusahaan Three Stars” semua mata sahabat-sahabat sunggyu tertuju padanya, tak terkecuali mata woohyun yang jauh disana. Beda dengan hari-hari sebelumnya, kei menatap tak suka pada sunggyu
“gyu.. itu kau kan?” tanya minho yang duduk bersebelahan dengan sunggyu
“molla”
“adalah....”
“Kim Sunggyu. Chukkaehamnida... dipersilahkan kepada Kim Sunggyu menaiki panggung untuk menerima penghargaan dari sekolah” sunggyupun segera bangkit dan berjalan menuju panggung untuk menerima penghargaan yang dimaksud oleh choi saem.
“eoh! Dia cucunya pendiri three stars”
“pantas dia mendapatkannya..”
“dia memang terlahir sebagai pengendali bisnis korea” seruan serta pujian sunggyu dengar. Ada sedikit rasa bangga dengan dirinya mendengar pujian-pujian itu, terlihat dengan senyumannya yang sedari tadi tak lepas dari bibir tipisnya
“saem kamsamnida..” bisik sunggyu kepada choi saem
“aishh!! Kau harus lebih meningkat gyu”
“tentu saja. Apapun itu jeongmal kamsamnida saem”
“sudah cepat, kepala sekolah menunggu” sunggyu mngangguk mendengar intropeksi dari choi saem dan segera berjalan menuju panggung. Setelah menerima sertifikat beserta sebuah piala yang berukiran namanya, sunggyu membungkukkan badannya kepada kepala sekolah sebagai rasa hormat yang diimbuhi oleh senyuman manisnya juga
“emm,, kamsamnida, saya tidak tau harus mengatakan apa, intinya sekarang ini saya sangat senang” ucapan sunggyu ditanggapi oleh gelak tawa oleh seluruh songsaenim, wali murid dan juga undangan
“appa, choi saem yang selama satu tahun ini membimbing kami, seluruh songsaenim inspirit elementary school. Jeongmal kamsamnida. Walaupun kami tau kami tak akan bisa bertemu dengan anda dalam kelas, tapi setidaknya kami bisa bertemu dengan anda diluar kelas. Kami mencintai kalian saem, kami tak akan melupakan semua yang terjadi disini. Jebal, cintai kami walaupun kami sudah tak menjadi haksaeng Inspirit elementari school lagi. Baiklah hanya itu yang dapat saya sampaikan” lanjut sunggyu panjang lebar. Tak sadar mata choi saem ikut berkaca-kaca mendengar ucapan sunggyu. para songsaenim pun sama seperti choi saem, bahkan para wali murid terharu mendengar ucapan sunggyu
Akhirnya acara pengumuman peraih paralel selesai, acara terakhir adalah sebuah nyanyian perpisahan yang ditampilkan oleh seluruh siswa dan siswi kelas 6, termasuk ke empat sahabat itu tanpa onew karena onew masih kelas 5
W∞G∞S∞
Hari ini adalah hari keberangkatan sunggyu ke asramanya. Sunggyu memutuskan untuk tinggal diasrama selama 6 tahun. Selain tak kuat dengan sikap sang eomma, sunggyu juga mulai muak dengan sikap kei kepadanya. Ayolah! Mereka itu sepupu, tapi mereka tak akrab sama sekali sejak hari perpisahan itu. Sunggyu tak tau penyebab kei membencinya. Tak mungkin kei membencinya hanya karena sunggyu mendapat paralel pertama, karena itu sudah hal biasa. Dari dulu sunggu juga kan yang selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya. Karena hari ini merupakan hari terakhir sunggyu bertemu dengan ke empat sahabatnya secara langsung, sunggyu memilih menghabiskan satu hari ini untuk bermain kerumah sahabat-sahabatnya sekaligus berpamitan tentunya
“kei...” pilihan pertama sunggyu jatuh kepada rumah kei yang ia kunjungi pertamakali
“wae..”
“kau kenapa eoh? Akhir-akhir ini kau tak seperti biasanya”
“....” tak ada sahutan dari kei
“kei-ya..” sunggyu menggenggam tangan kei
“lepas” kei meghempaskan tangan sunggyu kasar. Sunggyu sendiri tak menyangka kei bisa bersikap seperti ini kepadanya
“kei, sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba kau bersikap seperti ini”
“.....” bukan jawaban yang sunggyu dapat, tapi hanyalah sebuah deru AC yang ada dikamar kei
“kei..”
“sudahlah gyu, aku mau ikut eomma ke mall, kalau kau tak mau terkunci disini sendirian cepatlah pulang” ucapan gyu terpotong oleh ucapan kei. Ucapan kei terdengar seperti sebuah pengusiran bagi sunggyu. jelas bukan...
“eoh! Baiklah, Semoga kau baik disini, kita akan lama tak bertemu jadi hari ini aku mau pamit kepadamu. Hanya itu” sunggyu segera melesatkan badannya keluar dari kamar kei. Kei memutar kedua bola matanya mendengar ucapan sunggyu
“aku memang tak mengharapkan kita bertemu lagi gyu...” ucap kei setelah sunggyu keluar dari kamarnya sambil memegang sebuah buku warna putih dengan sampul yang berlambangkan infinity dan hiasan bunga sakura warna putih. Itu adalah buku dairy sunggyu. dimana terdapat curahan hati sunggyu selama ini kepada minho, sahabat yang selama ini diam-diam ia cintai. Yap! Sunggyu sudah lama mencinta minho, dan tanpa sunggyu ketahui bahwa selama ini sepupunya sendiri juga mencintai minho. Ayolah! Walaupun mereka masih berusia 13 tahun, tapi mereka sudah tau rasanya mencintai seseorang. Maklum bukan, mereka sudah berusia 13 tahun, dimana usia 13 itu merupakan usia menuju remaja
TBC or END?

0 komentar:

Posting Komentar