Sabtu, 31 Desember 2016

ff WooGyu Resigned Chapter 3

Tittle : Resigned Chapter 3
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini
NOTE : Sesuai dengan janji author berhasil menyalin cerita yang terus-terusan melayang diatas kepala author. Walapun kurang berkesan setidaknya hargailah karya author pemula ini
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
“hufff...!! apa-apaan dia, dia mengusirku? Awas kau kei” keluh sunggyu disertai desahan didepan pintu rumah kei
“eoh! Sunggyu-ya, kapan kau ada disini? Kenapa kau tak masuk” tanya eomma Kim yang sepertinya baru selesai merapikan taman belakang, terlihat dari baju dan pemotong rumput yang sekarang ia pegang
“sudah ahjumma, kei bilang mau ikut ahjumma ke mall, jadi aku pulang saja”
“tapi ahjumma tak mau pergi ke mall” sudah sunggyu tebak, sepupunya itu sudah benar-benar membencinya entah apa penyebabnya
“oh begitu.. baiklah ahjumma aku permisi dulu” ucap sunggyu sambil membungkukkan badannya
“jakkamman gyu-ya”
“ne..”
“kapan kau berangkat ke asramamu?”
“sore ahjumma”
“eoh!! Baiklah kau boleh pergi”
“ne...” setelah itu sunggu melanjutkan acara berkunjuungnya ke rumah minho yang juga rumah onew
TING TONG
Sunggyu menekan bel yang sengaja diletakkan di depan pintu rumah keluarga minho. Merasa tak ada jawaban sunggyu hendak menekan bel lagi, tapi sebelum itu ada sebuah pergerakan dari pintu putih besar rumah keluarga minho
“eoh! Sunggyu noona, silahkan masuk” ucap onew
“ne...”
“perlu ke minho hyung?”
“ne..”
“kekamarnya saja langsung, dia ada disana. Aku ke halmoninya dulu”
“ne..” sunggyu melangkahkan kakinya menuju kamar minho
“minho-ya...”
“eoh! Gyu, masuklah” mendengar intrupeksii dari minho, sunggyu pun melangkahkan kakinya memasuki kamar minho dan mendudukkan dirinya ditepi tempat tidur minho. “kau mau melanjutkan sekolahmu dimana?” tanya sunggyu
“entahlah mungkin di Shawol junior high school”
“eoh!!..”
“kau akan berangkat hari ini?” sunggyu menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan pertanyaan minho. “kita akan lama tak bertemu gyu” sunggyu menundukkan kepalanya mengingat dia sepertinya memang benar-benar lama tak akan bertemu minho. Sedih? Memang, tapi ia tak mungkin meninggalkan kesempatan bersekolah di infinite junior high school. Sekolah itu adalah sekolah bergengsi yang ada di seoul yang bertempat dipusat kota, jauh dari kediaman keluarganya dan para sahabatnya
GREB!
Tak terhitung sepersekian detik, tiba-tiba minho membawa sunggyu kedalam pelukannya. Ada rasa senang dalam hati sunggyu, ini adalah pertama kalinya minho memeluknya. Walaupun itu hanya pelukan sebagai seorang sahabat tapi baginya tak apa, ini sudah lebih dari cukup bagi sunggyu. “sering-seringlah menghubungi ku gyu” ucap minho dengan gyu yang masih di dalam pelukannya
“eum... tentu” minho tau jika orang yang ia cintai saat ini sangat bersedih dan tak ingin berpisah dengan sahabat-sahabatnya yang lain. Orang yang dicintai? Benar, selama ini minho juga mencintai sunggyu. mereka berdua sama-sama mencinta, tapi karena ego yang terlalu besar dikeduanya, mereka sama-sama tak ada ungkapan, status mereka hanya sahabat tak lebih dari itu
Tanpa mengetuk dan tanpa izin, tiba-tiba onew masuk ke kamar hyungnya dengan nampan yang berisi jus jeruk. “ini ju-..” ucapan onew terpotong dengan hidangan didepannya. Hyungnya dan noona kesayangannya tengah berpelukan, mungkin ini hal biasa bagi mereka yang sebagai seorang sahabat. Tapi onew mengetahuinya, mengetahui bahwa selama ini hyungnya menaruh perasaan lebih kepada noona kesayangannya. Karena tak ingin mengganggu, onew membalikkan badannya pergi kedapur lagi megembalikan jus yang susah payah ia buat sendiri. Tubuhnya yang kecil tak cukup  untuk mengambil gula dan buah-buahan yang ada dalam lemari es. Jadi tadi onew sedikit minta bantuan kepada pelayan-pelayannya untuk mengambilkan ini dan itu. Onew ingin membuat jus itu sendiri karena ia ingin membuatkan sesuatu untuk sunggyu, onew tau jika hari ini adalah hari terakhir noona kesayangannya di sini. Tapi sangat disayangkan, jus itu harus ia minum sendiri
Back to Minho & Sunggyu...
“baik-baiklah disana gyu...” gyu hanya mengangguk. Minho melepas pelukannya dengan gyu, dapat minho lihat dengan jelas raut sedih yang terpancar diwajah cantik sunggyu. oh ayolah! Walaupun kota orang lain itu nyaman plus bagus, tapi senyaman-nyamannya kota orang pasti lebih nyaman kota kita sendiri. Minho tau itu..
“gyu sebenarnya....” ucap minho ragu. “ada apa minho-ya?”
“sebenarnya aku -...”
“hyung... cepatlah turun” teriak onew dari ruang tamu
‘aishh!!! Dasar pengganggu!!!’ rutuk minho dalam hati
“jja! Minho-ya, onew memanggilmu”
“kita turun saja gyu...”
“ne...” lalau mereka berdua keluar kamar dan menuruni tangga beriringan menginjakkan kakinya satu persatu ke tangga yang menghubungkan antara lantai satu dengan lantai dua rumah minho. “gyu noona akan berangkat hari ini hyung” ucap onew
“ne, arrayo..”
“kalian bakalan kangen banget loh sama aku...” canda sunggyu sambil melirik wajah kedua sahabatnya masing-masing. Onew mewek dengan kedua mata yang memerah, sepertinya dia akan menangis. ‘pastilah gyu’ ucap minho dalam hati
“bahkan aku siap walaupun 6 tahun kau tak pulang-pulang dari sana” minho mengucapkannya mungkin hanya sekedar mengalihkan perhatian gyu karena sedari tadi minho tak menjawab pertanyaan sepele itu. Maklumlah, minho dengan gyu tak pernah rukun jadi aneh saja jika minho langsungg  bilang ‘iya gyu, pasti aku bakalan merindukanmu setiap hari’. Pasti jungkir balik minho gara-gara ditendan gyu. Kecuali yang tadi, kegagalan minho menyatakan perasaannya hanya terhalang oleh onew, bahkan tadi sunggyu hanya diam. Tak ada masalah apapun
“aisshh!! Minho-ya, kau memang bukan sahabatku”
“memang sahabat harus seperti itu apa?”
“iya!!!”
“wae?”
“hentikannn!!!!” teriak menghentikan perdeban antara hamster betina dan burung hantu yang sempet terjadi beberapa detik lalu
“kalian berdua sama-sama menyebalkan”
“dia yang mulai duluan” ucap minho dan sunggyu serempak
“ya!!! Biasa aja eoh!” setelah itu onew  melesat pergi enah kemana. Mungkin ke taman belakang, tempat favoritenya. Karena selain banyak tumbuhan yang rindang, disana juga lumayan luas
“ini semua gara-gara kamu” tunjuk minho
“kamu” 
“kamu!”
“kamu!!”
“dasar hamster gendut”
“BWO!!!”
“kalian masih belum berhenti eoh!?” onew tiba-tiba menyembulkan kepalanya dibalik pintu kamarnya. Mungkin onew mendengar perdebatan yang sempat tercipta lagi antara dua sejoli di ruang tamu. Bagaimana tak mau dengar, suara mereka yang bicara setiap membuka mulut nadanya semakin tinggi dan semakin keras hingga memenuhi rumah minho yang besar
“aku kira dia ke taman belakang” gumam minho
“bwo!!?”
“ah! Tidak tidak” minho tak ingin lagi melajutkan perdebatannya dengan gyu, ini hari terakhirnya gyu di sini, bagaimana mungkin dia bersikap sebegitu kejamnya pada gyu. Setelah itu onew pun masuk kembali ke kamarnya yang dipenuhi dengan mainan robot-robotan
“eiyy!! Choi Minho mengalah” ucap sunggyu sambil mentuil pipi minho. Minho langsung menghentikan tangan sunggyu yang hendak mentuil pipinya untuk kedua kalinya dan mengusap pipinya yang tadi sempat gyu tuil-tuil. “akan lebih baik gitu, bicara sama dia bakalan gak ada habisnya. Dia kalau diam manis, tapi kalau lagi marah dia cukup mengerikan juga” setelah itu minho melepas tangan gyu dan meletakkannya (?) diatas paha sunggyu
“tidak papa”
“apanya yang tidak papa”
“tidak papa kalau dia marahnya padamu, yang penting bukan kepadaku” selanjutnya tawa gyu memenuhi ruang tamu rumah minho. Bahkan pelayan yang berlalu lalang disana juga menatap gyu heran. Minho terpalu melihat wajah cantik gyu, mata sipitnya benar-benar hilang total
“aishh!! Kau benar-benar menyebalkan gyu” akhirnya tawa gyu pun mereda, walaupun begitu tangan gyu masih tak lepas dari perutnya yang terasa sakit karena terlalu lama tertawa. Setelah itu mereka berdua terjebak dengan keheningan sesaat, sebelum akhirnya. “kau akan berangkat jam berapa?” minho memecah keheningan itu
“jam empat sore. Baik minho-ya, karena sekarang sudah hampir siang aku ke rumah woohyun dulu”
“kenapa cepat?”
“eiy!! Aku sudah dua jam berada di sini”
“tidak, kau baru 30 menit disini”
“oho! Kau gak mau kehilanganku ya?”
“aishh!! Tidak lah” dan ucapan minho berhasil membungkam mulut sunggyu
‘apakah cintaku bertepuk sebelah tangan?’ tanya gyu. Tapi dalam hati, tak mungkin dia mengatakan secara langsung kan...
“ah!! Sudahlah aku pergi sekarang. Salam pada onew, dia pasti masih ngambek gara-gara kita menjadi pengganggunya”
“baiklah, baik-baik disana gyu. Akan ku sampaikan pada onew” saat sunggyu hendak membuka pintu besar kediaman keluarga minho, tiba-tiba...
“kau tak mau pamitan padaku gyu?” suara orang paruh baya menghentikan tangan sunggyu untuk menarik gagang pintu. “halmoni! Annyeonghaseyo, maafkan aku tak mengunjungi halmoni terlebih dahulu” ucap sunggyu sambil membungkukkan badannya 90 derajat sebagai penghormatan kepada halmoninya minho. “gwenchana. Kau sudah mau pulang?”
“ne, kata appa takut malam di jalan. Harabeojji kemana? Dari tadi gyu tak melihatnya?”
“dia lagi berkunjung ke rumah sahabatnya di busan. Yang rajin belajarnya disana, jangan gampang tergoda dengan namja-namja yang ada di sana” sunggyu menganggukkan kepalanya mendengar nasehat dari sang halmoni minho. “jangan mencari yang seperti minho” lanjut halmoni minho dengan setengah berbisik tepat ditelinga sunggyu dan itu masih bisa didengar  orang yang sedari tadi melihat mereka yang berada di depan TV dan dudukan disofa putihnya
“halmoni tadi bilang apa?” minho berjalan mendekati dua ongkok daging besar tadi yang sempat membicarakannya. “halmoni bicara apa? Tidak ada kaitannya dengan minho, iya kan sunggyu-ya?” sunggyu pun mengikuti alur kebohongan yang diciptakan oleh halmoni minho
“geotjimal...” mata minho menatap halmoninya penuh selidik
“sudahlah minho-ya, itu tak penting. Halmoni aku pulang dulu” sunggyupun menarik gagang pintu rumah minho sebelum menutupnya kembali tak lupa ia membungkukkan lagi badan mungilnya. Halmoninya yang sedari tadi melihat cucunya dengan sahabatnya hanya geleng-geleng melihat sebegitu dekatnya persahabatan cucunya dengan sunggyu, cucunya sendiri. Halmoninya sunggyu mempunyai saudara yang sekarang menjadi suami dari halmoninya minho, jadi mereka masih mempunyai ikatan darah. Itupun seandainya minho bukan cucu tiri dari saudara halmoninya sunggyu. *author bingung sendiri L
Setelah itu sunggyu melesat keluar dari rumah besar milik halmoninya minho setelah berpamitan kepada sang pemilik rumah. Ada debaran aneh didada sebelah kiri sunggyu setelah keluar dari rumah tadi, ingin rasanya tadi dia mengungkapkan perasaannya pada minho, tapi dia masih sadar diri, dia seorang yeoja, dan yeoja hanya bisa menanti. Sunggyu berhenti tepat di depan pagar besi rumah minho dan membalikkan tubuhnya kebelakang. “semoga kita menjadi sahabat baik selamanya minho-ya” ucapnya setelah melanjutkan perjalanannya ke rumah woohyun menggunakan sepeda mini warna pinknya
TING TONG
SUNGGYU POV
“iya tunggu sebentar” seperti ada seseorang yang tengah berjalan ke arah pintu besar berwarna coklat ini setelah aku menekan bel yang terdapat di sebelah pintu, tiba-tiba ada seorang yeoja cantik terseyum kepadaku setelah selesai membuka pintu
“annyeonghaseyo ahjumma” ucapku ramah sambil membungkukkan badanku
“kau kim sunggyu?” tanyanya, dan aku yakin yeoja cantik ini eommanya woohyun. Pantas saja woohyun juga tampan, eommanya saja cantik begini walaupun sudah berkepala dua. Jangan heran jika aku baru tau ke eommanya woohyun, karena selama ini orang tuaku melarangku untuk keluar rumah sendiri. Tak jarang anak seorang pejabat terkenal diculik sebagai sandra untuk mendapatkan uang banyak, memikirkannya saja membuatku ngeri. Biasanya kalau kerja kelompok woohyunlah yang ke rumahku, itupun diantar oleh supir pribadinya jadi pantas jika orang tuanya woohyun juga tak tau padaku
“ne, ahjummanie woohyunnya ada?”
“ada, silahkan masuk dulu kamu tunggu di ruang tamu. Ahjumma akan memanggilnya”
“ne” setelah itu aku masuk rumah woohyun yang sangat besar nan luas, tapi tentunya masih lebih luas rumahku karena aku tau dari appa bahwa perusahaan appanya woohyun masih jauh dari perusahaanku yang sudah menggurita di dunia internasional. Aku mendudukkan badanku di salah satu sofa dengan motif bunga-bunga keemasan yang ada di ruang tamu di depan TV besar
“gyu...” seseorang mengalihkan perhatianku dari foto besar yang terpajang tepat diatas TV yang aku yakini pasti ini foto keluarga besar Nam
“woohyun-ah...” aku lihat woohyun mendudukkan badannya di kursi yang berada di sampingku
“kau baru pertamakali kesini kan?” aku mengangguk mendengar pertanyaannya. “kau tak tersesat?” aku menggeleng. Aigoo!! Seperti orang bodoh saja aku yang bisanya hanya geleng-geleng saja
“ekhmm,, sebenarnya aku kesini mau pamit padamu woohyun-ah...” woohyun mengerjitkan dahinya. “kau akan berangkat sekarang?”
“ne”
“bukannya sekarang infinite junior high school masih libur?”
“ne, tapi kata appaku akan lebih baik jika aku berangkat sekarang, karena hanya hari ini appaku yang bisa mengantarku kesana, hari-hari berikutnya dia akan sangat sibuk dan tak ada hari untuk mengantarku ke asrama” ku lihat woohyun hanya ber ‘oh’ ria membulatkan bibir tebalnya
“geunde, baut apa kau pamitan denganku?” sekarang malah aku yang mengerjitkan dahi tak mengerti dengan sikap woohyun, apakah ini sebuah penolakan acara bermain pertamakalinya aku ke rumah ini secara baik baik. “aku kan juga akan satu asrama denganmu gyu” lanjut woohyun. “ah!! Matta, aku lupa” jawabanku yang disambut gelak tawa oleh woohyun, aku yang melihatnya sempat terpaku juga, tapi hal itu tak mengubah peasaanku pada minho. Aku kepada woohyun hanya kagum karena dia itu imut plus tampan plus pintar lagi, sedangkan kepada minho? Aku tak tau kenapa aku bisa mencintainya. Cinta tak membutuhkan alasan bukan untuk tumbuh dihati kita?
“sudah dulu acaranya, sekarang minum ini” tiba-tiba eommanya woohyun menghentikan acara gelak tawa kami yang menggelegar di ruang tamu dan menyuguhkan jus jeruk yang terlihat sangat segar. Aku pun menerima dengan senang hati kebaikan dari eommanya woohyun dan meminumnya tiga tegukan lalu menaruhnya di atas meja didepanku. “gomawo ahjumma” ucapku sambil tersenyum kepadanya. “ne...” jawabnya
“eomma, sunggyu akan satu asrama dengaku” 
“ah jijja?” aku menganggukan kepalaku untuk menjawabnya. “dia akan berangkat hari ini” ucap woohyun lagi. Aku hanya menanggapi dengan senyuman pembicaraan tentang diriku antara woohyun dan eommanya. Entah kenapa aku sedikit canggung berada di rumah ini kalau ada eommanya woohyun
“baiklah eomma tinggal kebelakang lagi. Sunggyu-ya pasti kau akan bosan bertemu terus dengan woohyun nantinya. Kalian sudah bersama sejak elementary school kelas 4 dan sekarang kalian akan satu asrama dan satu sekolah lagi” iya, aku dan woohyun hanya 4 tahun bersama di masa elementary school karena woohyun adalah murid baru di kelasku, dia pindahan dari SM elementary school. “eomma!!!” rengek woohyun seperti anak kecil di depanku, membuatku semakin kagum dengan wajahnya, imut sekali. Aku tertawa melihat rengekan manja woohyun kepada eommanya, begitupun eommanya yang sudah berjalan menuju dapur. Dirumah ini memang tak begitu banyak pelayan seperti di rumahku, mungkin karena itulah eommanya woohyun tadi membuat minuman untuk kami sendiri
SUNGGYU POV END
“gyu, kau tak berniat mencari pasangan hidup disana kan gyu?”
“tentu saja tidak. Aku kesana untuk mencari ilmu”
“disana namjanya tampan-tampan tau...”
“biarin...” sepertinya woohyun akan melancarkan hobi menggodanya kepada sunggyu. “jangan-jangan nanti kamu yang tercuci otaknya menjadi bodoh. Ingat ya nam, kamu itu nomer duaku” ucap sunggyu mengingat beberapa minggu lalu mereka sama-sama mendapat sertifikat paralel
“kalau masalah itu kau tenang saja”
“kalau tentang yeoja?” sunggyu melirik ke woohyun, dia melihat woohyun cengengesan menampakkan gigi taringnya
“oho! Nam woohyun, ketahuan kau. Kau pasti nanti disana bakalan gonta ganti yeoja chingu ” dan apa jawaban woohyun? dia mengaggukkan kepalanya. “MWO!!!!!??”
“ya! Kim sunggyu! tak usah teriak gitu” ucap woohyun sambil menyumbat telinganya dengan tangannya, setelah diyakin sunggyu tak teriak lagi woohyun melepas sumbatannya itu. “iya, tapi tak akan setiap hari juga lah gyu...”
“walaupun begitu, kau menyakiti hati perempuan hyun. Itu hati bukan roti tau!”
“tau” woohyun mengikuti logat bicara sunggyu yang terdengar seperti anak kecil ditelinganya
“aishh!! Dasar Nam Pabo!”
“mwo! Pabo? Baru tadi kau bilang aku nomer dua mu..”
“lupakan yang tadi, aku bicaranya sekarang” dan ucapan sunggyu berhasil membuat woohyun tak mampu berkata-kata lagi. Mereka terjebak dengan keheningan sesaat setelah... “kau akan beangkat jam berapa?” woohyun memecah keheningan itu
“empat” jawab sunggyu sekenanya karena sekarang ia tengah memasukkan jus kedalam mulutnya untuk mengurangi serak ditenggorokannya setelah berhasil berteriak dengan kencang yang berhasil memekakan telinga woohyun. Dan seperti biasa jawaban woohyun hanya ‘O’ dengan bibir yang membulat
“baiklah woohyun-nah, mungkin aku hanya sebentar disini. Lagian kita kan akan bertemu lagi di asrama. Sampai jumpa disana ya, sampaikan salamku pada ahjumma” setelah mengucapkan itu sunggyu keluar rumah woohyun dan menutup pintu dengan pelan. Woohyun menatap punggung sunggyu yang sekarang sudah menghilang dibalik pintu kayu besar rumahnya
Hari itulah sunggyu berangkat ke asramanya, hari Rabu tanggal 13 tahun 2013. Untuk sementara sunggyu merasa nyaman diasramanya karena tak seperti asrama-asrama yang lain, jika asrama yang lain setiap kamar terdapat berbelas-belas penghuni, tapi di asrama woollim ini perkamar hanya terdapat 3 orang, itupun kamarnya sangat luas dengan perlengkapan belajar yang sangat memuaskan. Terdapat meja belajar beserta lampu belajarnya, rak buku yang sangat besar cukup untuk menampung buku kira-kira sebanyak 750 buku, wifi yang memang dikhususkan perkamar. Tak rugi baginya memilih asrama ini sebagai tempat dirinya tinggal sementara dirinya menuntut ilmu di Junior high school dan senior high school nantinya. Di Infinite JHS selama 3 tahun dan SHS 3 tahun dengan sekolah yang sama dan asrama yang sama hanya tingkatannya saja yang berbeda. Siswa ataupun siswi yang ingin sekolah di Infinite school tak dituntut untuk tinggal diasrama, asrama woollim hanya diperuntukkan bagi mereka yang ingin tinggal diasrama, jadi tak ada pemaksaan
Lambat laun sunggyu merasa risih dengan teman asramanya yang ada, sunggyu sangat tak menyukai teman-teman barunya. Sunggyu tak suka juga ada alasan tentunya. Bagaimana ia mau suka jika ia selalu dibully, walaupn itu tak nampak seperti pembulian. Tak pernah diajak bicara, selalu tak didengarkan apabila memberikan pendapat, selalu menjadi buah bibir, bahkan dirinya selalu mendapat kado special setiap masuk kamarnya. Apa itu? Kamar berantakan sudah biasa bagi sunggyu, tapi teman-teman satu asramanya tak hanya melakukan itu. Memberi ember di atas pintu kamar sunggyu sehingga apabila sunggyu mendorong pintunya air itu akan langsung menyiram tubuhnya, tikus mati diatas tempat tidurnya dan masih banyak lagi kado special yang sunggyu dapati dikamarnya setiap sunggyu memasuki kamarnya. Maklumlah, karena sekarang masih masa-masa liburan jadi sunggyu hanya keluar masuk asrama tapi tak sekolah. Setiap hari sunggyu lalui sangat berat tanpa empat sahabatnya yang selalu bersamanya, tapi sunggyu selalu menyangkal kerinduaannya itu. ‘perasaan ini bawaan elementary school, ayolah gyu kau sudah JHS, berubahlah’ itulah kalimat yang sunggyu tanamkan dibenaknya setiap ia rindu dengan sahabat-sahabatnya. Tapi hari ini....

~0( ^_^ )0~
Aa nemure nai yoru o owarase tai noni
Hoshi naki just another lonely night , lonely night without you
~0( ^_^ )0~
Sebuah nada dering yang berasal dari ponselnya membangunkan sunggyu dari acara tidur siangnya. Dengan berusaha keras sunggyu mengembalikan nyawanya yang masih tertinggal di dreamlandnya, akhirnya ia berhasil mengambil ponsel yang terletak disebelahnya dan melihat id pemanggil
“choi hoi hoi” gumam sunggyu setengah sadar. Mengamati sejenak ponselnya yang terus berbunyi. Sunggyu berusaha membulatkan mata sipitnya walaupun hasilnya nihil setelah sadar siapa sang pemanggil yang sedari tadi ia biarkan. “yeobseyo” ucap sunggyu sambil membangunkan badan gembulnya yang semakin mengurus
“yeobseyo” jawabnya diseberang sana. “ada apa minho? Tumben kau menghubungiku”
‘saengil chukka hamnida, saengil chukka hamnida, saranghaneun gyuyie, saengil chukka hamnida’ sunggyu baru ingat kalau hari ini adalah ulang tahunnnya yang ke 14. Mungkin hari ini kekesalan dan amarah yang selama ini sunggyu tahan akan hilang secara perlahan karena minho yang menelponnya siang-siang. “gomawo minho-ya, kau orang pertama yang mengucapkannya”
‘ah jinjja? Aku senang mendengarnya’
Tik tok tik tok
Mereka terjebak dalam lubang waktu keheningan begitu lama, hingga...
“minho!”
‘gyu’ keduanya berniat mengakhiri keheningan tersebut, tapi sekarang yang nampak malah suasana yang sangat kikuk diantara mereka. Keduanya memanggil nama lawan disebarang sana dalama waktu yang bersamaan. ‘kau duluan gyu..’
“tidak, namja duluan”
‘baiklah’
SUNGGYU POV
‘baiklah’ lirih tapi masih terdengar ditelingaku, minho menghea napas dalam-dalam sebelum berbicara padaku. ‘gyu..’ panggilnya lagi
“waeyo? Cepatlah bicara”
‘kau ingat waktu terakhir kali kau kerumahku?’
“iya, kenapa?”
‘kau ingat waktu tiba-tiba aku...emmm.... emmm’
“tiba-tiba kenapa minho-ya?” aku merasakan pipiku semakin memanas mengingat kejadian itu. Sebenarnya aku ingat kejadian itu tapi aku hanya ingin tau bagaimana minho mengucapkannya. ‘emmm... emmm’
“cepatlah bicara”
‘kita berpe..pe..pelukan’ hahaha lucu sekali dia mengucapkannya, aku tau pasti disana dia malu setengah mati, karena aku tau dia orangnya sangat pemalu. “eoh! Geuresseo?”
‘gyu...’
“apa lagi? Cepatlah katakan”
‘saranghae’ tidak! Aku tak bermaksud menyuruh minho untuk menyatakan perasaannya padaku, aku hanya ingin minho cepat berbicara padaku. Tapi kenapa malah ini yang aku dapat, sebuah pengakuan dari seorang Choi Minho. Bukannya aku tak tak suka, malah ini yang aku harapkan dari dulu tapi kenapa harus lewat ponsel. Ah! Aku lupa, diakan orangnya pemalu. “ma..maksudmu apa minho-ya?” ucapku pura-pura tak mengerti
‘dengarkan aku kim sunggyu, aku hanya akan mengatakannya satu kali. Sebenarnya aku mencintaimu sudah sangat lama, dan kau ingat waktu kita, ah! Tidak bukan kita, tapi aku memelukmu posesif di hari terakhirmu bersamaku, aku bermaksud untuk mengungkapkan perasaanku kepadamu, tapi karena onew yang tiba-tiba berteriak jadi aku gagal mengungkapkannya. Dan sekarang kim sunggyu, maukah kau menjadi yeoja chinguku?’ tenggorokanku tercekat untuk menjawab pertanyaan minho, ini sangat mudah untuk ku jawab karena dari dulu aku juga mempunyai rasa yang sama pada minho, tapi entah kenapa sulit sekali untuk ku keluarkan jawaban itu. Aku menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dan begitu seterusnya. ‘gyu..’
“eo-eoh!..”
‘bagaimana..’
“i-i-iya...”
‘iya bagaimana?’
“iya, aku mau jadi yeoja chingumu”
SUNGGYU POV END
Other side
‘iya aku mau jadi yeoja chingu’ minho langsung mendirikan dirinya dari kursi meja belajarnya hingga tak sengaja ia membenturkan pahanya ke meja yang ada di depannya
“aww!!”
‘minho-ya, neo gwenchana? Apa yang terjadi’ dapat minho dengar dari seberang sana, bahwa sunggyu sekarang tengah menghawatirkannya. “ini semua gara-gara kamu gyu” minho mempoutkan bibirnya seakan-akan memperilakukan sunggyu benar-benar ada didepannya
‘eh!?’
“tadi aku terlalu senang dan langsung bangun dari kursi meja belajarku, jadinya pahaku terbentur ke meja” cekikikan geli sunggyu atas sikap minho yang terlalu berlebihan dapat minho dengar dari ponselnya, membuat minho kesal sendiri dengan dirinya. Ayolah! Dia tau kalau dia terlalu senang. “jadi sekarang kita pacaran?”
‘mollayo...’
“gyu.. saranghae”
‘nado saranghae...’
Other side
‘gyu.. saranghae’ sunggyu tersenyum mendengar kata itu dikeluarkan dari mulut minho yang ditujukan untuk dirinya dan secara otomatis sunggyu juga mengucapkan...
“nado saranghae” karena sunggyu tak bisa menahan bibirnya untuk mengucapkan kata itu juga untuk minho, sunggyu sudah menahannya sejak lama perasaan yang sering meluap-luap dan meletuk-letuk dihatinya. Dan akhirnya perasaan dua insan ini berhasil disatukan hari ini
_*_*_ ^_^ 5 Tahun Kemudian => masa sekarang ^_^_*_*_
“gyu..” hoya menepuk punggung sunggyu pelan, berusaha untuk membangunkan sunggyu dari alam sadarnya. “oh! Astaga!!” hoya menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sunggyu nampak bingung dengan ekspresi wajah hoya setelah dirinya menolehkan kepalanya menghadap hoya. “kei!!!” teriak hoya sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi. Sunggyu yang heran dengan sikap hoya langsung mendirikan dirinya dan berjalan pelan menuju kaca yang tepajang di pojok kamarnya. “oh! Astaga!!” sunggyu kaget sendiri melihat wajahnya
“ada apa hoya-ya??” tanya kei yang baru keluar dari kamar mandi dengan paksaan hoya, terlihat dari badannya yang hanya berbalut baju kimono dan kepala yang sedikit meneteskan air tanpa handuk untuk menghentikan air yang terus menetes. “kei-ya, lihat gyu...” ucap hoya sambil menunjuk gyu yang sekarang berada di depan kaca sambil melihat-lihat keadaan dirinya sendiri. Mengikuti isyarat hoya, kei pun melangkahkan kakinya menuju gyu dan langsung membalikkan badan gyu untuk melihatnya lebih jelas. Namun apa? Reaksi kei sama saja dengan hoya. “astaga kim sunggyu!” kei menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang dilihat
“aishh!! Jinjja! Eottokaji? Mataku kei” kei juga bingung apa yang harus ia lakukan, hoya pun hanya mangap sambil membulatkan mulutnya, bagaimana ini bisa terjadi?. Mungkin ini gara-gara kebiasaan sunggyu yang sering tidur malam. Tapi hari-hari sebelumnya sunggyu masih biasa, tak ada perubahan dengan matanya. Matanya memang sipit, iya itu memang dari sananya, tapi bukan itu masalahnya. Mata sunggyu semakin sipit dan menjadi mata panda, lingkaraan hitamnya sampai 1,5 cm di bawah matanya
“kei-ya, hoya-ya! Apakah aku boleh tak masuk sekolah dulu untuk hari ini? Ini membuatku malu”
“tapi gyu, matamu tak akan kembali seperti semula kalau kau tak mengobatinya” kei terus menatap mata gyu yang semakin menyipit, sepertinya setelah sunggyu sembuh kei wajib memarahinya. “hoya-ya, kau panggilkan woohyun saja suruh ke sini” pungkas kei menyarankan hoya, maklumlah hoya kan sepupunya
“benar juga”
“tunggu!!” sunggyu menahan tangan hoya yang tadi sudah berada di ambang pintu hendak keluar mencari woohyun, tapi tangannya ditahan oleh gyu. “ada apa lagi gyu” 
“nanti woohyunnya gimana? Dia tak mungkin mengorbankan kelasnya hanya demi aku” kei berkacak pinggang dibelakang gyu masih dengan kimono yang menutupi tubuhnya dan memberi isyarat kepada hoya untuk segera keluar melalu tangannya. Hoya pun langsung berlari meninggalkan gyu yang terus berteriak, gyu tak mungkin keluar mengejar dan keluar asrama, dia terlalu malu untuk bertemu dengan teman-temannya disekolah
Jam sudah menunjukkan jam 07:00 KST setelah hoya masuk kekamarnya hanya untuk mengambil tasnya dan mengajak kei berangkat bersama dan setelah menyuruh woohyun datang ke kamar sunggyu dan memberi tau bahwa tunangannya sekarang lagi sakit. Hoya tak mengatakan pasal sakitnya sunggyu, ia hanya menyuruh woohyun untuk segra ke asramanya
sesampainya dikamar hoya yang sekaligus kamar sunggyu, tampak keraguan di wajahnya. ”masuk, tidak, masuk, tidak” sedari tadi woohyun menggumamkan kata itu sambil mondar-mandir menghiraukan tatapan orang-orang yang melewatinya. Dengan seluruh mental yang ia kumpulkan sedari tadi, akhirnya woohyun memutar gagang pintu kamar A-1 yang ada di depannya dengan sangat pelan dan tanpa bunyi sama sekali
CEKLEK
WOOHYUN POV
“gyu...” aku memasukkan sedikit kepalaku sambil memanggil sunggyu. Aroma harum yang menyejukkan hidung terdengar begitu jelas di indra penciumanku. Karena tak ada jawaban, aku langsung memberanikan diri memasuki kamar ini. Aku mulai melangkahkan kakiku mencari sunggyu, kata hoya sekarang dia lagi sakit tapi kenapa aku tak melihat siapapun disini. 
CIIIIT (anggap saja suara lemari yang ditarik ya..)
Aku menolehkan kepalaku mencari sumber suara yang sepertinya berasal dari lemari. Dan betul saja, aku menemukan sunggyu yang tengah terduduk didepan kaca panjang sambil menekuk kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya. Surai caramelnya terus bergerak karena hembusan angin yang masuk dicela-cela jendela kamarnya. Aku berjalan mengendap-ngendap layaknya maling bermaksud untuk menutup jendela. Namun, sebelum itu aku dicegahnya. “kau woohyun..?” tanya sunggyu tanpa melihat kearahku dan masih terus menundukkan kepalanya
“ne, kau kenapa gyu?” aku berjalan begitu pelan hingga tak meninggalkan suara sekitpun, dan terus melangkah ke arah gyu. Aku berusaha menyentuh pundaknya yang dibalut dengan baju putih pendek sampai diatas lututnya
“gyu...”
“lihatlah woohyun-ah, mataku seperti panda sementara sepupumu dan kei meninggalkanku sendirian disini dan hanya disuruh menunggumu disini” ucap sunggyu seraya mengangkat kepalanya dan menghadapkan wajahnya ke arahku. Dapat kulihat lingkaran hitam yang berada disekitar mata sipitnya. Tanpa banyak bicara aku langsung meraih tangan sunggyu membantu sunggyu berdiri dan mendudukkan sunggyu di tempat tidurnya dan aku berdiri dihadapannya sambil berkacak pinggang dengan memasang ekspresi marahku sedangkan sunggyu mendongakkan kepalanya menatapku
“woohyun-ah eottokaji?” ucap sunggyu sambil mempoutkan bibir merahnya, membuatnya terlihat semakin imut dan cantik secara bersamaan walaupun dengan lingkaran hitam disekitar matanya.  Aku merasa gemas sendiri dengan tunanganku ini. Oh! Ayolah! Dia itu sudah hampir 18 tahun tapi tingkahnya masih seperti anak kecil
WOOHYUN POV END
SUNGGYU POV
“woohyun-ah eottokaji?” aku tau woohyun sedang marah dan khawatir terlihat dari air wajahnya yang terus menatap tajam padaku. Tapi apakah dia khawatir padaku? Atau karena aku mengganggu acaranya dengan key? Ah!! Pasti pilihan terakhir lebih pasti. Dia Nam Woohyun, tak mungkin menyia-nyiakan kelas hanya demi diriku. Jangan terlalu berharap kim sunggyu
“tenanglah gyu, ini sangat mudah untuk diobati. Kau hanya tinggal tidur dengan nyenyak dan besok kau akan mendapatkan mata indahmu lagi” ucap woohyun. Dan apa? Woohyun mengucapkannya sambil menangkup kedua pipimu dan mendekatkan wajanya padaku. Kurasa pipiku mulai memanas, aku yakin pasti sekarang pipiku sangat merah seperti kepiting rebus. “tapi woohyun-ah, aku insomniya” ucapku sambil meredamkan getaran hebat yang ada dalam tubuhku dan berusaha membiasakan nada suaraku seperti biasa hingga kedengaran normal di telinga woohyun. Pasti sangat memalukan jika aku ketahuan sekarang tengah bergetar karena sedikit sentuhan woohyun
“berbaringlah, aku akan menemanimu tidur” woohyun tiba-tiba membaringkan tubuh mungilku dan setelahnya dia ikut berbaring di sampingku. Omo! Kenapa dia begitu cepat
TBC or END?

ff WooGyu Resigned Chapter 2

Tittle : Resigned Chapter 2
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini
NOTE : Sesuai dengan janji author berhasil menyalin cerita yang terus-terusan melayang diatas kepala author. Walapun kurang berkesan setidaknya hargailah karya author pemula ini
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje, ga suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Sunggyu POV
Aku terus berjalan menyusuri koridor sekolah yang sepi, hanya gesekan antara sepatuku dan lantai yang terdengar ditelingaku
Pukkk!!
Seseorang menepuk pundakku. Dari aroma parfumenya sepertinya aku tau orang ini. Kei...
“gyu...” aku membalikkan badanku, tepat dugaanku dia kei
“eoh! Kau menungguku?” tanyaku
“ne, aku menunggumu tapi kau malah meninggalkan aku..” ucapnya sedikit cemberut
 “aku kira kau menungguku digerbang jadi aku jalan duluan” akhirnya kami berjalan beriringan berdua tanpa ada obrolan apapun, hanya deru napas kami yang terdengar
SUNGGYU POV END
“hoyaaaaaaaaa!!!” teriak gyu setelah melepas sepatunya dan langsung memeluk hoya
“jangan teriak bodoh” kei yang merasa kesal dengan gyu langsung melempar kamus tebal yang daritadi ada ditangannya danmendarat dengan mulus diwajah manis gyu, tapi gyu malah tak menghiraukannya dan terus memeluk hoya
“wae wae wae?”
“bogoshippo”
 “gyu, apa kau mabuk?”
“ya! Aku masih SHS, tentu saja aku tidak mabuk”
“lalu...?”
“biasalah hoya-ya, otaknya akhir-akhir ini agak miring” ucap kei sambil melangkahkan kakinya menuju meja belajarnya dan mendudukkan dirinya di kursi belajar
“ya! Kei-ya, jaga ucapanmu kepadaku atau akan aku laporkan ke namoo oppa”
“makan tu infinitenya gyuu..” ucap kei. Pasti sunggyu akan selalu seperti ini. Selalu infinite. Setiap ada masalah dengan kedua teman kamarnya ini pasti selalu diakhiri dengan infinite oleh gyu
“terserah...” hoya melepas pelukan gyu, dan mendorong gyu membuat gyu sedikit terdorong ke belakang
“kerjakan tugasmu” ucap hoya. Sunggyu mendudukkan dirinya ditepi tempat tidurnya, melepas tas dan seragamnya dan menggantinya dengan kaos putih polos dan celana sedikit diatas lututnya
“hmm? Tugas?” sunggyu menaikkan satu alisnya bingung. Dia berusaha mengingat pelajaran tadi di sekolah, tapi nihil...
“tak ada tugas” ucap sunggyu kemudian menjatuhkan badan gembulnya diatas kasur empuknya
“tak ada tugas apa lupa?”
“lupa.. hehehe” ucap sunggyu dengan tampang watadosnya
“bagaimana mau ingat kalau yang kamu lakukan hanya ngomongin infinite terus sama sungyeol”
“aku tak bisa melepaskan mereka hoya-ya, terlalu disayangkan”
“mereka itu hanya boyband yang kerjaannya cuma ngedance dan nyanyi gyu, palingan juga bagusan aku”
Tiba-tiba kei nimbrung ditengah-tengah perdebatan kecil tentang infinite antara gyu dan hoya “mimpi...”
“kau juga inspirit kei?” tanya hoya, dan hanya dijawab sebuah anggukan oleh kei
“aku ini inspirit tapi tak seperti gyu, dia itu terlalu fanantik”
“masa? Aku terlalu fanatik?”
“iya gyuuuu...” kei dan hoya pun serempak mengiyakan pertanyaan gyu
“appaku juga bilang gitu”
“appa? Nugu?”
“murid baru kelahiran jepang. Aku panggil dia appa”
“namanya siapa gyu?” tanya kei
“Yuichi Yamato”
“tunggu! Orangnya putih, sipit, tinggi, dia k-popers, army?” tebak kei
Sunggyu coba mengingat teman barunya yang berkelahiran jepang itu “kok tau?”
“taulah, aku sama dia akrab di SNS”
“wow! Suka ya?” tanya hoya
“hanya kagum”
“awas loh kei, kagum itu sudah hampir mendekati suka”
“benci saja beda tipis sama benci, apalagi kagum. Iya kan ya?”
“eum...”
“sudahlah aku mau ngerjain tugas dulu” ucap kei
“aku juga”
“yaa!! Namanya itu kabur dari masalah. Kalian tidak seruh” sunggyu mulai merajuk layaknya anak kecil. Sunggyu merutuki kebodohannya yang ketiduran di kelas –menurutnya, alhasil dia tak tau tugas apa besok dan pasrah dengan keadaannya yang sepertinya bakalan jamuran menunggu sahabatnya kelar mengerjakan tugas dari guru mereka
Saat semuanya asik menikmati dunianya sendiri. Sunggyu hanya memerhatikan langit-langit kamarnya, kei mengerjakan tugas, begitupun hoya. Sunggyu sudah kehabisan bacaan seperti ff, novel, dan komik. Dia maniak baca, tak jarang dia lupa waktu kalau sedang membaca
 “liburan nanti kau tak berniat pulang kerumah gyu?” tanya hoya tiba-tiba ditengah heningnya kamar mereka
“tidak, aku lebih suka diasrama” 
“ayolah gyu~ hampir setengah tahun kau tak pulang”
“pulanglah gyu, kau tak kasihan ke halmonimu apa?” sunggyu terdiam mendengar bujukan sekaligus pertanyaan kei. Halmoni yang dimaksud kei adalah halmoninya dari eommanya, bukan halmoni dari appanya. Jika halmoni dari appanya mana peduli pada gyu
‘benar, halmoni. Aku hampir melupakannya’ pikir sunggyu
“akan ku pikirkan” ucap gyu setelah berpikir cukup lama. Hoya dan kei saling melihat satu sama lain kemudian tersenyum
“jja!! Karena aku sekarang lagi senang bagaimana kalau kita makan malam diluar dan aku yang traktir?” ucap kei setelah selesai menyelesaikan home worknya. Kei satu asrama, satu kamar, dan satu sekolah dengan gyu, tapi dia beda kelas dengan gyu. Sedangkan hoya satu asrama, satu kamar tapi beda tingkatan. Jika gyu sudah SHS tapi hoya masih JHS, umurnya dengan gyu berpaut dua tahun
“jeongmal? Kajja!” sunggyu segera bangkit dari acara tidur-tidurannya dan langsung mengganti bajunya dengan baju orange yang dibalut dengan sweter warna putih dan rok hitam di atas lututnya. Memoleskan make up tipis diwajah manisnya, lalu mengikat rambut panjangnya yang ia cat caramel beberapa minggu lalu. Begitupun dengan kei dan hoya yang juga besiap untuk makan diluar
W∞G∞S∞
Tepat saat pintu kedai terbuka saat itulah semua mata tertuju pada tiga gadis woollim ini. Pujian serta umpatan sunggyu, kei dan hoya dapatkan dari pengunjung kedai paradise ini. Bagaimana tidak? Dengan kecantikan yang mereka miliki tentu saja banyak yang memuji, tapi bagi mereka yang iri dengan ke tiga gadis woollim ini malah mengumpat dan mengeluarkan sumpah serapah. Biasalah namanya juga orang iri, sunggyu, kei, dan hoya memaklumi itu. Ke tiga gadis woollim itu memilih bangku paling pojok karena risih dengan tatapan semua mata yang tertuju pada mereka. Kebetulan bangku paling pojok itu mempunyai interior paling bagus diantara bangku-bangku yang lain karena selain bisa mendapatkan langsung angin malam dari jendela yang terbuka, mereka juga bisa melihat langsung orang-orang dan mobil-mobil yang berlalu lalang di trotoar dan jalan
“cepatlah pesan...”
“kami boleh memesan sendiri kei?” tanya hoya
“tentu saja”
“assa!!”
“tahan ucapanmu gyu, jangan ngomongin infinite dulu ok! Hanya saat ada aku” hoya sangat kesal pada gyu dengan segala kekesalan yang ia tahan dari dulu. Hoya terlalu bosan mendengar kata infinite setiap pagi, siang, sore, malam bahkan gyu tak jarang mimpi infinite dan diceritakan pada hoya. Bahkan sudah jelas hoya itu tak suka infinite, ingat! Bukan benci hanya tak suka
“ ne hoyasshi” ucap gyu sambil mempoutkan bibirnya
“dan aku minta untuk kalian, sudahi dulu debatnya dan sekarang cepatlah pesan ok!” sepertinya kei juga mulai kesal dengan dua orang sahabatnya ini
“aku pesan jajamyung, ramyeon, dan bibimbab” ucap gyu kepelayan yang memang bertugas untuk mencatat pesanan pelanggan 
“aku kimchi”
“hanya itu?”
“tentu saja gyu, aku tak seperti kamu” sunggyu hanya cengengesan mendengar ucapan hoya
“baiklah, hanya itu saja?” tanya pelayan yang sedari tadi menunggu mereka
“ne” pelayan itupun pergi untuk menempelkan catatan pesan sunggyu dan hoya di dinding dapur dan menyuruh para juru masak untuk segera memasak pesanan pelanggan bangku paling pojok
“kei, kau tak pesan?”
“aku masih ada janji”
“sama orang jepang itu ya?” kei hanya menanggapi dengan senyuman dari pertanyaan gyu. Sepertinya gyu tak perlu menghawatirkan keadaan kei dengan minho lagi
“pantesan kamu senang”
“kei-ya, kau harus senang dengan keadaanmu yang sekarang, jangan sia-siakan appaku, jangan pernah menoleh kebelakang, lupakan minho”
“minho? Sudahlah gyu, itu sudah lama. Sekarang dia pasti sudah senang dengan sujeong. Aku malah menghawatirkan dirimu” ucap kei panjang lebar. Kisah cinta mereka memang rumit, banyak menumpahkan air mata, dan banyak memakan hati pula. Hoya yang mengerti dengan ucapan kei pun hanya mengunci mulutnya. Berbeda dengan hoya, gyu malah tak mengerti dengan ucapan kei “apa yang...” pelayan pun datang menghidangkan pesanan yang mereka pesan tadi memotong pertanyaan sunggyu. acara makanpun berjalan dengan keheningan, hanya suara pertarungan antara sendok dengan garpu yang terdengar, sementara kei hanya memerhatikan sahabat-sahabatnya. Hoya yang hampir selesai dengan satu mangkuk kimchi dan gyu yang sudah selesai dengan 1 mangkuk ramyeon dan jajamyungnya, jadi tinggal satu makanan penutup yaitu bibimbab
W∞G∞S∞
Setelah acara makan malam mereka selesai, mereka pun pulang ke asramanya. Tapi hanya gyu dan hoya yang diasrama, mereka berpisah dengan kei di pintu masuk asrama karena ternyata disana yuichi sudah menunggyu kei. Jadi terpaksa kei harus berpisah dengan sahabatnya di pintu asrama tidak sampai ke kamarnya. Dan sekarang kita lihat apa yang mereka lakukan...
“gyu...”
“wae..”
“kau siap untuk pulang?”
“molla...”
“bagaimana kalau kau bertemu dengan minho?” sunggyu terdiam memikirkan ucapan hoya. Sunggyu dan minho bertetangga, bagaimana bisa mereka tak akan bertemu. Hal yang tak mungkin bagi sunggyu jika tak bertemu dengan minho
“aku senyumin saja, gampang kan...”
“berhentilah pura-pura gyu, aku tau kau memikirkannya” sunggyu menghentikan acara menyiapkan buku pelajaran besok
“terus....”
“berhentilah terus mengatakan kau baik-baik saja”
“terus...”
“gyu...”
“aku lelah hoya... aku sakit... aku berusaha menutupinya... aku menerimanya... aku menerima woohyun dalam keadaan sakit... aku mencoba untuk tak memikirkan woohyun satu menit saja... tapi aku tak bisa... aku bisa apa hoya... aku membenci diriku sendiri... kenapa aku tak bisa mencegah perjodohan bodoh ini... dan sekarang apa.... woohyun malah menjadikanku hanya pelampiasan dirinya dari key... aku dianggap apa olehnya hoya...” ucap sunggyu dengan isakannya, memukul-mukul dadanya berusaha mengurangi rasa sakitnya
“hentikan gyu...” hoya memegang tangan gyu berusaha menghentikan gyu, tapi tangisan gyu malah semakin menjadi. Hoya tak sanggup melihat sunggyu dalam keadaan seperti ini, sungguh menyakitkan. Hoya menarik gyu kedalam pelukannya, “dasar hamster gendut! Kalau kau jujur padaku dari dulu, aku pasti akan membantumu. Kau lupa jika woohyun itu sepupuku?” hoya menghapus air matanya yang tiba-tiba keluar begitu saja “sudahlah gyu, dia itu memang namja bodoh, aku yakin suatu saat nanti dia akan menyadari kesalahannya” lanjut hoya. Perlahan tangisan gyu pun mulai mereda, hoya melepas pelukannya dan menghapus air mata gyu yang masih sedikit meleleh di area pipi mulusnya
“sekarang jangan pernah sembunyikan rasa sakitmu dariku, jujurlah padaku mulai sekarang gyu, dan berhentilah mengucapkan kata baik-baik saja, arasseo?” gyu menganggukkan kepalanya. Sunggyu merasa senang dengan kehadiran semua sahabatnya. Hoya, kei, sungjong, sungyeol, haneul, hyemi, sujeong sahabat kamar sebelahnya yang sekarang menjalin hubungan dengan minho, termasuk jiyeon yang sekarang tidak tau ada dimana. Karena sejak jiyeon berhenti asrama, sunggyu tak pernah menghubunginya lagi
“gomawo hoya-ya”
“sudahlah gyu, kita bukan hanya sahabat bukan? Kita adalah saudara... sekarang cepat selesaikan pekerjaanmu, setelah itu rapikan buku-bukumu dan cepatlah tidur”
“ne~.... dasar terong belanda” gumam gyu mengumpat lirih, melupakan ucapan hoya tadi yang seolah begitu menenangkan hati sunggyu
W∞G∞S∞
Kei baru pulang jam 11 malam, beruntung karena pintu asrama tidak dikunci jadi dia bisa langsung masuk tanpa harus memutar lewat pintu belakang. Kei masuk kamarnya dan melihat hoya sudah tidur, tapi tidak dengan gyu. Kei menutup pintu kamar dengan sangat pelan agar hoya tak bangun dari tidurnya. Gyu yang sadar dengan keberadaan seseorang segera menolehkan kepalanya..
“kei...”
“eoh! Waeyo?”
“bagaimana yuichi?”
“bagaimana apanya?”
“orangnya menyenangkan?”
“tentu saja”
“aneh...”
“apanya yang aneh?”
“di sekolah dia sangat menyebalkan”
“masa? Gak percaya”
“terserah. Mungkin dia benar-benar mencintaimu kei” kei hanya tersenyum menanggapi pernyataan gyu
“kei, aku pinjam meja belajarmu” lanjut gyu dan dibalas anggukan oleh kei, mungkin terlalu lelah untuk menjawabnya. Setelah itu kei merebahkan dirinya di tempat tidur empuknya sementara gyu melanjutkan kegiatannya...
Terjaga sampai jam tiga sudah hal biasa bagi sunggyu jadi jangan salahkan dirinya jika matanya setiap hari makin menyipit. Apa yang dia lakukan? Jangan lupakan kalau dia adalah seorang fangirl. Dia sering terjaga kadang hanya membaca fanfic atau hanya sekedar menunggu come back dari infinite. Mungkin menurut semua orang sunggyu merupakan fangirl fanatik, tapi menurut sunggyu itu hal biasa untuk dilakukan. Dia hanya ingin lari dari takdir pahitnya yang selama ini ia rasakan
Back To The Story...
_*_*_ ^_^ 5 Tahun Lalu ^_^_*_*_
Masa elementary school merupakan masa yang paling menyenangkan bukan? Dimana tak akan ada orang yang menghalangi kita untuk melakukan apapun dan apabila kita melakukan suatu kesalahan semua orang akan memakluminya karena pemikiran kita yang selalu kekanak-kanakan. Namun orang yang satu ini berbeda, kei. Beda dengan ke empat sahabatnya, jika sunggyu dan woohyun tumbuh menjadi orang cerewet, minho dan onew memiliki sifat pemalu, tapi kei tumbuh menjadi orang yang sangat pendiam dan tanpa ekspresi sedikitpun hingga kei banyak disegani oleh teman sekelasnya. Lima sahabat ini sekarang sudah menginjak usia 13 tahun dan sekarang tengah menunggu orang tuanya masing-masing untuk menghadiri acara perpisahan sekolah
“eomma!! Appa!” panggil woohyun kepada orang paruh baya yang berpakaian cukup rapi yang sepertinya merupakan kedua orang tuanya. Kemudian dua orang paruh baya itu menghampiri tempat woohyun berdiri dengan ke empat sahabatnya yang lain
“aku duluan yang chingudeul” ucap woohyun setelah kedatangan kedua orang tuanya dan dibalas anggukan oleh sahabat-sahabatnya
“kau menunggu appamu?” tanya sunggyu kepada minho
“eum, kei kemana gyu? Dari tadi aku tak melihatnya”
“dia sudah ada didalam”
“kau sedang menunggu appamu juga?” tanya minho
“eum siapa lagi, tak mungkin aku menunggu eomma kan..” sunggyu memang sudah diketahui oleh semua temannya. sunggyu dan eommanya memang mempunyai hubungan yang tak baik. “sebelum kau terlambat gyu, sebaiknya baiklah kau ke eommamu”
“aku bukannya tak baik kepada eomma minho-ya, aku hanya..”
“hanya apa?”
“sudahlah jangan membicarakan itu” ucap gyu. Cukup minho yang merasa penyesalan yang cukup dalam diakhir hayat orang yang ia sayangi, jadi minho tak mau orang yang yang ia sayang bernasib sama dengannya. Cukup dirinya
“aku hanya memperingatimu gyu” setelah itu terlihat dua orang laki-laki dengan pakaian setelan jas yang sangat rapi tengah berjalan beriringan sambil tersenyum kepada dua anak yang sepertinya sedang menunggu seseorang
“appa...”
“abeojji..” sunggyu dan minho berlari menghampiri dua orang itu yang ternyata adalah appa dan abeojjinya
“kajja appa, ahjussi, acaranya sudah hampir mulai” ucap sunggyu sambil menggandeng tangan appanya dan appa minho
“ya!! Kim sunggyu!! dia abeojjiku” minho mencoba melepas kaitan tangan kecil sunggyu dengan abeojjinya tapi sunggyu tak mau kalah, setelah terlepas sunggyu mengaitkannya lagi
“biar”
“dasar hamster”
“dasar koala”
“sudah sudah!! Kapan kalian akurnya eoh!” ucap abeojji minho mencegah pertengkaran kecil antara anaknya dengan sunggyu
Seperti yang sudah diketahui sunggyu sebelumnya, karena ini merupakan perpisahan kelas enam jelas sudah banyak orang yang berkumpul dia aula. Perpisahan sekolah dengan berbagai acara yang diisi oleh siswa-siswi Inspirit Elementary School ini berlangsung sangat meriah dan tanpa ada kendala sedikitpun. Sekarang tibalah acara inti, dimana pengemuman peraih paralel satu dan dua
“selamat siang semuanya..!! Saya berdiri di sini sebagai wali kelas 6 akan segera mengumumkan peraih paralel kedua” riuh tepuk tangan terdengar sangat keras dari dalam aula yang dijadikan sebagai tempat perpisahan, dimana bisikan serta doa terdengar dengan harapan anak mereka bisa mendapatkan paralel itu walaupun itu posisi kedua
“anak tersebut adalah...”
DEK DEK DEK
“Nam Woohyun.. chukkaehamnida. Kepada ananda Nam Woohyun, kelas 6-1 silahkan menaiki panggung kebanggaan untuk menerima penghargaan dari kepala sekolah” woohyun, karena merasa namanya terpanggil pun segera menaiki panggung dengan wajah sedikit menunduk untuk menghormati guru-guru yang ia lewati. Mata woohyun pun pasti tak salah lihat, ia melihat sahabat-sahabatnya ikut senang dan bangga dengan woohyun, tepuk tangan dan acungan jari jempol sahabat-sahabatnya berikan kepadanya. Selesai menerima sertifikat dan membungkukkan badannya kepada kepala sekolah sebagai ungkapan rasa hormat, woohyun diberikan sebuah microfon untuk memberikan ungkapan sepatah dua kata mewakili perasaannya saat ini
“emm,, annyeonghaseyo, nam woohyun imnida. Rasa terimakasih saya tak akan pernah lepas dari eomma appa yang selalu menjadi penyemangat kepada saya. Sahabat-sahabat saya yang selalu ada untuk saya dan juga selalu membagi ilmunya. Choi saem selaku wali kelas, semua songsaenim Inspirit elementary school. Jeongmal kamsamnida” selesai mengucapkan rasa terimakasihnya, woohyun membungkukkan badannya 90 derajat dan segera turun dari panggung yang disambut oleh senyuman appanya sambil merentangkan kedua tangannya, woohyun yang mengerti segera berhambur kepelukan appanya
“eomma bangga kepadamu woohyun-ah” ucap eomma woohyun sambil mengelus rambut putranya yang masih tenggelam dalam pelukan appanya
“appa juga” appa woohyun melepas pelukan erat woohyun dan mendudukkan woohyun kembali ke kursinya
“woohyun-ah, kira-kira siapa peraih paralel pertamanya” lanjut appa woohyun
“siapa lagi kalau bukan sunggyu, dia saingan terberatku”
“ahh! Anak itu” tunjuk eomma Nam yang dijawab anggukan oleh woohyun
“ia ahli dalam segala bidang,  kecuali matematika”
“kau harus mengalahkannya” 
“tentu appa, mungkin suatu saat nanti. Sebenarnya dia sahabatku appa”
“kim sunggyu? jakkan, cucunya kim haechul?” 
“ne, kenapa eomma bisa tau?”
“siapa yang tak tau dengan kim haechul, semua orang pasti tau. Pendiri perusahaan three stars, yang memiliki cabang hampir ada disetiap negara di dunia”
“eum, dan sekarang appanya sunggyu menjadi CEO three stars” imbuh appa woohyun
“aku tau appa, aku mempunyai sahabat yang sangat kaya appa”
“eum, baiklah dengannya woohyun”
“tentu saja, tanpa disuruh pun aku memang selalu baik kepada semua sahabatku”
“baiklah, tenang! Tenang! Walaupun anak anda tidak mendapat paralel kedua, mungkin peraih paralel pertama adalah anak anda. Jadi, tenanglah sebentar” ucapan dari choi saem berhasil menertibkan wali murid yang berkumpul
“peraih paralel pertama adalah....”
“adalah......”
“emmm,,, dia adalah cucu dari pendiri perusahaan Three Stars” semua mata sahabat-sahabat sunggyu tertuju padanya, tak terkecuali mata woohyun yang jauh disana. Beda dengan hari-hari sebelumnya, kei menatap tak suka pada sunggyu
“gyu.. itu kau kan?” tanya minho yang duduk bersebelahan dengan sunggyu
“molla”
“adalah....”
“Kim Sunggyu. Chukkaehamnida... dipersilahkan kepada Kim Sunggyu menaiki panggung untuk menerima penghargaan dari sekolah” sunggyupun segera bangkit dan berjalan menuju panggung untuk menerima penghargaan yang dimaksud oleh choi saem.
“eoh! Dia cucunya pendiri three stars”
“pantas dia mendapatkannya..”
“dia memang terlahir sebagai pengendali bisnis korea” seruan serta pujian sunggyu dengar. Ada sedikit rasa bangga dengan dirinya mendengar pujian-pujian itu, terlihat dengan senyumannya yang sedari tadi tak lepas dari bibir tipisnya
“saem kamsamnida..” bisik sunggyu kepada choi saem
“aishh!! Kau harus lebih meningkat gyu”
“tentu saja. Apapun itu jeongmal kamsamnida saem”
“sudah cepat, kepala sekolah menunggu” sunggyu mngangguk mendengar intropeksi dari choi saem dan segera berjalan menuju panggung. Setelah menerima sertifikat beserta sebuah piala yang berukiran namanya, sunggyu membungkukkan badannya kepada kepala sekolah sebagai rasa hormat yang diimbuhi oleh senyuman manisnya juga
“emm,, kamsamnida, saya tidak tau harus mengatakan apa, intinya sekarang ini saya sangat senang” ucapan sunggyu ditanggapi oleh gelak tawa oleh seluruh songsaenim, wali murid dan juga undangan
“appa, choi saem yang selama satu tahun ini membimbing kami, seluruh songsaenim inspirit elementary school. Jeongmal kamsamnida. Walaupun kami tau kami tak akan bisa bertemu dengan anda dalam kelas, tapi setidaknya kami bisa bertemu dengan anda diluar kelas. Kami mencintai kalian saem, kami tak akan melupakan semua yang terjadi disini. Jebal, cintai kami walaupun kami sudah tak menjadi haksaeng Inspirit elementari school lagi. Baiklah hanya itu yang dapat saya sampaikan” lanjut sunggyu panjang lebar. Tak sadar mata choi saem ikut berkaca-kaca mendengar ucapan sunggyu. para songsaenim pun sama seperti choi saem, bahkan para wali murid terharu mendengar ucapan sunggyu
Akhirnya acara pengumuman peraih paralel selesai, acara terakhir adalah sebuah nyanyian perpisahan yang ditampilkan oleh seluruh siswa dan siswi kelas 6, termasuk ke empat sahabat itu tanpa onew karena onew masih kelas 5
W∞G∞S∞
Hari ini adalah hari keberangkatan sunggyu ke asramanya. Sunggyu memutuskan untuk tinggal diasrama selama 6 tahun. Selain tak kuat dengan sikap sang eomma, sunggyu juga mulai muak dengan sikap kei kepadanya. Ayolah! Mereka itu sepupu, tapi mereka tak akrab sama sekali sejak hari perpisahan itu. Sunggyu tak tau penyebab kei membencinya. Tak mungkin kei membencinya hanya karena sunggyu mendapat paralel pertama, karena itu sudah hal biasa. Dari dulu sunggu juga kan yang selalu mendapat peringkat pertama di kelasnya. Karena hari ini merupakan hari terakhir sunggyu bertemu dengan ke empat sahabatnya secara langsung, sunggyu memilih menghabiskan satu hari ini untuk bermain kerumah sahabat-sahabatnya sekaligus berpamitan tentunya
“kei...” pilihan pertama sunggyu jatuh kepada rumah kei yang ia kunjungi pertamakali
“wae..”
“kau kenapa eoh? Akhir-akhir ini kau tak seperti biasanya”
“....” tak ada sahutan dari kei
“kei-ya..” sunggyu menggenggam tangan kei
“lepas” kei meghempaskan tangan sunggyu kasar. Sunggyu sendiri tak menyangka kei bisa bersikap seperti ini kepadanya
“kei, sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba kau bersikap seperti ini”
“.....” bukan jawaban yang sunggyu dapat, tapi hanyalah sebuah deru AC yang ada dikamar kei
“kei..”
“sudahlah gyu, aku mau ikut eomma ke mall, kalau kau tak mau terkunci disini sendirian cepatlah pulang” ucapan gyu terpotong oleh ucapan kei. Ucapan kei terdengar seperti sebuah pengusiran bagi sunggyu. jelas bukan...
“eoh! Baiklah, Semoga kau baik disini, kita akan lama tak bertemu jadi hari ini aku mau pamit kepadamu. Hanya itu” sunggyu segera melesatkan badannya keluar dari kamar kei. Kei memutar kedua bola matanya mendengar ucapan sunggyu
“aku memang tak mengharapkan kita bertemu lagi gyu...” ucap kei setelah sunggyu keluar dari kamarnya sambil memegang sebuah buku warna putih dengan sampul yang berlambangkan infinity dan hiasan bunga sakura warna putih. Itu adalah buku dairy sunggyu. dimana terdapat curahan hati sunggyu selama ini kepada minho, sahabat yang selama ini diam-diam ia cintai. Yap! Sunggyu sudah lama mencinta minho, dan tanpa sunggyu ketahui bahwa selama ini sepupunya sendiri juga mencintai minho. Ayolah! Walaupun mereka masih berusia 13 tahun, tapi mereka sudah tau rasanya mencintai seseorang. Maklum bukan, mereka sudah berusia 13 tahun, dimana usia 13 itu merupakan usia menuju remaja
TBC or END?

Kamis, 15 Desember 2016

ff WooGyu Resigned Chapter 1


Tittle : Resigned Chapter 1
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini :)
WARNING : Sesuai dengan janji author berhasil menyalin cerita yang terus-terusan melayang diatas kepala author. Walapun kurang berkesan setidaknya hargailah karya author pemula ini :)
NOTE : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje, ga suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
∞ Happy reading ∞
~0( ^_^ )0~
haruman ani jamkkanman-irado
dwidor-a bondamyeon neol doedollil tende
naega eobsneun neon neodo sangsanghal su eobsjanh-a
jejariro dor-awa jwo
~0( ^_^ )0~
Alunan musik salah satu boyband favorite sunggyu memecah keheningan kamar asrama A-1 yang bersumber dari ponselnya yang sedari tadi ia diamkan
“yeobseyo”
‘........’
“nuguseyo?” merasa tak ada jawaban sunggyu mencoba bertanya untuk kedua kalinya
‘gyu’  
“eoh! Waeyo woohyun-ah?” ada perasaan senang sekaligus sedih yang terselip dihatinya. Haruskah sunggyu merasa senang sekarang..
‘gwenchana, aku hanya merindukanmu’ Yap! Orang yang sekarang tengah menelpon sunggyu adalah Nam Woohyun, orang yang berstatus sebagai tunangannya kurang lebih satu tahun ini.
Sunggyu tersenyum miris di tengah gelap kamar heningnya mendengar kalimat yang dilontarkan oleh bibir woohyun. Entah kenapa itu terdengar sangat menyakitkan baginya
“eum.. bagaimana kabarmu dengan key?” pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir tipis sunggyu. Tak sadarkah kau Kim Sunggyu bahwa kau sama saja dengan membunuh dirimu sendiri?
‘lupakan dia, aku sekarang tak peduli lagi padanya. Sekarang aku hanya akan mengurusi dirimu’ jelas bukan dari kalimatnya? Kata ‘sekarang’ itu seperti sebuah belati yang sangat tajam menembus 
ulu hati sunggyu secara perlahan-lahan dan menggoreskan luka yang semakin lama semakin dalam. ‘sekarang’ berarti tidak untuk kemarin, besok, atau besoknya lagi, atau besoknya lagi. Hanya sekarang 
“eoh! Ada perlu apa sampai kau menelponku di tengah malam begini?”
‘bukankah aku tadi sudah menjawabnya. Nega bogo shippeunde. Apakah itu tak bisa di sebut alasan?’ semakin woohyun berusaha membuat sunggyu nyaman dengan dirinya, semakin sakit pula dada sebelah kiri sunggyu.
Sunggyu tau dirinya akan selalu  mengalami hal ini, woohyun akan selalu menelponnya tak tau itu jam berapa dan sedang ada dimana. Mungkin sunggyu akan senang jika woohyun menelponnya memang untuk dirinya,
tapi faktanya woohyun selalu menelponnya hanya sebagai pelampiasan, pelarian dari key. Setiap woohyun mempunyai masalah dengan key pasti sunggyulah orang yang akan woohyun telpon atau temui, tak pernah memikirkan perasaan sunggyu
“hanya itu?”
‘ne, apalagi?’
“ahh jjam! Aku kemarin bertemu dengan key di Coffe Paradise, Dia bersama seorang namja. Aku lihat sepertinya itu bukan dirimu. Aku juga sudah lama tak bertemu dengannya di sekolah. Dengar-dengar key dikeluarkan, benarkah?”
‘ck! Kata siapa dikeluarkan?’ dalam kalimatnya pun woohyun masih tampak jelas bahwa dirinya masih mencintai key. Sunggyu tau itu, dirinya hanya pelarian
‘key tidak dikeluarkan, dia hanya pindah ke Sment High School. Lagian aku ingin tau bagaimana dia tanpa diriku, apakah dia akan menungguku atau tidak. Tapi ternyata tidak, yah sudah aku pasrah saja’
“eoh geurom, jigeum bwa? Kau sendiri? Tak punya yeoja chingu?” kekehan terpaksa kembali sunggyu perdengarkan ke gendang telinga woohyun
‘Aishhh!! Kau mengejekku?’
“ani. Makanya hyun, jangan mikirin yeoja terus. Tau sendiri kan akibatnya”
‘wae? Bahkan sekarang kerjaanku hanya main main dan main’
“kasihan sekali kau hyun”
‘sekarang bagaimana kabarmu dengan minho?’ sadarlah Nam Woohyun semakin kau mengorek fakta tentang diri sunggyu, semakin kau menggoreskan belati tajam yang tertancap dalam hatinya semakin dalam
“ck! Twendda, twesseo. Kau sudah taukan kalau hatiku sudah beku sejak 4 tahun yang lalu”
‘eoh! Kau tak berniat mencairkan hatimu?’
“eum.. gesseyo”
‘........’
“hyun..”
‘eoh! Wae?’
“kau masih disana?”
‘tentu saja. Aku tak akan kemana-mana’
“ya sudah. Besok aku ada ulangan, aku tutup dulu”
CLIK...
Tanpa sunggyu menunggu jawaban dari woohyun, ia segera menutup telepon woohyun
“hiks... hiks... kenapa ini terasa begitu menyakitkan Tuhan...” isakan sunggyu terdengar begitu pilu dan menyakitkan.
Tak perlu sunggyu ceritakan dan ungkapkan cerita hidupnya selama ini, semua pasti tau jika mendengar isakan yang hampir setiap malam terdengar di kamar A-1 betapa menyedihkan kisah hidup sunggyu
‘Tuhan! Haruskah aku mengikuti arus takdirmu ini? Kapankah ini semua akan berakhir? Aku mulai merasakan lelah. Aku lelah dengan semua ini...’ sunggyu merintih menangis dalam hatinya mencoba mengingat takdir pahit yang selama ini ia jalani
Bukan ulanganlah sunggyu memutuskan sambungan telponnya dengan woohyun, hatinyalah yang sudah terlanjur tak kuat merasakan sakit yang terus-terusan menderanya hampir setiap saat. Sunggyu menelungkupkan wajahnya kebantal guna meredam isakannya 
yang ia rasa sudah tak bisa ia tahan. Hampir empat tahun sunggyu menahan rasa sakit yang setiap saat datang secara tiba-tiba. Setiap hari ia menelan ludah pahit, setiap hari lehernya selalu merasa terjerat tali temali yang sangat tebal,
setiap hari pula dada sebelah kiri sunggyu terasa sakit secara tiba-tiba. Sakit rasanya melihat tunangannya sendiri memilih bersama yeoja lain sedangkan sunggyu hanya memerlihatkan senyuman apabila tak sengaja berpapasan di koridor sekolah 
yang ia huni hampir satu tahun ini. Tersenyum, tertawa, itu hanyalah topeng yang sunggyu perlihatkan didepan woohyun seakan akan dirinya baik-baik saja dengan keadaannya yang selalu dijadikan pelarian
Sunggyu tak sadar sedari tadi sepupunya- kei yang mendengar percakapannya dengan woohyun. Ani, hanya ucapan sunggyu yang kei dengar. Sejak kapan kei bangun? Sejak ponsel sunggyu bergetar sunggyu bangun 
kei juga bangun karena merasa terusik dengan suara bising yang menghiggapi gendang pendengarannya. Gyu menagis, mengeluh takdir pahitnya kepada Tuhan pun kei dengar. Ia kasihan kepada sepupunya itu, sangat. Ingin rasanya ia bangun memeluk dan menenangkan sunggyu, 
tapi kei tau jika ia ketahuan mengetahui sakit batinnya sunggyu yang selama ini sunggyu kubur dalam-dalam supaya tak terlihat akan semakin membuat sunggyu sakit. Jadi, diam adalah cara terbaik untuk melindungi sunggyu dari rasa sakitnya saat ini menurut kei
∞W∞G∞S∞
Seolah bosan berada disarang indahnya, matahari mulai keluar dengan warna kuning indah yang akan selalu membuat seluruh insan menyipitkan mata karena sinar yang selalu menyilaukan. Tampak yeoja cantik menggeliat lucu dibalik selimut tebalnya, 
menyipitkan mata sipitnya karena cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar asramanya dari celah-celah jendela kamarnya. Dia adalah Kim Sunggyu, seorang pelajar Woollim High School yang belum genap satu tahun menghuni sekolah ini
“dasar pemalas! Ayo bangun hamster!” tubuh sunggyu terguncang karena seseorang yang sekarang tengah membangunkannya yang sunggyu yakini itu pasti kei, sepupunya sendiri yang belum genap dua bulan ini tinggal bersamanya di asrama Woollim.
“lima menit lagi kei”
“ahh!! Tidak tidak, lima menitmu pasti jadi lima jam dan kau akan tak masuk sekolah lagi”
“kwuuuem mzenggguu (kau mengganggu)” ucap sunggyu dengan mata setengah terpejamnya
“mau aku panggilkan hoya?” kei berbisik tepat ditelinga sunggyu membuat sunggyu sedikit merasa geli. Sunggyu membulatkan matanya sebagai isyarat ia akan segera bangun
“andweeee!! Aku akan bangun” sunggyu langsung lari terpelanting ke kamar mandi mendengar nama hoya. Bagaimana tidak? Sunggyu sangat tak suka cara membangunkan hoya kepadanya. Dicubit, ditampar, ditendang, bahkan disiram air. Huff!! Kejammm!!
“hahahhahahaha!!!” kei tak bisa menahan tawa menggelegarnya melihat reaksi sunggyu . sangat lucu, seperti seseorang yang tak mempunyai masalah sama sekali
“kei-ya wae geure?” seorang yeoja cantik dengan rambut hitam gelapnya menyembulkan diri diambang pintu kamar A-1 sambil menampakkan wajah herannya melihat kei yang sepertinya sangat bahagia
“aniya, gyu lucu sekali” ucap kei. Perlu diketahui, walaupun kei lebih muda dari sunggyu, tapi ia lebih terbiasa dengan memanggil sunggyu dengan namanya tidak dengan embel-embel eonni. ‘terlihat lebih akrab’ begitulah kata kei. Kepada hoya pun kei memanggilnya dengan nama hoya. Dasar kei...
“eoh!,,,” hoya mendudukkan dirnya ditepi tempat tidur sunggyu di samping kei
“apa gyu tadi malam menangis lagi?” lanjut hoya. Kei menganggukkan kepalanya tanda ia mengiyakan pertanyaan hoya
“hoya-ya, aku kasihan kepadanya tapi aku tak bisa berbuat apa-apa untuknya” tampak mata kei yang sudah mulai berkaca-kaca menahan tangis
“cukup kau selalu bersamanya kei, menurutku itu sudah cukup” ucap hoya sambil tersenyum menampilkan deretan gigi rapinya
∞W∞G∞S∞
Jarum jam terus berputar yang menandakan waktu terus berlalu. Sudah hampir dua jam sunggyu duduk di kursi ini bersama Sungjong, sahabat yang ia kenal waktu pertama kali ia menapakkan kakinya di Woollim High School ini. Sungguh membosankan. Hanya bernapas dan 
mendengarkan yang sunggyu lakukan selama ada di kelas ini. Mungkin ini adalah balasan baginya yang dari pagi bermain terus dengan sungyeol, haneul dan hyemi. Teman Junior High Schoolnya di kelas sebelah
‘lebih baik aku mengarang fanfiction’ pikir sunggyu. ia segera membuka note booknya yang berisi coretan-coretan tangannya yang selama ini menjadi seorang author
“gyu, kau mau mengarang lagi?” tanya sungjong setengah berbisik yang sepertinya tau apa yang akan sunggyu lakukan selanjutnya. Hal ini merupakan hal yang biasa bagi mereka berdua. Sunggyu mengarang dan sungjong selalu menjadi pembaca pertama karangannya
“sssttt!! Jangan berisik, nanti kau akan dikeluarkan kalau berisik” ucap sunggyu yang hanya bisa ia dengar dan sungjong. Maklum sekarang adalah kelasnya Park saem. Salah satu dosen yang tergolong terbiasa memakan muridnya sendiri. Sungjong mengangguk mendengar instrupeksi dari sunggyu
Itulah Kim Sunggyu. Seorang fangirl dari boyband korea yang bernama Infinite. Tak jarang pula sunggyu mengisi waktu luangnya dengan mendengarkan musik dari boyband favoritenya itu sambil mengarang fanfiction atau yang sering ia sebut ff
‘dengan memikirkan infinite aku bisa melupakan segalanya tentang masalah dan orang-orang yang ada didekatku’ seperti itulah cara sunggyu melupakan masalahnya. Hanya dengan memusatkan perhatiaannya pada infinite ia bisa melupakan seluruh masalahnya, oleh karena itu sunggyu sangat mencintai infinite. 
Sunggyu mulai menuangkan tinta hitamnya diatas kertas putih bergarisnya. Karyanya tak bagus? Baginya tak apa. Ia mencintai infinite yang jauh disana yang tidak tau dirinya, selalu mengagumi mereka yang jauh disana. Apa yang ia dapat? Tak ada. Hanya kepuasan yang ia dapat. Jika sudah kepuasan yang ada, 
buat apa mengharap yang lain bukan...?
Sunggyu sempat bingung apa yang akan ia tulis untuk menghilangkan rasa bosannya. Yang terjadi hanya coret-coretan tak jelas. Pikirannya kembali ke kehidupan pahitnya. Lampu kecil menyala di atas kepalanya menandakan sebuah ide cemerlang muncul dikepalanya. Sunggyu pun mulai menulis huruf-huruf yang 
tersusun rapi hingga membentuk sebuah kata, dari kata itu berubah menjadi sebuah kalimat. Sunggyu mencoba menyelami masa kecilnya, masa ia baru mengenal cinta, masa dimana ia, woohyun, kei, minho, dan onew masih kanak-kanak dan selalu bermain bersama-sama......


_*_*_ ^_^ 10 Tahun Lalu ^_^_*_*_

“minho-ya!! Palliwa!!! Sudah jam 08. 30, 30 menit lagi Kang saem masuk kelas” seru sunggyu kecil. Dirinya yang mungil dengan kulit putih seperti susu, mata sipit yang menambah kesan imutnya, rambut caramel, pipi tembem dan bibir tipis nan merah seperti cherry yang semakin membuatnya terlihat imut, cantik, dan manis terlihat secara bersamaan
“jakkaman gyu, kei...” balas Minho kecil sambil merapikan ikat pinggangnya sendiri. Kei menggelengkan kepala melihat tingkah minho. Sunggyu malah asik dengan dunianya sendiri setelah teriak pada minho –cubitin pipinya onew, sepupu dari minho yang lebih mudah satu tahun dari minho. 
Ada rasa iba dari kei melihat teman seumurannya sudah kehilangan ibu kandungnya. Satu tahun lalu penyakit yang cukup mematikan berhasil merenggut nyawa dari eommanya minho. Alhasil, Sang ayah yang sangat minho sayang, yang selalu ada untuk minho, yang biasanya selalu mengantar minho sekolah memilih menikah lagi dan meninggalkan 
minho bersama halmoninya sekaligus eomma dari ayah minho. Setelah kejadian itu, minho sempat tak masuk sekolah hampir 3 bulan. Dengan bujukan halmoninya akhirnya minho mau masuk lagi ke sekolah dengan iming-iming pergi ke jeju bersama ayahnya. Karena sekarang appa minho tak tinggal lagi bersamanya, jadi minho setiap hari akan berangkat bersama dengan ke-4 sahabatnya
Back to the story..
“ingat minho-ya, lain kali bangunnya lebih awal, mandinya lebih cepat, jangan lemot” itulah kei, sepupu dari Kim Sunggyu. Walaupun dia masih berumur 8 tahun tapi sifatnya layaknya orang dewasa. Beda dengan sunggyu yang selalu bertingkah kekanak-kanakan walaupun lebih tua dari kei, yahhh walaupun itu hanya berpaut satu bulan
“ne.. ne...”
PLAKK!!
Jitakan manis berhasil mendarat dengan indahnya dikepala minho. Sunggyu  menjitak kepala minho karena kesal. Selalu saja itu jawaban dari woohyun, tapi apa? Besoknya pasti seperti ini lagi
“gara-gara kau kita hampir saja telat” ucap sunggyu
“tapi kan belum telat gyu, masih tinggal 10 menit” 
“ahh!! Itu woohyun” lanjut minho sambil menunjuk seseorang yang sedang berjalan kearah mereka. Mata kei dan sunggyu pun langsung melihat kearah telunjuk minho dan benar saja itu adalah woohyun
“woohyun-ah!! Tolong aku!!” minho langsung menyembunyikan badannya dibelakang woohyun. Woohyun sudah minho anggap sebagai kakaknya sendiri di sekolah, karena hanya woohyun lah yang bisa menghentikan amukan dari hamser sipit itu aka. Kim sunggyu
“Ya!!! Apa-apaan kau minho? Aku tidak ngapa-ngapain kamu!!” minho menggelengkan kepalanya dan masih mempertahankan tubuhnya berada dibelakang woohyun. Aksi putar-putaran pun dimulai
KRINGgggg!!!
Sepertinya dewi fortuna berpihak pada minho hari ini. Nyawa minho terselamatkan oleh bel sekolah. Ke-5 sahabat itu melupakan masalah kecil yang barusan terjadi dan sekarang malah berlarian berlomba memasuki kelas mereka
“hyung!! Kajjiga!!” teriak onew yang tertinggal jauh di belakang. Ke-4 sahabat lainnya hanya tertawa melihat onew. Seperti biasa, setiap hari lima sahabat ini akan selalu melakukan ativitasnya. Menunggu, bertengkar, dan kemuadian semuanya terlupakan begitu saja tergantikan dengan aksi kejar-kejaran


_*_*_ ^_^ 10 Tahun Kemudian => Masa Sekarang ^_^_*_*_

“gyu..” sungjong menepuk pundak sunggyu membuat sunggyu sedikit terkejut. Sunggyu melihat sekelilingnya ‘sepi’ lalu melihat jam dinding
“sudah jam tiga, kenapa kau tak membangunkanku?” tanya sunggyu. sungjong memutarkan bola matanya heran dengan pertanyaan sunggyu
“gyu kau tak tidur, bagaimana mungkin aku membangunkan orang yang sudah bangun” 
“iyakah?” sunggyu juga tak mengerti dengan yang terjadi. Seperti baru bangun tidur, dan bermimpi sesuatu yang sangat indah. Sunggyu tersenyum miring mengingat masa kecilnya. Sangat indah..
“gyu...” sungjong membalikkan badan sunggyu menghadapkan badan gyu untuk menghadap kepadanya. Sungjong melihat air mata sunggyu, tak begitu jelas karena sudah sore dan lampu kelas belum hidup tapi sungjong masih bisa melihat dengan jelas lelehan air mata sunggyu
Walaupun lelehan air mata sunggyu semakin deras tapi disaat seperti ini sunggyu masih bisa tersenyum untuk menyembunyikan rasa sedihnya. Tangannya terangkat untuk menghapus lelehan air matanya tapi tangannya ditahan oleh sungjong
“jangan sembunyikan kesedihanmu gyu..” sungjong memeluk gyu erat. Disaat inilah seorang sahabat sangat dibutuhkan. Gyu menumpahkan tangisannya di dalam pelukan sungjong. Sakit yang selama ini sunggyu pendam ia tumpahkan dalam bentuk tangisan. Sungjong tak tega melihat sahabat satu-satunya menangis sampai seperti ini. 
Sunggyu bukanlah orang yang mudah menagis kecuali masalah itu memang tak kuat ia tanggung sendiri. Dan sungjong tau pasti masalah sunggyu tak bisa dibilang mudah. Tak terasa mata sungjong juga melelehkan air matanya, terjadi begitu saja. Sakit rasanya melihat sahabat yang kita anggap sebagai saudara sendiri menangis di depan kita sedangkan kita tak bisa berbuat apa-apa
“menangislah gyu, keluarkan rasa sakitmu...” sungjong mengusap pundak gyu. Setelah dirasa sunggyu lebih tenang, sungjong melepas pelukannya dengan gyu lalu menatapnya lama. Sunggyu kembali memperlihatkan senyumannya kepada sungjong, seolah kejadian barusan hanya sebuah angin yang hanya berlalu begitu saja
“coba kau katakan apa yang sudah terjadi...” ucap sungjong
“aku baik-baik saja jongie, aku hanya merindukan seseorang” bahkan disaat seperti ini sunggyu masih kukuh untuk mengurusi masalahnya sendiri. ‘Benar’. Benar memang jika dirinya sedang merindukan seseorang, lebih tepatnya masa-masa kecilnya dulu disaat dirinya bermain, berkumpul, menangis, bahkan bertengkar bersama sahabat-sahabatnya. Tapi sekarang apa? Hanya karena sebuah rasa cinta, persahabatan mereka hancur
“geotjimal”
“sungguh jong” ucap sunggyu sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V, masih dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya
“terserah kau lah gyu, yang penting aku tak mau melihatmu bersedih atau menangis. Harus seperti gyu yang pertamakali ku kenal eoh! Ceria dan selalu tersenyum. Ingat itu” sunggyu menganggukkan kepalanya
‘aku tak janji jong’ ucap sunggyu. tentu saja hanya dalam hatinya, tak mungkin ia mengucapkannya tepat didepan sungjong
“sekarang kau pulang sana, tak usah menungguku aku masih ada perlu ke ruang guru”
“baiklah aku duluan” sunggyu mengambil buku sekaligus note booknya yang ia gunakan untuk menulis ff kemudian mencangklongkan tas ranselnya. Sunggyu keluar melangkahkan kakinya dengan santai meninggalkan sungjong yang sedari tadi menatap punggung sunggyu yang semakin menjauh
‘apa yang kau coba sembunyikan dariku gyu?’ inilah mungkin yang disebut sahabat. Walaupun sungjong dilahirkan dari rahim yang berbeda tapi sungjong sebagai sahabat yang selalu bersama dengan gyu bisa merasakan betapa besar masalah yang gyu rahasiaakan dari dirinya
TBC or END?
Chapter 2
1. Gyu melihat woohyun sedang tidur di pangkuan key
2. Gyu  melanjutkan karangan ffnya tentang kehidupannya dan seperti berasa bangun tidur lagi
Tunggu chapter berikutnya ya... ^_^