Sabtu, 14 Januari 2017

ff WooGyu Resigned Chapter 5 A

Tittle : Resigned Chapter 5 A
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini J
NOTE : tak hanya sekali dua kali author temukan readers yang mengira kei itu key shinee. Ingat! Kalau K.E.I itu lovelyz yang menjabat sebagai sepupunya sunggyu. sedangkan K.E.Y itu member SHINEE yang merupakan mantan pacar woohyun. Ok! Semoga tidak lupa lagi ya... untuk chapter selanjutnya siap-siap untuk kembali ke masa lalu lagi. Semua akan dijelaskan kronologis permasalahan antara sunggyu, woohyun, kei, minho, sujeong dan key
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Sebelumnya di Chapter 4
“apa kita berangkat sekarang?” tanyaku basa-basi. Woohyun menganggukkan kepalanya, kemudia berjalan ke sisi lain mobil guna membukakan pintu mobilnya padaku. Aigoo! Dia romantis sekali. “jeju sudah menunggu kita gyu” ucapnya sebelum menancap gas membelah jalan menuju bandara. Senang? Tentu saja aku senang. Aku berharap semuanya akan terus seperti ini dan tak akan pernah berubah
^_^-*- Chapter 5 -*-^_^
Woohyun Pov
“huwaaa!!! Jeju!!!” teriak sunggyu. astaga! Umurnya sudah hampir 18 tahun, tapi kenapa tingkah ‘tunanganku’ ini masih seperti anak kecil yang baru mendapatakan mainan baru. Dia itu putri pewaris Three Stars, tentu saja ini bukan pertama kalinya dia ke Jeju. “gyu!! Berhenti!! Jangan lari terus, tunggu aku” ucapku setengah berteriak
“cepatlah woohyun-ah”
Sunggyu terus berlari tak menungguku. Sekarang kami menuju pantai sisi utara Jeju. Kami memutuskan untuk tidak ke hotel langsung, karena ‘tunanganku’ ini ingin pergi ke sebuah mercusuar yang ada di dekat pantai. Menurut warga sekitar sini, kalau kita mencium orang yang kita cintai ditempat itu mereka akan bertemu lagi seberapa jauh dan seberapa lama mereka berpisah dan tak bertemu, dan apabila kita bertemu lagi dan menciumnya lagi maka cintanya akan abadi. Entahlah, apakah mitos itu benar apa hanya omong kosong
“ya! Woohyun-ah” teriakan sunggyu dari atas mercusuar menyadarkanku dari lamunanku. “naiklah”
“ne, jakkaman” jawabku. Aku mengunci mobil dan meninggalkan mobil dan isinya tak jauh dari letak mercusuar
Sesampainya diatas mercusuar, akan tak percaya melihat yang ada. ‘indah sekali’ kata itu yang terbesit dalam otakku. Tak heran jika sunggyu mau-mau saja aku ajak ke Jeju, ternyata pemandangan indah inilah yang ia inginkan. Aku memejamkan mataku mengikuti sunggyu, memegang pegangan yang mengelilingi mencusuar ini, menikmati angin yang menerpa wajahku dengan lembut
“hyun...” panggil sunggyu memecah keheningan yang ada. “eum.. wae?” sahutku yang masih tetap memejamkan mata. “tidak jadi...” ujarnya. Aku membuka mataku dan menolehkan kepalaku menghadap sunggyu yang berada tepat disampingku. Dia cantik, benar-benar cantik, kenapa aku baru menyadarinya?. Poin utama yang selalu membuatku mengalihkan pandangan dari orang lain adalah mata bulan sabit dan bibir cherrynya
SRET (anggaplah gitu bunyinya)
Aku memeluknya dari belakang (back hug), ku rasa dia sedikit terkejut dengan tindakanku ini. Tapi perlahan dia membiarkanku menyandarkan kepalaku di bahunya yang tak berbalut kain. Sekarang dia memakai baju yang memang sedikit terbuka, kainnya juga tak bisa dikatakan tebal. Punggung sunggyu terakspos menampilkan kulit putih mulusnya, dan hanya menutupi sebagian pahanya. Bajunya hanya terikat pada lehernya, hingga secara langsung kulit wajahku dapat menyentuh kulitnya yang halus
“hyun...” serunya. Aku menulikan telingaku, berusaha membuat nyaman denganku. “hyun-..” serunya lagi. “gyu mianhae” ucapku memotong ucapannya. Aku menegakkan kepalaku dan membalikkan badannya menempelkan badannya dengan ku
“mianhae” lanjutku. Dia tampak bingung dengan permintaan maafku yang tiba-tiba ini. “maaf untuk apa?”
“untuk semuanya”
“aku tak merasa kau pernah melakukan kesalahan hyun”
“aku tau kau mencintaiku gyu...” sunggyu menundukkan kepalanya menghindari tatapanku. “gyu..” tak ada jawaban darinya
“gyu...” panggilku lagi sambil mengangkat wajahnya. Aku lihat dia menangis. Dia menangis, orang yang aku cintai menangis karena diriku sendiri. “maafkan aku hyun, aku tak pantas mencintaimu, aku-...”
Chup
Chup
Aku memotong ucapannya dengan ciuman di kedua kelopak matanya. Kulihat dia membulatkan matanya terkejut dengan tindakanku ini. “kata siapa kau tak pantas, malah aku yang tak pantas untuk menjadi orang yang kau cintai gyu..” ucapku.
Setelahnya aku menarik badannya, dan kupeluk erat tubuh mungilnya. “aku mohon jangan lepaskan aku. Terus cintai aku gyu” lanjutku. Dapat kurasakan dia membalas pelukanku. Perlahan ku lepas tubuhnya dari pelukanku, kuangkat wajahnya untuk menatap lurus mata bulan sabitnya dengan menangkup pipi chubbynya dan mengelusnya sebentar membuatnya merasa nyaman

Chup
Sunggyu membulatkan mata kecilnya tak percaya dengan ciumanku yang tiba-tiba ini. Lembut. Itulah yang aku rasakan saat bibirku menyatu dengan bibir sunggyu. Ciumanku ini memang tak terlalu dalam, hanya sebuah kecupan manis ku berikan dibibirnya pada awalnya, tapi tidak setelah sunggyu mulai menikmati ciumanku ini, terlihat darinya yang perlahan memejamkan matanya. Aku tersenyum padanya dalam ciumanku, begitupun sebaliknya. Aku melepas tanganku yang menangkup pipinya berpindah ke pinggang sunggyu, memeluknya erat tanpa melepas tautan bibir kami dan semakin menikmati ciuman ini. Kemudian aku melepas ciumanku karena merasa sunggyu membutuhkan pasokan oksigen yang mulai habis dalam paru-parunya. Aku memang mencintainya tapi tidak sebagai pemuas nafsuku, aku mencintainya karena sunggyu adalah sunggyu, bukan karena apa yang ada pada dirinya. Aku menghargainya
boleh aku jujur? Sebenarnya ini adalah first kiss ku, walaupun aku dan key sudah pacaran selama 3 tahun tapi aku belum pernah menciumnya sama sekali. Hal terjauh yang kami lakukan hanyalah pegangan tangan dan menidurkan kepalaku di pangkuan key, hanya itu tak lebih.
∞W∞G∞S∞
“maaf tuan, sisa kamar di sini hanya tinggal satu” ucap recipsionis 
Sekarang aku dan sunggyu berada di sebuah hotel tak jauh dari pantai, tepatnya di depan recipsionis untuk memesan kamar. Kenapa kami tak tinggal di vila sunggyu? jawabannya mudah, ‘aku ke Jeju untuk menikmati keindahan pantainya, bukan untuk membekukan diriku dengan pendingin udara di vilaku’ kata sunggyu. intinya sunggyu tak ingin tinggal di vilanya karena jauh dari pantai. Fakta baru yang aku ketahui, ternyata kamar hotel hanya tinggal satu kamar itupun bukan vip. Hey! Sunggyu adalah putri pemilik Three Stars. Ingat itu!
“bagaimana gyu?” sunggyu terdiam, tampak menimang-nimang keputusannya.
“em.... ambil saja hyun, aku sudah lelah mencari hotel lain” ucap sunggyu akhirnya setelah menimang keputusan bijaksananya. Sebenarnya ini bukanlah hotel pertama yang kami kunjungi untuk memesan kamar, mungkin yang ke 5. Maklumlah sekarang hari libur jadi banyak turis mancanegara berdatangan untuk menikmati liburan mereka di paradise land ini. Akhirnya aku mengambil kunci kamar itu dan berjalan menuju kamar 206 seperti yang tertera pada gantungan kunci ini bersama sunggyu disampingku yang sepertinya sedikit canggung mengingat kejadian di mercusuar tadi. ‘itu ciuman yang manis gyu...’ batinku
............,
............,
............,
Akhirnya aku dan sunggyu sampai di kamar 206. Lalu aku menarik gagang pintu
CEKLEK
Aku membuka kamar nomor 206. ‘astaga!’
“hyun...” panggil sunggyu. “eum.. tempat tidurnya” benar. Hotel ini hanya menyediakan satu tempat tidur tiap kamar. Itu berarti aku dan sunggyu akan tidur sau ranjang? ‘Seperti bulan madu saja’ pikirku
“sudahlah gyu, aku tak apa tidur di sofa” ucapku menghentikan kebingungannya. “tapi hyun..”
“gwenchana, aku tak akan mati hanya karena tidur di sofa kan?” kulihat dia menganggukkan kepalanya tanda mengerti dengan ucapanku. Tak bisa dipungkiri, aku melihat guratan rasa khawatir diwajah sunggyu. “sekarang kita letakkan dulu barang-barang kita, kita akan satu minggu disini” lanjutku. Akhirnya sunggyu melangkahkan kakinya memasuki kawasan kamar ‘kami’ dan selanjutnya aku menyusulnya dan membenahi pakaian-pakaianku seperti sunggyu
Sekitar 20 menit kami meletakkan barang-barang kami sesuai tempatnya, akhirnya aku dan sunggyu membaringkan tubuh lelah kami di tempat tidur dengan nyaman setelah berkeliling mencari hotel yang dekat pantai.
Tik Tok Tik Tok
Hening, hanya suara detak jarum jam dan deru Air conditioner yang terdengar
“gyu...” ucapku akhirnya memecah keheningan yang hampir tiga puluh menit terjadi. “e-eum waeyo..”
WOOHYUN POV END
“gyu...” ucap woohyun memecah keheningan yang sempat terjadi antara dirinya dan sunggyu sekitar tiga puluh menit lalu. “e-eum waeyo...” nada suara sunggyu masih bergetar gugup mengingat kejadian tadi yang menurutnya sangat tiba-tiba. “apa aku membuatmu takut hingga kau bergetar seperti ini? Ayolah gyu, jangan berpikir yang macam-mac-...”
“aniyo woohyun-ah.. aku...” potong sunggyu seakan tau dengan ucapan woohyun selanjutnya.
“aku apa?”
“aku hanya tak tau kenapa kau melakukannya” ucapan sunggyu berhasil membuat bibir woohyun bungkam. “bukankah kau sudah mempunyai key” lanjut sunggyu dengan nada yang sangat lirih, dan ucapannya kali ini seperti ribuan belati yang mengiris hati woohyun secara perlahan, sunggyu juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan woohyun. Tapi ia hanya ingin memastikan, hanya itu. “tak mungkin kau melakukannya tanpa alasan kan?” lanjutnya lagi. ‘kau melupakan sesuatu Kim Sunggyu, kau hanyalah pelarian jangan lupa itu. Woohyun melakukannnya pasti karena dia teringat pada key’ pikir sunggyu. 
Sunggyu membalikkan badannya memunggungi woohyun yang semula terlentang disamping woohyun. “gyu... dengar dulu gyu..” ucap woohyun sambil berusaha membalikkan badan gyu menghadapnya, tapi sunggyu tetap kukuh dan menguatkan tubuhnya. Sunggyu tak menangis, ia sakit? Tentu, tapi air matanya sudah kering untuk menangisi tunangannya yang sekarang berada di sampingnya ini. Air matanya akan sangat sia-sia untuk namja yang belum tentu mencintainya, buat apa dia menangisi namja yang belum tentu menyayanginya bukan?
Sunggyu membangunkan dirinya dari acara tidur-tidurannya, melangkahkan kakinya keluar dari kamar meninggalkan woohyun sendiri yang menatapnya dengan sendu. “karena aku mencintaimu gyu” gumam woohyun lirih saat sunggyu sudah menghilang dari pandangnnya
∞W∞G∞S∞
Setelah sunggyu meninggalkannya sendiri dikamar 206, woohyun memutuskan untuk tidur sambil menunggu jam makan malam berharap sunggyu baik-baik saja diluar sana tanpa dirinya.
“eughh..” lenguh woohyun sambil mereganggakan otot-ototnya. Woohyun menelusuri setiap inci sudut kamar mencari sosok sunggyu dengan matanya yang setengah terpejam, tapi sayang orang yang dicarinya tak ada. Lalu woohyun melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. ‘jam 7’ gumamnya. Ok! Dia telat bangun
“kenapa dia belum kembali? Sudahlah sekarang aku makan dulu baru aku mencarinya” monolog woohyun pada dirinya sendiri.
Woohyun memutuskan keluar hotel dan mencari kedai terdekat yang biasanya hanya menyediakan makanan sederhana. Jangan salah dengan sikap woohyun yang satu ini, walaupun dirinya adalah pewaris Nam Corp, dia tidak mudah menghambur-hamburkan uangnya hanya demi makanan. Ia masih ingat orang yang diluar sana yang berbanding terbalik dengan kehidupannya yang serba mewah. Selain itu juga woohyun merasa bosan dengan masakan-masakan mewah yang ada dirumahnya jadi dia memilih sebuah kedai yang menyedikan berbagai macam makanan khas Korea di dekat hotel
Dua puluh menit woohyun menyelesaikan acara makannya. Ia segera kembali ke kamarnya berharap sunggyu sudah dikamarnya tengah meringkuk di bawah selimut tebalnya, tapi sayang itu tak sesuai dengan harapan woohyun. Sesampainya woohyun disana, ia hanya melihat kamar kosong. “kau kemana gyu...?” woohyun tampak mulai panik
Other Side_
“dasar namja pabo!!” teriak sunggyu sambil melempar krikil kecil ke tengah laut sebagai pelampiasan rasa kesalnya pada woohyun. sekarang ia berada di bibir pantai sendirian tanpa woohyun yang menemani, tak jarang namja-namja yang hanya sekedar lewat menggodanya dan mencolek punggungnya yang terekspos. Sunggyu lupa dengan pakaiannya yang memang sedikit terbuka, menghiraukan angin yang berhembus kencang yang menembus kulit hingga ketulang-tulangnya
“hiks... hiks... aku membencimu nam woohyun” teriaknya lagi sambil mengusap air matanya kasar yang sudah meleleh di pipinya menghiraukan orang yang berlalu lalang menatapnya heran di belakangnya. “apa kau juga melakukan itu dengan key?” pikiran sunggyu kembali berputar mengingat kejadian itu. Itu adalah firs kissnya, kenapa harus dengan woohyun? Walaupun dia adalah tunangannya, tapi belum tentu dia yang nanti akan menjadi pendamping hidupnya kan? Tunangan masih bisa dibatalkan
“hahahaahhaha... kau bodoh kim sunggyu, kau bodoh” tawa sunggyu sambil berteriak di bibir laut itu. Tawanya memang sangat keras tapi siapapun yang mendengarnya pasti akan tau bahwa tawa itu hambar tak ada keikhlasan disana. Tawanya terdengar begitu menyakitkan. “Buat apa kau mencairkan hatimu untuk namja seperti dia. Nam Woohyun milik Kim Sunggyu? benar, tapi buat apa jika hatimu tetap dengan key? Aku membenci diriku!! Aku membencimu Nam Woohyun”


Other Side_
“kau kemana gyu...” gumam woohyun ditengah lorong hotel. Wajah woohyun tampak sangat gusar mencari sunggyu. woohyun menghentikan langkah kakinya dan tampak berpikir, kemana sunggyu pergi?. ‘pantai’ kata itulah yang terbesit dalam pikiran woohyun. Akhirnya woohyun melangkahkan kakinya menuju pantai
“aishh!! Terlalu banyak orang disini, bagaimana aku menemukannya?” ucap woohyun sambil meremas rambut hitam pekatnya. Setelah berpikir begitu lama, akhirnya woohyun menyusuri bibir pantai
“dasar namja pabo!!” woohyun mendengar suara itu. Itu adalah sunggyu ‘nya’. Setelah lama ia mencerna suara yang ia dengar, woohyun mengedarkan ekor matanya mencari sumber suara itu
“gyu...” ucap woohyun lirih. Woohyun hendak melangkahkan kakinya menuju sunggyu guna mengajaknya pulang dan makan malam sekaligus memberikan mantel yang ia pakai untuk menutupi kulit sunggyu yang terekspos sebelum ucapan sunggyu membuatnya menghentikan langkahnya. “hiks... hiks... aku membencimu nam woohyun. Apa kau juga melakukan itu dengan key?”
WOOHYUN POV
‘dia membenciku? Kenapa? Kenapa dia membenciku? Apa? Apa yang dia maksud? Aku pernah malakukannya dengan key? Ciuman itu? Apa itu yang dia maksud?’ ucapan sunggyu benar-benar berhasil membuatku mengurungkan niat melangkahkan kakiku dan diam mematung menatap sunggyu dari kejauhan. 
“hahahaahhaha... kau bodoh kim sunggyu, kau bodoh” tawanya benar-benar terdengar menyedihkan. “Buat apa kau mencairkan hatimu untuk namja seperti dia. Nam Woohyun milik Kim Sunggyu? benar, tapi buat apa jika hatimu tetap dengan key? Aku membenci diriku!! Aku membencimu Nam Woohyun” lanjut sunggyu lagi. 
‘Tidak ! jangan lepaskan aku gyu, jangan biarkan aku pergi’ batinku sambil menggelengkan kepalaku. Jarakku dengan sunggyu hanya berjarak dua puluh langkah kaki, itupun aku berada di belakangnya jadi secara otomatis sunggyu tak bisa melihat keberadaanku.
“kenapa? Kenapa aku harus mencintaimu nam hiks...” dia menangis, dari tadi dia menangis. Karena aku? Laki-laki macam apa aku ini yang membuat seorang gadis cantik menangis? Aku namja brengsek? Tentu, aku tau itu
“kenapa ini selalu menyakitkan hiks hiks...? Dimana letak hiks... manisnya cinta hiks... hiks...?” ingin sekali aku menghapus air matanya dan memeluknya dengan erat. Tapi aku harus bagaimana? Saat dia melihatku pasti dia akan pergi dariku dan menghindariku
“kau tau sea (laut)! Saat aku seperti ini, leherku seperti diikat oleh tali temali yang sangat tebal hingga aku tak bisa membukanya dengan tanganku sendiri. Kau tau kenapa? Itu karena namja brengsek itu, dia yang selalu membuatku seperti ini. Saat dia bermesraan dengan key dan saat aku sedang menahan tangis, ya.. saat itulah tali temali ini akan semakin erat mengikat leherku hingga aku tak bisa bernapas”
Dengan langkah pasti, aku melangkahkan kakiku memantapkan niatku untuk meminta maaf padanya sekaligus memberikan alasanku padanya, alasanku menciumnya. Aku sungguh tak kuat mendengarnya
Greb
Aku memeluknya dari belakang. Dia sedikit terkejut dengan orang yang tiba-tiba memeluknya, namun sesaat sepertinya dia tau akan kedatangan diriku. Dapat kurasakan tubuhnya yang bergetar menahan isakan saat aku memeluknya
WOOHYUN POV END
SUNGGYU POV
Greb
Aku terkejut dengan seseorang yang tiba-tiba memelukku dari belakang. Aroma ini, ini adalah woohyun. Aroma tubuhnya yang maskulin yang sangat ku hafal. Aku menahan isakanku saat dia memelukku, meredam isakanku dengan menggigit bibir bawahku
“mianhae gyu...” ujarnya. Aku memilih membungkam mulutku untuk menahan isakanku agar tak meluncur begitu saja dari tenggorokanku
“gyu, maafkan aku yang selama ini tak peka terhadap perasaanmu. Aku tak tau jika kau mencintaiku selama ini. Bukankah kau dulu membenci perjodohan ini? ya, itu yang aku tau. Jadi aku tak tau jika kau sudah lama mencintaiku. Jebal, jangan benci aku. Aku juga tak pernah mencium key sama sekali, itu adalah firs kiss ku, asal kau tau itu” apa? Apa benar? Itu adalah first kissnya woohyun juga. Huh! Kau tak boleh percaya pada pembual seperti woohyun gyu...
“maafkan aku gyu...” lanjutnya. Aku tau di dunia ini memang ada forget and forgive (melupakan dan memaafkan). Tapi entah kenapa hal itu sangat sulit untuk ku lakukan saat ini. ‘ini terlalu menyakitkan hyun...’ bisikku dalam hati
SUNGGYU POV END
‘ini terlalu menyakitkan hyun..’ bisik sunggyu dalam hatinya. 
Benar, sunggyu adalah manusia biasa. Luka jika diobati akan sembuh memang, tapi itu butuh proses. Begitupun sunggyu, walaupun woohyun meminta maaf pastilah sunggyu memaafkannya, tapi satu hal yang perlu woohyun ingat, penyembuhan luka itu butuh proses. Dan apabila luka itu sudah sembuh, luka itu pasti akan tetap berbekas dan rentan untuk terluka lagi. Biasanya ia akan sangat mudah melakukan forget and forget, tapi untuk sekarag ini entah kenapa terasa sangat sulit baginya. Penderitaannya selama ini tak mudah untuk dilupakan
“......” tak ada respon dari sunggyu, dia hanya diam mematung membiarkan woohyun memeluknya tanpa membalasnya
“kau menanyakan kenapa aku menciummu kan? Kau ingin tau? Itu karena aku mencintaimu gyu, aku melakukannya untukmu untuk yang pertama kalinya” sunggyu melepas pelukan woohyun menghempaskannya dengan kasar lalu menatap tajam woohyun setelah membalikkan badannya menghadap woohyun. “berhenti membual di depanku hyun..”
“aku tak membual..”
“akuilah kalau sebenarnya aku hanyalah pelarianmu saja kan? Aku tak apa di perlakukan seperti ini, geunde jebal, jangan bohongi aku”
“aku melakukannya karena dirimu kim sunggyu, karena kau kim sunggyu. bukan sebagai pelarian, atau hanya pelampiasanku dari key. Itu karena aku mencintaimu” sunggyu terdiam mendengar ucapan tegas dan penuh penekanan. Baru kali ini sunggyu mendengar woohyun berbicara seperti ini, biasanya dia selalu bicara lembut, selalu hati-hati dan terkadang hanya untuk menyapa atau menggodonya dengan minho, dulu. Tolong digaris besar, itu dulu
“seorang pencuri tak akan mengaku jika dirinya adalah pencuri, seorang pembual tak akan mengaku jika dirinya adalah pembual”
“apa kau masih tak percaya padaku gyu?”
“........” tak ada jawaban dari sunggyu. hanya tatapan datar namun tajam yang terpancar dari mata bulan sabit sunggyu
“apa kau perlu bukti?”
“........” masih tak ada jawaban dari sunggyu. Dengan gerakan cepat woohyun menarik sunggyu dan langsung menciumnya. Ciumannya kali ini berbeda dengan ciuman yang mereka sempat lakukan di mercusuar tadi siang. Kali ini lebih menuntut namun terkesan lembut. Sunggyu menangis dalam ciumannya. Ada rasa asin yang diterima woohyun karena air mata sunggyu. woohyun semakin mengeratkan pelukannya dan semakin menekan tengkuk kepala sunggyu untuk memperdalam ciumannya, perlahan tapi pasti woohyun merasa sunggyu membalas ciumannya
“saranghae” ucap woohyun setelah mengakhiri ciuman panjang yang didominasi oleh dirinya sendiri. Sunggyu menundukkan kepalanya guna menyembunyikan air matanya yang sedari tak bisa ia tahan. ‘Tuhan! Apakah ini akhir dari penderitaanku?’ batin sunggu masih menundukkan kepalanya
“gyu...” mendengar ucapan woohyun, sunggyu mendongakkan kepalanya untuk menatap woohyun yang berada di depannya. “kau tak menjawabku” ucapnya sambil menyeka air mata sunggyu yang secara perlahan sudah mulai terkendalikan. Samar tapi masih dapat dilihat oleh woohyun, ada semburat merah di sana, di pipi chubby sunggyu. ‘kyeopta’ pikir woohyun
“apakah ciuman tadi masih belum cukup untuk membuktikan cintaku padamu gyu?” sunggyu menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan woohyun. Woohyun melihat sunggyu tersenyum, walaupun itu sangat tipis dan hampir tak terlihat
“nado..” gumamnya. “b-bwo!? Aku tak mendengarnya gyu, bisa kau ulangi?” canda woohyun. Sebenarnya woohyun mendengarnya dengan jelas, dia hanya ingin mendengarnya lebih jelas dan lebih keras dari sunggyu. “nado saranghae” woohyun yang merasa gemas dengan pipi sunggyu akhirnya mencubitnya setelah mendengar jawaban dari sunggyu, sedangkan sang empu hanya meringis kesakitan karena ulah woohyun
“ahh!! Appo appo appo hyun...” woohyun akhirnya melepas cubitannya di pipi sunggyu. “aigoo!! Merah gyu...”
“bwo? Merah? Ini gara-gara kau, sakit tau..” ucap sunggyu sambil mempoutkan bibirnya. Woohyun benar-benar tak tahan dengan tunangannya ini ingin mencubitnya lagi, tapi woohyun masih memiliki perasaan, jika ia mencubit sunggyu pasti tunangannya ini akan semakin merasa sakit pada bagian pipi kanannya
“mau ku obati?” sunggyu mengerjitkan dahinya dengan ucapan woohyun. Disini tak ada obat, bagaimana woohyun mengobatinya. “sini biar ku obati” sunggyu pun mendekatkan pipinya ke woohyun
Chup
Tiba-tiba woohyun mencium pipi sunggyu yang memerah. Secara reflex sunggyu memundurkan badannya dari woohyun. “kata eomma, obat paling ampuh itu adalah sebuah ciuman” sunggyu masih tak mengerti dengan woohyun. “ya! Tuan Nam, jangan bodoh”
“itu fakta. Buktinya sekarang tak sakit lagi kan?” benar juga. Sunggyu menyentuh pipinya yang tadi sempat dicium woohyun dan benar saja, di sana sudah tak terasa sakit sama sekali. Disaat seperti inilah woohyun merasa tunangannya ini polos sekali. Hey! Tentu saja itu hanyalah tipuan woohyun belaka, itu hanyalah sebuah kebetulan
Chup
Woohyun mencium bibir sunggyu sekilas. Ciuman yang hanya berkisar satu atau dua detik itu woohyun lakukan ditengah-tengah sunggyu masih heran dengan sulap ajaib woohyun (kata sunggyu)
“Ya!!! Neo!!!”
“ah wae? Kau tunanganku”
“kau tak pamit pada pemiliknya dulu” semu merahpun terlihat di kedua pipi chubby sunggyu saat ia mengucapkan kata itu, menambah kesan cantik sunggyu malam ini
“siapa pemiliknya?”
“tentu saja aku”
“aniyo! Mulai sekarang, kau adalah milikku kim sunggyu-ssi”
“bwo! Apa-apaan kau! Mengklaim diriku sebagai milikmu”
“wae? Ada masalah?” sunggyu tampak takut dengan tatapan sorot tajam mata woohyun yang dibuat-buat. Sunggyu menundukkan kepalanya menghindari tatapan woohyun. Sedangkan woohyun bersorak ria dalam hatinya. Jadi mulai sekarang dia boleh mencium semau hatinya
“sekarang kita kembali ke kamar, sebelum itu kau harus makan malam lalu tidur”
“tapi hyun, ini sudah jam 8 malam, aku takut badanku semakin gembul”
“kau adalah milikku gyu, aku menerimamu apa adanya” sunggyu tersenyum menaggapi ucapan woohyun. Sepertinya tunangannya ini sekarang benar-benar mencintainya
“pakai ini” ucap woohyun sambil melepas mantel tebalnya dan memakaikannya pada sunggyu. “lain kali jangan pakai baju yang seperti ini, kau tak tau apa sedari tadi banyak namja yang memperhatikanmu dan mereka seperti ingin menerkammu” saran woohyun. Baiklah itu adalah kesalahan sunggyu sendiri yang memang pada dasranya pelupa
.......,
.......,
Sesampainya di kamar 206 setelah sunggyu selesai makan dengan ditemani woohyun tentunya, akhirnya mereka bisa merebahkan badannya dengan hati yang sangat bahagia tanpa ada beban dan unek-unek yang membebani mereka berdua. Bahkan dua insan ini sekarang sudah tidur dengan lelap dalam satu selimut dan piyama couple mereka yang sempat eomma Nam masukkan secara diam-diam setelah memutuskan untuk tidur satu ranjang, jangan lupakan keadaan mereka yang tidur dengan berpelukan erat satu sama lain tanpa penghalang selain kain tipis yang menutup tubuh mereka
“eugh.... hyun...” sunggyu menggeliat sambil mengguncang sedikit badan woohyun agar woohyun terbagun dari tidurnya. Woohyun yang merasa badannya diguncang dan merasa ada pergerakan dari sunggyu pun membuka matanya dengan sedikit terpaksa
“waeyo gyu?” 
“AC nya mati” woohyun mencoba mengecek AC melalui remot control yang berada di atas nakas dekat tempat tidur. “kau berkeringat gyu...” sunggyu nampak tak nyaman dengan keadaanya, begitupun woohyun. Keadaan woohyun sebenarnya tak jauh berbeda dari sunggyu, badannya berkeringat basah
“jika seperti ini, aku tak akan bisa tidur hyun. Aku tak mau mempunyai mata panda lagi” woohyun tampak memikirkan cara untuk mengurangi panas ini. jam sudah menunjukkan jam 00:30 KST, tak mungkin ia keluar dan menyuruh service AC yang bertugas untuk memperbaiki ACnya sekarang. Hanya ada satu cara...
“eum.. gyu, aku ada ide tapi ini sedikit gila”
“cepatlah katakan hyun, aku sudah sangat berkeringat” betul, sunggyu memang sangat berkeringat hingga piyami tidur bagian lehernya terlihat basah, begitupun woohyun. Tapi tak apa bagi woohyun, yang penting sunggyu nyaman, baru dirinya
“bukalah bajumu” sunggyu membulatkan mata kecilnya mendengar ucapan woohyun, tapi ini sudah darurat, apapun akan ia lakukan asalkan ia bisa tidur. Akhirnya tanpa memikir lagi sunggyu langsung membuka bajunya di depan woohyun menyisakan tanktop putih hingga menampilkan sesuatu berwarna pink di dalam sana dan sebuah hotpand hanya sejengkal menutupi paha mulus sunggyu
Glek
Woohyun menelan ludahnya melihat pemandangan di depannya, ‘baiklah tahan woohyun-ah! Umurmu masih 18 tahun, kau harus menahannya. Dia tunanganmu, kau akan tetap akan memilikinya’ tegas woohyun dalam hati. Woohyun melihat sunggyu melepas baju dan celana piyamanya tanpa berkedip, sunggyu yang diperhatikan merasa risih dengan tatapan woohyun. 
“ya! Nam Woohyun! Lihat apa kau? Cepat lepas bajumu kalau kau ingin cepat tidur” ucapan sunggyu menyadarkan woohyun dari lamunannya. Akhirnya woohyun membuka bajunya. Sunggyu menganga merasa takjub dengan badan atletis woohyun. Perut dengan enam kotak-kota terlihat jelas disana. Sunggyu merasa malu sendiri melihat woohyun, akhirnya memalingkan kepalanya ke sisi lain
“ayo kita tidur”
“eoh-eoh!” jawab sunggyu gugup. Perlahan sunggyu merebahkan badannya disamping woohyun sedikit berjauhan. Woohyun yang merasa aneh dengan sikap sunggyu mengerjitkan dahinya. “ada apa gyu? Mendekatlah”
“ani gwenchana..”
“kau malu?” tanya woohyun seperti bisa membaca pikiran sunggyu. sunggyu langsung menggelang mendengar pertanyaan woohyun, berusaha menyangkal pertanyaan itu. “kalau kau tak malu, mendekatlah kesini” akhirnya sunggyu pun menuruti woohyun. Perlahan sunggyu mendekatkan badannya pada woohyun
“woohyun...” panggil sunggyu lirih. Woohyun melihat sunggyu dengan was-was, sepertinya matanya tak salah lihat bahwa sunggyu sedang melihat perutnya yang kotak-kotak
“kau ingin menyentuhnya?” walaupun cahaya kamar remang-remang, tak bisa dipungkiri woohyun melihat semburat merah tipis dipipi sunggyu. sunggyu menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan woohyun. “oh tida gyu! Jangan sekarang, ini adalah milikmu tentu saja, tapi jangan sekarang. Ini bukan waktunya” sunggyu cemberut sambil mempotkan bibirnya merasa kecewa pada woohyun. 
“dengar gyu, kalau kau menyentuhnya aku tak tau apa yang terjadi selanjutnya” ucap woohyun. Akhirnya sunggyu mengerti dengan maksud woohyun ‘bukan waktunya’ itu, sunggyu menganggukkan kepalanya tanpa banyak bicara. Sebagai imbalan, woohyun menarik kepala sunggyu lalu mengecup bibirnya sekilas, lalu menidurkan sunggyu didadanya. Kulit dada woohyun bersentuhan secara langsung dengan wajah sunggyu, bahkan sunggyu menghembuskan napasnya didada bidang woohyun. Belum lagi jarak mereka yang sekarang benar-benar menempel
“eughh...” leguh woohyun
“ada apa hyun..?”
“tenanglah gyu, aku akan menahannya. Walaupun terasa sakit” sunggyu yang tak mengerti dengan ucapan woohyun hanya mengerjitkan dahinya. “sekarang tidurlah” lanjut woohyun seperti setengah menahan sesuatau yang sunggyu tak tau. Aigoo!!! Polos sekali
Woohyun tidur dengan gelisah. Matanya tetap tak mau terpejam, hembusan napas sunggyu di dadanya membuatnya gelisah. Sedangkan sunggyu sudah terlelap sedari tadi. “dasar kim sunggyu, kau membuatku tersiksa” ucapnya pada sunggyu yang sudah benar-benar terlelap dengan nyenyak
“baiklah hyun kau hanya perlu menahannya” gumamnya lagi sambil memejamkan matanya setelah memindahkan kepala sunggyu ke bantal sebelahnya tak kuat dengan rangsangan secara tak sengaja dari sunggyu

TBC or END
ok! yang merasa baca, harap tinggalkan jejak

0 komentar:

Posting Komentar