Tittle : Falling
In Love With My Idol Chapter 4
Author: Kim Hye
Jin_MRS
Main cast :
WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast :
Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre :
Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk
semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length
: Chapter 4 of...?
WARNING :
pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo
bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi
Author yang baik
NOTE : FF ini
benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada
kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy
Reading ~0~)
Sebelum
matahari menampakkan wajah cerahnya dan menyinari bumi, tampak Sunggyu yang sudah
menggeliat lucu dalam selimut tipisnya. Mengucek sebentar mata sipitnya,
menyandarkan kepalanya dikepala tempat tidurnya lalu memberanjakkan dirinya
menuju kamar mandi untuk membasuh badannya. 7 menit setelah itu ia mengganti
bajunya dengan T-shirt biru dan jelana levis selutut lalu membungkuskan
badannya lagi dengan mantel satu-satunya miliknya. Ia menolehkan kepalanya
mendapati ponselnya yang berlayar gelap. Sunggyu mencoba menghidupkannya tapi
tak bisa. “ahh!! Low bat” serunya. Sebelum jam 05:00 KST Sunggyu segera
mencharger ponselnya, meninggalkannya dirumah
Sunggyu
mengambil sepeda bututnya yang ada disamping rumahnya, mengayuhnya dengan
segera menuju tempat mengantar susu. Susu sebanyak 30 buah yang harus ia
antarkan ke rumah-rumah ia selesaikan jam 07:30. Sisa waktunya untuk siap-siap
sekolah tinggal 1 jam. Sunggyu langsung mengayuh pedal sepedanya menuju
kontrakannya
Other_Side
“kemana dia?”
lagi-lagi suara seorang yeoja terdengar dari benda persegi yang ada
ditangannya. Sudah tak terhitung Woohyun mencoba menelpon Sunggyu, tapi tak ada
jawaban dari Sunggyu. “baiklah! Ini langkah terakhir” ucapnya. Woohyun mencangklongkan
tasnya, mengambil kunci mobilnya, keluar dari kamarnya, membuka pintu
apartementnya kemudian menutupnya kembali. Terus melangkahkan kakinya melewati
lorong apartement panjang, menunggu lift sebentar
Ting!
Pintu lift
terbuka. Langsung saja ia menekan tombol 1 pada sisi kiri pintu lift
Ting!
Sampai, saat
lift terbuka Woohyun melangkahkan kakinya menuju parkiran, mengambil mobilnya disana.
Woohyun menancapkan gasnya menuju kontrakan Sunggyu. inilah akibat Sunggyu tak
mengangkat telepon darinya, sebagai gantinya ia akan menjemput Sunggyu.
Pasalnya ia hanya ingin menanyakan jawaban dari Sunggyu pagi-pagi, tapi karena Sunggyu
tak mengangkat teleponnya jadi beginilah.. iya atau tidak nanti jawaban Sunggyu,
ia tetap tak mau menerima penolakan
Other_Side
~0( ^_^ )0~
Neo bakken an
boinda
Woo wo o..
Neo bakken an
boinda
Woo wo o...
~0( ^_^ )0~
Sunggyu
meletakkan sepedanya kembali sambil menyanyikan salah satu lagu favoritenya
dari boyband infinite. Ia membuka pintu kontrakannya dengan susah, bagaimana
tak susah? Pintunya sudah rusak gara-gara Woohyun dobrak tadi malam. Sebenarnya
tadi Sunggyu yang mengunci pintu kontrakannya sudah tak berguna lagi, tadi ia
hanya menutupnya begitu saja. Sebuah batu yang cukup berat Sunggyu jadikan
penahan pintu agar pintunya tak jatuh. Walaupun tak terkunci biarlah, toh tak
ada barang yang berharga juga didalam kontrakannya. Selanjutnya Sunggyu membuka
mantel dan T-shirtnya hendak membasuh badan lengketnya sebelum..
Brakkk!!
Hancur sudah,
pintu kontrakan Sunggyu jatuh begitu saja. Mata Sunggyu menoleh mencari sumber
suara. Pertama ia dikejutkan dengan pintu kontrakannya yang jatuh begitu saja
didepannya, kedua ia dikejutkan Woohyun yang tiba-tiba ada di ambang pintu
kontrakannya. Mata sipit Sunggyu membulat mendapati Woohyun di depannya. Tak jauh
beda dengan Sunggyu, Woohyun juga membulatkan matanya dan mulutnya menganga.
Bagaimana tidak? Lihatlah penampilan Sunggyu sekarang. Yang menempel di
tubuhnya sekarang hanya celana levis selututnya. Kulit putihnya terpampang
jelas didepan Woohyun. Reflex Sunggyu membalikkan badannya sambil menutupi
badannya yang terekspos dengan tangannya
“Ya!! Nam Woohyun!!
Balikkan badanmu” bentaknya. Bukannya berbalik tapi Woohyun malah semakin
melangkahkan kakinya mendekati Sunggyu. “jangan macam-macam hyun..” serunya.
Namun, meleset dari dugaannya, Woohyun malah mengambil mantel Sunggyu dan
menutup punggung Sunggyu dari belakang
PLETAK!
“ahh!! Appo!” Sunggyu
mengusap kepalanya yang dijitak Woohyun sambil mempoutkan bibirnya masih tengah
membelakangi Woohyun. Woohyun malah puas menertawakan wajah Sunggyu yang
sepertinya sangat malu –Woohyun hanya mengira-ngira. Coba tadi mereka saling
berhadapan pasti Woohyun bisa dengan jelas melihat wajah merah padam Sunggyu
“ngapain kamu
disini pagi-pagi?” tanya Sunggyu masih membelakangi Woohyun. “menjemputmu” ucap
Woohyun sambil mendudukkan dirinya pada kursi yang ada di ruang tengah. Ingin
rasanya saat ini Sunggyu membalikkan badannya menghadap Woohyun untuk meminta
penjelasa dari ucapannya, tapi Sunggyu masih diberikan kesadaran kalau badannya
saat ini tengah tak terbalut apapun
“emm.. kau
tunggulah dimobilmu... aku akan bersiap” sebuah ucapan Sunggyu yang berarti
meng’iya’kan jemputan Woohyun
“jahat sekali
kau gyu...”
“bukan begitu
hyun, aku tak mengusirmu. Kau tau sendiri kamar mandiku ada diluar kamar”
semburat merah menyeruak di kedua pipi Sunggyu. Masih untung ia membalakangi Woohyun,
jika tidak pasti namja greasy itu meledekinya lagi. “terus...”
“jangan
pura-pura tak tau hyun, aku tak mungkin membawa seragam sekolah ke kamar mandi.
Menyusahkan..”
“tak apa, aku
tak akan melihat”
“ya!!!” teriak Sunggyu.
Sunggyu hendak membalikkan badannya. Baru separuh tubuhnya yang terlihat,
kembali ia sadar dan mulai meredam emosinya. “arasseo arasseo. Galak sekali”
gumam Woohyun, tentu saja Sunggyu masih bisa mendengarnya. Setelah itu Woohyun
memberanjakkan dirinya dari kursi yang sedari tadi ia duduki lalu keluar dari
kontrakan Sunggyu, menunggunya didalam mobil seperti yang Sunggyu katakan
“apa aku
melakukan kesalahan? Apa aku salah kalau aku memercayaimu hyun? Sudahlah.. biar
nanti ending yang menjawab” pikirnya. Setelah itu Sunggyu melanjutkan acaranya
yang tertunda (mandi). Membasuh kembali badannya yang tadi bermandikan keringat
saat mengayuh sepedanya. Sekitar 10 menit, Sunggyu pun selesai dengan ritual
mandinya
∞W∞G∞S∞
~0( ^_^ )0~
hamkke keo-reowah-tko
kachi u-reosseot-ji
i-jji mothal keon
neo ppunil keot gata
I will never be alone with you
kachi u-reosseot-ji
i-jji mothal keon
neo ppunil keot gata
I will never be alone with you
~0( ^_^ )0~
Alunan musik
dari boyband Infinite memenuhi area mobil Woohyun. Bahkan kadang tak
segan-segan Woohyun ikut bernyanyi mengikuti lagu infinite untuk menghilangkan
bosan yang menghampirinya. Woohyun mematikan Ac mobilnya kemudian membuka pintu
kaca mobilnya guna mengambil angin alami, menghirup napas dalam-dalam. Tak lama
kemudian, tampak Sunggyu keluar dengan rambut yang sedikit basah,
menyibak-nyibakkan rambutnya untuk mengurangi air yang menempel pada rambutnya,
tasnya hanya dicangklongkan separuh, kancing atasnya tak terpasang, sapu
tangannya pun diikat tak rapi. Penampilan yang sangat berantakan
Woohyun membuka
pintu mobilnya lalu melangkahkan kakinya mencegat langkah Sunggyu menuju
mobilnya. “jangan begini” ucap Woohyun sambil mengancingkan seragam Sunggyu,
wajah mereka sangat dekat. Bahkan deru napas santai Woohyun dapat Sunggyu
rasakan di wajahnya menandakan jarak wajah keduanya sangat dekat. “kau terlihat
seperti berandalan” sambungnya lagi. Tangan Woohyun seperti hendak memeluk Sunggyu,
membuat Sunggyu lagi-lagi menahan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak abnormal.
Tapi nyatanya Woohyun hanya ingin meraih tas Sunggyu yang tercangklong separuh.
Woohyun meraih tali tas Sunggyu lalu mengaitkan tali tas itu ke bahu kiri Sunggyu.
“nah! Kalau seperti ini baru anak pintar WHS” Woohyun tersenyum kemudian
mengacak rambut Sunggyu gemas. Setelah itu Woohyun membalikkan badannya
melangkah menuju mobilnya meninggalkan Sunggyu yang diam membeku dengan tampang
bodoh
“pagi-pagi
seperti ini, sukses kau membuatku jantungan karena tingkahmu hyun...” kesal Sunggyu.
setelah itu ia mengikuti Woohyun, masuk mobil Woohyun dan mendudukkan dirinya
disamping pengemudi, lebih tepatnya disamping Woohyun
∞W∞G∞S∞
Bak seorang
pangeran, Sunggyu dan Woohyun turun dari mobil dengan slowmotion mengalihkan
pandangan seluruh yeoja dan namja yang berderet di depan pintu gerbang.
Walaupun begitu, tetap saja yang menjadi bisikan para namja “Sunggyu cantik
sekali”, bukan “Sunggyu tampan sekali”. Itu membuat Sunggyu risih. Hey! Dia itu
namja bukan yeoja...
Grepp!!
Woohyun
merangkul bahu Sunggyu dari belakang membuat Sunggyu sedikit terlonjak. “kajja!
Jangan pedulikan mereka” setelah itu mereka berdua pun melangkahkan kakinya
menuju kelas menghiraukan bisik-bisik semua siswa di koridor sekolah.
Maklumlah, pasalnya Sunggyu tak pernah bersama orang lain selain sungyeol,
itupun kalau bersama sungyeol tak pernah sedekat ini. lihatlah! Woohyun dan Sunggyu
jalan berdua dengan keadaan Woohyun yang merangkul bahu Sunggyu posesif.
Ekspresi heran Sunggyu sedari tadi tak lepas dari wajahnya. “astaga Nam Woohyun!
Tak puas kau membuatku jantungan dengan sikapmu tadi dan sekarang kau membuatku
merasakan ini lagi, kau mau membunuhku eoh!?..” ingin rasanya saat ini Sunggyu
berteriak tepat ditelinga Woohyun, tapi satu hal yang selalu ia ingat. “image”.
Imagenya selama ini di semua siswa WHS adalah cuek dan menyebalkan. Jadi ia
harus benar-benar menjanga dan mempertahankan imagenya itu
Brak!!
Sunggyu
menjatuhkan tasnya di bangku kemudian mendudukkan dirinya di kursi diikuti oleh
Woohyun duduk disampingnya. “hyun, sebenarnya ada apa denganmu eoh!?” tanyanya
sambil menolehkan kepalanya menghadap Woohyun
“nega? Wae?”
“sikapmu... apa
karena kau sudah mengetahui latar belakang keluargaku kau bisa bertindak
semaumu padaku?”
Woohyun
gelagapan menerima pertanyaan Sunggyu. Bingung, itu yang dirasakan Woohyun
sekarang “ani.. hanya saja-...”
Kring!!!
Bel masuk
berbunyi, menolong suasana mencekam bagi Woohyun. Tak mungkin ia dengan jelas
mengatakan “itu memang hal yang ingin aku lakukan dari dulu gyu, aku stalkermu,
aku ingin menjadikanmu milikku. Aku melakukannya bukan karena aku kasihan, tapi
karena aku sayang padamu. Asal kau tau itu” tapi Woohyun tak mungkin mengatakan
itu, ia takut Sunggyu akan menjauhinya jika nantinya Sunggyu mengetahui yang
sebenarnya
Yook songsaenim
masuk dengan membawa buku sejarah yang cukup tebal. Pelajaran sejarah, waktu
yang tepat bagi Woohyun untuk tidur kekekkk...
Saat Woohyun
hendak menundukkan kepalanya bersiap untuk tidur, Sunggyu menyinggul lengan Woohyun.
Woohyun pun kembali menegakkan kepalanya. “wae gyu? Aku ngantuk..” ucapnya lirih. “aku akan
menjawab pertanyaanmu yang tadi malam” Woohyun tampak bersemangat menunggu
ucapan Sunggyu selanjutnya, melupakan kantuknya. Mungkin ini akibat tadi malam
ia menemani Sunggyu. Tak biasanya ia ngantuk dipagi hari. Hari-hari sebelumnya
ia juga tak pernah tidur dipagi hari, kecualikan untuk kemarin (baca chapter 2)
“emmm...
baiklah” ucap Sunggyu sangat lirih, malu? Tentu. Itu berarti mulai nanti malam
ia akan tinggal satu atap dengan Woohyun, Orang yang baru dua hari ia kenal
(taunya ke Woohyun sudah lama, hanya saja mereka tak akrap)
“baiklah
gimana? Bicara yang jelas”
“iya baiklah,
aku akan tinggal di apartementmu. Aku akan jadi pelayanmu”. Ucap Sunggyu lirih
tapi penuh penekanan. “jeongmal?” teriak Woohyun sambil berdiri menutup
mulutnya tak percaya dengan jawaban Sunggyu. Semua mata tertuju padanya, tak
ayal dengan yook saem juga
Brak!!
Kursi yang Woohyun
duduki jatuh jatuh kebelakang akibat gerakan gerakan kasarnya. “ada apa Nam Woohyun-ssi?”
yook saem tampak berkacak pinggang di depan. Sunggyu menutup mulutnya dengan
tangannya berusaha meredam tawanya agar tak beledak ditempat sedangkan Woohyun
tampak bingung memikirkan alasan yang tepat untuk yook saem
“itu saem..
ta-tadi kepala sekolah meng-SMS saya kalau eomma sudah kembali dari Amerika”
bohong Woohyun. Yook saem menganggukkan kepalanya mengiyakan alasan bodoh Woohyun.
Setelah itu yook saem melanjutkan acara menulisnya di papan
Woohyun
membangunkan kursinya dan mendudukkan diriya di kursi menatap jengkel pada Sunggyu.
“reaksimu berlebihan hyun” gumam Sunggyu, tentu saja Woohyun masih bisa
mendengarnya dengan jelas
‘kau tak tau
gyu kalau itu keinginanku sejak dulu sebelum kita akrap seperti ini’
bisik hati Woohyun. Woohyun pura-pura tak memedulikan Sunggyu. Woohyun hanya
kesal dengan ledekan Sunggyu tadi, mengenai jawaban Sunggyu tadi ia tak akan
melupakannya
SKIP pulang
sekolah...
Woohyun
mengendarai mobilnya menuju kontrakan Sunggyu, memberhentikan mobilnya sebentar
didepan kontrakan reyot Sunggyu. “gyu, aku ke apatement dulu”
“heol daebak!
Setelah kau memintaku jadi pelayanmu, sekarang kau menyuruhku jalan kaki ke
apartementmu” cibir Sunggyu tanpa melihat Woohyun. “bahkan aku tak tau alamat
apartementmu” lanjutnya lagi
“bukan begitu
gyu, aku pulang dulu ke apartement ingin merapikan kamarmu. Satu jam lagi aku
akan datang”
“eoh! Baiklah”
setelah itu Sunggyu keluar dari mobil Woohyun, membalikkan badannya kemudian
melambaikan tangannya. “cepatlah kembali” serunya sebelum Woohyun menancapkan
gasnya. Sunggyu melangkahkan kakinya, masuk kontrakan kemudian mulai merapikan pakaian-pakaiannya
yang hanya secuil. Hanya satu koper, itupun kopernya hanya terisi beberapa
bagian. Walaupun bajunya sedikit, tapi baju Sunggyu tak pernah mengganggu orang
yang didekatnya karena bau. Sunggyu tau keadaan ekonominya, jadi ia rajin
mencuci bajunya di waktu-waktu senggangnya. Satu diambil maka satu dicuci, dan begitu
seterusnya
Other_Side
Woohyun POV
Aku menginjak
pedal gas mobilku menuju apartement. Kalian tadi dengar, aku pulang ke
apartement untuk merapikan kamar yang akan Sunggyu tempati. Boleh aku jujur?
Sebenarnya tidak, aku kembali ke apartement bukan untuk merapikan kamarnya,
tapi aku ingin memungut foto-foto sekaligus catatan-catatan tentang Sunggyu
yang berserakan dimana-mana di apartement dan meletakkannya kedalam kardus. Tak
ayal dengan kamarku yang memang menjadi gudang informasi tentang Sunggyu, kamar
tamu, ruang tamu, bahkan dapur. Semuanya banyak tempelan-tempelan foto Sunggyu.
Dia penyemangatku, jadi aku tempelkan saja foto-foto Sunggyu disetiap ruangan
apartement agar aku selalu semangat. Akibat dari foto-foto yang ada disetiap
ruangan itu, aku harus berlarian di apartement antara kamar dan ruang tamu,
kamar tamu, dapur. Aku terus mengejar waktu, aku tak akan membiarkan Sunggyu
menunggu
Selesai, semua
foto dan catatan-catatan tentang Sunggyu sudah terkumpul dalam kardus. Sebanyak
7 kardus. Wuah!! Ternyata banyak juga. Sekarang aku bingung mau meletakkan
barang-barang ini dimana. Ahh!! Sebuah lampu kecil menyala diatas kepalaku.
Langsung saja ku dorong kardus-kardus ini, meletakkannya di bawah tempat
tidurku. Berhasil! Urusan foto Sunggyu sudah selesai, sekarang tinggal
menjemput Sunggyu
Aku keluar dari
apartement, lalu meluncur menuju kontrakan Sunggyu...
Woohyun POV end
∞W∞G∞S∞
10 menit
kemudian...
Tit! Tit!
Klakson mobil Woohyun
terdengar, Sunggyu pun dengan segera menyeret kopernya yang penuh dengan
tambalan lakban. “palli gyu!”
“jakkaman hyun,
aku harus meletakkan koperku dimana?” tanya Sunggyu sambil menunjuk kopernya. Woohyun
menatapnya iba, miris sekali. Biasanya anak muda jaman sekarang condong ke
perasaan malu untuk memakai koper jelek seperti milik Sunggyu. tapi nyatanya Sunggyu
menganggap itu hal biasa dan tak merasa malu sama sekali dengan keadaannya.
Satu fakta yang baru Woohyun ketahui, selain Sunggyu keras kepala ternyata Sunggyu
juga orang yang sederhana. Jangan lupa kalau Sunggyu dulunya adalah seorang
pejabat terkenal di Korea, ia juga pernah dimanja dan selalu berkecukupan. Tapi
seakan Sunggyu tak pernah merasa berada dikeadaan itu, ia melupakan segalanya
dan hidup biasa seperti orang miskin
“letakkan di
bagasi” Sunggyu pun berjalan kebelakang menuju bagasi mobil. Woohyun menekan
tombol di area kemudinya lalu terbukalah bagasi dibelakang. Langsung saja Sunggyu
meletakkan kopernya dibagasi lalu memutari mobil, membuka pintu kemudian
mendudukkan dirinya di samping Woohyun
‘aku akan
mengembalikan hakmu gyu, aku janji. Dan aku akan menjadikanmu milikku’
Woohyun kembali
meluncurkan mobilnya menuju apartement, senyum tak pernah lepas dari bibir
tebalnya. “emm hyun...”
“wae?”
“jam 6 nanyi
boleh aku minta tolong?”
“apapun untukmu
gyu..”
“eh!?” Sunggyu
terlonjak kaget mendengar ucapan Woohyun. “ah! Ani! Kau ingin minta tolong apa
katakan saja, itu maksudku” Sunggyu memincingkan matanya menatap menyelidik
pada Woohyun yang tengah mengemudi
“tapi tadi kau
tak mengatakan itu..”
“ekmm..” Woohyun
berdeham untu menetralkan suasana. “sudahlah lupakan gyu, tadi kau mau minta
tolong apa?” Sunggyu menghela napas. “antarkan aku ke kafe paradise jam 6.
Mian, kalau kau tau mau juga tak apa...”
CKITT!!!
Mereka sampai
di apartement. “tak usah memelas seperti itu, aku akan mngantarmu”
“jinjja?” Woohyun
menganggukkan kepalanya. “sekarang turunlah, kita sudah sampai di apartement” Woohyun
langsung turun dari mobilnya, sementara Sunggyu tampak senyum-senyum sendiri di
dalam mobil memandang punggung Woohyun
“gyu palliwa!
Atau kau ingin berangkat sendiri?”
“ya! Aku tak
tau apartementmu” Woohyun kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Sunggyu
dibelakang. Sunggyu pun lari terpanting-panting mengejar Woohyun. Koper bututnya
sudah dibawa Woohyun jadi ia tak perlu susah-susah membawa kopernya yang
nantinya malah menghambat larinya mengejar Woohyun
“jalanmu
terlalu cepat hyun...” napas Sunggyu terengah-engah akibat mengejar Woohyun. Sunggyu
masuk ke dalam lift mengikuti Woohyun, lalu Woohyun menekan tombol 9
Ting!
Mereka keluar
terus menelusuri lorong panjang yang menghubungkan lift dan apartement Woohyun.
“waahh!!” seru Sunggyu. Mulutnya membulat membentuk ‘O’ melihat ruangan yang
bernuansa putih, pasalnya putih adalah warna favoritenya. “tak usah berlebihan”
ledek Woohyun. Sunggyu kembali menutup mulutnya. “ahhh... memalukan” gumamnya
“kamarmu
disana” tunjuk Woohyun pada sebuah kamar berpintu putih. “dan itu kamarku”
tunjuknya lagi pada sebuah kamar disamping kamarnya. ‘kamarnya bersebelahan’
batin Sunggyu. Senyum tercetak dengan indah di bibir tipis Sunggyu. “itu dapur,
dan kalau kau membuka horden itu, disana ada balkon. Dari sana kau bisa melihat
pemandangan seoul karena ini lantai 9. Tapi pertunjukan kembang api tak terlalu
jelas dari sini, makanya aku selalu ke Sungai Han” jelas Woohyun. Lalu Woohyun
mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu didepan TV
“selalu?” tanya
Sunggyu sambil ikut mendudukkan dirinya disamping Woohyun. “eum.. aku suka
ledakan kembang api, saat mereka meledak diangkasa dengan warna yang
berbeda” Woohyun mendongakkan sedikit
kepalanya untuk melihat jam. “kita bisa belajar kehidupan dari kembang api”
“hmm.. jinjja?”
“eum.. saat
kembang api meledak diangkasa mereka memilik warna yang berbeda, dari yang
semula berwujud api yang panas dan tak ada seorangpun yang mau memegangnya
karena panas. Tapi saat mereka meluncur ke angkasa dan meledak diatas manusia
dengan warna-warna yang bermacam-macam, manusia mulai berkumpul untuk
melihatnya, kemudian manusia mulai menyanjungnya hingga kembang api itu hilang
lagi diangkasa. Begitupun kita, saat kita tak mempunyai kemampuan orang-orang
akan mencemooh dan mengucilkan kita. Tapi saat kita sudah sampai di puncak
kesuksesan kita akan disanjung. Saat kita sudah terjatuh, maka mereka akan
melupakan kita. Jika kita tak berusaha untuk naik ke angakasa lagi, maka kita akan
benar-benar terlupakan” ucap Woohyun panjang lebar. Sunggyu menganggukkan
kepalanya mendengar penuturan Woohyun. “lalu kenapa kau disekolah angkuh sekali
eoh!?”
Woohyun
menghela napasnya sebentar. “aku angkuh hanya pada mereka yang selalu
membicarakan orang dibelakang orangnya. Mana ada mereka yang tak mau berteman
dengan anak kepala sekolah kan? Pasti mereka ingin berteman denganku dan
memanfaatkanku, makanya aku memunculkan sifat angkuh didepan mereka agar mereka
menjauhiku. Coba kamu pikir, seandainya benar angkuh itu sifatku mana mungkin
aku bisa bersahabat dengan myungsoo. Kau tau sendiri kan sifat myungsoo yang
seperti kutub itu..”
“jadi
sebenarnya..”
“seperti
inilah, sifat asliku seperti sekarang. Sifat asliku hanya ditunjukkan pada
myungsoo dan... kamu” kembali semburat merah menempel di kedua pipi Sunggyu, ini
terdengar lebih ke perasaan baginya, ayolah.. mereka baru kenal dua hari ini
“......”
tiba-tiba hening menyerang kedua makhluk ini. “dan kau gyu.. sepertinya kau
takut dengan keramaian. Apa keramaian juga ada sangkut pautnya dengan eomma
tirimu?”
“aniya,
keramaian mengingatkanku dengan hari pemakaman kedua orang tuaku” Sunggyu
menundukkan kepalanya menyembunyikan matanya yang sudah mulai berkaca-kaca. Woohyun
menggeser sedikit tubuhnya mendekati Sunggyu lalu menepuk-nepuk pelan punggung Sunggyu
“mian, aku
janji tak akan mengajakmu ke keramaian lagi, mian.. sungguh aku tak tau...” Sunggyu
mendongakkan kepalanya menolehkan kepalanya kesamping. “apa sekarang kau senang
mengetahui semua tentangku?” pertanyaan macam apa ini? Pertanyaan ini membuat Woohyun
gelagapan mencari alasan. Tapi nihil, otak liciknya sekarang ini tak berfungsi
di depan Sunggyu
“a-ani..”
“jinjja?” Woohyun
menarik tangannya yang masih bertenggar dengan indah di punggung Sunggyu.
“sungguh gyu, kau adalah sahabatku” ucap Woohyun sambil mengacungkan jari
telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V
‘sahabat’ Sunggyu
mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan Woohyun. Entah kenapa sekarang
kata sahabat itu terdengar menyakitkan baginya. Ada apa dengannya? Bukankah
seharunya ia senang sudah dianggap sahabat oleh Woohyun. Tentang perasaan Sunggyu
saat ini pada Woohyun yang tau hanya ia, Tuhan dan Author #plakk yang tau
“e-em.. gyu,
sudah hampir jam 6” tunjuk Woohyun pada jam tanpa mengalihkan pandangannya dari
Sunggyu. Sunggyu mengikuti arah tunjuk jari Woohyun, benar saja sudah hampir
jam 6. “ahh!! Kenapa kau tak memberi tauku hyun!?” Sunggyu langsung berlari
menuju kamarnya yang tadi Woohyun beritau meninggalkan kopernya disamping Woohyun.
“barusan aku memberi taumu!!” teriak Woohyun sambil membalikkan badannya
menatap kepergian Sunggyu
Woohyun kembali
membalikkan badannya mendapati koper Sunggyu yang berdiri tegak disamping sofa.
“ck! Sebentar lagi dia akan kembali”
Brakkk!!
Benar saja,
setelah itu pintu kembali terbuka dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang
sangat tak bersahabat dengan telinga. “kau tak memberi tauku kalau aku
meninggalkan koperku” bentak sunggyu lagi. Lalu Sunggyu berjalan dengan
tergesa-gesa sambil menyeret kopernya. “kau yang tak nanya padaku” dengus Woohyun
dan lagi-lagi Sunggyu tak memedulikan Woohyun
“cantik-cantik
menyebalkan” smirk menakutkan tampak dibibir Woohyun, lalu Woohyun kembali
mendudukkan dirinya disofa menunggu Sunggyu. “kau membuatku semakin ingin
memilikimu gyu..”
10 menit lagi
jam sudah menunjukkan angka 6, sedangkan Sunggyu belum siap, belum lagi
perjalanannya menuju daerah myeongdong. Bisa dipastikan Sunggyu benar-benar
telat. Dengan begitu Sunggyu akan dimarahi bosnya, jika terus-terusan Sunggyu
telat bisa dipastikan Sunggyu akan dipecat. Baguslah! Itu memang yang
diharapkan Woohyun. Woohyun bisa dengan bebas hanya memperkerjakan Sunggyu di
apartementnya. Woohyun egois? Memang. Pertama ia mendobrak pintu kontrakan Sunggyu
hingga rusak agar Sunggyu tinggal dengannya, dan usahanya berhasil. Dan
sekarang, Woohyun ingin Sunggyu meninggalkan semua pekerjaannya. Ia ingin Sunggyu
hanya bekerja untuknya. Apakah kali ini woohyun juga berhasil?
20 menit Sunggyu
selesai, ia siap bekerja di kafe paradise. Sunggyu menatap Woohyun heran. “hyun
kau tak ganti baju?”
Melihat Sunggyu
sudah ada dihadapannya, Woohyun pun langsung memberanjakkan dirinya mendahului Sunggyu.
“sudahlah, ayo kita berangkat..” ucapnya
Sunggyu pun
mengikuti arah langkah kaki Woohyun, berdiri tepat dibelakangnya. Sunggyu terus
menatap punggung tegap orang yang sekarang berada dihadapannya. Beruntung
sekali ia bisa akrap dengan kapten basket sekolahnya ini. Walaupun banyak
kejadian-kejadian aneh setelah kejadian tabrakan dikoridor satu tahun lalu,
tapi Sunggyu tetap berterimakasih pada makhluk dihadapannya ini
‘aku bahagia
bisa mengenalmu hyun, gomawo.. setelah aku mengenalmu lebih jauh aku sering
merasakan hal-hal aneh yang terjadi pada dada sebelah kiriku. Perasaan yang tak
bisa kukontrol. a-apa apakah ini...’
TBC
jangan coba-coba menjadi sidears >_<
0 komentar:
Posting Komentar