Minggu, 12 Maret 2017

ff WooGyu Falling In Love With My Idol Chapter 4


Tittle : Falling In Love With My Idol Chapter 4
Author: Kim Hye Jin_MRS
Main cast : WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast : Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre : Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length : Chapter 4 of...?
WARNING : pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi Author yang baik
NOTE : FF ini benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy Reading  ~0~)
Sebelum matahari menampakkan wajah cerahnya dan menyinari bumi, tampak Sunggyu yang sudah menggeliat lucu dalam selimut tipisnya. Mengucek sebentar mata sipitnya, menyandarkan kepalanya dikepala tempat tidurnya lalu memberanjakkan dirinya menuju kamar mandi untuk membasuh badannya. 7 menit setelah itu ia mengganti bajunya dengan T-shirt biru dan jelana levis selutut lalu membungkuskan badannya lagi dengan mantel satu-satunya miliknya. Ia menolehkan kepalanya mendapati ponselnya yang berlayar gelap. Sunggyu mencoba menghidupkannya tapi tak bisa. “ahh!! Low bat” serunya. Sebelum jam 05:00 KST Sunggyu segera mencharger ponselnya, meninggalkannya dirumah
Sunggyu mengambil sepeda bututnya yang ada disamping rumahnya, mengayuhnya dengan segera menuju tempat mengantar susu. Susu sebanyak 30 buah yang harus ia antarkan ke rumah-rumah ia selesaikan jam 07:30. Sisa waktunya untuk siap-siap sekolah tinggal 1 jam. Sunggyu langsung mengayuh pedal sepedanya menuju kontrakannya
Other_Side
“kemana dia?” lagi-lagi suara seorang yeoja terdengar dari benda persegi yang ada ditangannya. Sudah tak terhitung Woohyun mencoba menelpon Sunggyu, tapi tak ada jawaban dari Sunggyu. “baiklah! Ini langkah terakhir” ucapnya. Woohyun mencangklongkan tasnya, mengambil kunci mobilnya, keluar dari kamarnya, membuka pintu apartementnya kemudian menutupnya kembali. Terus melangkahkan kakinya melewati lorong apartement panjang, menunggu lift sebentar
Ting!
Pintu lift terbuka. Langsung saja ia menekan tombol 1 pada sisi kiri pintu lift
Ting!
Sampai, saat lift terbuka Woohyun melangkahkan kakinya menuju parkiran, mengambil mobilnya disana. Woohyun menancapkan gasnya menuju kontrakan Sunggyu. inilah akibat Sunggyu tak mengangkat telepon darinya, sebagai gantinya ia akan menjemput Sunggyu. Pasalnya ia hanya ingin menanyakan jawaban dari Sunggyu pagi-pagi, tapi karena Sunggyu tak mengangkat teleponnya jadi beginilah.. iya atau tidak nanti jawaban Sunggyu, ia tetap tak mau menerima penolakan
Other_Side
~0( ^_^ )0~
Neo bakken an boinda
Woo wo o..
Neo bakken an boinda
Woo wo o...
~0( ^_^ )0~
Sunggyu meletakkan sepedanya kembali sambil menyanyikan salah satu lagu favoritenya dari boyband infinite. Ia membuka pintu kontrakannya dengan susah, bagaimana tak susah? Pintunya sudah rusak gara-gara Woohyun dobrak tadi malam. Sebenarnya tadi Sunggyu yang mengunci pintu kontrakannya sudah tak berguna lagi, tadi ia hanya menutupnya begitu saja. Sebuah batu yang cukup berat Sunggyu jadikan penahan pintu agar pintunya tak jatuh. Walaupun tak terkunci biarlah, toh tak ada barang yang berharga juga didalam kontrakannya. Selanjutnya Sunggyu membuka mantel dan T-shirtnya hendak membasuh badan lengketnya sebelum..
Brakkk!!
Hancur sudah, pintu kontrakan Sunggyu jatuh begitu saja. Mata Sunggyu menoleh mencari sumber suara. Pertama ia dikejutkan dengan pintu kontrakannya yang jatuh begitu saja didepannya, kedua ia dikejutkan Woohyun yang tiba-tiba ada di ambang pintu kontrakannya. Mata sipit Sunggyu membulat mendapati Woohyun di depannya. Tak jauh beda dengan Sunggyu, Woohyun juga membulatkan matanya dan mulutnya menganga. Bagaimana tidak? Lihatlah penampilan Sunggyu sekarang. Yang menempel di tubuhnya sekarang hanya celana levis selututnya. Kulit putihnya terpampang jelas didepan Woohyun. Reflex Sunggyu membalikkan badannya sambil menutupi badannya yang terekspos dengan tangannya
“Ya!! Nam Woohyun!! Balikkan badanmu” bentaknya. Bukannya berbalik tapi Woohyun malah semakin melangkahkan kakinya mendekati Sunggyu. “jangan macam-macam hyun..” serunya. Namun, meleset dari dugaannya, Woohyun malah mengambil mantel Sunggyu dan menutup punggung Sunggyu dari belakang
PLETAK!
“ahh!! Appo!” Sunggyu mengusap kepalanya yang dijitak Woohyun sambil mempoutkan bibirnya masih tengah membelakangi Woohyun. Woohyun malah puas menertawakan wajah Sunggyu yang sepertinya sangat malu –Woohyun hanya mengira-ngira. Coba tadi mereka saling berhadapan pasti Woohyun bisa dengan jelas melihat wajah merah padam Sunggyu
“ngapain kamu disini pagi-pagi?” tanya Sunggyu masih membelakangi Woohyun. “menjemputmu” ucap Woohyun sambil mendudukkan dirinya pada kursi yang ada di ruang tengah. Ingin rasanya saat ini Sunggyu membalikkan badannya menghadap Woohyun untuk meminta penjelasa dari ucapannya, tapi Sunggyu masih diberikan kesadaran kalau badannya saat ini tengah tak terbalut apapun
“emm.. kau tunggulah dimobilmu... aku akan bersiap” sebuah ucapan Sunggyu yang berarti meng’iya’kan jemputan Woohyun
“jahat sekali kau gyu...”
“bukan begitu hyun, aku tak mengusirmu. Kau tau sendiri kamar mandiku ada diluar kamar” semburat merah menyeruak di kedua pipi Sunggyu. Masih untung ia membalakangi Woohyun, jika tidak pasti namja greasy itu meledekinya lagi. “terus...”
“jangan pura-pura tak tau hyun, aku tak mungkin membawa seragam sekolah ke kamar mandi. Menyusahkan..”
“tak apa, aku tak akan melihat”
“ya!!!” teriak Sunggyu. Sunggyu hendak membalikkan badannya. Baru separuh tubuhnya yang terlihat, kembali ia sadar dan mulai meredam emosinya. “arasseo arasseo. Galak sekali” gumam Woohyun, tentu saja Sunggyu masih bisa mendengarnya. Setelah itu Woohyun memberanjakkan dirinya dari kursi yang sedari tadi ia duduki lalu keluar dari kontrakan Sunggyu, menunggunya didalam mobil seperti yang Sunggyu katakan
“apa aku melakukan kesalahan? Apa aku salah kalau aku memercayaimu hyun? Sudahlah.. biar nanti ending yang menjawab” pikirnya. Setelah itu Sunggyu melanjutkan acaranya yang tertunda (mandi). Membasuh kembali badannya yang tadi bermandikan keringat saat mengayuh sepedanya. Sekitar 10 menit, Sunggyu pun selesai dengan ritual mandinya
∞W∞G∞S∞
~0( ^_^ )0~
hamkke keo-reowah-tko
kachi u-reosseot-ji
i-jji mothal keon
neo ppunil keot gata
I will never be alone with you
~0( ^_^ )0~
Alunan musik dari boyband Infinite memenuhi area mobil Woohyun. Bahkan kadang tak segan-segan Woohyun ikut bernyanyi mengikuti lagu infinite untuk menghilangkan bosan yang menghampirinya. Woohyun mematikan Ac mobilnya kemudian membuka pintu kaca mobilnya guna mengambil angin alami, menghirup napas dalam-dalam. Tak lama kemudian, tampak Sunggyu keluar dengan rambut yang sedikit basah, menyibak-nyibakkan rambutnya untuk mengurangi air yang menempel pada rambutnya, tasnya hanya dicangklongkan separuh, kancing atasnya tak terpasang, sapu tangannya pun diikat tak rapi. Penampilan yang sangat berantakan
Woohyun membuka pintu mobilnya lalu melangkahkan kakinya mencegat langkah Sunggyu menuju mobilnya. “jangan begini” ucap Woohyun sambil mengancingkan seragam Sunggyu, wajah mereka sangat dekat. Bahkan deru napas santai Woohyun dapat Sunggyu rasakan di wajahnya menandakan jarak wajah keduanya sangat dekat. “kau terlihat seperti berandalan” sambungnya lagi. Tangan Woohyun seperti hendak memeluk Sunggyu, membuat Sunggyu lagi-lagi menahan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak abnormal. Tapi nyatanya Woohyun hanya ingin meraih tas Sunggyu yang tercangklong separuh. Woohyun meraih tali tas Sunggyu lalu mengaitkan tali tas itu ke bahu kiri Sunggyu. “nah! Kalau seperti ini baru anak pintar WHS” Woohyun tersenyum kemudian mengacak rambut Sunggyu gemas. Setelah itu Woohyun membalikkan badannya melangkah menuju mobilnya meninggalkan Sunggyu yang diam membeku dengan tampang bodoh
“pagi-pagi seperti ini, sukses kau membuatku jantungan karena tingkahmu hyun...” kesal Sunggyu. setelah itu ia mengikuti Woohyun, masuk mobil Woohyun dan mendudukkan dirinya disamping pengemudi, lebih tepatnya disamping Woohyun
∞W∞G∞S∞
Bak seorang pangeran, Sunggyu dan Woohyun turun dari mobil dengan slowmotion mengalihkan pandangan seluruh yeoja dan namja yang berderet di depan pintu gerbang. Walaupun begitu, tetap saja yang menjadi bisikan para namja “Sunggyu cantik sekali”, bukan “Sunggyu tampan sekali”. Itu membuat Sunggyu risih. Hey! Dia itu namja bukan yeoja...
Grepp!!
Woohyun merangkul bahu Sunggyu dari belakang membuat Sunggyu sedikit terlonjak. “kajja! Jangan pedulikan mereka” setelah itu mereka berdua pun melangkahkan kakinya menuju kelas menghiraukan bisik-bisik semua siswa di koridor sekolah. Maklumlah, pasalnya Sunggyu tak pernah bersama orang lain selain sungyeol, itupun kalau bersama sungyeol tak pernah sedekat ini. lihatlah! Woohyun dan Sunggyu jalan berdua dengan keadaan Woohyun yang merangkul bahu Sunggyu posesif. Ekspresi heran Sunggyu sedari tadi tak lepas dari wajahnya. “astaga Nam Woohyun! Tak puas kau membuatku jantungan dengan sikapmu tadi dan sekarang kau membuatku merasakan ini lagi, kau mau membunuhku eoh!?..” ingin rasanya saat ini Sunggyu berteriak tepat ditelinga Woohyun, tapi satu hal yang selalu ia ingat. “image”. Imagenya selama ini di semua siswa WHS adalah cuek dan menyebalkan. Jadi ia harus benar-benar menjanga dan mempertahankan imagenya itu
Brak!!
Sunggyu menjatuhkan tasnya di bangku kemudian mendudukkan dirinya di kursi diikuti oleh Woohyun duduk disampingnya. “hyun, sebenarnya ada apa denganmu eoh!?” tanyanya sambil menolehkan kepalanya menghadap Woohyun
“nega? Wae?”
“sikapmu... apa karena kau sudah mengetahui latar belakang keluargaku kau bisa bertindak semaumu padaku?”
Woohyun gelagapan menerima pertanyaan Sunggyu. Bingung, itu yang dirasakan Woohyun sekarang “ani.. hanya saja-...”
Kring!!!
Bel masuk berbunyi, menolong suasana mencekam bagi Woohyun. Tak mungkin ia dengan jelas mengatakan “itu memang hal yang ingin aku lakukan dari dulu gyu, aku stalkermu, aku ingin menjadikanmu milikku. Aku melakukannya bukan karena aku kasihan, tapi karena aku sayang padamu. Asal kau tau itu” tapi Woohyun tak mungkin mengatakan itu, ia takut Sunggyu akan menjauhinya jika nantinya Sunggyu mengetahui yang sebenarnya
Yook songsaenim masuk dengan membawa buku sejarah yang cukup tebal. Pelajaran sejarah, waktu yang tepat bagi Woohyun untuk tidur kekekkk...
Saat Woohyun hendak menundukkan kepalanya bersiap untuk tidur, Sunggyu menyinggul lengan Woohyun. Woohyun pun kembali menegakkan kepalanya. “wae gyu?  Aku ngantuk..” ucapnya lirih. “aku akan menjawab pertanyaanmu yang tadi malam” Woohyun tampak bersemangat menunggu ucapan Sunggyu selanjutnya, melupakan kantuknya. Mungkin ini akibat tadi malam ia menemani Sunggyu. Tak biasanya ia ngantuk dipagi hari. Hari-hari sebelumnya ia juga tak pernah tidur dipagi hari, kecualikan untuk kemarin (baca chapter 2)
“emmm... baiklah” ucap Sunggyu sangat lirih, malu? Tentu. Itu berarti mulai nanti malam ia akan tinggal satu atap dengan Woohyun, Orang yang baru dua hari ia kenal (taunya ke Woohyun sudah lama, hanya saja mereka tak akrap)
“baiklah gimana? Bicara yang jelas”
“iya baiklah, aku akan tinggal di apartementmu. Aku akan jadi pelayanmu”. Ucap Sunggyu lirih tapi penuh penekanan. “jeongmal?” teriak Woohyun sambil berdiri menutup mulutnya tak percaya dengan jawaban Sunggyu. Semua mata tertuju padanya, tak ayal dengan yook saem juga
Brak!!
Kursi yang Woohyun duduki jatuh jatuh kebelakang akibat gerakan gerakan kasarnya. “ada apa Nam Woohyun-ssi?” yook saem tampak berkacak pinggang di depan. Sunggyu menutup mulutnya dengan tangannya berusaha meredam tawanya agar tak beledak ditempat sedangkan Woohyun tampak bingung memikirkan alasan yang tepat untuk yook saem
“itu saem.. ta-tadi kepala sekolah meng-SMS saya kalau eomma sudah kembali dari Amerika” bohong Woohyun. Yook saem menganggukkan kepalanya mengiyakan alasan bodoh Woohyun. Setelah itu yook saem melanjutkan acara menulisnya di papan
Woohyun membangunkan kursinya dan mendudukkan diriya di kursi menatap jengkel pada Sunggyu. “reaksimu berlebihan hyun” gumam Sunggyu, tentu saja Woohyun masih bisa mendengarnya dengan jelas
‘kau tak tau gyu kalau itu keinginanku sejak dulu sebelum kita akrap seperti ini’ bisik hati Woohyun. Woohyun pura-pura tak memedulikan Sunggyu. Woohyun hanya kesal dengan ledekan Sunggyu tadi, mengenai jawaban Sunggyu tadi ia tak akan melupakannya
SKIP pulang sekolah...
Woohyun mengendarai mobilnya menuju kontrakan Sunggyu, memberhentikan mobilnya sebentar didepan kontrakan reyot Sunggyu. “gyu, aku ke apatement dulu”
“heol daebak! Setelah kau memintaku jadi pelayanmu, sekarang kau menyuruhku jalan kaki ke apartementmu” cibir Sunggyu tanpa melihat Woohyun. “bahkan aku tak tau alamat apartementmu” lanjutnya lagi
“bukan begitu gyu, aku pulang dulu ke apartement ingin merapikan kamarmu. Satu jam lagi aku akan datang”
“eoh! Baiklah” setelah itu Sunggyu keluar dari mobil Woohyun, membalikkan badannya kemudian melambaikan tangannya. “cepatlah kembali” serunya sebelum Woohyun menancapkan gasnya. Sunggyu melangkahkan kakinya, masuk kontrakan kemudian mulai merapikan pakaian-pakaiannya yang hanya secuil. Hanya satu koper, itupun kopernya hanya terisi beberapa bagian. Walaupun bajunya sedikit, tapi baju Sunggyu tak pernah mengganggu orang yang didekatnya karena bau. Sunggyu tau keadaan ekonominya, jadi ia rajin mencuci bajunya di waktu-waktu senggangnya. Satu diambil maka satu dicuci, dan begitu seterusnya
Other_Side
Woohyun POV
Aku menginjak pedal gas mobilku menuju apartement. Kalian tadi dengar, aku pulang ke apartement untuk merapikan kamar yang akan Sunggyu tempati. Boleh aku jujur? Sebenarnya tidak, aku kembali ke apartement bukan untuk merapikan kamarnya, tapi aku ingin memungut foto-foto sekaligus catatan-catatan tentang Sunggyu yang berserakan dimana-mana di apartement dan meletakkannya kedalam kardus. Tak ayal dengan kamarku yang memang menjadi gudang informasi tentang Sunggyu, kamar tamu, ruang tamu, bahkan dapur. Semuanya banyak tempelan-tempelan foto Sunggyu. Dia penyemangatku, jadi aku tempelkan saja foto-foto Sunggyu disetiap ruangan apartement agar aku selalu semangat. Akibat dari foto-foto yang ada disetiap ruangan itu, aku harus berlarian di apartement antara kamar dan ruang tamu, kamar tamu, dapur. Aku terus mengejar waktu, aku tak akan membiarkan Sunggyu menunggu
Selesai, semua foto dan catatan-catatan tentang Sunggyu sudah terkumpul dalam kardus. Sebanyak 7 kardus. Wuah!! Ternyata banyak juga. Sekarang aku bingung mau meletakkan barang-barang ini dimana. Ahh!! Sebuah lampu kecil menyala diatas kepalaku. Langsung saja ku dorong kardus-kardus ini, meletakkannya di bawah tempat tidurku. Berhasil! Urusan foto Sunggyu sudah selesai, sekarang tinggal menjemput Sunggyu
Aku keluar dari apartement, lalu meluncur menuju kontrakan Sunggyu...
Woohyun POV end
∞W∞G∞S∞
10 menit kemudian...
Tit! Tit!
Klakson mobil Woohyun terdengar, Sunggyu pun dengan segera menyeret kopernya yang penuh dengan tambalan lakban. “palli gyu!”
“jakkaman hyun, aku harus meletakkan koperku dimana?” tanya Sunggyu sambil menunjuk kopernya. Woohyun menatapnya iba, miris sekali. Biasanya anak muda jaman sekarang condong ke perasaan malu untuk memakai koper jelek seperti milik Sunggyu. tapi nyatanya Sunggyu menganggap itu hal biasa dan tak merasa malu sama sekali dengan keadaannya. Satu fakta yang baru Woohyun ketahui, selain Sunggyu keras kepala ternyata Sunggyu juga orang yang sederhana. Jangan lupa kalau Sunggyu dulunya adalah seorang pejabat terkenal di Korea, ia juga pernah dimanja dan selalu berkecukupan. Tapi seakan Sunggyu tak pernah merasa berada dikeadaan itu, ia melupakan segalanya dan hidup biasa seperti orang miskin
“letakkan di bagasi” Sunggyu pun berjalan kebelakang menuju bagasi mobil. Woohyun menekan tombol di area kemudinya lalu terbukalah bagasi dibelakang. Langsung saja Sunggyu meletakkan kopernya dibagasi lalu memutari mobil, membuka pintu kemudian mendudukkan dirinya di samping Woohyun
‘aku akan mengembalikan hakmu gyu, aku janji. Dan aku akan menjadikanmu milikku’
Woohyun kembali meluncurkan mobilnya menuju apartement, senyum tak pernah lepas dari bibir tebalnya. “emm hyun...”
“wae?”
“jam 6 nanyi boleh aku minta tolong?”
“apapun untukmu gyu..”
“eh!?” Sunggyu terlonjak kaget mendengar ucapan Woohyun. “ah! Ani! Kau ingin minta tolong apa katakan saja, itu maksudku” Sunggyu memincingkan matanya menatap menyelidik pada Woohyun yang tengah mengemudi
“tapi tadi kau tak mengatakan itu..”
“ekmm..” Woohyun berdeham untu menetralkan suasana. “sudahlah lupakan gyu, tadi kau mau minta tolong apa?” Sunggyu menghela napas. “antarkan aku ke kafe paradise jam 6. Mian, kalau kau tau mau juga tak apa...”
CKITT!!!
Mereka sampai di apartement. “tak usah memelas seperti itu, aku akan mngantarmu”
“jinjja?” Woohyun menganggukkan kepalanya. “sekarang turunlah, kita sudah sampai di apartement” Woohyun langsung turun dari mobilnya, sementara Sunggyu tampak senyum-senyum sendiri di dalam mobil memandang punggung Woohyun
“gyu palliwa! Atau kau ingin berangkat sendiri?”
“ya! Aku tak tau apartementmu” Woohyun kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Sunggyu dibelakang. Sunggyu pun lari terpanting-panting mengejar Woohyun. Koper bututnya sudah dibawa Woohyun jadi ia tak perlu susah-susah membawa kopernya yang nantinya malah menghambat larinya mengejar Woohyun
“jalanmu terlalu cepat hyun...” napas Sunggyu terengah-engah akibat mengejar Woohyun. Sunggyu masuk ke dalam lift mengikuti Woohyun, lalu Woohyun menekan tombol 9
Ting!
Mereka keluar terus menelusuri lorong panjang yang menghubungkan lift dan apartement Woohyun. “waahh!!” seru Sunggyu. Mulutnya membulat membentuk ‘O’ melihat ruangan yang bernuansa putih, pasalnya putih adalah warna favoritenya. “tak usah berlebihan” ledek Woohyun. Sunggyu kembali menutup mulutnya. “ahhh... memalukan” gumamnya
“kamarmu disana” tunjuk Woohyun pada sebuah kamar berpintu putih. “dan itu kamarku” tunjuknya lagi pada sebuah kamar disamping kamarnya. ‘kamarnya bersebelahan’ batin Sunggyu. Senyum tercetak dengan indah di bibir tipis Sunggyu. “itu dapur, dan kalau kau membuka horden itu, disana ada balkon. Dari sana kau bisa melihat pemandangan seoul karena ini lantai 9. Tapi pertunjukan kembang api tak terlalu jelas dari sini, makanya aku selalu ke Sungai Han” jelas Woohyun. Lalu Woohyun mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu didepan TV
“selalu?” tanya Sunggyu sambil ikut mendudukkan dirinya disamping Woohyun. “eum.. aku suka ledakan kembang api, saat mereka meledak diangkasa dengan warna yang berbeda”  Woohyun mendongakkan sedikit kepalanya untuk melihat jam. “kita bisa belajar kehidupan dari kembang api”
“hmm.. jinjja?”
“eum.. saat kembang api meledak diangkasa mereka memilik warna yang berbeda, dari yang semula berwujud api yang panas dan tak ada seorangpun yang mau memegangnya karena panas. Tapi saat mereka meluncur ke angkasa dan meledak diatas manusia dengan warna-warna yang bermacam-macam, manusia mulai berkumpul untuk melihatnya, kemudian manusia mulai menyanjungnya hingga kembang api itu hilang lagi diangkasa. Begitupun kita, saat kita tak mempunyai kemampuan orang-orang akan mencemooh dan mengucilkan kita. Tapi saat kita sudah sampai di puncak kesuksesan kita akan disanjung. Saat kita sudah terjatuh, maka mereka akan melupakan kita. Jika kita tak berusaha untuk naik ke angakasa lagi, maka kita akan benar-benar terlupakan” ucap Woohyun panjang lebar. Sunggyu menganggukkan kepalanya mendengar penuturan Woohyun. “lalu kenapa kau disekolah angkuh sekali eoh!?”
Woohyun menghela napasnya sebentar. “aku angkuh hanya pada mereka yang selalu membicarakan orang dibelakang orangnya. Mana ada mereka yang tak mau berteman dengan anak kepala sekolah kan? Pasti mereka ingin berteman denganku dan memanfaatkanku, makanya aku memunculkan sifat angkuh didepan mereka agar mereka menjauhiku. Coba kamu pikir, seandainya benar angkuh itu sifatku mana mungkin aku bisa bersahabat dengan myungsoo. Kau tau sendiri kan sifat myungsoo yang seperti kutub itu..”
“jadi sebenarnya..”
“seperti inilah, sifat asliku seperti sekarang. Sifat asliku hanya ditunjukkan pada myungsoo dan... kamu” kembali semburat merah menempel di kedua pipi Sunggyu, ini terdengar lebih ke perasaan baginya, ayolah.. mereka baru kenal dua hari ini
“......” tiba-tiba hening menyerang kedua makhluk ini. “dan kau gyu.. sepertinya kau takut dengan keramaian. Apa keramaian juga ada sangkut pautnya dengan eomma tirimu?”
“aniya, keramaian mengingatkanku dengan hari pemakaman kedua orang tuaku” Sunggyu menundukkan kepalanya menyembunyikan matanya yang sudah mulai berkaca-kaca. Woohyun menggeser sedikit tubuhnya mendekati Sunggyu lalu menepuk-nepuk pelan punggung Sunggyu
“mian, aku janji tak akan mengajakmu ke keramaian lagi, mian.. sungguh aku tak tau...” Sunggyu mendongakkan kepalanya menolehkan kepalanya kesamping. “apa sekarang kau senang mengetahui semua tentangku?” pertanyaan macam apa ini? Pertanyaan ini membuat Woohyun gelagapan mencari alasan. Tapi nihil, otak liciknya sekarang ini tak berfungsi di depan Sunggyu
“a-ani..”
“jinjja?” Woohyun menarik tangannya yang masih bertenggar dengan indah di punggung Sunggyu. “sungguh gyu, kau adalah sahabatku” ucap Woohyun sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V
‘sahabat’ Sunggyu mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan Woohyun. Entah kenapa sekarang kata sahabat itu terdengar menyakitkan baginya. Ada apa dengannya? Bukankah seharunya ia senang sudah dianggap sahabat oleh Woohyun. Tentang perasaan Sunggyu saat ini pada Woohyun yang tau hanya ia, Tuhan dan Author #plakk yang tau
“e-em.. gyu, sudah hampir jam 6” tunjuk Woohyun pada jam tanpa mengalihkan pandangannya dari Sunggyu. Sunggyu mengikuti arah tunjuk jari Woohyun, benar saja sudah hampir jam 6. “ahh!! Kenapa kau tak memberi tauku hyun!?” Sunggyu langsung berlari menuju kamarnya yang tadi Woohyun beritau meninggalkan kopernya disamping Woohyun. “barusan aku memberi taumu!!” teriak Woohyun sambil membalikkan badannya menatap kepergian Sunggyu
Woohyun kembali membalikkan badannya mendapati koper Sunggyu yang berdiri tegak disamping sofa. “ck! Sebentar lagi dia akan kembali”
Brakkk!!
Benar saja, setelah itu pintu kembali terbuka dengan kasar hingga menimbulkan bunyi yang sangat tak bersahabat dengan telinga. “kau tak memberi tauku kalau aku meninggalkan koperku” bentak sunggyu lagi. Lalu Sunggyu berjalan dengan tergesa-gesa sambil menyeret kopernya. “kau yang tak nanya padaku” dengus Woohyun dan lagi-lagi Sunggyu tak memedulikan Woohyun
“cantik-cantik menyebalkan” smirk menakutkan tampak dibibir Woohyun, lalu Woohyun kembali mendudukkan dirinya disofa menunggu Sunggyu. “kau membuatku semakin ingin memilikimu gyu..”
10 menit lagi jam sudah menunjukkan angka 6, sedangkan Sunggyu belum siap, belum lagi perjalanannya menuju daerah myeongdong. Bisa dipastikan Sunggyu benar-benar telat. Dengan begitu Sunggyu akan dimarahi bosnya, jika terus-terusan Sunggyu telat bisa dipastikan Sunggyu akan dipecat. Baguslah! Itu memang yang diharapkan Woohyun. Woohyun bisa dengan bebas hanya memperkerjakan Sunggyu di apartementnya. Woohyun egois? Memang. Pertama ia mendobrak pintu kontrakan Sunggyu hingga rusak agar Sunggyu tinggal dengannya, dan usahanya berhasil. Dan sekarang, Woohyun ingin Sunggyu meninggalkan semua pekerjaannya. Ia ingin Sunggyu hanya bekerja untuknya. Apakah kali ini woohyun juga berhasil?
20 menit Sunggyu selesai, ia siap bekerja di kafe paradise. Sunggyu menatap Woohyun heran. “hyun kau tak ganti baju?”
Melihat Sunggyu sudah ada dihadapannya, Woohyun pun langsung memberanjakkan dirinya mendahului Sunggyu. “sudahlah, ayo kita berangkat..” ucapnya
Sunggyu pun mengikuti arah langkah kaki Woohyun, berdiri tepat dibelakangnya. Sunggyu terus menatap punggung tegap orang yang sekarang berada dihadapannya. Beruntung sekali ia bisa akrap dengan kapten basket sekolahnya ini. Walaupun banyak kejadian-kejadian aneh setelah kejadian tabrakan dikoridor satu tahun lalu, tapi Sunggyu tetap berterimakasih pada makhluk dihadapannya ini
‘aku bahagia bisa mengenalmu hyun, gomawo.. setelah aku mengenalmu lebih jauh aku sering merasakan hal-hal aneh yang terjadi pada dada sebelah kiriku. Perasaan yang tak bisa kukontrol. a-apa apakah ini...’
TBC

jangan coba-coba menjadi sidears >_<

0 komentar:

Posting Komentar