Tittle :
Resigned Chapter 7 END
Author : Kim
Hye Jin_MRS
Main cats : Kim
Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats :
Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan
kebutuhan
Genre : GS,
romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk
semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini J
NOTE : di
Chapter ini author berikan longshoot J siap-siap
dengan moment-moment woogyu yang sweet. Maaf jika ff ini mengecewakan hati
readers dan tak sebagus yang diharapkan reader..
WARNING : TYPO
bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat
sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy
Reading -*-^_^
Drrrrrtttt
Sebuah deringan
dari benda persegi panjang yang ada diatas nakas lemari dekat tempat tidur Hoya
membangunkan sang empu yang tengah tidur nyenyak. “yeobseyo..” ucap Hoya serak
masih berusaha mengumpulkan setengah jiwanya yang masih berada dalam dreamland
‘ya... kapan
rencana kita akan dijalankan?’ ucap seseorang diseberang sana, Hoya mendudukkan
dirinya dikepala tempat tidurnya sambil menahan marah. “astaga nam Woohyun!
Pagi-pagi gini kau menelponku hanya untuk menanyakan itu? Oh!!! Sesange!!”
‘sebaiknya kau
berikan saran padaku untuk melangkah kedepannya ya’ Hoya memutar bola matanya
mendengar ucapan Woohyun. ‘pabo’ batin Hoya
“sebaiknya
kau.......” Hoya pun mulai memberikan saran pada oppa sepupunya ini dengan
jelas dan detail. ‘ah! Baiklah’ ucap Woohyun. Itu adalah kalimat terakhir yang Woohyun
ucapkan setelah menggeser tombol virtual merah pada touch screen ponselnya
Hoya menghela
napas setelah memutuskan hubungan telpon selulernya dengan Woohyun. ‘mian gyu,
mungkin ini adalah cara terbaik dengan mempertemukanmu lagi dengan Woohyun’
batin Hoya sebelum beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi
-
-
-
Infinite SHS
tampak riuh seperti biasa. Siswa siswi mulai masuk pada kandang peraduan otak
mereka guna mengembangkan dan mengasah otak masing-masing. Tampak Yuichi disana
sedang menunggu seseorang. Jangan ditanya lagi siapa yang sekarang tengah ia
tunggu. Tak lain itu pasti si Kei
Benar saja,
sesaat setelah Yuichi melihat Kei dan Sunggyu dari kejauhan yang sedang
membicarakan yang masa bodoh Yuichi pikir, ia langsung berlari menyambar lengan
Kei dan mengaitkan lengan Kei dengan lengannya meninggalkan Sunggyu yang
berteriak kesal karena ditinggal begitu saja
“awas kalian
berdua..”dengusnya sambil menghentak-hentakkan kakinya layaknya anak kecil. Sunggyu
pun melangkahkan kakinya menuju kelasnya sendiri. Aneh! Sungjong kemana,
biasanya sungjong tak pernah membiarkan dirinya sendiri. Taulah, bagaimana
sifat sungjong yang menurutnya terlalu over protective, padahal mereka baru
kenal tak genap satu tahun
“gyu...!!!”
merasa namanya dipanggil, gyu pun membalikkan badannya. Tampak Sungyeol disana
sedang tersenyum padanya. “eoh! Sungyeol-ah” ucapnya sambil mengibaskan
tangannya sebagai isyarat pada Sungyeol cepat
“kau mau ikut
denganku?” tanya Sungyeol sesaat setelah berlari kecil kearah Sunggyu. “eoddi?”
“pantai, aku
sudah lama tak kesana” Sunggyu dan Sungyeol pun mulai melangkahkan kakinya
bersama, walaupun tak sekelas tak apalah, toh kelas mereka bersebelahan
“emmm.. akan
aku pikirkan” itu adalah kalimat yang dilontarkan bibir mungil Sunggyu sebagai
penutup perbincangan basa-basi diantara keduanya
Hening. Yang
terdengar hanya suara sepatu dan lantai yang bergesekan dikoridor sekolah. Sunggyu
dan Sungyeol pun diam tanpa berniat membuka mulut mereka. Keduanya sibuk dengan
pikiran masing-masing. Sunggyu banyak masalah, Sungyeol pun begitu. Dan kedua
sahabat ini sama-sama mengerti apa yang sekarang menjadi permasalah
“yeol...” seru Sunggyu
memecah keheningan. “eum.. wae?”
“Myungsoo...” Sungyeol
menghentikan langkah kakinya lalu menundukkan wajahnya mendengar ucapan gyu.
Tak lama kemudian Sungyeol mendongakkan kepalanya dan tersenyum pada gyu.
“kenapa dengannya? Sudahlah mungkin sekarang ia sudah senang bersama Yoo Mi Ra”
“nan arrayo
yeol, kau tak benar-benar mengikhlaskannya. Lalu kenapa kau ingin kepantai? Aku
tau itu adalah tempat kesukaan kalian berdua. Bohong jika kau sudah
merelakannya” tegas Sunggyu. Jangan tanyakan bagaimana Sunggyu bisa tau dengan
jelas siapa sebenarnya Kim Myungsoo. Myungsoo adalah tetangganya, dan kebetulan
sahabatnya adalah mantan pacar tetangganya. Jelas jika Sunggyu tau banyak
tentang hubungan Sungyeol dan Myungsoo
“aku hanya
merindukannya gyu...” akhirnya Sungyeol mengeluarkan kata yang bisa
mengekspresikan perasaannya saat ini. “aku hanya ingin menyangkalnya” lanjut Sungyeol.
Sungyeol hendak melangkahkan kakinya menghindari pertanyaan Sunggyu
selanjutnya, tapi tidak setelah Sunggyu menahan pergelangan tangannya. “kita duduk
dulu disini” ucap Sunggyu sambil menunjuk bangku kosong yang ada di depan kelas
Sungyeol. walaupun ramai setidaknya siswa yang ada disana sibuk dengan urusan
masing-masing tak memedulikan yang lain. “masih 15 menit lagi bel berbunyi”
lanjutnya. Akhirnya Sunggyu dan Sungyeol pun mendudukkan dirinya disana
“dengar yeol,
adakalanya kita memang harus menyembunyikan perasaan yang kita rasakan dari orang
lain dan menyimpannya agar tak ketahuan. Tapi ini berbeda dengan mu, kau salah
menyembunyikan perasaanmu. Semakin kau menjauh dari Myungsoo, maka Myungsoo
semakin tak peduli denganmu dan pada akhirnya ia akan lupa pada dirimu. Setidaknya
walaupun ia mencampakkanmu dengan jelas, ia harus mengingat dirimu. Kau ada,
lee Sungyeol yang pernah mengisi harinya dengan warna-warna yang cerah” Sungyeol
mencerna ucapan Sunggyu. Benar, setidaknya Myungsoo mengingatnya kan? Sungyeol
menatap mata segaris Sunggyu dengan mata hazelnya, pelan bibirnya sedikit
terangkat membentuk sebuah lengkungan. “gomawo” ucapnya sambil tersenyum. Sunggyu
menganggukkan kepalanya sambil tersenyum pada Sungyeol. “jadi.. kapan kau akan
kesana?”
“molla..?” Sunggyu
tampak berpikir sejenak. “ayolah gyu, kau tadi bilang akan kau pikirkan dulu.
Apa tak cukup waktu sejak tadi di halaman sekolah sampai sekarang?”
“baiklah yeol..
tapi hanya kita berdua kan?”
“tentu saja,
kalau kau ingin mengajak yang lain juga tak apa”
“bagaimana
dengan saeng han dan hyemi?”
“haneul tak
mungkin diijinkan orang tuanya bepergian jauh, sedangkan hyemi, dia terlalu
sibuk dengan buku-bukunya” Sunggyu tampak manggut-manggut mendengar celotehan Sungyeol.
“kalau aku mengajak Hoya gimana?”
“hmm... bukan
ide yang buruk. Setidaknya disana kita mempunyai orang yang bisa kita bully”
candanya. “Ya!!!” teriak Sunggyu. “gitu-gitu dia calon dongsaengku tau..”
lanjut Sunggyu. setelah itu ia mendirikan badannya meninggalkan Sungyeol yang
menatapnya sambil cekikikan. “kau memang cocok jadi eommanya gyu!” teriakan Sungyeol
memenuhi koridor
‘calon
dongsaeng...’ pikir Sunggyu. Bibirnya tersenyum miris, hanya pertanyaan ‘akankah
hoya benar-benar jadi dongsaeng iparnya nanti’ yang ada di otaknya
mengingat hubungannya dengan woohyun
Setelah duduk
sepersekian menit dibangku yang ada di depan kelasnya, akhirnya Sungyeol memilih
masuk kedalam kelasnya mendapati haneul dan hyemi tengah bergosip ria. Sungyeol
hanya memutar bola matanya malas melihat sahabatnya yang hobi ngerumpi dipangi
hari itu. Ia mejatuhkan dirinya di kursi miliknya yang berada di depan hyemi
dan haneul lalu meletakkan tasnya disamping bangkunya
Kringgg!!
Bel berbunyi,
songsaenim killer pun masuk. Ahh!!! Pelajaran kimia selalu membuat otaknya
serasa pecah. Kimia tak sulit hanya ia lelah dengan kimia yang selalu
menggunakan logika untuk berpikir. Otak Sungyeol terlalu lelah memikirkan
hidupnya, jadi tak ada waktu untuknya memikirkan kimia baginya. Salahkan
dirinya yang memilih jurusan MIPA. Hitungan, rumus dan bahasa ilmiah sudah
menjadi makanan Sungyeol setiap hari. Sebenarnya ia tak tahan, tapi ia hanya
mengikuti mayorialistis teman-temannya. yahhh!! Walaupun Sungyeol tau sekolah
adalah salah satu tempat yang nantinya bisa mewujudkan impiannya menjadi
seorang dosen
Other Side_
Sunggyu tampak
malas mengikuti pelajaran bahasa inggris yang berlangsung. Sungjong tak masuk,
itulah yang membuatnya semakin malas masuk sekolah. Berhubung ia duduk dibangku
paling belakang, ia pejamkan matanya saja menikmati alunan suara gurunya
didepan yang seperti nyanyian nina bobok baginya
Skip
Kringg...
Bel tanda
istirahat berbunyi. Siswa Infinite SHS pun mulai berbondong-bondong menuju
kantin sekolah guna mengisi perut keroncongan masing-masing, tak ada bedanya dengan
Sunggyu juga. Ia melangkahkan kakinya gontai menuju kantin. Sendiri, tanpa
teman. Sungyeol? dia mungkin sibuk dengan kedua sahabat lainnya. Teman yang
biasa menemaninya disekolah hanya sungjong tapi sekarang sungjong tak masuk
jadi ia benar-benar sendiri
“gyu...”
panggil seseorang sambil melambaikan tangannya kearah Sunggyu. Sunggyu pun
tersenyum. Setelah Sunggyu berhasil mengisi nampan nasi dengan berbagai macam
makanan, ia pun ikut bergabung dengan namja yang tadi memanggilnya
“aigooo!!!”
serunya. “aku kesepian sekali appa..” yap, orang yang sekarang tengah berada
didepan Sunggyu adalah Yuichi bersama seorang namja asing. “ah jjam! Sungjong
tak masuk. Pantas saja kau merasa kesepian kekekkekk..” tawa Yuichi. Sunggyu
hanya menatapnya kesal. Saat Sunggyu hendak memasukkan satu sendok kedalam
mulutnya, ia mendelikkan matanya melihat Yuichi dan berganti pada orang yang
berada di samping Yuichi seakan bertanya ‘dia siapa?’
“perkenalkan
namanya Chiki, dia sama sepertiku. Blasteran korea jepang” ucap Yuichi. Sunggyu
pun mengulurkan tangannya. “kim Sunggyu imnida” ucapnya sambil tersenyum.
Sedang orang yang diseberang hanya menatap Sunggyu tanpa berniat menerima
uluran tangan Sunggyu. “ya! Hilangkan sifat juekmu itu” ucap Yuichi seketika.
Tak lama kemudian Chiki pun menerima uluran tangan Sunggyu membuat Sunggyu
sedikit tersenyum
“karena kau
temannya appa aku akan memanggilmu dengan nama ahjussi”
“ya!!”
“sudahlah chik,
dia orangnya memang seperti itu” ucap Yuichi setengah berbisik pada Chiki,
jujur sebenarnya Sunggyu bisa mendengarnya dengan sangat jelas. Oh ayolah, dia
tak tuli
“selamat makan”
ucap Yuichi menghindari pertikaian (?) antara sepupunya dan Sunggyu. padahal
mereka baru kenal tapi kenapa kesan pertamanya seperti ini. sungguh aneh...
“appa kenapa
kau tak ajak Kei?”
“dia masih
sibuk dengan kegiatan ekskulnya”
“ouh!!!...”
Akhirnya acara
makan siang mereka bertiga pun berjalan dengan khidmat tanpa gangguan dari Sunggyu
yang mempunyai kebiasaan nyeletuk. Sekitar 7 menit, akhirnya dua namja dan satu
yeoja itu masuk kelas. Beda dengan Chiki, tentu saja ia melanjutkan jalannya
menuju kelasnya. Ia tak satu kelas dengan Sunggyu maupun Yuichi. Chiki berada
di lantai dasar yang biasanya digunakan bagi anak-anak baru yang ingin menyusul
pelajaran berhubung sekarang sudah semester dua
~0(^_^)0~
kkeutnaeji mothan ibyeol dwi
ibyeolgwa ibyeol
naege namgyeojin inyeongwa inyeon
~0(^_^)0~
Dering ponsel Chiki
berhasil membuatnya berhenti melangkah, ia pun segera mendial tombol hijau
untuk mengangkat telpon itu. “yeobseyo..”
‘bagaimana? Kau
sudah tau orangnya kan?’
“ne..”
‘pastikan kau
terus memberi kabar padaku keadaannya..’
“ne..” itu
adalah kalimat terakhir sebagai penutup sambungan telpon seluler antara Chiki
dan seseorang diseberang sana. Selanjutnya Chiki pun melanjutkan langkah
kakinya menuju kelasnya
∞W∞G∞S∞
Ceklek
Hoya membuka
kamar asramanya lalu menutup lagi. Melempar tas sekolahnya dan mendudukkan dirinya
diatas kursi meja belajar Kei. Berusaha meraih sebuah buku dairy yang kemarin
sempat ia ambil di rumah Woohyun diam-diam. Kemudia Hoya membukanya dengan
pelan takut merusak buku tersebut
‘mian hyun...
aku mengambilnya darimu tanpa pamit’ batin Hoya.
Pelan Hoya membuka lembar-lembar setelah lembaran yang ada bulu dan pita putih
sebelumnya
’15 April 2016.
Hari ini adalah hari keberangkatanku dengan Sunggyu ke Jeju. Astaga...!! aku
tak percaya ini, nanti aku dengannya selama satu minggu. Hanya kami!!’ itu
adalah kalimat yang ada di lembar setelah lembar berpita. Hoya hanya cekikikan
sendiri melihat tulisan tangan sepupunya itu, pasti saat itu woohyun bahagia
sekali
Lalu Hoya
membuka lagi lembaran buku dairy Woohyun. ‘aku bingung, aku tak tau harus
bagaimana? Setelah sekian lama, Key datang lagi padaku dengan sebuah ancaman.
Sekarang aku sudah benar-benar tak mencintainya, aku hanya mencintai gyu. Tapi
dia mengancamku, aku tak tau harus bagaimana...’ begitulah kalimatnya. Hoya
mengepalkan tangannya kuat, bahkan Woohyun tak memberi tau ancaman Key padanya.
“menyebalkan” monolog Hoya
~0(^_^)0~
haruman ani jamkkanman-irado
dwidor-a bondamyeon neol doedollil tende
naega eobsneun neon neodo sangsanghal su eobsjanh-a
jejariro dor-awa jwo
dwidor-a bondamyeon neol doedollil tende
naega eobsneun neon neodo sangsanghal su eobsjanh-a
jejariro dor-awa jwo
~0(^_^)0~
Hoya mengambil ponselnya yang berada disampingnya, tepatnya
di atas meja belajar Kei. Menutup kembali dairy Woohyun kemudian melihat id
pemanggil ponselnya. Nama ‘Nam Pabo’ terpampang jelas disana. “yeobseyo.. waeyo
nam?”
‘kau sudah pulang?’
“ne, cepatlah katakan apa perlumu”
‘apa tak ada libur bagi sunggyu di bulan ini ya?’
“hmm... nanti aku tanyakan pada gyu”
‘baiklah Hoya-ya..’ lalu terdengar nada sambungan putus dari Woohyun.
Hoya meletakkan ponselnya tepat disampingnya dan melanjutkan acara membacanya
Hoya Pov
Tut!
Rupanya Woohyun sudah memutuskan sambungan telponnya, aku pun
meletakkan kembali ponselku diatas meja belajar Kei. Saat hendak membuka
lembaran dairy berikutnya tiba-tiba...
Ceklek!
Pintu terbuka menampilkan Kei yang hanya menyembulkan
sebagian badannya di ambang pintu. “ya!! Kei-ya, jika kau mau masuk masuklah,
jika tidak keluarlah. Jangan seperti itu, kau tampak seperti penampakan kamar
sebelah yang hanya mempunyai kepala”
“anio, aku masuk saja”
“Sunggyu eodi?”
“molla...” kulihat Kei mulai membuka sepatu sekolahnya. “itu
buku apa Hoya-ya?” tanyanya sambil menunjuk buku yang ada tanganku. Reflex aku
menyembunyikan buku dairy ini dibelakang tubuhku. “bukan apa-apa” aku langsung
pindah ke tempat tidurku. “ayolah ya, kalau kau tak ingin memberitauku aku tak
akan membantumu belajar dengan Yuichi”
“yaa!! Ancamanmu tak lucu Kei” Kei berjalan mendekatiku,
kemudian mengulurkan tangannya padaku. Aku menggeleng. “palli Hoya-ya” dengan
berat hati, aku pun memberikan buku dairy Woohyun padanya. “jangan berikan pada
gyu”
“arasseo!” Kei pun mulai menjauh dariku lalu mendudukkan
dirinya di tempat tidurnya membaca sedikit bagian awal buku dairy Woohyun.
“ahh!! Buku dairynya Woohyun...” monolognya. Aku lihat air wajah Kei
berubah-ubah, kadang terlihat sumringah kadang ia tampak mengepalkan tangannya
kesal. Itu seperti reaksiku..
“Kei-ya..”
“eum..” Kei mengalihkan perhatiannya padaku, sekejab ia
menutup dairy itu. “apa bulan ini kau tak ada libur? Satu hari atau dua hari
gitu?”
“ada..”
“ah jinjja!?”
“eum.. waeyo?”
“anio, eonjeyo?”
“tahun baru nanti” aku pun menganggukkan kepala mendengar
ucapan Kei. Baiklah.. mungkin itu waktu yang tepat memperbaiki hubungan Woohyun
dan Sunggyu
Hoya Pov End
∞W∞G∞S∞
Karena bel masuk istiahat kedua telah berbunyi, Kei pun
kembali ke sekolah. Tanpa memikirkan resikonya nanti, ia membawa buku dairy Woohyun
seperti novel yang ia anggap biasa saja. Sekarang dari halaman pertama sampai
halaman terakhir pun Kei sudah selesai membacanya. Sesaat setelah selesai, Kei
meletakkannya di atas bangku mengumpulkannya dengan tumpukan buku-buku paket
yang lain. Semula tampak normal, Kei melupakan buku dairy itu
Skip
Bel pulang berbunyi. Seperti biasa, Kei selalu menunggu Sunggyu
di depan kelasnya. Selain ia menunggu Sunggyu, ia juga bisa bertemu dengan sang
namchin. Tak lama Kei menunggu, Sunggyu dan teman-teman sekelas lainnya pun
keluar.
“Kei..” Kei langsung mendirikan badannya bersiap pulang
mendengar Sunggyu memanggilnya. “pulang gyu..”
“tunggu” cegat seseorang. Kei dan gyu pun spontan membalikkan
badannya secara bersamaan. Rupanya itu Yuichi. Kei tersenyum melihat Yuichi,
sedangkan Sunggyu tampak mendengus kesal. Bisa dipastikan setelah ini dia akan
melihat tontonan ftv gratis
Grep!
Yuichi menarik Kei ke dalam pelukannya setelah memastikan
disana hanya ada mereka bertiga dengan buku paket sebagai penghalang tubuh
mereka. Sunggyu benar, ftv gratis sudah mulai ditayangkan
“bisakah nanti malam kita keluar..” ucap Yuichi masih dengan
memeluk Kei. Kei tersenyum mendengar ucapan Yuichi, walaupun Yuichi tak
melihatnya tapi ia senang mendengar ajakan Yuichi berhubung mereka sudah lama
tak keluar bersama. Dengan kata lain, kencan
Lalu Yuichi melepas pelukannya. “tentu saja” ucap Kei dengan
senyuman tentunya. “ya! Apa kalian lupa ada aku disini?” teriak gyu
menghentikan aksi lovey dovey Kei dan Yuichi. Kei dan Yuichi pun cekikikan
mendengar teriakan Sunggyu. “mian gyu..”
Akhirnya 3 sejoli itu keluar gedung infinite SHS bersama. Kei
dan Yuichi berpisah di parkiran karena Yuichi harus pulang cepat, jangan
lupakan Yuichi yang tak tinggal diasrama. Sekarang hanya Kei dan Sunggyu yang
membicarakan hal-hal yang tak penting. Apalagi kalau bukan ngerumpiin oppa-oppa
infinite
“Kei...” tiba-tiba gyu mengalihkan pembicaraan yang penuh
canda itu. Gyu menatap buku merah yang Kei selipkan dengan buku-buku paketnya.
“wae?”
“buku itu...” Kei melihat arah pandang gyu. “ah ini.. wae?” Kei
berusaha mencairkan suasana yang tiba-tiba tegang dengan sedikit senyuman,
tentu saja senyum paksa. Ia tak mungkin memberikannya pada gyu kan
“seperti...”
“mwohae?? Bicaralah yang jelas gyu..”
“bolehkah aku meminjamnya?” tanya gyu. Skakmat sudah, Kei tak
mungkin bisa mengelak dari pertanyaan gyu yang terdiri dari 9 suku kata itu.
“ahh,, andwe gyu.. ini punya teman sebangkuku...” gyu menatap Kei menyelidik.
Ia tau sepupunya ini tak pandai berbohong, aktingnya terlalu payah. “kau
berbohong Kei” tukas Sunggyu. Kei sudah tak mempunyai pilihan. ‘tak
apalah... dengan ini gyu akan tau perasaan Woohyun yang sebenarnya’ bisik
batin Kei. Akhirnya Kei pun menyerahkan buku dairy itu. “kalau kau sudah
membaca buku ini, kau harus percaya gyu. Percayailah buku ini apapun yang
tertulis di dalamnya karena orang yang menulis buku ini benar-benar dengan
perasaan dan hati” ucap Kei sambil menyerahkan buku dairy itu, dairynya Woohyun
lebih tepatnya
Kei dan Sunggyu pun melangkahkan kakinya pelan menuju asrama
woollim. Hanya sekitar 10 menit mereka sampai. Kei dan Sunggyu langsung membuka
sepatu kemudian menggantinya dengan sandal asrama yang memang dikhususkan per
kamar. Mandi bergantian, karena hanya disediakan satu kamar mandi per kamar.
Berhubung sekarang jam sudah menunjukkan jam 04:15, jadi tak ada salahnya bagi Kei
dan Sunggyu langsung menyiram air hangat pada tubuhnya yang lengket. Setelah
merapikan dandanan mereka berdua, Kei dan Sunggyu pun pergi ke kantin asrama
dengan diikuti Hoya tentunya
“Hoya-ya..” gyu tiba-tiba melambatkan langkah kakinya guna
menyamai langkahnya dengan Hoya membiarkan Kei berjalan didepan. “kau mau ikut
denganku?”
“eodi?”
“pantai..”
“eonjeyo?”
“tahun baru” ucap Sunggyu. ‘tepat sekali’ batin Hoya
“baiklah..”
“ya!! Kalian membicarakan apa?” tanya Kei tiba-tiba menyela perbincangan gyu dan Hoya. “aniyo Kei-ya...
kajja! Kau berjalan didepan” ucap gyu sambil berusaha membalikkan badan Kei ke
depan. Kei pun berjalan di depan dengan langkah cepat meninggalkan gyu dan Hoya
yang tampak tak peduli dengan kepergian Kei
“kau benar mau ikut denganku kan ya?”
“eum..” ucap Hoya sambil tersenyum. Gyu pun membalas senyuman
Hoya, lalu mengajak Hoya menyusul Kei yang sudah jauh didepan
SKIP
Tik tok tik tok!
Jam terus berputar menunjukkan jam 2 pagi. Sunggyu masih
betah dengan mata yang terbuka. Sedari tadi ia hanya membalikkan badannya
kekanan dan kekiri, tapi matanya tetap tak bisa tertutup walaupun ia paksa.
Entahlah, ia sekarang tak lagi sedih ataupun susah. Ada perasaan mengganjal
dihatinya
Perlahan, ia beranjak dari tempat tidurnya lalu mendudukkan
dirinya di kursi meja belajar Kei. Tangannya terulur meraih sebuah buku merah
yang tadi sore sempat ia pinjam pada Kei dengan sangat memohon. Sunggyu mencoba
menyamankan dirinya di kursi itu. Setelah merasa nyaman, akhirnya Sunggyu
membuka buku itu. Terpampang jelas disana sang pemilik buku dairy. Siapa lagi
kalau bukan Nam Woohyun
Sunggyu Pov
Aku mengingat sesuatu. Tadi sore aku meminjam sebuah buku
pada Kei. Aku tak tau apakah buku itu sebuah novel atau apa yang pasti aku
sangat penasaran dengan isi dari buku itu. Pelan, aku melangkahkan kakiku
menuju meja belajar Kei lalu aku mengulurkan tanganku pada lemari penyimpanan
bukuku yang tak jauh dari meja belajar untuk mengambil buku itu. Berhasil!.
Perlahan, aku membuka buku itu. Ohh!! Ini buku dairy. Saat inilah aku baru sadar
kalau buku ini buku dairy itupun karena ada kalimat ‘MY DEAR’ pada sampul buku
ini, apalagi bentuknya yang menurutku sangat elegan dengan paduan warna hitam
dan warna gold yang ada di pojok-pojok buku ini. Maklumlah, tadi aku hanya
sekedar memegangnya tanpa membaca apapun
Aku membuka lembar pertama. Tertulis dengan jelas nama sang
pemilik dairy ini. aku membulatkan mata sipitku mengetahui sang pemilik. Nama
‘Nam Woohyun’ terpampang jelas dihalaman kedua buku ini. jadi ini sebabnya tadi
Kei sangat berat hati meminjamkan buku ini padaku
Ku alihkan pandanganku pada kalimat yang berada di bawah nama
sang pemilik. ‘apakah aku harus melepaskan Key? Apakah aku harus belajar
mencintai mantan sahabat yang sekarang sudah menjadi tunanganku?’ itu
adalah tulisan yang ada di lembar
pertama. Tanggal 12, 03 2016. Otakku berputar kemasalalu yang menurutku sangat
hambar. Lebih tepatnya seperti sekarang ini, hambar. Dulu, sebelum tanggal itu
aku masih kesakitan melihat Woohyun dengan Key. Apa sejak saat itu Woohyun
belajar mencintaiku? Apa itu sebabnya malam itu ia menelponku?.
Pertanyaan-pertanyaan bodoh mulai beterbangan diatas kepalaku. Aku tau
pertanyaan-pertanyaan seperti itu tak akan bisa terjawab jika aku masih malas
untuk bertemu dengan Woohyun. Aku tak mau bertemu lagi dengannya. Aku tak
bisa..
Ku buka lembar kedua. ‘sulit sekali
menerima orang baru sepertinya. Tapi aku tak akan menyerah, aku akan terus
belajar mencintaimu gyu’ tulisan tangan Woohyun kedua. Aku
menghembuskan napasku. Apa dulu dia sebegitu kerasnya untuk belajar
mencintaiku?. Pertanyaan muncul lagi. Aku tak bisa terus seperti ini, aku harus
mengetahui yang sebenarnya.. kenapa dia berubah...
Ku buka lembar
selanjutnya. Terus-terus dan terus ku baca satu persatu tulisan tangannya,
sesekali ku belai buku ini seakan membayangkan buku ini adalah wajah Woohyun
yang selama satu bulan lalu tersenyum padaku yang sekarang telah hilang. Aku
tak menangis, ingat itu. Aku bukan yeoja cengeng yang biasanya hanya bisa
merengek karena ditinggal kekasihnya. Aku bukan orang yang seperti itu
Sekarang aku
sampai dipertengahan buku ini. hmm... sedikit aneh menurutku. Lembar ini
sedikit berbeda dari lembar-lembar sebelumnya. Ada sebuah bulu dan pita warna
putih yang menurutku sangat cantik. ‘sepertinya sekarang aku sudah berhasil,
aku berhasil mencintai tunanganku sendiri. Senang? Tentu, ini yang aku harapkan
dari dulu’ dan ada emoticon smile disana. Tanggal 05, 04, 2016. Apakah hari
itu Woohyun sudah mencintaiku? Sebelum di Jeju? Benarkah?. Lalu sekarang kau
kenapa Woohyun-ah..? Kau berubah. Apakah aku bisa menemukan jawaban dari buku
ini? aku harap begitu...
Aku membuka
lagi dairy ini. ’15 April 2016. Hari ini adalah hari keberangkatanku dengan Sunggyu
ke Jeju. Astaga...!! aku tak percaya ini, nanti aku dengannya selama satu
minggu. Hanya kami!!’. Aku tersenyum membaca tulisan Woohyun yang ada
dilembar ini. Aku kembali ingat masa-masa itu, dimana disana hanya ada kami
berdua. Kemudian aku tersenyum miris mengingat setelah itu sikap Woohyun yang
tiba-tiba berubah. Dari yang semula manis berubah menjadi sebuah sikap racun
yang membuat perasaanku mati. Ahh!! Aku baru ingat, dulu aku juga pernah
meracuni hatiku sendiri hingga mati. Dan kemudian Woohyun datang memulikan
hatiku. Untuk sekarang aku tak berniat meracuni hatiku lagi, tapi entahlah jika
suatu saat nanti Woohyun yang akan melakukannya padaku. Aku tak tau itu
Ku buka lagi
lembar selanjutnya. ‘aku bingung, aku tak tau harus bagaimana? Setelah sekian
lama, Key datang lagi padaku dengan sebuah ancaman. Sekarang aku sudah
benar-benar tak mencintainya, aku hanya mencintai gyu. Tapi dia mengancamku,
aku tak tau harus bagaimana...’. Lagi-lagi aku membulatkan mataku setelah
membaca tulisan tangan Woohyun. Apa...apakah karena ini sikapnya tiba-tiba
berubah padaku. Astaga!! Jadi selama ini Woohyun tak benar-benar mencintai Key.
Jadi dia melakukan itu untuk kebaikanku nanti. Jadi selama ini aku salah paham
padanya
Karena tak
sabar ingin tau sebuah jawaban dari berbagai pertanyaan yang ada di kepalaku,
aku membuka dengan cepat buku ini. ‘gyu.. mianhaeyo, aku benar-benar tak
bisa melakukan apapun untukmu kecuali melindungimu dengan cara ini. Tadi pagi Key
telah menghapus bekas bibirmu yang ada dibibirku. Tanggal 19, mei 2016’.
Aku mengepalkan tanganku. Marah? Tentu saja. Dari kalimat itu secara tidak
langsung Woohyun ingin memberitahuku bahwa ia tak menginginkan ciuman itu. Aku
ingat kapan insiden itu. Itu pasti beberapa bulan lalu yang sempat membuat
semangatku down hingga untuk pertamakalinya aku memberanikan diri bolos
pelajaran pertama dan kedua, itu pun aku membawa temanku
Ku buka lagi
lembar ini, lembar terakhir yang ada tulisan tangan Woohyun. Karena setelah ini
tak ada tulisan lagi. ‘aku sudah tak tahan untuk tak mengetahui barang satu
menit saja aktivitas Sunggyu, ditambah Key yang selalu bersamaku membuatku bahkan
tak bisa menyebutkan nama Sunggyu. Jadi hari ini aku memutuskan meminta jasa
orang yang beberapa hari lalu sempat aku tolong. Namanya Chiki, kebetulan ia
blasteran Korea Jepang. Aku menyuruhnya untuk mengawasi Sunggyu. jika Sunggyu
sedih maka Chiki harus memberitahuku, kalau gyu baik-baik saja maka Chiki juga
harus memberitahuku. Beruntung sekali dirku. Itu karena aku sudah menolongnya
yang tersesat saat pertamakalinya ia menginjakkan kakinya di Korea dan karena
aku sudah bela-belain mengantarnya ke rumah sepupunya yang ada di Korea.
Tanggal 22, Nov, 2016 ’. Tunggu! Chiki? Sepupunya appa! Berarti Woohyun
sudah mengetahui rumahnya appa. Sebegitu khawatinyakah dirimu padaku hyun. Bodohnya
aku yang selalu menggunakan perasaan untuk berpikir, seandainya aku berpikir
dengan logika ini semua tak akan terjadi
Sekarang aku
tau yang sebenarnya lewat buku ini. Sebenarnya Woohyun mencintaiku, yahhh! Intinya seperti itu. Dia
memperlakukan Key dengan baik dan mau diapain saja oleh Key karena Woohyun
ingin melindungiku. Aku salah paham dan dia tak pernah berniat menjelaskan
padaku. Dan jangan lupakan satu hal, ia bela-belain meminta jasa orangnya. Itu
yang aku tau dari buku dairy ini
Pelan aku
mengambil bolpen yang ada di laci meja belajar dan mulai menuangkan tinta hitam
pada kertas putih pada buku dairy Woohyun. Setelah melalui waktu beberapa detik
akhirnya selesai. Aku tersenyum melihat tulisan tanganku yang ada di buku dairy
ini. Kemudian aku kembali ke tempat tidurku bersiap untuk tidur. Tak ngantuk
sih.. tapi kalau dipaksakan mungkin akan bisa..
∞W∞G∞S∞
“eugghh..!!”
aku sedikit melenguh merasakan sinar matahari yang menerpa wajahku melalui
celah-celah jendela. Aku menggeliatkan badanku kemudia menolehkan kepalaku
untuk melihat Hoya dan Kei, rupanya mereka sudah bangun. Kuputuskan mendudukkan
badanku dikepala tempat tidur sebentar untuk mengumpulkan nyawaku yang masih
tertinggal di dunia mimpiku. Kudongakkan kepalaku, rupanya sudah jam 06:30.
Bwo!? 06:30
“aishhh!!!
Jinjja!!” kesalku. Langsung saja aku berlari ke kamar mandi. Hanya membutuhkan
5 menit untukku mandi, kalau aku tak cepat pasti aku mati dibunuh saem Yoon
Killer yang memang terkenal ganas di Infinite SHS. Baiklah! Hanya 15 menit yang
kubuthkan untuk mengganti handukku dengan seragam sekolah dan mengikat rambut
caramelku keatas. Ahh!! Aku lupa memoleskan bedak tipis diwajahku. Aku pun
segera memoleskannya, setelah itu aku langsung melesakkan tubuhku dari kamar
berlari cepat ke sekolah
Ok! Tepat
waktu. Bel berbunyi setelah aku berada diambang pintu kelas. Appaku tampak
tersenyum padaku dari jauh sedangkan sungjong mengibas-ngibaskan tangannya
menyuruhku untuk cepat duduk. Aku pun mulai melangkahkan kaki jenjangku
melewati anak-anak lain yang tampak riuh seperti biasa
“wae geure
sungjong-ah!?” tanya setelah berhasil mendudukkan diriku disebelahnya. “kenapa
anak-anak tampak bersemangat? Apa Yoon saem tak masuk?” cerocosku yang dibalas
anggukan oleh sungjong. Aku mengelus dadaku tenang. “berarti ulangannya tak
jadi?” tanyaku lagi. “ne gyu..” jawabnya sambil tersenyum. “ahh!jjam! kemarin
kenapa kau tak masuk?”
“kasurku masih
merindukanku gyu”
“aishhh!!” dengusanku.
“astaga! Kenapa pagi ini semua temanku sangat menyebalkan Tuhan!” seruku di
balas kikikan geli dari sungjong. Lama aku menatap sungjong yang terkikik
sendiri, akhirnya ia selesai. “sudah puas ketawanya?”
“aigooo!! Kau
kenapa juga eoh!? Apa yang dilakukan kedua dongsaengmu itu?”
“mereka tak
membangunkanku” ucapku sambil mempoutkan bibirku. Lagi-lagi sungjong
menertawakanku. “mereka yang tak membangunkanmu apa kamu yang tak bisa
dibangunkan gyu?”
“molla...”
lagi-lagi sungjong menertawakanku, tangannya ia gunakan untuk menahan ledakan
tawanya. Aku hanya menatapnya kesal. Oh ayolah! Dia tak membantu memperbaiki
moodku
SKIP
Bel istirahat
berbunyi. Aku menepuk bahu sungjong yang berada di sampingku yang tengah tidur
nyenyak. “jong-ah! Ireona.. kantin”
“duluan gyu...”
jawabnya dengan suara serak. “baiklah” aku pun beranjak dari mejaku lalu keluar
kelas sendiri. “gyu...”
“eoh! Appa”
“mau ke
kantin?” aku menganggukkan kepalaku. “bareng” sesaat setelah appa mengucapkan
kata itu, kami melangkahkan kaki kami bersama-sama ke kantin. Saat kami berada
di kantin aku melihat Chiki sudah mengantri di barisan terdepan. Aku hendak
memberitahukan appa tapi ternyata dia sudah tau, jadi ku urungkan saja
Setelah sekian
lama aku dan appa mengantri, akhirnya kami selesai mengisi nampan kami dengan
makanan-makanan yang menarik seleraku. Sebenarnya apapun makanan aku tetap
makan, asalkan itu tak beracun juga. Kekekkekk...
Saat aku dan
appa bingung mencari tempat untuk duduk, aku melihat Chiki melambaikan
tangannya pada kami dan mengisyaratkan pada kami untuk duduk bersamanya. Kami
yang mengerti pun langsung menuju tempat duduk Chiki. “kenapa kau tak menunggu
kami chik?” tanya appaku basa-basi sebelum menyendokkan nasi ke mulutnya. “aku
tak tau kalau ada kalian” ucap Chiki. Aku hanya menatap Chiki setengah
menyelidik tanpa menyentuh makanan yang ada di nampanku. Akhirnya kami bertiga
menikmati makanan kami masing-masing dengan hening
Selesai. Kami
bertiga kembali ke kelas kami masing-masing. Ahh!! Sungjong! Dia tak
menyusulku. Apa jangan-jangan dia masih tidur?. “emmm ahjussi, boleh aku bicara
denganmu sebentar?” ucapku sebelum masuk kelas. “appa duluan” lanjutku
Aku berdeham
sebentar untuk menetralkan suasana. Bagaimanapun juga aku baru kenal dengan
ahjussi jadi masih agak canggung gitu. “ahjussi..”
“gyu kalau kau
memanggilku ahjussi aku merasa tak enak, terdengar tua” candanya sambil
tersenyum padaku. “ahh!! Mian ahju-, jadi aku harus memanggilmu..?”
“panggil aku Chiki
saja”
“ahhh!! Chiki..
kau kenal Nam Woohyun?”
“kenal? Nam Woohyun?
Kekekekekk lebih tepatnya dia pahlawanku” sudah kuduga. Buku dairy itu
benar-benar tulisan tangan Woohyun
Sunggyu Pov End
@other_side
“ya! Yuichi”
“wae
sungjong-ah!? Tak usah teriak, aku tak tuli”
“gyu eodiya?”
“diluar”
“ahhh
gomawo...”
@other_side
Sunggyu Pov
“jakkan! Kenapa
kau tiba-tiba menanyakan itu gyu?”
“emmm.. hanya
ingin tau kepastian tentang sebuah buku merah”
“bwo?”
“sudahlah, kau
tak akan tau juga. Mulai sekarang kau tak usah laporkan keadaanku padanya, tak
usah jadi stalkerku untuknya, berhenti mengurusi diriku. Semuanya sudah jelas,
tolong katakan pada Woohyun. Gomawo” ucapku panjang lebar. Setelah itu aku
langsung melesatkan badanku dari hadapan Chiki yang membeku
Dukk!!!
“Aaaahhh!!!”
seruku serempak dengan sungjong. “lee sungjong! Aishhh!! Appo” ucapku sambil
mengelus kepalaku. “jangan salahkan aku gyu, kau yang tak menabrakku”
“ahhh!!
Sudahlah, kau mau kemana?”
“aku mau
mencarimu”
“sekarang kan
sudah ketemu, kau tak mau ke kantin?”
“aku ada bekal”
“oh! Baiklah”
lalu aku dan sungjong pun kembali ke bangku kami. “kenapa kemarin kau tak
masuk?”
“emm..
sebenar-...”
“apa ada
sesuatu yang aku tak ketahui tentang kau jong?” tanyaku peduh selidik. “mian
gyu aku tak bisa cerita” ucapnya sambil
menundukkan kepalanya. Pelan ku angkat kepalanya kembali. “katakanlah jong,
dengar aku adalah sahabatmu” sungjong tampak berpikir mendengar ucapanku
“sebenarnya aku
sakit TBC kelenjar” aku membulatkan mata sipitku. “eonje?”
“sejak 3 bulan
yang lalu”
“kenapa kau tak
memberitahuku?”
“aku hanya
takut kau tak mau berteman lagi denganku”
Aku menarik
sungjong kedalam pelukanku. “itu alasan bodoh. Aku memang mempunyai banyak
sahabat” lalu ku lepas pelukanku darinya. “aku akui, kalau urusan teman dan
sahabat aku memang tamak” lanjutku sambil tersenyum
Sunggyu Pov End
Kring!!
Bel berbunyi
menandakan KBM akan segera berlangsung kembali. Sunggyu, sungjong, dan Yuichi
yang satu kelas pun harus kembali mengasah otaknya dengan soal-soal yang tak
bisa dikatakan mudah apalagi sekarang mereka hampir semesteran. Bahkan sekarang
hampir setiap hari hanya mengerjakan soal, soal dan soal tanpa ada materi yang
harus dijelaskan oleh guru. Guru hanya masuk untuk memberikan soal kemudian
keluar lagi. Seperti itu seterusnya hingga sekitar satu bulan
∞W∞G∞S∞
“^^Hari Libur Sunggyu Bersama Sungyeol dan Hoya^^”
Tit tit!
“gyu palli! Sungyeol
sudah datang” ucap Kei. Hoya hanya menonton gyu yang masih sisiran sambil duduk
uring-uringan di tempat tidurnya. Ia terlalu antusias, jadi ia mempersiapkan
semuanya dari tadi malam. Sekarang malah dia sendiri yang jamuran gara-gara
menunggu Sunggyu yang dandan dari jaman batu tak selesai-selesai
Tit tit!!
“gyu...!!!!”
mendengar klakson mobil Sungyeol, Kei dan Hoya pun secara serentak meneriakkan
namanya tepat ditelinganya. “ahh!! Telingaku!!! kalian berdua” geramnya.
“palliwa” tegas Hoya
“arasseo
arasseo”
“cepatlah
keluar biar aku yang mengkunci kamar lalu setelah itu aku ke pulau nami”
“pulau nami? Bersama
Yuichi oppa?”
“tentu saja”
Akhirnya
setelah sekian lama Hoya menunggu Sunggyu dandanan yang tak ada selesainya
–kata Hoya, mereka keluar dari asrama mendapati Sungyeol yang tengah
melambaikan tangan pada mereka dari luar gerbang. Langkah jenjang Sunggyu dan Hoya
terus melangkah lurus kedepan tepat dimana Sungyeol berada
“sudah siap?”
tanya Sungyeol setelah semuanya ditempatkan ditempatnya. “go!!!!” lanjutnya
lagi dengan riang. Sekitar 15 menit tiga yeoja itu menaiki mobil akhirnya
sampai di sebuah hotel dekat pantai. Hotel ini bahkan mempunyai kenangan bagi Sungyeol
“kita akan satu
kamar bertiga, tak boleh ada yang melawan arasseo!” ucapan Sungyeol dijawab
anggukan oleh dua sahabatnya. Lalu ketiganya sama-sama menuju kamar 257, kamar
yang akan mereka tinggali selama 3 hari
∞W∞G∞S∞
Tampak dua
orang namja yang yaahhhh... mempunyai taraf kegantengan seorang pangeran
mungkin menurut orang-orang yang ada di hotel ini. Berpakaian serba hitam bak
malaikat maut yang siap mencabut nyawa siapa saja yang melihat. Seram? Memang
tapi ketampanan dari dua namja ini mampu menyihir perhatian semua mata agar tak
memalingkan pandangan mereka. Panggil saja mereka Nam Woohyun dan Kim Myungsoo
“anda di kamar
258” ucap recipsionis ramah. “kamsamnida..” ucapnya lagi sambil membungkuk 90o
sebagai penghormatan. Lalu dua namja tadi langsung menuju kamar 258 tadi yang
dimaksud recipsionis
Skip...
“ahhh!! Jotta”
ucap Woohyun. Woohyun langsung saja menjatuhkan tubuhnya diatas kasur king size
yang disediakan hotel tanpa melihat wajah Myungsoo yang sedari tadi masam.
“bwo? Jotta? Ya! Nam Woohyun, aku takut harus sekamar denganmu asal kau tau
itu?”
Woohyun
berhenti dari acara guling-guling rianya. “takut kenapa? Aku tak memakan orang
pun?”
“lebih tepatnya
bukan takut sih! Hanya risih. Kenapa kau tak sekamar dengan tunanganmu saja?”
“itu juga mau
ku, tapi sekarang aku ada masalah dengannya” ucap Woohyun sambil menundukkan
kepalanya sedih. “makanya aku mengajak kamu ke pantai, aku ingin memperbaiki
hubunganku dengannya”
“lalu bagaimana
hubunganmu dengan Key?”
“masalah itu
emmm....”
Flash Back dua
hari sebelum keberangkatan Hoya
“pergi kau dari
kehidupan Woohyun”
“hahaha... anak
kecil tau apa sih..” ucap Key dengan sifat sombongnya. Sekarang mereka berdua
berada dibelakang sekolah mereka, dimana dulu tempat ini juga menjadi tempat Hoya
dan Yuichi
“bwo? Anak
kecil? Ya! Aku 15 tahun”
“dan aku adalah
sonbaemu”
“heh!! Sonbae?
Lalu kenapa kalau kau sonbae? Sonbae yang baik adalah sonbae yang bisa jadi
contoh bagi hobaenya. Kau yang merebut Woohyun dari Sunggyu apa masih bisa
disebut sonbae yang baik. Ooohhhh!!! Atau jangan-jangan ini yang memang
diajarkan di kelasmu?”
“tutup mulut mu
ya!” ucap Key sambil menodongkan jarinnya tepat didepan mata Hoya. “sekarang
aku tak peduli walaupun kau adalah sepupunya Woohyun”
“aku tak butuh
pedulimu, toh kau hanya seongkok daging tak berguna yang menempel pada Woohyun”
“neoo!!”
“wae? Nega
matta! Mulai sekarang jauhi Woohyun, berhenti mengejar Woohyun” setelah
mengucapkan kalimat itu, Hoya langsung melesatkan badannya dari hadapan Key.
“jika tidak, aku akan mengadukanmu pada Woohyun” ucapnya lagi tanpa membalikka
badannya. Mendengar ucapan Hoya, Key tampak gelagapan kehabisan kata-kata untuk
melawan
Flasback End
“jadi apa
karena itu si kunci itu memperbolehkanmu ikut denganku” Woohyun tampak
mengangguk. “dan aku dengar kau juga ingin memperbaiki hubunganmu dengan Sungyeol?”
“eum.. aku tak
akan mengulangi kesalahanku yang dulu”
“good luck
kawan!” ucap Woohyun sambil menepuk punggung Myungsoo. “kau juga” balasnya
“kau
istirahatlah dulu hyun aku ingin mencari udara segar disekitar sini” lalu
setelah Myungsoo mengucapkan kalimat itu langsung melesatkan badannya
menghilang dari hadapan Woohyun setelah mengambil kamera kesayangannya yang ia
bawa dari rumahnya
Woohyun terus
memandang kepergian Myungsoo yang semakin lama semakin tak terlihat dan
terakhir hilang dibalik pintu warna coklat kamar hotel 258. Karena sudah tak
punya teman untuk diajak bicara, Woohyun memutuskan istirahat sebentar menunggu
malam untuk menjalankan rencananya dengan Hoya nanti
∞W∞G∞S∞
Myungsoo terus
melangkahkan kakinya menuju pantai yang dekat hotel tadi. Bibir Myungsoo
tertarik hingga membentuk sebuah lengkungan tipis melihat pantai biru tenang
dan bersih di sini. Karena tak ingin kehilangan obyek indah ini, Myungsoo tak
henti-heninya mencekrek-cekrekkan kameranya mengarahkan kameranya pada
obyek-obyek yang terlihat menarik. Sebuah pemandangan yang lebih indah daripada
pantai mengalihkan perhatian Myungsoo membuatnya sedikit melongokan kepalanya
ke samping. Seorang yeoja dengan balutan kain warna cream sampai lutut,
rambutnya yang digerai dan highels warna senada dengan baju yang tengah ia
pakai. Siapa lagi yeoja yang bisa mengalihkan perhatian Myungsoo dari hobinya
kalau bukan Lee Sungyeol. Yap! Yeoja itu adalah Lee Sungyeol, mantan pacar Myungsoo
Bibir merah Myungsoo
lagi-lagi terangkat hingga membentuk sebuah lengkungan yang cukup samar melihat
Sungyeol. tak segan-segan Myungsoo mengarahkan kameranya pada obyek yang
menurutnya paling indah itu. Senyuman tak pernah lepas dari bibir Myungsoo saat
ia mencekrekkan kameranya. Setelah sekian banyak hasil cekrekan yang kebanyakan
berisi Sungyeol, Myungsoo melihat ulang hasil cekrekannya
“kau ada di
sini juga?” sebuah suara yang sangat familiar ditelinganya dan sudah lama tak
ia dengar merambat dengan lembut ditelinganya. Myungsoo menghentikan acara
melihat hasil cekrekannya. Setelah mengetahui siapa yang tengah mengganggunya, Myungsoo
tampak gelagapan. “i-iya..” jawabnya kikuk
Sungyeol
memutar bola matanya mendengar jawaban Myungsoo, Sungyeol tau kalau saat ini Myungsoo
tengah kikuk, ia tau sifat mantan pacarnya ini jika sedang kikuk pasti cara
bicaranya tak biasa. “sepertinya kau bahagia dengan Mi Ra” ucap Sungyeol
mengalihkan topik
“sayangnya
tidak seperti dugaanmu”
“tuan kim, apa
kau tak keberatan kalau aku ajak kau ke coffe dekat sini dengan kamera
kesayanganmu itu?” Myungsoo tampak tersenyum mendengar ucapan Sungyeol, itu berarti
Sungyeol masih ingat dengan kamera kesayangannya yang dulu sering ia bawa
ketika mereka pergi ke pantai ini
“anio, aku
hanya ingin bicara seperti ini denganmu”
“seperti ini?
disini?” Myungsoo menganggukkan kepalanya. “dengar yeolli ak-,...”
“bisa kau tak
usah memanggilku dengan nama itu?”
“wae?”
“kau sudah
mempunyai Yoo Mi Ra”
“ani, aku
benar-benar tak mempunyai hubungan dengannya yeol, aku berani sumpah”
“terus apa arti
pelukan dalam bis itu myung?”
“itu murni
kecelakaan”
“hah! Kalau ada
kecelakaan yang seperti itu semua orang pasti ingin kecelakaan” sindir Sungyeol.
Ia hanya bergumam tapi masih bisa didengar Myungsoo, maklumlah jarak keduanya
sekarang hanya berjarak 3 langkah. Dekat sekali bukan...
Flashback...
Hari ini Myungsoo
memutuskan berangkat bareng Sungyeol ke sekolah, walaupun tak satu sekolah tapi
sekolah mereka satu arah. Jadi keduanya memutuskan berangkat bareng setiap
hari. Biasanya juga Myungsoo berangkat bersama Sungyeol dengan motor hitamnya
tapi katanya hari ini akan naik bis bersama karena motor hitamnya Myungsoo
masuk bengkel gara-gara kemarin mereka bawa ke pantai
Sungyeol sudah
stay dari tadi di halte bis menunggu Myungsoo sekaligus bis. Tak lama kemudian
bis datang dan terlihat Myungsoo disana tengah melambaikan tangan pada Sungyeol
yang tersenyum dari luar
Tit tit!!
Bunyi klakson
bis tanda bis akan segera berhenti. Naasnya Myungsoo saat pemberhentian, bis
tak berhenti dengan mulus, gesekan ban dan jalan aspal membuat bis sedikit
terguncang membuat dirinya yang tengah berdiri sambil memegang pegangan bis
sedikit bergoyang. Tak ayal dengan gadis yang ada di dekatnya langsung jatuh
begitu saja pada dirinya hingga Myungsoo menangkap pinggang gadis itu untuk
mencegah keduanya sama-sama jatuh. Tak sakit sih kalau hanya jatuh, tapi
malunya itu yang bertahan. Jadilah sekarang Myungsoo seperti tengah berpelukan
dengan si gadis itu
“Yoo Mi Ra”
ucap Myungsoo mengeja name tag yang ada di dada kirinya yeoja itu. “myung...”
ucap Sungyeol lirih. Rupanya Sungyeol sudah masuk bis dan secara jelas melihat
pemandangan yang seharusnya tak ia lihat. Myungsoo langsung melepas yeoja yang
sedari tadi ada di pelukannya. Yeoja itu hanya membungkukkan badannya sebagai
ungkapan minta maaf. Tapi mau apalah jika sekarang sudah seperti ini, Sungyeol
sudah terlanjur marah pada Myungsoo. Sungyeol langsung keluar begitu saja
meninggalkan Myungsoo yang berusaha mengejarnya. Myungsoo terus memanggil Sungyeol
dan menyuruhnya untuk berhenti, tapi Sungyeol menulikan pendengarannya. Ia
terus berjalan jauh dari Myungsoo. Jadilah hari itu Myungsoo dan Sungyeol tak
masuk sekolah
Seingat Myungsoo
kata terakhir yang ia tau dari Sungyeol adalah “kau tampak serasi dengan yeoja
yang bernama Yoo Mi Ra itu...” itupun Myungsoo dapat dari pesan kakaotalk yang Sungyeol
kirimkan. Setelah itu Sungyeol sudah tak ada kabar dan nomor ponselnya sudah
tak aktif
Flasback End
“aku tak pernah
membohongimu yeol, asal kau tau itu”
“maling tak
akan pernah mengaku dirinya maling, begitupun kau myung...” Sungyeol
menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya. “lalu dengan apa aku harus
membuktikannya yeol?” ucap Myungsoo sambil mencangklongkan cameranya di
bahunya. Pelan lalu melangkah kakinya menuju Sungyeol. Sungyeol yang merasakan
aura berbeda dari Myungsoo pun mundur kebelakang
“apa yang akan
kau lak-,...” ucapan Sungyeol terpotong dengan bibir tipis Myungsoo yang
tiba-tiba membungkam mulutnnya. Mata Sungyeol membulat merasakan sensasi yang
sudah lama tak ia rasakan dari Myungsoo ini. Pertama hanyalah sebuah kecupan
manis tapi lama-kelamaan berubah setelah Myungsoo mengeratkan cengkraman
tangannya pada bahu Sungyeol membuat Sungyeol sedikit tersentak karena terkejut
dan kesempatan itu dipergunakan Myungsoo untuk lebih memperdalam ciumannya. Sungyeol
hanya semakin mengeratkan pejaman matanya dan mengikuti gerakan sensual bibir Myungsoo
Setelah sekian
lama mereka bertahan dengan keadaan tadi, akhirnya Myungsoo melepaskan tautan
bibir mereka. Napas keduanya masih terdengar tak beraturan karena ciuman
tiba-tiba tadi. “sekarang kau masih tak percaya?” Sungyeol membuang muka
melihat tatapan tajam Myungsoo. “jawab Lee Sungyeol” lanjutnya
“...” Sungyeol
tetap membuang muka kesamping, pipinya masih panas karena tindakan tiba-tiba Myungsoo
tadi. Myungsoo mendekati Sungyeol lagi seperti hendak menyerangnya lagi.
“baiklah aku percaya...” ucapnya, reflex Sungyeol menahan dada Myungsoo untuk
lebih dekat dengannya. Ia hanya takut Myungsoo menyerangnya lagi
Greppp!!
Myungsoo
menarik Sungyeol kedalam pelukannya. “saranghae Lee Sungyeol...” Sungyeol
tersenyum dalam pelukan Myungsoo. Lagi-lagi tempat ini menjadi penyatu hubungan
mereka. “nado saranghae” balasnya
Sekarang
biarlah mereka berdua berlovey dovey, kita jangan mengganggu mereka. Author
takut Myungsoo ngamuk...
Other_side
Sementara Hoya
sibuk dengan buku bahasa inggris ditangannya, gyu memilih ngemil di pinggir
kolam renang sambil melihat Hoya yang menghapal rumus-rumus bahasa inggris
dengan mengelilingi kolam renang. “fighting Hoya-ya..” ucap Sunggyu dengan
mulut penuhnya
“kau hanya
menggangguku gyu..”
“ah mian.
Silahkan dilanjut” Hoya pun kembali mengelilingi kolam. “yeol!!!” panggilnya.
Sepertinya Sungyeol sudah pulang dari pantai. Gyu langsung meninggalkan
camilannya dan langsung berlari kedalam kamar
“ada apa gyu??”
“buya?
Seharusnya aku yang menanyakan hal itu padamu? Kenapa kau terlihat senang
sekali setelah pulang dari pantai” lagi-lagi Sungyeol tersenyum tapi
penglihatannya kosong, membuat gyu merinding melihatnya. “aku bertemu dengan Myungsoo”
ucap usngyeol sambil melangkahkan kakinya menuju sebuah sofa warna coklat. Gyu
mengikuti langkah Sungyeol. “apa Myungsoo sendiri?” dengan penuh harap ‘semoga
bersama Woohyun’ Sunggyu mengatakannya dalam hati. “kurasa begitu” hancur sudah
harapanmu wahai Kim Sunggyu...
“Sungyeol tak
tau apa-apa” gumam Hoya dari kolam renang. Rupanya ia menguping pembicaraan
eoni-eonninya. Tapi benar kan? Sungyeol tak tau apa-apa. Nyatanya Myungsoo
memang datang bersama Woohyun. Hoya kembali melanjutkan acara mengitari kolam
renang dengan buku tentunya yang menemani
∞W∞G∞S∞
Malam hari...
“gyu!” panggil Hoya.
“eum wae?”
“kau tak mau
kepantai? Malam ini katanya ada pertunjukan kembang api. Apa kau tak mau ikut?”
“kau sendiri?”
“kau kira aku
sama siapa? Sungyeol sudah berangkat bersama Myungsoo”
“ouh!!!
Berangkatlah duluan ya, aku akan menyusul” Hoya tersenyum mendengar penuturan Sunggyu.
kalau Sunggyu benar-benar pergi ke pantai berarti rencananya bersama Woohyun
benar-benar akan sukses besar. Satu fakta yang Hoya tak tau. Sebenarnya gyu
sudah tau semuanya dari buku dairy Woohyun, bagaimana perasaan Woohyun yang
sebenarnya dan penyebab perubahan sikap Woohyun. Sunggyu sudah tau semuanya
hanya saja gyu ingin mendengar pengakuan dari bibir Woohyun langsung makanya ia
berharap Woohyun juga ada di sini bersama Myungsoo. Tapi kata Sungyeol tidak,
berarti Sunggyu sia-sia datang ke sini
Skip
Sunggyu terus
melangkahkan kakinya menjauhi keramaian setelah mengatakan tujuannya pada Hoya
tentunya. Sunggyu yang masih tak tau kalau Woohyun juga ada disini hanya bisa
bersedih hati. Mau apa ia? Toh sekarang jam sudah menunjukkan jam 11 malam,
sebentar lagi ada penghitungan mundur ke tahun 2017. Woohyun tak mungkin datang
tiba-tiba memeluknya seperti saat itu di Jeju
Sunggyu
mendudukkan dirinya disebuah batu besar di bibir pantai, dari arah sini dapat
dilihat orang-orang yang memegang petasan. Indah sekali, seperti bintang hanya
saja terlihat lebih dekat. Semua masalahnya sudah diluruskan tapi kenapa
hatinya masih resah dan sedih, apa masih karena Woohyun tak tau bahwa dirinya
sekarang ada di sini bersama sahabat dan sepupunya
“gyu...” sebuah
suara memecah bunyi deburan ombak yang sedari tadi mengalun ditelinga Sunggyu.
merasa namanya dipanggil, Sunggyu pun mencari sumber suara yang memanggilnya.
Buru-buru Sunggyu mendirikan badannya dan langsung berlari ke orang itu. Siapa
lagi kalau bukan Woohyun
Grebb!!
Sunggyu
langsung memeluk Woohyun. Erat, sangat erat tapi sangat hagat Woohyun rasa.
“ada apa gyu..??” tanyanya. Ia juga tak ngerti dengan pelukan tiba-tiba Sunggyu,
bukankah niatnya ingin menjelaskan semuanya malam ini tapi kenapa Sunggyu malah
langsung memeluknya. Apa Hoya sudah menggagalkan rencananya sendiri
“mian hyun,
mian aku tak menerima penjelasan darimu dulu..”
Pelan Woohyun
pelepas pelukan Sunggyu lalu menangkupkan wajah Sunggyu menghadapkan langsung
dengan wajahnya. “hey hey! Ada apa sebenarnya? Aku masih tak mengerti”
Tangan Sunggyu
terangkat lalu memegang tangan Woohyun yang ada di wajahnya. “mian..”
“seharusnya aku
yang minta maaf padamu gyu. Kau pasti kebingungan melihat sikapku yang
tiba-tiba berubah, percayalah gyu aku juga tak menginginkannya”
“arayo..” ucap Sunggyu
sambil tersenyum. Jelas disana Woohyun tampak bertanya-tanya. “apa Hoya yang
memberitaumu?” Sunggyu menggelengkan kepalanya. “buku dairymu”
‘dairy itu..’
batin Woohyun. Woohyun melepas tangkupan pada wajah Sunggyu meralih memegang
pundak Sunggyu. “saranghae kim Sunggyu..” lalu Woohyun menarik Sunggyu kedalam
pelukannya. Gagal total sudah rencana Woohyun dan Hoya. Tapi tak apalah, toh
yang diinginkan Woohyun hanya baikan dan menjelaskan semuanya pada Sunggyu.
Jika sudah jelas seperti ini apa yang harus dijelaskan lagi
“nado saranghae
nam Woohyun” Sunggyu melepas pelukan Woohyun dan...
Chup!!
Tiba-tiba Sunggyu
mencium Woohyun. Spontan Woohyun membulatkan matanya dengan aksi Sunggyu, hanya
sebuah kecupan manis tak lebih, itupun sangat cepat. “apa yang kau lakukan gyu..?”
“aku sedang
menghapus jejak Key..”
“tak boleh..”
“apa maksudmu
hyun..?”
“seharusnya tak
boleh yeoja duluan yang mencium namja, seharusnya namja duluan..”
Chuppp!!
Langsung saja Woohyun
menempelkan bibirnya pada bibir manis Sunggyu. Sunggyu tersenyum dalam
ciumannya. Pelan Woohyun menggerakkan bibirnya, Sunggyu pun mulai ikut dengan
permainan manis Woohyun. Lama-kelamaan ciuman lembut itu menjadi sebuah ciuman
yang memaksa namun masih terkesan manis dengan bumbu-bumbu cinta mereka
tentunya
Setelah sekian
lama, akhirnya Woohyun menyudahi ciumannya. Itu pun karena Sunggyu memukul dada
Woohyun karena kekurangan pasokan oksigen di paru-parunya. Deru napas Woohyun
dan Sunggyu begitu nyaring terdengar. Setelah dirasa puas menghirup oksigen Woohyun
tersenyum manis pada Sunggyu, Sunggyu pun membalasnya sambil menundukkan
kepalanya malu. Tangan Woohyun terulur mengangkat wajah Sunggyu dan meluruskan
pandangan Sunggyu dengannya
“kau tau gyu,
saat ini perasaanku padamu meluap-luap. Jadi ku harap kau jangan pernah menjauh
dariku, untuk malam ini saja”
“bahkan
walaupun malam-malam selanjutnya aku tak akan menjauh darimu hyun, itu pun
kalau aku bisa”
Lagi-lagi Woohyun
menarik Sunggyu kedalam pelukannya. “aku akan usahakan bisa setiap malam”
ucapnya...
Dorrr!!!
Dorrr!!
Dorr!!!
Tahun 2017
datang. Kehidupan Sunggyu yang biasanya setiap harinya hanya ditemani air mata
terhapus sudah. Kehidupan dan masa baru datang pada Sunggyu bersamaan dengan
tahun baru. Semua orang mengatakan ‘welcome to 2017’ begitupun dengan Sunggyu
dan Woohyun. Dari sinilah hubungan Woohyun dan Sunggyu seperti layaknya
kebanyak pasangan yang mesra. Kencan, dan nonton bareng sekarang sudah dapat Sunggyu
rasakan juga. Saat-saat seperti itulah yang paling ditunggu-tunggu Sunggyu
THE END
Akhirnya....
selesai juga. Berarti author sudah tak punya hutang pada readers ya.. J See
you di ff author selanjutnya ya.. itu pun kalau ada yang mau baca J
0 komentar:
Posting Komentar