Senin, 23 Januari 2017

ff WooGyu Resigned Chaper 5 B

Tittle : Resigned Chapter 5 B
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini
NOTE : tak hanya sekali dua kali author temukan readers yang mengira kei itu key shinee. Ingat! Kalau K.E.I itu lovelyz yang menjabat sebagai sepupunya sunggyu. sedangkan K.E.Y itu member SHINEE yang merupakan mantan pacar woohyun. Ok! Semoga tidak lupa lagi ya... untuk chapter selanjutnya siap-siap untuk kembali ke masa lalu lagi. Semua akan dijelaskan kronologis permasalahan antara sunggyu, woohyun, key, minho, sujeong dan key
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Sinar mentari pagi yang bersinar lembut tampaknya mengganggu seseorang yang tengah berpelukan hangat di bawah selimut tebalnya melalui celah-celah jendela kamarnya. Sunggyu membuka mata sipitnya berusaha membiasakan matanya dengan sinar yang datang ke indra penglihatannya, menggeliat dan mereganggangkan otot-otot badannya. Lalu sunggyu menolehkan kepalanya ke samping, mendapati seorang namja tampan yang sedang tidur dengan wajah damainya. Sunggyu mengulurkan tangannya menyentuh tiap lekuk wajah tampan tunangannya. Perlahan tangannya mengelus dahi woohyun, lalu turun ke pipi mulus woohyun, setelah itu beralih ke hidung mancung woohyun, dan terakhir tangannya berhenti di bibir tebal woohyun, mengusapkan ibu jarinya disana dengan lembut
“aku tau aku memang tampan gyu...” ucap woohyun. Sunggyu gelagapan mengetahui woohyun sudah bangun dari tadi, dengan cepat ia menyingkirkan tangannya dari wajah woohyun tapi tidak sebelum woohyun memegang tangan sunggyu dan menyuruhnya untuk tetap bertahan diposisi semula. Woohyun tersenyum mendapati sunggyu dengan wajah yang memerah, ‘lucu sekali’ pikirnya
“bw-bwo!?”
“tak usah pura-pura gyu, kau sedang mengagumiku kan?” sunggyu diam, kenyataannya memang benar bukan?
“aku ingin memberi tahumu sesuatu”
“bwo?”
Chup
Sunggyu membulatkan mata sipitnya (nihil :p) terkejut dengan tindakan woohyun yang tiba-tiba. “morning kiss” ucapnya setelah berhasil membuat sunggyu jantungan dengan sikapnya
“sebaiknya kau harus terbiasa dengan sikapku yang satu itu gyu” lanjutnya. Sunggyu masih diam tak bergerak di tempat dengan tangan masih memegang pipi woohyun dan tangan woohyun diatasnya
“terbiasa dengan apa?”
“sejak tadi malam, ah! Ani, sejak kemarin aku selalu ingin merasakan bibirmu. Itu sungguh membuatku ketagihan, aku selalu ingin merasakannya” sunggyu memutar bola matanya mendengar ucapan woohyun. “kau kira bibirku permen?” woohun hanya menanggapinya dengan senyuman manis di bibirnya
Woohyun melepas tangan sunggyu lalu menarik badan mungil itu kedalam pelukannya, jangan lupakan dada woohyun yang masih tak berbalut apapun. “kalau seperti ini terus, aku jadi tak ingin pulang ke Seoul” cubitan cantik mendarat di dada woohyun dari sunggyu. “ah! Appo gyu” ringisnya
“ingat hyun, aku baru 17 tahun dan kau hanya lebih tua dariku beberapa bulan”
“gyu appo” ucap woohyun sambil mengeluarkan aegyo super menyebalkannya –bagi sunggyu- menghiraukan ucapan sunggyu. “kau harus memberikanku obat” obat? Ayolah pasti sunggyu pasti tau dengan obat yang dimaksud woohyun
“obat?”
“ne, obat seperti tadi malam” sunggyu tanpak berpikir sejenak hingga perlahan semburat merah menyeruak dikedua pipi chubbynya, dia malu? Tentu. “palliwa gyu, neomu appoyo”
Chup
Senyuman kemenangan tercetak dengan jelas diwajah woohyun yang memang super usil. Woohyun bersorak dalam hati dengan kemenangannya dipagi ini.“sudah” ucap sunggyu polos. “sekarang lepaskan pelukanmu hyun, cepat bangun kemudian mandi dan kita turun kebawah mencari lestoran disekitar sini” ucap sunggyu panjang lebar sambil berusaha melepas pelukan erat woohyun pada dirinya
“dan jalan-jalan” lanjut woohyun. Sunggyu tersenyum menanggapi ucapan woohyun. Lalu sunggyu bangun dari tempat tidurnya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi meninggalkan woohyun berdua dengan bantal gulingnya
Gemercik air mulai terdengar dari dalam kamar mandi, tanda sunggyu sudah memulai acara mandinya. Namun kemudian suara gemercik air itu tak terdengar lagi. “woohyun-ah...!!” panggil sunggyu dari dalam kamar mandi
“.......” tak ada jawaban. “hyun...!” panggilnya lagi
“waeyo gyu?” ucap woohyun setengah berteriak sambil membalikkan badannya kearah kamar mandi. “bolehkah aku minta tolong”
“bwo!?”
“showernya mati, aku belum selesai hyun..” woohyun tersenyum mendengar penuturan sunggyu. seandainya woohyun melihat wajah memohon sunggyu saat ini pasti sangat lucu
“terus aku harus bagaimana?”
“molla.. aishh!! Eottokaji?”
“apakah aku harus masuk kedalam?”
“andweeeeeeeee!!!” woohyun cekikikan geli dengan reaksi sunggyu, padahal diakan hanya becanda. “hahahahahh.. ya kim sunggyu! jangan memikirkan hal yang tidak-tidak, aku masuk hanya ingin memperbaiki showernya bukan untuk...”
“arasseo araseeo” ucapan woohyun langsung diotong oleh sunggyu, mungkin dirinya sudah tak tahan dengan dingin yang menyergap badannya. Lalu woohyun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi masih dengan bertelanjang dada tentunya
Tok tok
SRET
Sunggyu membuka pintu kamar mandi. Woohyun membulatkan matanya melihat gyu. Rambut yang basah dan badan yang hanya tertutupi kimono. Ayolah! Woohyun adalah namja biasa yang pasti akan tergoda dengan penampilan sexi seorang yeoja
“ekhmm..” woohyun berdeham untuk membiasakan dirinya supaya tak terlalu kelihatan canggung. “tunggulah diluar gyu..” sunggyu pun mengikuti intrupeksi dari woohyun. Mungkin takut kalau saja sunggyu tetap didalam melihat woohyun memperbaiki shower, woohyun akan menyerangnya tiba-tiba. Itu sungguh perbuatan hina menurut sunggyu dan woohyun
Ditengah woohyun tengah memeriksa, sunggyu hanya melihat dari luar kamar mandi. “bagaimana hyun?”
“tak ada masalah, sekarang cobalah” akhirnya sunggyu masuk lagi ke kamar mandi dan mencoba menghidupkan kembali shower seperti kata woohyun
Surrrrrr!!!!
Tiba-tiba air muncrat secara tiba-tiba di atas mereka berdua hingga sekarang keduanya sama-sama basah. ‘o-ow! Aku hanya mengenakan celana piyamaku’ batin woohyun. Lalu woohyun segera menghindari rembasan air yang akan semakin membasahi tubuhnya
“emm.. gyu, mandilah dengan cepat” sunggyu menganggukkan kepalanya menanggapi ucapa woohyun. Akhirnya woohyun keluar dari dalam kamar mandi dalam keadaan basah. ‘untung aku cepat sadar, kalau tidak mati aku’ rutuknya dalam hati
15 menit berjalan, akhirnya sunggyu selesai dengan acara mandinya. “karena aku lupa membawa gel mandi, aku meminta punya mu hyun. Apakah tak apa?”
“tentu saja. Kau gantilah baju, aku mandi dulu”
Sesuai dengan ucapan woohyun, sunggyu pun segera mengganti handuk dengan baju putih polos yang menutupi tubuh mungilnya hingga lutut dengan sedikit hiasan renda di bawahnya. Terlihat simple tapi terkesan pas dengan suasana Pulau Jeju yang sekarang juga cerah
SRET
Pintu kamar mandi terbuka, tanda bahwa woohyun sudah selesai mandi. “kuharap kau tak menolehkan badanmu gyu..” ucap woohyun sambil menutup kembali pintu kamar mandi. Sunggyu menganggukkan kepalanya tak beniat menolehkan kepalanya kebelakang dan terus mengeringkan rambut basahnya dan merapikan rambutnya, tak lupa memoleskan sedikit make up di wajah cantiknya
“apakah aku boleh menolehkan kepalaku hyun?” tanya sunggyu. “ya-ya.. tentu saja” sunggyu pun menolehkan kepalanya. Ia lihat woohyun sudah tampak rapi dengan setelan kaos putih seperti sunggyu dan jelana jins hitam yang melekat dengan pas ditubuhnya. “apakah kau sudah siap hyun?”
“tentu saja”
“ayo pergi” ucap sunggyu sambil menyandang tas kecil yang hanya ia gunakan untuk menyimpan dompet dan ponselnya. Woohyun tersenyum manis pada sunggyu. Andaikan dari dulu ia seperti ini bersama sunggyu, pastilah kehidupan nyaman seperti sekarang ini sudah ia rasakan dari dulu. ‘Itu kebodohan yang harus kau sadari Nam Woohyun’ batin woohyun.
Tak ingin menghambat waktu yang terus berjalan, dengan segera sunggyu dan woohyun melangkahkan kakinya keluar hotel mencari restoran untuk sarapan mereka. Tak perlu berjalan jauh, sunggyu dan woohyun sudah menemukan restoran yang tak jauh dari hotel dan bersiap menyantap makanan yang serba kebarat-baratan itu. Sarapan pun berjalan dengan khidmat tanpa pembicaraan, namun senyuman dari keduanya tak pernah lepas hanya untuk melihat sang tunangan yang sekarang tengah berada di hadapan masing-masing
Hampir 30 menit berlalu untuk hanya sekedar sarapan pagi. Menikmati deburan ombak Pulau Jeju, makan berdua, tidur berdua, dan jangan lupakan acara romantis-romantis yang selalu woohyun berikan pada sunggyu dalam bentuk kejutan-kejutan yang sangat tak terduga menurut sunggyu. Senang? Tentu, waktu seperti inilah yang selalu sunggyu mimpikan setiap malam. Kapan? Kapan dan kapankah waktu itu akan datang? Itulah pertanyaan yang selalu berada diotak sunggyu. Namun sayang, waktu tak pernah menjawab. Siapa sangka bahwa waktu itu akan benar-benar datang. Waktu yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang, waktu seperti sekarang inilah yang sunggyu tunggu. Berduaan bersama woohyun di atas batu sambil menyandarkan kepalanya pada bahu woohyun, hanya ada dirinya dan woohyun. Menikmati bunyi deburan ombak yang terus menghantam batu-batu yang ada dibawah mereka dan kicauan burung yang terdengar samar-samar ditelinga
“hyun...” panggil sunggyu ditengah keheningan yang ada. “hmm..”
“maukah kau berjanji?”
“hmm..”
“berjanjilah untuk tetap seperti sekarang ini padaku”
“tentu saja gyu, kau pikir aku akan kembali lagi pada ‘nya’?”
“aku hanya akut hyun..”
“tak usah takut gyu” ucap woohyun sambil mengeratkan genggamannya ditangan sunggyu. “begitukah?”
“aku janji...”
“jeongmal?”
“tentu saja, aku janji padamu kim sunggyu” sunggyu tersenyum mendengar ucapan woohyun. “untuk liburan selanjutnya, apakah kau mau kesini lagi? Ke mercusuar lagi?” sunggyu menganggukkan kepalnya diatas bahu woohyun. “kau juga harus janji gyu”
“iya Nam Woohyun”
“ingat! Janji itu harus ditepati”
“aku tau”
“jangan hanya tau, tapi tepati”
“astaga! Tunggulah hari itu, aku pasti akan menepati janjiku. Jika tak ada kau, aku akan tetap pergi ke sini. Jangan-jangan nanti dirimu sendiri yang mengingkari janjimu itu” sindir sunggyu sambil mengangkat kepalanya dengan tegak menatap hamparan laut biru didepannya
“itu tak akan terjadi” ucap woohyun. Sunggyu tersenyum menanggapi ucapan woohyun. ‘semoga kita tetap seperti ini hyun’ batin sunggyu
Satu minggu berjalan dengan cepat dengan segala moment manis yang woohyun ciptakan untuk sunggyu tanpa ada kendali apapun untuk mereka. Hidup tanpa musuh, itu cukup menyenangkan bukan?. ‘carilah teman sebanyak-banyaknya, tapi jangan pernah mencari musuh walaupun hanya satu’ begitulah kata sunggyu. Jadi jangan heran jika sunggyu membiarkan wohyun pacaran dengan yeoja manapun, dia tak terlalu egois dengan hanya mengandangi woohyun dengan dirinya seorang. Apapun itu, itulah pilihan woohyun. Ia hanya mengikuti arus takdir dan ‘pasrah’. Sekarang tibalah dimana sunggyu dan woohyun pulang ke Seoul
“hyun apakah kita benar-benar akan pulang?” tanya sunggyu sambil memasukkan barang-barangnya kedalam koper. “wae? Tujuh hari apakah masih belum cukup untukmu?”
“.....” tak ada jawaban dari sunggyu, dia masih sibuk memasukkan baju-bajunya kedalam koper. “apakah tujuh hari disini belum cukup bagimu untuk belajar jadi istriku?”
Pukk!!
Sebuah bantal menghantam dengan keras dikepala woohyun. “ya! Berhenti menggodaku, cepat masukkan barang-barangmu. Jam 08:00 kita sudah lepas landas” 
“aigooo!! Hanster ku mengamuk eoh!” 
“cepat hyun..” ucap sunggyu dengan sedikit tekanan diucapannya. “arasseo arasseo”
Setelah beberapa perdebatan dan candaan yang baru terjadi, kini keadaan kembali hening seperti sediakala, hanya sebuah suara langkah kaki sunggyu dan woohyun yang sedang memindahkan pakaian mereka dari lemari ke koper mereka
“sudah..” ucap sunggyu girang. “bantulah aku gyu..”
“shirreo!”
“baiklah, jika kau tak mau bantu lebih baik kau langsung ke bawah. Aku akan menyusulmu” ucap woohyun akhirnya. Sunggyu pun menurunkan kopernya dan menyeretnya dengan pelan

~0( ^_^ )0~
Dashi han beonman deo haebwa
Ibe dameul sudo eopneun mal
Hamburo (hamburo) kkeuteul mal hajima
Nae shimjangeul meomchujineun ma
~0( ^_^ )0~

Dering bunyi ponsel woohyun berhasil mengalihkan perhatian woohyun dari baju-bajunya yang sedah tertata rapi dalam kopernya
“yeobseyo”
‘yeobseyo’
“K-key”
“eoh! Chagiya, kau masih ingat denganku. Baguslah”
“ada apa lagi kau menelponku?”
“ssttt!! Jangan terlalu buru-buru chagi, kau mau kemana? Oh! Iya aku hampir lupa, katanya kau sekarang lagi di Jeju bersama sunggyu kan? Bagaimana liburan kalian?”
“tak usah banyak basa-basi, cepat katakan apa yang kau inginkan”
“tunggulah diriku chagi, aku akan membuat sunggyu menderita lagi seperti dulu”
TUT
Tepat saat key menyelesaikan ucapannya, woohyun dengan tak sabar langsung menggeser tombol virtual merah diponselnya. “mau apa lagi dia? Aishhh!! Kenapa dia harus kembali sekarang?” ucap woohyun sambil meremas rambutnya frustasi. Lalu woohyun segera keluar menyusul sunggyu ke parkiran
“kenapa lama?” tanya sunggyu to the point. “tadi jam tanganku ketinggalan” sunggyu menganggukkan kepalanya mengiyakan jawaban woohyun tanpa raut keraguan sedikitpun. Untuk mempersingkat waktu, akhirnya woohyun menancapkan gas mobilnya membelah jalanan Jeju yang tampak ramai di pagi hari. Hingga ke bandara pun keduanya hanya diam dan sibuk memikirkan masalah masing-masing. Woohyun memikirkan ucapan key sedangkan sunggyu memikirkan sikap woohyun yang tiba-tiba berubah. Di bandara saja keduanya hanya berbicara sepatah dua kata untuk memecah kecanggungan yang ada. Hingga tibalah mereka di Bandara Icheon
“mian gyu, aku tak bisa mengantarmu”
“ah gwenchana” ucap sunggyu sambil tersenyum
Hanya ucapan itu yang woohyun ucapkan pada sunggyu sebelum woohyun meninggalkannya sendiri di bandara. 20 menit dari woohyun membiarkan sunggyu menunggu sendiri di bandara, sungyeol terlihat dari dalam bandara sedang melambaikan tangannya pada sunggyu. sunggyu yang mengerti dengan intruksi sungyeol pun segera melangkahkan kakinya dan menarik kopernya.
“kau lama sekali yeol” ucapnya sambil mengangkat koper. “aishh!! Kau ini, masih untung aku mau menjemputmu”
“arasseo, mianhae nae chingu”
“cepatlah naik gyu” sunggyu mengangguk dan bersiap menaiki mobil sungyeol. Hanya 25 menit sunggyu dan sungyeol menaiki benda bermesin itu, sekarang tibalah mereka dirumah besar sunggyu. “cepat turunlah”
“kau tak mau masuk?”
“anio, kasurku masih merindukanku”
“arasseo” ucap sunggyu. “masuk pertama kesokolah nanti, aku mau berangkat bersama denganmu yeol” lanjutnya. Akhirnya sunggyu menutup pintu mobil sungyeol, dan melambaikan tangan. Lalu sunnggyu masuk rumah dan langsung menuju kamarnya. Sikap woohyun yang tiba-tiba berubah tadi membuat dirinya tak tenang, tak ingin memikirkannya tapi dirinya tak bisa
Tujuh hari dirumah serasa satu bulan, yap! Itu kata sunggyu. sunggyu memang tak terlalu suka dengan keadaan rumah yang selalu sepi, hanya pelayan yang setiap hari membersihkan rumanya. Setelah sunggyu pulang dari Jeju, bahkan ia tak menemukan eommanya lagi di rumah. Mungkin dia berangkat ke Mexico lagi, mengurus perusahaannya yang berada disana. Dia dengar akhir-akhir ini ada kerusuhan disana. Entahlah, ia tak tau jelas pokok permasalahan tentang perusahaan appa dan eommanya itu. Appanya juga, selama 15 hari dia pulang karena liburan sekolah ia tak bertemu dengan appanya lagi. Halmoninya juga, dengan mendadak halmoninya berada di Busan. Liburan yang sunggyu impikan hanya berjalan satu minggu selama dia berada di Jeju bersama woohyun. 
...Sunggyu Pov...
Hari ini aku memutuskan untuk kembali ke asrama. Disana masih ada hoya yang tak pulang, mungkin di asrama aku masih bisa berbicara dengan seorang teman. Dirumah aku hanya menjadi pajangan yang diam dan selalu mengurung diri dikamar. Setelah aku merapikan pakaian-pakaianku, aku segera meminta sopir pribadiku mengantakanku ke asrama

∞W∞G∞S∞
Ceklek
Kulihat hoya mendudukkan dirinya mendengar suara pintu terbuka. “gyu, kau kah itu?” 
“tentu saja, kau pikir siapa?”
“ani, akhir-akhir ini ada penampakan dikamar A-3” aku segera menutup kembali pintu dan bersiap untuk meletakkan kembali baju-bajuku yang masih ada di dalam koper kedalam lemari. Ah! Sungguh melelahkan. Kulangkahkan kakiku menuju tempat tidur hoya dan mendudukkan diriku disamping hoya
“penampakan apa hoy-ya?” tanyaku. “hantu kaki kuda dan hantu tanpa kepala”
“wow!” decakku kagum. “emm.. nanti malam aku tidur denganmu ya?” lanjutku. Baiklah aku akui, aku memang sedikit takut dengan hal-hal yang berbau horor. Bukan sedikit, tapi sangat. “aishh! Kita satu kamar gyu dan tempat tidur kita juga bersebelahan, kenapa kau masih takut?”
“pokoknya aku tetap akan tidur denganmu” ucapku. Akhirnya aku melangkahkan kakiku mengerjakan tugasku, merapikan pakaian. “ah! Aku hampir lupa. Bagaimana liburanmu dengan woohyun gyu?” aku tersenyum kecut mendengar pertanyaan hoya. “menyenangkan” ucapku masih tetap dengan pekerjaanku. “apa kau sudah tau perasaan woohyun yang sebenarnya padamu?”
“apa kau sudah tau dari dulu?”
“dulu? Tentu saja tidak gyu, dia sendiri yang tak menyadari perasaannya. Aku memang dulu tau tapi woohyun tidak, dia juga baru menyadarinya”
“emmm...”
“ada apa dengamu gyu? Bukankah kau seharusnya bahagia?”
Akhirnya aku selesai merapikan pakaian-pakaianku, lalu aku letakkan koperku di atas lemari. “molla... woohyun aneh” ucapku lalu ku dudukkan badanku di tempat tidurku
“aneh kenapa gyu?”
“itu yang menjadi pertanyaan ku hoya-ya, padahal di Jeju sikapnya tidak seperti ini. Bahkan saat kita sudah lepas landas dari Jeju dia tak bicara sama sekali padaku” ucapku sedih. Ku tolehkan wajahku melihat ekspresi hoya, kulihat dia sedikit berpikir mengenai masalahku ini. Maklumlah, diakan sepupunya woohyun
“kapan sikap woohyun berubah?” tanyanya. Aku memutar ingatanku mencoba mengingat kembali kapan sikap woohyun berubah padaku. “saat aku menunggunya di dalam mobil” hoya sedikit terkejut dengan jawabanku. “ya, gwenchana? Apa kau mengetahui sesuatu?”
“tidak gyu..” ucapnya. Aku yakin hoya mengetahui sesuatu, namun entahlah apa itu. “sudahlah jangan terlalu memikirkan woohyun, toh dia sudah sadar dengan perasaannya kan?”
“baiklah” aku pun merebahkan badanku bersiap untuk tidur. Aku harap rasa khawatirku ini tak terjadi dan aku harap woohyun benar-benar menepati janjinya
Liburan tinggal satu minggu, aku menjalani separuh liburan dengan berdiam diri di asrama bersama hoya. Tak ada yang special memang, tapi kami di sini merasa bahagia. Dan sejak saat itu woohyunpun tak pernah menelponku lagi. Hari ini adalah hari pertamaku masuk kembali ke sekolah. Seperti biasa, aku berangkat ke sekolah bersama hoya dan nanti kami akan berpisah di depan pintu gerbang JHS
Aku terus melangkahkan tungkaiku menyusuri jalanan yang menghubungkanku dengan Infinite school dengan hoya disampingku. “gyu...” deham hoya memecah keheningan diantara kami
“hmmm..”
“kira-kira kau pulang jam berapa?”
“molla, tapi sepertinya hari ini tidak ada pelajaran”
“nanti aku tunggu di depan gerbang sekolahmu. Kita pulang bersama”
“baiklah”
“aku masuk duluan gyu..” aku menganggukkan kepalaku. Lalu ku lanjutkan perjalananku menuju sekolah yang letaknya tak jauh dari sekolah hoya
Sunggyu POV End
Sunggyu melangkahkan kakinya menuju Infinite high school yang letaknya tak jauh dari sekolah hoya
“hyunie.. palli”
“tunggulah key, waktumu masih tinggal 30 menit” samar-samar sunggyu mendengar suara yang tak asing ditelinganya. Perlahan Sunggyu membalikkan badannya guna memastikan sang pemilik suara
“nanti aku tunggu disini ya”
“baiklah, aku masuk dulu oppa”
Chup
Sang yeoja tiba-tiba mencium namja itu tepat dibibirnya, sang namja hanya terkejut dengan ciuman sang yeoja. Walaupun sekilas dan sangat cepattapi itu terlihat sangat jelas
“.....” sunggyu membulatkan mata sipitnya melihat orang yang sekarang tengah memasuki kawasan infinite junior high school setelah melakukan sedikit skinship ditengah ramainya siswa. Dua manusia yang nampak tak asing dimatanya, mereka adalah Nam Woohyun –tunangannya dengan key yang saling menautkan tangan mereka. Sunggyu lihat woohyun juga tampak bahagia bersama key. Karena tak tahan melihat dua orang terus berjalan itu, sunggyu membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya menuju sekolahnya. Tak ada air mata yang terlihat, sunggyu malah tersenyum dengan pemandangan yang baru saja ia lihat
Namun, itu tak bertahan lama. “kenapa? sebegitu mudahnyakah kau melupakan tujuh hari itu hyun?” gumam sunggyu lirih. Tangannya yang memegang beberapa buku paket tampak mulai bergetar, terlihat dengan jelas jika sekarang sunggyu tengah menahan air matanya
“gyu” tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pelan punggung sunggyu. Sunggyu pun menolehkan kepalanya sambil memejamkan matanya untuk mengurangi sedikit air matanya yang mengambang disudut matanya, lalu membukanya pelan. “eoh! Appa” appa yang dia maksud bukan appa yang sekarang tengah berada di belahan bumi sana, tapi appa yang ia maksud adalah yuichi, namja chingu kei
“kau kenapa?” tanya yuichi heran dengan sunggyu, pasalnya selama dia mengenal sunggyu ia tak pernah melihat sunggyu sedih, apalagi sehancur sekarang. Sunggyu yang ia kenal adalah sunggyu yang selalu tersenyum dan sangat periang
“gwenchana” ucap sunggyu sambil tersenyum untuk menghilangkan kecurigaan yuichi semakin dalam. “mau membolos denganku?” tawar sunggyu yang dibalas dengan anggukan oleh yuichi

@rooftop

Sekarang mereka berdua tengah berada di rooftop school, menikmati hembusan angin yang menerpa kulit mereka yang berbalut seragam sekolah
“gyu..”
“hmm...”
“kau terlihat berbeda”
“ahh!! Aku tau appa, aku terlihat lebih cantik kan?”
“aishh!! Kau ini menyebalkan gyu, aku serius”
“bagaimana hubunganmu dengan kei?”
“jangan alihkan pembicaraan gyu” sunggyu menundukka kepalanya mendengar ucapan yuichi. “Sekarang cobalah kau ceritakan masalahmu mungkin aku bisa membantu”
“kau tak akan bisa membantu, dan tak akan pernah”
“ara, setidaknya kau ceritakan padaku”
“......” sunggyu masih menundukkan kepalanya dalam-dalam agar yuichi tak melihatnya yang sekarang tengah menangis. “gyu...”
“hiks... hiks” samar tapi yuichi masih bisa mendengar isakan yang keluar dari bibir tipis sunggyu. Lalu yuichi menarik sunggyu kedalam pelukannya, sebagai sahabat tak lebih. Yuichi sudah mempunyai Kei, ingat itu
“katanya kau anakku, kalau kau menangis berarti bukan anakku, anakku tak pernah menangis” candanya. Perlahan Yuichi melepas pelukannya pada sunggyu. “katakanlah gyu jika itu membuatmu lebih nyaman”
“aniyo, kau tak perlu tau, ini masalahku”
“baiklah jika itu membuatmu lebih baik” ucap yuichi sambil memamerkan senyum manisnya. Selang beberapa waktu, akhirnya Sunggyu dan yuichi hanya membicarakan hal-hal yang tak penting. Tentang pelajarannya, idolanya dan kei. Tapi sunggyu tak pernah membuka informasi sedikitpun tentang dirinya dan woohyun. Benar kata sunggyu, ini adalah masalahnya dan tak ingin melibatkan orang lain. Biarlah dirinya menuntaskan masalah itu sendiri

Other Side_

Hoya tampak uring-uringan di dalam kelasnya karena tak ada guru yang mengajar, jangan lupakan dirinya yang termasuk kategori anak pintar. Jadi, sangat disayangkan masuk sekolah tapi tak ada guru. Menurutnya ‘guling dan kasur di asrama leebih membutuhkanku’ begitu kata hoya. Hoya memutuskan keluar kelas hanya untuk sekedar mencari udara, dia memilih rooftop school. Dari kejauhan hoya dapat melihat dua orang manusia tengah berbincang-bincang membicarakan hal yang lucu, sepertinya. Hoya merasa tak asing dengan si gadis yang selalu tersenyum itu. Hoya semakin memicingkan matanya guna melihat lebih jelas
“gyu...” ucapnya lirih. Benar, dua orang yang hoya lihat adalah sunggyu dan yuichi. Letak Infinite JHS dan Infinite SHS tak begitu jauh, bahkan gedungnya pun bisa dikatakan menyatu. “dengan siapa dia? Apa dia selingkuh dari woohyun?” karena tak ingin mempunyai kesimpulan yang salah, hoya memutuskan turun dan berharap bel pulang segera berbunyi. Ia mempunyai sebuah rencana yang mungkin dapat mematahkan asumsinya itu (sunggyu selingkuh dari woohyun)


TBC or END

Sabtu, 21 Januari 2017

ff WooGyu Falling Love With My Idol Chapter 1


Tittle : Falling In Love With My Idol
Author: Kim Hye Jin_MRS
Main cast : WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast : Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre : Romance, Sad, school life, dll(?)
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length : Chapter 1 of...?
WARNING : pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi Author yang baik
NOTE : FF ini benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy Reading  ~0~)
Sunggyu POV
Kisahku ini berawal dari insiden kecil satu minggu yang lalu. Sebuah tabrakan di belokan koridor sekolah yang tak bisa kuhindari. Dia, Nam Woohyun ketua tim basket Woollim High School yang terkenal dengan sikap angkuh dan sombong serta murid kebanggaan semua guru karena otak cerdasnya. Aku mengetahui namanya juga dari fannya yang seperti semut dari saking banyaknya yang kebetulan satu kelas denganku. Awalnya aku mengira semua akan selesai waktu itu juga, tapi sepertinya tidak seperti dugaannku. Akhir-akhir ini aku lebih sering melihatnya di depan kelasku. Entahlah, apakah dia hanya ingin lewat atau ada niat lainnya. Aku hanya merasa risih dengan keberadaannya yang aku sering pergoki tengah memandangiku
Satu tahun di WHS terus berjalan dengan bayang-bayang Nam Woohyun yang selalu berada di dekatku. Sekarang aku sudah masuk tahun kedua high school dan hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah setelah liburan lima belas hari dengan teman dan kelas baru juga tentunya
“gyu!” karenanmerasa ada yang memanggil, ku tolehkan kepalaku mendapati sungyeol tak jauh dari tempatku berdiri. “eoh! Sungyeol-ah”
“mau mencari kelas baru denganku?” tawarnya. “tentu saja” aku dan sungyeol pun mulai melangkahkan kaki kami melewati koridor sekolah, setelah mencari nama kami yang ada di mading
“kau kelas berapa?” tanyaku
“kelas XI MIPA 2. Kau?”
“kelas kita bersebelahan yeol, aku MIPA 1”
“O-ow! Ku harap kau menikmati kelas barumu gyu”
“kenapa? Ada apa?”
“tak apa hanya-...” ucapannya terpotong. Aku mengalihkan pandanganku mengikuti arah pandang mata sungyeol. “gyu itu XI MIPA 2. Aku masuk duluan. Nanti kau pulanglah duluan, aku masih ada janji dengan myungsoo” ucap sungyeol
Sebelumnya perkenalkan, dia Lee Sungyeol sahabatku satu-satunya di dunia ini. Orang yang selalu mengerti dengan diriku dan satu-satunya orang yang tau masalah keluargaku. Dia adalah namja chingu Kim Myungsoo, sahabat dari Nam Woohyun. Dua namja yang memiliki wajah tampan taraf pangeran. Ya, aku akui itu
Back to the strory...
aku pun menganggukkan kepala, lalu aku melangkahkan kakiku ke kelas yang berada tepat disamping kelas sungyeol. Aku mulai mencari bangku kosong, mataku tertuju pada bangku paling pojok belakang dekat jendela, itu bangku kesukaanku. Segera ku langkahkan tungkaiku menuju bangku itu.
Brakkk!!
“ahh!!” jeritku. Aku merasa seseorang menghantam(?) badanku ini dengan keras, buktinya aku sampai jatuh seperti sekarang ini hingga bagian bokongku sakit karena mencium lantai kelas. Kudirikan badanku sambil mengusap bagian bokongku yang masih terasa sakit, lalu kutolehkan kepalaku untuk melihat orang yang menabrakku tadi
“KAU!!” ucapku spontan bersamaan dengannya sambil menodongkan jari telunjukku tepat di depan wajahnya, begitupun dia. Dia, Nam Woohyun. Orang yang selama satu tahun ini selalu berada di dekatku secara diam-diam. Ya, aku tau itu. Orang yang katanya angkuh nan sombong
“wahhh!! Sepertinya kita akan sekelas” apa ini? kemana Nam Woohyun yang katanya angkuh nan sombong?. Dan apa ini? Astaga! Aku tak percaya akan sekelas dengannya. Aku masih diam menatapnya dengan wajah datarku tanpa ekspresi
“maaf noona, tapi seprtinya aku harus duduk disini”
“bwo!? Noona? Yaaa! Apa kau tak lihat. Aku namja” tegasku setengah berteriak. “emmm...” dia mengulurkan tangannya lalu memegang daguku. Dengan segera ku tepis tangannya “gyu, walaupun kau namja tapi ku lihat kau lebih cantik dari yeoja yang pernah kulihat” tunggu! Dia mengetahui namaku. Dari mana ia mengetahui namaku? Ah! Aku lupa, dia kan sudah hampir satu tahun menjadi bayang-bayangku. Tapi buat apa juga dia mencari tau namaku? Sudahlah, itu terserah dia
“kau..” ucapku lagi dengan ekspresi datarku. “hmmm....”
“ya! Kenapa kau menabrakku eoh!” teriakku. “nugu? Nega? Aishhh! Aku duluan yang ingin duduk di sini”
“bwo!? Neo!” ucapku sambil menodong wajahnya tak percaya. “mentang-mentang kau anak kepsek kau bisa dengan seenak jidat mengusirku. Aku disini juga bayar!” lanjutku sambil berteriak. Satu fakta yang aku tau tentang dia selain nama, dia adalah anak kepala sekolah. Jadi dengan segala kekuasaan appanya di sekokah ini dia bisa bertindak semaunya. Mungkin karena suaraku yang sedikit keras ini hingga seluruh siswa menatap kami dan dengan otomatis kami berdua menjadi pusat perhatian di kelas
“jika kau ingin duduk di sini duduklah, tapi kau akan duduk denganku”
TUK TUK TUK
Suara ketukan dari bambu di depan kelas mengalihkan perhatian siswa yang lain, aku yakin itu Choi saem. Tapi aku menghiraukannya demi bangku. “shirreo!kau haus pergi dari sini”
“aku duluan yang ingin duduk di sini gyu”
“aku tak menerima alasan, cepat cari tempat duduk lain”
Kreek!!
“ah! Appo!!” teriakku bersamaan dengannya saat merasakan sakit yang mendera telingaku tiba-tiba
“kalian berdua ini! hari pertama masuk langsung ribut, lalu apa kabar dengan taun depan?”
“ampun saem” ucap Woohyun. Astaga! Dia merengek seperti yeoja
“mau dibawa ke kepala sekolah apa damai?” ku tutup mulutku rapat-rapat. Tegang? Tentu. Ini adalah hari pertamaku sekolah, sangat tak lucu jika aku langsung mempunyai kasus di hari pertama. Kami sama-sama terdiam. “arasseo! Jika diam berarti kalian memilih kepala sekolah”
“damai saem!!” ucapanku bersamaan dengannya. “baiklah! Kau Kim Sunggyu duduk di sana” ucap saem choi sambil melepas jewerannya ditelingaku dan menunjuk sebuah kursi di dekat jendela. “dan kau Nam Woohyun, duduklah disamping Sunggyu” lanjutnya. Aku tak percaya dengan ini, aku akan satu kelas dengannya. Orang yang selalu membuat risih dengan tingkah sok coolnya. Ya, itu hanya ia tampakkan jika dulu mata kami tak sengaja bertemu
Sunggyu POV END
Woohyun pun mulai mendudukkan dirinya disamping Sunggyu. senang? Tentu, hal ini yang memang selalu ia impikan dari dulu dan baru tercapai hari ini. ‘aku akan melindungimu gyu, aku akan membuatmu melupakan masalahmu. Aku adalah orang yang akan melihat senyuman pertamamu, dan aku adalah orang yang akan membuatmu tersenyum’ batin Woohyun. Percaya atau tidak, sejak insiden tabrakan di koridor sekolah waktu itu, Woohyun tak bisa mengalihkan perhatiannya dari Sunggyu. Oleh karena itu dia memilih menjadi stalker Sunggyu dan mencari tau semua tentang sang idol. Tak seperti dugaannya, ternyata sang idol yang selama ini ia sukai memiliki riwayat hidup yang sangat menyakitkan untuk diceritakan. Terlahir dari golongan orang kaya dan mempunyai eomma tiri yang sangat kejam, bukankah itu merupakan sebuah kemalangan bagi Sunggyu? Ia telat untuk mencegah pernikahan antara appa dan ahjumma jahat itu. Ahasil sekarang yang berkuasa di rumahnya adalah sang eomma tiri
“bagaimana kau bisa mengetahui namaku?” tanya Sunggyu tiba-tiba berhasil mengalihkan perhatian Woohyun dari saem choi yang sedang memberi pengumuman pada siswa MIPA 1. “emmm... itu..”

‘eottokaji? Tak mungkin aku mengatakan yang sebenarnya kan?’ batin Woohyun
TBC or END

Sabtu, 14 Januari 2017

ff WooGyu Resigned Chapter 5 A

Tittle : Resigned Chapter 5 A
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini J
NOTE : tak hanya sekali dua kali author temukan readers yang mengira kei itu key shinee. Ingat! Kalau K.E.I itu lovelyz yang menjabat sebagai sepupunya sunggyu. sedangkan K.E.Y itu member SHINEE yang merupakan mantan pacar woohyun. Ok! Semoga tidak lupa lagi ya... untuk chapter selanjutnya siap-siap untuk kembali ke masa lalu lagi. Semua akan dijelaskan kronologis permasalahan antara sunggyu, woohyun, kei, minho, sujeong dan key
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Sebelumnya di Chapter 4
“apa kita berangkat sekarang?” tanyaku basa-basi. Woohyun menganggukkan kepalanya, kemudia berjalan ke sisi lain mobil guna membukakan pintu mobilnya padaku. Aigoo! Dia romantis sekali. “jeju sudah menunggu kita gyu” ucapnya sebelum menancap gas membelah jalan menuju bandara. Senang? Tentu saja aku senang. Aku berharap semuanya akan terus seperti ini dan tak akan pernah berubah
^_^-*- Chapter 5 -*-^_^
Woohyun Pov
“huwaaa!!! Jeju!!!” teriak sunggyu. astaga! Umurnya sudah hampir 18 tahun, tapi kenapa tingkah ‘tunanganku’ ini masih seperti anak kecil yang baru mendapatakan mainan baru. Dia itu putri pewaris Three Stars, tentu saja ini bukan pertama kalinya dia ke Jeju. “gyu!! Berhenti!! Jangan lari terus, tunggu aku” ucapku setengah berteriak
“cepatlah woohyun-ah”
Sunggyu terus berlari tak menungguku. Sekarang kami menuju pantai sisi utara Jeju. Kami memutuskan untuk tidak ke hotel langsung, karena ‘tunanganku’ ini ingin pergi ke sebuah mercusuar yang ada di dekat pantai. Menurut warga sekitar sini, kalau kita mencium orang yang kita cintai ditempat itu mereka akan bertemu lagi seberapa jauh dan seberapa lama mereka berpisah dan tak bertemu, dan apabila kita bertemu lagi dan menciumnya lagi maka cintanya akan abadi. Entahlah, apakah mitos itu benar apa hanya omong kosong
“ya! Woohyun-ah” teriakan sunggyu dari atas mercusuar menyadarkanku dari lamunanku. “naiklah”
“ne, jakkaman” jawabku. Aku mengunci mobil dan meninggalkan mobil dan isinya tak jauh dari letak mercusuar
Sesampainya diatas mercusuar, akan tak percaya melihat yang ada. ‘indah sekali’ kata itu yang terbesit dalam otakku. Tak heran jika sunggyu mau-mau saja aku ajak ke Jeju, ternyata pemandangan indah inilah yang ia inginkan. Aku memejamkan mataku mengikuti sunggyu, memegang pegangan yang mengelilingi mencusuar ini, menikmati angin yang menerpa wajahku dengan lembut
“hyun...” panggil sunggyu memecah keheningan yang ada. “eum.. wae?” sahutku yang masih tetap memejamkan mata. “tidak jadi...” ujarnya. Aku membuka mataku dan menolehkan kepalaku menghadap sunggyu yang berada tepat disampingku. Dia cantik, benar-benar cantik, kenapa aku baru menyadarinya?. Poin utama yang selalu membuatku mengalihkan pandangan dari orang lain adalah mata bulan sabit dan bibir cherrynya
SRET (anggaplah gitu bunyinya)
Aku memeluknya dari belakang (back hug), ku rasa dia sedikit terkejut dengan tindakanku ini. Tapi perlahan dia membiarkanku menyandarkan kepalaku di bahunya yang tak berbalut kain. Sekarang dia memakai baju yang memang sedikit terbuka, kainnya juga tak bisa dikatakan tebal. Punggung sunggyu terakspos menampilkan kulit putih mulusnya, dan hanya menutupi sebagian pahanya. Bajunya hanya terikat pada lehernya, hingga secara langsung kulit wajahku dapat menyentuh kulitnya yang halus
“hyun...” serunya. Aku menulikan telingaku, berusaha membuat nyaman denganku. “hyun-..” serunya lagi. “gyu mianhae” ucapku memotong ucapannya. Aku menegakkan kepalaku dan membalikkan badannya menempelkan badannya dengan ku
“mianhae” lanjutku. Dia tampak bingung dengan permintaan maafku yang tiba-tiba ini. “maaf untuk apa?”
“untuk semuanya”
“aku tak merasa kau pernah melakukan kesalahan hyun”
“aku tau kau mencintaiku gyu...” sunggyu menundukkan kepalanya menghindari tatapanku. “gyu..” tak ada jawaban darinya
“gyu...” panggilku lagi sambil mengangkat wajahnya. Aku lihat dia menangis. Dia menangis, orang yang aku cintai menangis karena diriku sendiri. “maafkan aku hyun, aku tak pantas mencintaimu, aku-...”
Chup
Chup
Aku memotong ucapannya dengan ciuman di kedua kelopak matanya. Kulihat dia membulatkan matanya terkejut dengan tindakanku ini. “kata siapa kau tak pantas, malah aku yang tak pantas untuk menjadi orang yang kau cintai gyu..” ucapku.
Setelahnya aku menarik badannya, dan kupeluk erat tubuh mungilnya. “aku mohon jangan lepaskan aku. Terus cintai aku gyu” lanjutku. Dapat kurasakan dia membalas pelukanku. Perlahan ku lepas tubuhnya dari pelukanku, kuangkat wajahnya untuk menatap lurus mata bulan sabitnya dengan menangkup pipi chubbynya dan mengelusnya sebentar membuatnya merasa nyaman

Chup
Sunggyu membulatkan mata kecilnya tak percaya dengan ciumanku yang tiba-tiba ini. Lembut. Itulah yang aku rasakan saat bibirku menyatu dengan bibir sunggyu. Ciumanku ini memang tak terlalu dalam, hanya sebuah kecupan manis ku berikan dibibirnya pada awalnya, tapi tidak setelah sunggyu mulai menikmati ciumanku ini, terlihat darinya yang perlahan memejamkan matanya. Aku tersenyum padanya dalam ciumanku, begitupun sebaliknya. Aku melepas tanganku yang menangkup pipinya berpindah ke pinggang sunggyu, memeluknya erat tanpa melepas tautan bibir kami dan semakin menikmati ciuman ini. Kemudian aku melepas ciumanku karena merasa sunggyu membutuhkan pasokan oksigen yang mulai habis dalam paru-parunya. Aku memang mencintainya tapi tidak sebagai pemuas nafsuku, aku mencintainya karena sunggyu adalah sunggyu, bukan karena apa yang ada pada dirinya. Aku menghargainya
boleh aku jujur? Sebenarnya ini adalah first kiss ku, walaupun aku dan key sudah pacaran selama 3 tahun tapi aku belum pernah menciumnya sama sekali. Hal terjauh yang kami lakukan hanyalah pegangan tangan dan menidurkan kepalaku di pangkuan key, hanya itu tak lebih.
∞W∞G∞S∞
“maaf tuan, sisa kamar di sini hanya tinggal satu” ucap recipsionis 
Sekarang aku dan sunggyu berada di sebuah hotel tak jauh dari pantai, tepatnya di depan recipsionis untuk memesan kamar. Kenapa kami tak tinggal di vila sunggyu? jawabannya mudah, ‘aku ke Jeju untuk menikmati keindahan pantainya, bukan untuk membekukan diriku dengan pendingin udara di vilaku’ kata sunggyu. intinya sunggyu tak ingin tinggal di vilanya karena jauh dari pantai. Fakta baru yang aku ketahui, ternyata kamar hotel hanya tinggal satu kamar itupun bukan vip. Hey! Sunggyu adalah putri pemilik Three Stars. Ingat itu!
“bagaimana gyu?” sunggyu terdiam, tampak menimang-nimang keputusannya.
“em.... ambil saja hyun, aku sudah lelah mencari hotel lain” ucap sunggyu akhirnya setelah menimang keputusan bijaksananya. Sebenarnya ini bukanlah hotel pertama yang kami kunjungi untuk memesan kamar, mungkin yang ke 5. Maklumlah sekarang hari libur jadi banyak turis mancanegara berdatangan untuk menikmati liburan mereka di paradise land ini. Akhirnya aku mengambil kunci kamar itu dan berjalan menuju kamar 206 seperti yang tertera pada gantungan kunci ini bersama sunggyu disampingku yang sepertinya sedikit canggung mengingat kejadian di mercusuar tadi. ‘itu ciuman yang manis gyu...’ batinku
............,
............,
............,
Akhirnya aku dan sunggyu sampai di kamar 206. Lalu aku menarik gagang pintu
CEKLEK
Aku membuka kamar nomor 206. ‘astaga!’
“hyun...” panggil sunggyu. “eum.. tempat tidurnya” benar. Hotel ini hanya menyediakan satu tempat tidur tiap kamar. Itu berarti aku dan sunggyu akan tidur sau ranjang? ‘Seperti bulan madu saja’ pikirku
“sudahlah gyu, aku tak apa tidur di sofa” ucapku menghentikan kebingungannya. “tapi hyun..”
“gwenchana, aku tak akan mati hanya karena tidur di sofa kan?” kulihat dia menganggukkan kepalanya tanda mengerti dengan ucapanku. Tak bisa dipungkiri, aku melihat guratan rasa khawatir diwajah sunggyu. “sekarang kita letakkan dulu barang-barang kita, kita akan satu minggu disini” lanjutku. Akhirnya sunggyu melangkahkan kakinya memasuki kawasan kamar ‘kami’ dan selanjutnya aku menyusulnya dan membenahi pakaian-pakaianku seperti sunggyu
Sekitar 20 menit kami meletakkan barang-barang kami sesuai tempatnya, akhirnya aku dan sunggyu membaringkan tubuh lelah kami di tempat tidur dengan nyaman setelah berkeliling mencari hotel yang dekat pantai.
Tik Tok Tik Tok
Hening, hanya suara detak jarum jam dan deru Air conditioner yang terdengar
“gyu...” ucapku akhirnya memecah keheningan yang hampir tiga puluh menit terjadi. “e-eum waeyo..”
WOOHYUN POV END
“gyu...” ucap woohyun memecah keheningan yang sempat terjadi antara dirinya dan sunggyu sekitar tiga puluh menit lalu. “e-eum waeyo...” nada suara sunggyu masih bergetar gugup mengingat kejadian tadi yang menurutnya sangat tiba-tiba. “apa aku membuatmu takut hingga kau bergetar seperti ini? Ayolah gyu, jangan berpikir yang macam-mac-...”
“aniyo woohyun-ah.. aku...” potong sunggyu seakan tau dengan ucapan woohyun selanjutnya.
“aku apa?”
“aku hanya tak tau kenapa kau melakukannya” ucapan sunggyu berhasil membuat bibir woohyun bungkam. “bukankah kau sudah mempunyai key” lanjut sunggyu dengan nada yang sangat lirih, dan ucapannya kali ini seperti ribuan belati yang mengiris hati woohyun secara perlahan, sunggyu juga merasakan hal yang sama seperti yang dirasakan woohyun. Tapi ia hanya ingin memastikan, hanya itu. “tak mungkin kau melakukannya tanpa alasan kan?” lanjutnya lagi. ‘kau melupakan sesuatu Kim Sunggyu, kau hanyalah pelarian jangan lupa itu. Woohyun melakukannnya pasti karena dia teringat pada key’ pikir sunggyu. 
Sunggyu membalikkan badannya memunggungi woohyun yang semula terlentang disamping woohyun. “gyu... dengar dulu gyu..” ucap woohyun sambil berusaha membalikkan badan gyu menghadapnya, tapi sunggyu tetap kukuh dan menguatkan tubuhnya. Sunggyu tak menangis, ia sakit? Tentu, tapi air matanya sudah kering untuk menangisi tunangannya yang sekarang berada di sampingnya ini. Air matanya akan sangat sia-sia untuk namja yang belum tentu mencintainya, buat apa dia menangisi namja yang belum tentu menyayanginya bukan?
Sunggyu membangunkan dirinya dari acara tidur-tidurannya, melangkahkan kakinya keluar dari kamar meninggalkan woohyun sendiri yang menatapnya dengan sendu. “karena aku mencintaimu gyu” gumam woohyun lirih saat sunggyu sudah menghilang dari pandangnnya
∞W∞G∞S∞
Setelah sunggyu meninggalkannya sendiri dikamar 206, woohyun memutuskan untuk tidur sambil menunggu jam makan malam berharap sunggyu baik-baik saja diluar sana tanpa dirinya.
“eughh..” lenguh woohyun sambil mereganggakan otot-ototnya. Woohyun menelusuri setiap inci sudut kamar mencari sosok sunggyu dengan matanya yang setengah terpejam, tapi sayang orang yang dicarinya tak ada. Lalu woohyun melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. ‘jam 7’ gumamnya. Ok! Dia telat bangun
“kenapa dia belum kembali? Sudahlah sekarang aku makan dulu baru aku mencarinya” monolog woohyun pada dirinya sendiri.
Woohyun memutuskan keluar hotel dan mencari kedai terdekat yang biasanya hanya menyediakan makanan sederhana. Jangan salah dengan sikap woohyun yang satu ini, walaupun dirinya adalah pewaris Nam Corp, dia tidak mudah menghambur-hamburkan uangnya hanya demi makanan. Ia masih ingat orang yang diluar sana yang berbanding terbalik dengan kehidupannya yang serba mewah. Selain itu juga woohyun merasa bosan dengan masakan-masakan mewah yang ada dirumahnya jadi dia memilih sebuah kedai yang menyedikan berbagai macam makanan khas Korea di dekat hotel
Dua puluh menit woohyun menyelesaikan acara makannya. Ia segera kembali ke kamarnya berharap sunggyu sudah dikamarnya tengah meringkuk di bawah selimut tebalnya, tapi sayang itu tak sesuai dengan harapan woohyun. Sesampainya woohyun disana, ia hanya melihat kamar kosong. “kau kemana gyu...?” woohyun tampak mulai panik
Other Side_
“dasar namja pabo!!” teriak sunggyu sambil melempar krikil kecil ke tengah laut sebagai pelampiasan rasa kesalnya pada woohyun. sekarang ia berada di bibir pantai sendirian tanpa woohyun yang menemani, tak jarang namja-namja yang hanya sekedar lewat menggodanya dan mencolek punggungnya yang terekspos. Sunggyu lupa dengan pakaiannya yang memang sedikit terbuka, menghiraukan angin yang berhembus kencang yang menembus kulit hingga ketulang-tulangnya
“hiks... hiks... aku membencimu nam woohyun” teriaknya lagi sambil mengusap air matanya kasar yang sudah meleleh di pipinya menghiraukan orang yang berlalu lalang menatapnya heran di belakangnya. “apa kau juga melakukan itu dengan key?” pikiran sunggyu kembali berputar mengingat kejadian itu. Itu adalah firs kissnya, kenapa harus dengan woohyun? Walaupun dia adalah tunangannya, tapi belum tentu dia yang nanti akan menjadi pendamping hidupnya kan? Tunangan masih bisa dibatalkan
“hahahaahhaha... kau bodoh kim sunggyu, kau bodoh” tawa sunggyu sambil berteriak di bibir laut itu. Tawanya memang sangat keras tapi siapapun yang mendengarnya pasti akan tau bahwa tawa itu hambar tak ada keikhlasan disana. Tawanya terdengar begitu menyakitkan. “Buat apa kau mencairkan hatimu untuk namja seperti dia. Nam Woohyun milik Kim Sunggyu? benar, tapi buat apa jika hatimu tetap dengan key? Aku membenci diriku!! Aku membencimu Nam Woohyun”


Other Side_
“kau kemana gyu...” gumam woohyun ditengah lorong hotel. Wajah woohyun tampak sangat gusar mencari sunggyu. woohyun menghentikan langkah kakinya dan tampak berpikir, kemana sunggyu pergi?. ‘pantai’ kata itulah yang terbesit dalam pikiran woohyun. Akhirnya woohyun melangkahkan kakinya menuju pantai
“aishh!! Terlalu banyak orang disini, bagaimana aku menemukannya?” ucap woohyun sambil meremas rambut hitam pekatnya. Setelah berpikir begitu lama, akhirnya woohyun menyusuri bibir pantai
“dasar namja pabo!!” woohyun mendengar suara itu. Itu adalah sunggyu ‘nya’. Setelah lama ia mencerna suara yang ia dengar, woohyun mengedarkan ekor matanya mencari sumber suara itu
“gyu...” ucap woohyun lirih. Woohyun hendak melangkahkan kakinya menuju sunggyu guna mengajaknya pulang dan makan malam sekaligus memberikan mantel yang ia pakai untuk menutupi kulit sunggyu yang terekspos sebelum ucapan sunggyu membuatnya menghentikan langkahnya. “hiks... hiks... aku membencimu nam woohyun. Apa kau juga melakukan itu dengan key?”
WOOHYUN POV
‘dia membenciku? Kenapa? Kenapa dia membenciku? Apa? Apa yang dia maksud? Aku pernah malakukannya dengan key? Ciuman itu? Apa itu yang dia maksud?’ ucapan sunggyu benar-benar berhasil membuatku mengurungkan niat melangkahkan kakiku dan diam mematung menatap sunggyu dari kejauhan. 
“hahahaahhaha... kau bodoh kim sunggyu, kau bodoh” tawanya benar-benar terdengar menyedihkan. “Buat apa kau mencairkan hatimu untuk namja seperti dia. Nam Woohyun milik Kim Sunggyu? benar, tapi buat apa jika hatimu tetap dengan key? Aku membenci diriku!! Aku membencimu Nam Woohyun” lanjut sunggyu lagi. 
‘Tidak ! jangan lepaskan aku gyu, jangan biarkan aku pergi’ batinku sambil menggelengkan kepalaku. Jarakku dengan sunggyu hanya berjarak dua puluh langkah kaki, itupun aku berada di belakangnya jadi secara otomatis sunggyu tak bisa melihat keberadaanku.
“kenapa? Kenapa aku harus mencintaimu nam hiks...” dia menangis, dari tadi dia menangis. Karena aku? Laki-laki macam apa aku ini yang membuat seorang gadis cantik menangis? Aku namja brengsek? Tentu, aku tau itu
“kenapa ini selalu menyakitkan hiks hiks...? Dimana letak hiks... manisnya cinta hiks... hiks...?” ingin sekali aku menghapus air matanya dan memeluknya dengan erat. Tapi aku harus bagaimana? Saat dia melihatku pasti dia akan pergi dariku dan menghindariku
“kau tau sea (laut)! Saat aku seperti ini, leherku seperti diikat oleh tali temali yang sangat tebal hingga aku tak bisa membukanya dengan tanganku sendiri. Kau tau kenapa? Itu karena namja brengsek itu, dia yang selalu membuatku seperti ini. Saat dia bermesraan dengan key dan saat aku sedang menahan tangis, ya.. saat itulah tali temali ini akan semakin erat mengikat leherku hingga aku tak bisa bernapas”
Dengan langkah pasti, aku melangkahkan kakiku memantapkan niatku untuk meminta maaf padanya sekaligus memberikan alasanku padanya, alasanku menciumnya. Aku sungguh tak kuat mendengarnya
Greb
Aku memeluknya dari belakang. Dia sedikit terkejut dengan orang yang tiba-tiba memeluknya, namun sesaat sepertinya dia tau akan kedatangan diriku. Dapat kurasakan tubuhnya yang bergetar menahan isakan saat aku memeluknya
WOOHYUN POV END
SUNGGYU POV
Greb
Aku terkejut dengan seseorang yang tiba-tiba memelukku dari belakang. Aroma ini, ini adalah woohyun. Aroma tubuhnya yang maskulin yang sangat ku hafal. Aku menahan isakanku saat dia memelukku, meredam isakanku dengan menggigit bibir bawahku
“mianhae gyu...” ujarnya. Aku memilih membungkam mulutku untuk menahan isakanku agar tak meluncur begitu saja dari tenggorokanku
“gyu, maafkan aku yang selama ini tak peka terhadap perasaanmu. Aku tak tau jika kau mencintaiku selama ini. Bukankah kau dulu membenci perjodohan ini? ya, itu yang aku tau. Jadi aku tak tau jika kau sudah lama mencintaiku. Jebal, jangan benci aku. Aku juga tak pernah mencium key sama sekali, itu adalah firs kiss ku, asal kau tau itu” apa? Apa benar? Itu adalah first kissnya woohyun juga. Huh! Kau tak boleh percaya pada pembual seperti woohyun gyu...
“maafkan aku gyu...” lanjutnya. Aku tau di dunia ini memang ada forget and forgive (melupakan dan memaafkan). Tapi entah kenapa hal itu sangat sulit untuk ku lakukan saat ini. ‘ini terlalu menyakitkan hyun...’ bisikku dalam hati
SUNGGYU POV END
‘ini terlalu menyakitkan hyun..’ bisik sunggyu dalam hatinya. 
Benar, sunggyu adalah manusia biasa. Luka jika diobati akan sembuh memang, tapi itu butuh proses. Begitupun sunggyu, walaupun woohyun meminta maaf pastilah sunggyu memaafkannya, tapi satu hal yang perlu woohyun ingat, penyembuhan luka itu butuh proses. Dan apabila luka itu sudah sembuh, luka itu pasti akan tetap berbekas dan rentan untuk terluka lagi. Biasanya ia akan sangat mudah melakukan forget and forget, tapi untuk sekarag ini entah kenapa terasa sangat sulit baginya. Penderitaannya selama ini tak mudah untuk dilupakan
“......” tak ada respon dari sunggyu, dia hanya diam mematung membiarkan woohyun memeluknya tanpa membalasnya
“kau menanyakan kenapa aku menciummu kan? Kau ingin tau? Itu karena aku mencintaimu gyu, aku melakukannya untukmu untuk yang pertama kalinya” sunggyu melepas pelukan woohyun menghempaskannya dengan kasar lalu menatap tajam woohyun setelah membalikkan badannya menghadap woohyun. “berhenti membual di depanku hyun..”
“aku tak membual..”
“akuilah kalau sebenarnya aku hanyalah pelarianmu saja kan? Aku tak apa di perlakukan seperti ini, geunde jebal, jangan bohongi aku”
“aku melakukannya karena dirimu kim sunggyu, karena kau kim sunggyu. bukan sebagai pelarian, atau hanya pelampiasanku dari key. Itu karena aku mencintaimu” sunggyu terdiam mendengar ucapan tegas dan penuh penekanan. Baru kali ini sunggyu mendengar woohyun berbicara seperti ini, biasanya dia selalu bicara lembut, selalu hati-hati dan terkadang hanya untuk menyapa atau menggodonya dengan minho, dulu. Tolong digaris besar, itu dulu
“seorang pencuri tak akan mengaku jika dirinya adalah pencuri, seorang pembual tak akan mengaku jika dirinya adalah pembual”
“apa kau masih tak percaya padaku gyu?”
“........” tak ada jawaban dari sunggyu. hanya tatapan datar namun tajam yang terpancar dari mata bulan sabit sunggyu
“apa kau perlu bukti?”
“........” masih tak ada jawaban dari sunggyu. Dengan gerakan cepat woohyun menarik sunggyu dan langsung menciumnya. Ciumannya kali ini berbeda dengan ciuman yang mereka sempat lakukan di mercusuar tadi siang. Kali ini lebih menuntut namun terkesan lembut. Sunggyu menangis dalam ciumannya. Ada rasa asin yang diterima woohyun karena air mata sunggyu. woohyun semakin mengeratkan pelukannya dan semakin menekan tengkuk kepala sunggyu untuk memperdalam ciumannya, perlahan tapi pasti woohyun merasa sunggyu membalas ciumannya
“saranghae” ucap woohyun setelah mengakhiri ciuman panjang yang didominasi oleh dirinya sendiri. Sunggyu menundukkan kepalanya guna menyembunyikan air matanya yang sedari tak bisa ia tahan. ‘Tuhan! Apakah ini akhir dari penderitaanku?’ batin sunggu masih menundukkan kepalanya
“gyu...” mendengar ucapan woohyun, sunggyu mendongakkan kepalanya untuk menatap woohyun yang berada di depannya. “kau tak menjawabku” ucapnya sambil menyeka air mata sunggyu yang secara perlahan sudah mulai terkendalikan. Samar tapi masih dapat dilihat oleh woohyun, ada semburat merah di sana, di pipi chubby sunggyu. ‘kyeopta’ pikir woohyun
“apakah ciuman tadi masih belum cukup untuk membuktikan cintaku padamu gyu?” sunggyu menggeleng sebagai jawaban dari pertanyaan woohyun. Woohyun melihat sunggyu tersenyum, walaupun itu sangat tipis dan hampir tak terlihat
“nado..” gumamnya. “b-bwo!? Aku tak mendengarnya gyu, bisa kau ulangi?” canda woohyun. Sebenarnya woohyun mendengarnya dengan jelas, dia hanya ingin mendengarnya lebih jelas dan lebih keras dari sunggyu. “nado saranghae” woohyun yang merasa gemas dengan pipi sunggyu akhirnya mencubitnya setelah mendengar jawaban dari sunggyu, sedangkan sang empu hanya meringis kesakitan karena ulah woohyun
“ahh!! Appo appo appo hyun...” woohyun akhirnya melepas cubitannya di pipi sunggyu. “aigoo!! Merah gyu...”
“bwo? Merah? Ini gara-gara kau, sakit tau..” ucap sunggyu sambil mempoutkan bibirnya. Woohyun benar-benar tak tahan dengan tunangannya ini ingin mencubitnya lagi, tapi woohyun masih memiliki perasaan, jika ia mencubit sunggyu pasti tunangannya ini akan semakin merasa sakit pada bagian pipi kanannya
“mau ku obati?” sunggyu mengerjitkan dahinya dengan ucapan woohyun. Disini tak ada obat, bagaimana woohyun mengobatinya. “sini biar ku obati” sunggyu pun mendekatkan pipinya ke woohyun
Chup
Tiba-tiba woohyun mencium pipi sunggyu yang memerah. Secara reflex sunggyu memundurkan badannya dari woohyun. “kata eomma, obat paling ampuh itu adalah sebuah ciuman” sunggyu masih tak mengerti dengan woohyun. “ya! Tuan Nam, jangan bodoh”
“itu fakta. Buktinya sekarang tak sakit lagi kan?” benar juga. Sunggyu menyentuh pipinya yang tadi sempat dicium woohyun dan benar saja, di sana sudah tak terasa sakit sama sekali. Disaat seperti inilah woohyun merasa tunangannya ini polos sekali. Hey! Tentu saja itu hanyalah tipuan woohyun belaka, itu hanyalah sebuah kebetulan
Chup
Woohyun mencium bibir sunggyu sekilas. Ciuman yang hanya berkisar satu atau dua detik itu woohyun lakukan ditengah-tengah sunggyu masih heran dengan sulap ajaib woohyun (kata sunggyu)
“Ya!!! Neo!!!”
“ah wae? Kau tunanganku”
“kau tak pamit pada pemiliknya dulu” semu merahpun terlihat di kedua pipi chubby sunggyu saat ia mengucapkan kata itu, menambah kesan cantik sunggyu malam ini
“siapa pemiliknya?”
“tentu saja aku”
“aniyo! Mulai sekarang, kau adalah milikku kim sunggyu-ssi”
“bwo! Apa-apaan kau! Mengklaim diriku sebagai milikmu”
“wae? Ada masalah?” sunggyu tampak takut dengan tatapan sorot tajam mata woohyun yang dibuat-buat. Sunggyu menundukkan kepalanya menghindari tatapan woohyun. Sedangkan woohyun bersorak ria dalam hatinya. Jadi mulai sekarang dia boleh mencium semau hatinya
“sekarang kita kembali ke kamar, sebelum itu kau harus makan malam lalu tidur”
“tapi hyun, ini sudah jam 8 malam, aku takut badanku semakin gembul”
“kau adalah milikku gyu, aku menerimamu apa adanya” sunggyu tersenyum menaggapi ucapan woohyun. Sepertinya tunangannya ini sekarang benar-benar mencintainya
“pakai ini” ucap woohyun sambil melepas mantel tebalnya dan memakaikannya pada sunggyu. “lain kali jangan pakai baju yang seperti ini, kau tak tau apa sedari tadi banyak namja yang memperhatikanmu dan mereka seperti ingin menerkammu” saran woohyun. Baiklah itu adalah kesalahan sunggyu sendiri yang memang pada dasranya pelupa
.......,
.......,
Sesampainya di kamar 206 setelah sunggyu selesai makan dengan ditemani woohyun tentunya, akhirnya mereka bisa merebahkan badannya dengan hati yang sangat bahagia tanpa ada beban dan unek-unek yang membebani mereka berdua. Bahkan dua insan ini sekarang sudah tidur dengan lelap dalam satu selimut dan piyama couple mereka yang sempat eomma Nam masukkan secara diam-diam setelah memutuskan untuk tidur satu ranjang, jangan lupakan keadaan mereka yang tidur dengan berpelukan erat satu sama lain tanpa penghalang selain kain tipis yang menutup tubuh mereka
“eugh.... hyun...” sunggyu menggeliat sambil mengguncang sedikit badan woohyun agar woohyun terbagun dari tidurnya. Woohyun yang merasa badannya diguncang dan merasa ada pergerakan dari sunggyu pun membuka matanya dengan sedikit terpaksa
“waeyo gyu?” 
“AC nya mati” woohyun mencoba mengecek AC melalui remot control yang berada di atas nakas dekat tempat tidur. “kau berkeringat gyu...” sunggyu nampak tak nyaman dengan keadaanya, begitupun woohyun. Keadaan woohyun sebenarnya tak jauh berbeda dari sunggyu, badannya berkeringat basah
“jika seperti ini, aku tak akan bisa tidur hyun. Aku tak mau mempunyai mata panda lagi” woohyun tampak memikirkan cara untuk mengurangi panas ini. jam sudah menunjukkan jam 00:30 KST, tak mungkin ia keluar dan menyuruh service AC yang bertugas untuk memperbaiki ACnya sekarang. Hanya ada satu cara...
“eum.. gyu, aku ada ide tapi ini sedikit gila”
“cepatlah katakan hyun, aku sudah sangat berkeringat” betul, sunggyu memang sangat berkeringat hingga piyami tidur bagian lehernya terlihat basah, begitupun woohyun. Tapi tak apa bagi woohyun, yang penting sunggyu nyaman, baru dirinya
“bukalah bajumu” sunggyu membulatkan mata kecilnya mendengar ucapan woohyun, tapi ini sudah darurat, apapun akan ia lakukan asalkan ia bisa tidur. Akhirnya tanpa memikir lagi sunggyu langsung membuka bajunya di depan woohyun menyisakan tanktop putih hingga menampilkan sesuatu berwarna pink di dalam sana dan sebuah hotpand hanya sejengkal menutupi paha mulus sunggyu
Glek
Woohyun menelan ludahnya melihat pemandangan di depannya, ‘baiklah tahan woohyun-ah! Umurmu masih 18 tahun, kau harus menahannya. Dia tunanganmu, kau akan tetap akan memilikinya’ tegas woohyun dalam hati. Woohyun melihat sunggyu melepas baju dan celana piyamanya tanpa berkedip, sunggyu yang diperhatikan merasa risih dengan tatapan woohyun. 
“ya! Nam Woohyun! Lihat apa kau? Cepat lepas bajumu kalau kau ingin cepat tidur” ucapan sunggyu menyadarkan woohyun dari lamunannya. Akhirnya woohyun membuka bajunya. Sunggyu menganga merasa takjub dengan badan atletis woohyun. Perut dengan enam kotak-kota terlihat jelas disana. Sunggyu merasa malu sendiri melihat woohyun, akhirnya memalingkan kepalanya ke sisi lain
“ayo kita tidur”
“eoh-eoh!” jawab sunggyu gugup. Perlahan sunggyu merebahkan badannya disamping woohyun sedikit berjauhan. Woohyun yang merasa aneh dengan sikap sunggyu mengerjitkan dahinya. “ada apa gyu? Mendekatlah”
“ani gwenchana..”
“kau malu?” tanya woohyun seperti bisa membaca pikiran sunggyu. sunggyu langsung menggelang mendengar pertanyaan woohyun, berusaha menyangkal pertanyaan itu. “kalau kau tak malu, mendekatlah kesini” akhirnya sunggyu pun menuruti woohyun. Perlahan sunggyu mendekatkan badannya pada woohyun
“woohyun...” panggil sunggyu lirih. Woohyun melihat sunggyu dengan was-was, sepertinya matanya tak salah lihat bahwa sunggyu sedang melihat perutnya yang kotak-kotak
“kau ingin menyentuhnya?” walaupun cahaya kamar remang-remang, tak bisa dipungkiri woohyun melihat semburat merah tipis dipipi sunggyu. sunggyu menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan woohyun. “oh tida gyu! Jangan sekarang, ini adalah milikmu tentu saja, tapi jangan sekarang. Ini bukan waktunya” sunggyu cemberut sambil mempotkan bibirnya merasa kecewa pada woohyun. 
“dengar gyu, kalau kau menyentuhnya aku tak tau apa yang terjadi selanjutnya” ucap woohyun. Akhirnya sunggyu mengerti dengan maksud woohyun ‘bukan waktunya’ itu, sunggyu menganggukkan kepalanya tanpa banyak bicara. Sebagai imbalan, woohyun menarik kepala sunggyu lalu mengecup bibirnya sekilas, lalu menidurkan sunggyu didadanya. Kulit dada woohyun bersentuhan secara langsung dengan wajah sunggyu, bahkan sunggyu menghembuskan napasnya didada bidang woohyun. Belum lagi jarak mereka yang sekarang benar-benar menempel
“eughh...” leguh woohyun
“ada apa hyun..?”
“tenanglah gyu, aku akan menahannya. Walaupun terasa sakit” sunggyu yang tak mengerti dengan ucapan woohyun hanya mengerjitkan dahinya. “sekarang tidurlah” lanjut woohyun seperti setengah menahan sesuatau yang sunggyu tak tau. Aigoo!!! Polos sekali
Woohyun tidur dengan gelisah. Matanya tetap tak mau terpejam, hembusan napas sunggyu di dadanya membuatnya gelisah. Sedangkan sunggyu sudah terlelap sedari tadi. “dasar kim sunggyu, kau membuatku tersiksa” ucapnya pada sunggyu yang sudah benar-benar terlelap dengan nyenyak
“baiklah hyun kau hanya perlu menahannya” gumamnya lagi sambil memejamkan matanya setelah memindahkan kepala sunggyu ke bantal sebelahnya tak kuat dengan rangsangan secara tak sengaja dari sunggyu

TBC or END
ok! yang merasa baca, harap tinggalkan jejak

Jumat, 06 Januari 2017

ff WooGyu Resigned Chapter 4

Tittle : Resigned Chapter 4
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini 
NOTE : tak hanya sekali dua kali author temukan readers yang mengira kei itu key shinee. Ingat! Kalau K.E.I itu lovelyz yang menjabat sebagai sepupunya sunggyu. sedangkan K.E.Y itu member SHINEE yang merupakan mantan pacar woohyun. Ok! Semoga tidak lupa lagi ya.. 
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Sebelumnya di Chapter 3
“berbaringlah, aku akan menemanimu tidur” woohyun tiba-tiba membaringkan tubuh mungilku dan setelahnya dia ikut berbaring di sampingku. Omo! Kenapa dia begitu cepat.
Chapter 4
 “tidurlah gyu..” ucap woohyun sebelum woohyun menutup pelan mata kelamnya. “woohyun-ah, walaupun kau memperlakukannku seperti ini aku tak akan bisa tidur” ucapku mengingat keadaan kami yang sangat ekhm... terbilang mesra. Woohyun yang memelukku posesif dan hidungnya tepat berada di dahiku. Badan kami memang tak terlalu nempel(?) tapi aku masih bisa melihat tangan woohyun yang berada tepat dipinggangku, belum lagi keadaan kami yang sekarang satu selimut. Ini semakin membuatku sesak napas dan tak bisa tidur. Bagaimana aku bisa tidur sementara jantungnya berdetak abnormal?
“apakah aku harus mendekapmu seperti ini eum...?” ucap woohyun sambil merapatkan badannya denganku dan semakin mendorong kepalaku menaruhnya tepat didada bidangnya. Aku hanya bisa berdoa semoga woohyun tak merasakan detak jantungku yang berdetak abnormal saat ini. “kau tak akan bisa menidurkanku hyun, aku saja tak bisa bag-...” ucapanku terpotong karena jari telunjuk woohyun yang tiba-tiba menyentuh bibirku, secara reflex aku pun langsung terdiam dan tak berniat melanjutkan ucapanku
“kau mungkin tak bisa tapi aku yakin aku bisa membuatmu tidur” woohyun tersenyum lembut kearahku sambil mengalihkan jari telunjuknya yang tadi berada dibibirku berpindah mengelus pipiku. Ini terasa nyaman hingga aku memejamkan mataku. Entah sejak kapan aku mulai terlelap dalam pelukan woohyun
SUNGGYU POV END
@School
Ditengah keramaian yang tercipta di kelas X MIPA-1 ini, sungjong hanya membolak balikkan kepalanya diatas bangku melihat teman-temannya bertingkah konyol di depan, belakang dan sampingnya. Mereka tertawa tapi sungjong tidak, wajah murung dapat dilihat dari wajah cantiknya. “kenapa kau tak masuk gyu...” gumam sungjong lirih menatap kursi disampingnya seolah dirinya tengah bicara pada sunggyu. tiba-tiba sebuah lampu kecil menyala diatas kepala sungjong menandakan ada sebuah ide muncul dikepalanya. Berhubung sekarang jamkos (jam kosong) jadi sungjong memilih keluar kelas tanpa izin dari sang ketua kelas dan segera melangkahkan kakinya ke kelas sebelah tepatnya kelas sungyeol, haneul dan hyemi. Mereka bertiga adalah sahabat-sahabat sunggyu semasa Junior High School. Dan secara kebetulan yang memang diharapkan sungjong, ternyata kelas sebelahnya juga tidak ada gurunya jadi sungjong bisa langsung masuk tanpa permisi
“sungyeol-ah!!!” teriak sungjong dari depan pintu, hampir seluruh siswa X MIPA-2 menatap aneh pada sungjong. Mendengar namanya dipanggil, sungyeol pun menolehkan kepalanya ke sumber suara dan mendapati sungjong tengah melambaikan tangan kearahnya. Sontak haneul dan hyemi juga mengikuti asal suara melengking tadi. “keluarlah...” sungyeol dan dua sahabat lainnya pun mengikuti intrupeksi dari sungjong. “ada apa sungjong-ah, tumben biasanya kau tak akan menyapa kami selain ada sunggyu” tanya sungyeol to the poin. Sepertinya sungyeol ketularan pacar, eh! Tidak! Mantan pacarnya, Kim myungsoo yang juga tak suka bertele-tele
“sunggyu tak masuk tanpa keterangan diapsensi. Aku khawatir padanya”
“bagaimana kalau kita nanti berkunjung ke asramanya eonni?” usul haneul. Dia sebenarnya bukan dongsaengnya sunggyu. Jangankan dongsaeng, kerabatpun bukan tapi kata inspirit menyatukan mereka yang sebelumnya sempat tak saling suka. Haneul mengaku anaknya namoo infinite dan gyuzizi infinite. Berhubung lebih dulu sunggyu menjadi fannya infinite jadi haneul mengklaim sunggyu sebagai eonninya, sunggyu pun senang-senang saja dengan keputusan haneul itu dan tak merasa dirugikan sedikitpun
“eum,,, hyemi-ya, setelah jam pulang sekolah apa kau masih ada les?”
“anio, aku ikut” ucap hyemi imut. Dirinya yang kecil membuat dirinya sering diolok-olok diantara kelompok k-popers ini, tapi hyemi tau itu hanya sebuah candaan dan tak ada hal serius didalamnya
“baiklah, sudah diputuskan kan? Kita nanti berangkat bareng ke asramanya sunggyu, perasaanku jadi tak enak” sungyeol mengelus dadanya mengingat sahabatnya yang satu itu
“tunggu, kenapa kita tidak bertanya kepada kei saja” kali ini sungjong tampak memberikan usul yang sangat memuaskan. Perlu diketahui, kei berada di satu tingkatan dengan sunggyu. berbeda dengan hoya, sekarang hoya masih junior high school dan masih berumur 15 tahun. Jangan salah, walaupun umur hoya masih 15 tahun tapi pemikirannya kadang lebih dewasa daripada sunggyu. mendengar usulan sungjong, sungyeol, hyemi dan haneul langsung mengikuti langkah sungjong menuju kelas X MIPA-6 yang berada dilantai bawah
@ depan kelas kei
“aishh!! Menyebalkan” gumam sungyeol setelah mendengar penuturan kei. Tak terkecuali dengan sahabat-sahabatnya yang lain. Ada yang mendengus kesal, dan ada yang hanya geleng-geleng. “sudahlah, kalian tak usah mengganggu istirahatnya gyu dan woohyun” ucap kei sambil tersenyum gaje
“baiklah kei, kami kembali dulu” setelah mengucapkannya sungjoong langsung menarik tangan ke 3 sahabatnya. “pasti mata pandanya gara-gara ff lagi. Gara-gara karangannya dia sampai tidak masuk sekolah” seru sungyeol ditengah koridor yang ramai itu. “huwaa!!! Eonniku memang hebat” ucap haneul bangga, matanya berbinar sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dadanya. “aku tak sabar menunggu hasilnya” ujarnya lagi. Sementara hyemi dan sungjong hanya diam melihat kedua sahabatnya yang tak jauh berbeda dari sunggyu yang maniak baca
@asrama
“eghhh...” sunggyu menggeliat lucu di dalam rengkuhan tubuh woohyun. Woohyun yang menyadari pergerakan dari tunangannya pun bukannya membiarkan sunggyu bergerak bebas tapi malah semakin mengeratkan pelukannya
“ya! Lepaskan woohyun-ah” ucap sunggyu sambil berusaha melepas pelukan erat woohyun. “biarlah tetap seperti ini dulu gyu” sunggyupun terdiam menuruti kemauan woohyun dan melepaskan cengkraman tangannya dilengan woohyun yang tadi sempat mencoba melepaskan pelukan woohyun
--------
--------
--------
SUNGGYUPOV
“gyu...”
“eum...”
“liburan ini kau akan pulangkan?”
“iya...”
“boleh aku mengajakmu ke jeju untuk menikamti liburan kita tahun ini?” aku mendongakan kepalaku menatap wajahnya yang berada di diatasku (ceritanya mereka berpelukan, dan woohyun lebih tinggi dari sunggyu. jangan mikir yang aneh lohhh...) dan saat itu mata kami bertemu. Matanya yang teduh membuatku tak bisa mengalihkan pandanganku kearah lain
CHUP
Tiba-tiba woohyun mencium dahiku. Ok! Tindakan woohyun berhasil membuatku diam dan kaku, hei! ini sangat tak terduga. “cepatlah jawab gyu...” hampir saja aku lupa dengan pertanyaannya tadi jika saja woohyun tak menyadarkanku. “mau minta izin dulu ke appa...” kulihat woohyun mengangguk mengerti. Aku masih tak mengalihkan pandanganku darinya dan woohyun pun begitu. Aku sangat mengagumi keindahan ciptaan Tuhan yang berada diwajah woohyun, dari mata, hidung, dan bibir tebalnya aku telusuri satu persatu dengan mataku. Kulihat woohyunpun demikian. Tangan woohyun terulur untuk menyentuh pipiku yang sebelumnya juga pernah woohyun sentuh sebelum aku tidur. “betapa bodohnya aku yang dari dulu menyia-nyiakanmu” aku tak mengerti dengan ucapan lirih woohyun. Apakah sekarang woohyun berusaha mengungkapkan kebodohannya memilih kei?. Untuk saat ini ingin rasanya aku mengatakan pada woohyun kepedihanku yang selama ini tersimpan dalam hatiku. Diriku yang selama ini terus merasakan sakit tanpa diketahui oleh siapapun (hoya kan baru tau), menahan sakit dari perlakuan eomma karena woohyun, dan konflik yang sering terjadi antara aku, eomma dan appa dirumah karena aku masih tak mau dengan perjodohan ini, itu dulu. Sekarang aku sudah berusaha menerimanya walaupun dengan fakta tunanganku sendiri sudah mempunyai yeoja chingu. Aku tak bisa mengatakannya kepada woohyun. Menurutku aku adalah orang ketiga diantara hubungan woohyun dan kei, aku tau itu. Aku juga tak menginginkannya tapi apalah daya jika tuhan telah menuliskan ini sebagai takdirku. Aku hanya mengikuti arus takdir dan tekanan dari kedua orang tuaku
“apa kau benar-benar sudah merubah perasaanmu pada kei” tampak keraguan yang ada dimata woohyun untuk menjawab pertanyaanku. Aku tau itu, woohyun tak akan bisa melupakan kei. Woohyun dan kei sudah pacaran 3 tahun sejak ia masih masa JHS. ‘berhentilah berharap kim sunggyu...’ ucapku tegas dalam hati
“tentu saja...” ujarnya sambil tersenyum. ‘bohong, kau bohong woohyun-ah’ sekali lagi aku mengatakannya dalam hatiku
SUNGGYU POV END
“gyu, mata pandamu sudah hilang” ucap woohyun sambil menyentuh lembut mata bulan sabit sunggyu. “ah! Benarkah?” sunggyu segera melepas pelukan woohyun dan melangkahkan kakinya menuju sebuah kaca panjang untuk melihat mata pandanya yang kata woohyun sudah hilang. Sunggyu terihat senang sekali melihat matanya yang kembali semula, ternyata itu tak buruk untuk dilakukan. Obatnya hanya tidur dengan bantuan woohyun tentunya. Ingat! Sunggyu itu penderita insomnia tanpa woohyun pasti sunggyu tak akan bisa menutup matanya
“ngomong-ngomong kenapa bisa jadi mata panda eoh!?” sunggyu membalikkan badannya menghadap woohyun yang jauh ada di belakngnya. “mengarang”
“coba aku lihat” woohyun melangkahkan kakinya mengambil note book sunggyu dan mengambilnya sebelum sunggyu menahan tangan woohyun untuk membuka dan membacanya. “andweee!! Kau tak boleh membacanya” sunggyu menyembunyikan note book yang berisi karangan fanfiction tentang dirinya, woohyun, key, dan minho ke belakang badannya
Woohyun berusaha memintanya secara baik-baik dengan mngulurkan tangan hampanya. “berikan padaku gyu” sunggyu menggeleng dan sepertinya memang tak berniat memberikan note book itu pada woohyun, bisa mati sunggyu jika sampai woohyun membacanya karena woohyun pasti akan tau jika selama ini yang sunggyu tuliskan di dalam note booknya adalah kisah hidunya selama ini
“berikan padaku kim sunggyu sebelum aku memaksamu” tapi sunggyu tetap kukuh dengan pendiriannya. “tak akan nam.. weekkkk!!” seperti menantang woohyun, sunggyu berlari mengelilingi kamarnya menghindari kejaran woohyun setelah mengejek woohyun dengan memeletkan lidahnya. Woohyun yang tak mau kalah pun langsung mengejar sunggyu guna mendapatkan barang yang ada di tangan sunggyu. “awas kau kim sunggyu” selanjutnya aksi kejar-kejaranpun terjadi menghiraukan resiko ‘kamar bak kapal pecah’nya nanti setelah salah satu dari mereka merdua ada yang tertangkap
W∞G∞S∞
 “sujeong-ah! Kau tak mau main ke kamarku? Sudah lama kau tak kesana” dua gadis cantik yang tengah berbincang-bincang dikoridor itu adalah hoya dan sujeong, orang yang sekarang menjabat sebagai yeoja chingu dari Choi Minho, yang juga sahabat sekaligus mantan pacar dari Kim Sunggyu
“entahlah, mungkin nanti malam aku menginap di A-1. Aku masih merasa takut jika harus tidur sendirian” hoya menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum kepada sujeong. Sujeong adalah sahabat hoya semasa elementary school sampai sekarang mereka JHS. Terpisah kamar tak menyusahkan dua sahabat ini untuk dekat karena selain kamar mereka bersebelahan, sujeong juga sering tidur di kamar hoya yang juga kamar kei dan sunggyu tentunya
“baiklah hoya-ya, aku kembali masuk duluan” sujeongpun melesatkan dirinya dan menghilang dibalik pintu kamarnya yang berada di sebelah kamar hoya, jadi hoya hanya tinggal membalikkan badannya maka dirinya juga akan menemukan pintu kamarnya
“omo!” hoya menutup kembali pintu kamarnya dengan lumayan keras setelah melihat pemandangan yang menurutnya tak layak dilihat dirinya mengingat dirinya masih berusia 15 tahun sehingga menimbulkaan bunyi yang juga sangat tak bersahabat dengan gendang telinga
“ya!! Kalian berdua! Cepat rapikan” teriak hoya dari depan pintu kamarnya yang tertutup masih dengan tangan yang memegang knop pintu
∞W∞G∞S∞
Didalam kamar sebelum hoya membuka kamar....
“sudah! Sudah! Sudah woohyun-ah, aku menyerah” sunggyu mengangkat kedua tangannya layaknya buronan yang sedang tertangkap oleh polisi pertanda dia benar-benar menyerah dengan woohyun. “ayo berikan padaku” tapi walaupun demikian hal itu tak menyurutkan prinsip sunggyu untuk menyerahkan note booknya pada woohyun. Yang ada malah sunggyu mendorong tubuh woohyun hingga woohyun jatuh dengan pendaratan yang sangat tak mulus
Begitupun sebaliknya, woohyun tak mau menyerah dengan keadaan. Woohyun segera menarik tangan sunggyu hingga sunggyu juga ikut jatuh dipangkuannya. “berikan padaku atau aku cium kau gyu” sunggyu tertegun mendengar penuturan woohyun. ‘bagaimana ini? Aku tak ingin memberikan note book ku pada woohyun, tapi aku juga tak mau jika dia...’ batin sunggyu
“omo!” sontak woohyun dan sunggyu menolehkan kepalanya mencari sumber suara. Woohyun membulatkan matanya melihat hoya diambang pintu. Sesaat setelah keduanya sadar dengan keadaan masing-masing, sunggyu langsung mendirikan badannya dari pangkuan woohyun
DUARRR!!!
Bunyi benturan antara pintu yang terbuat dari kayu dan dinding yang keras terdengar begitu menyakitkan ditelinga woohyun dan sunggyu. ““ya!! Kalian berdua! Cepat rapikan” teriak hoya dari luar
“ini gara-gara kamu!” tunjuk sunggyu dengan jari telunjuknya tepat didepan mata woohyun. “dengan melihat keadaan kita pasti hoya sudah berpikiran yang tidak-tidak”
“ya! Bukannya tadi kau yang mendorongku” sunggyu terdiam. Woohyun benar bukan?
“tapi kalau kau tak menarikku, kita tak mungkin dalam keadaan seperti tadi”
“cepat rapikan Kim sunggyu! Nam Woohyun!” teriakan hoya terdengar lagi dari luar kamar namun kali ini terdengar lebih keras. Sunggyu pun mulai memungut (?) bantal yang bertebaran dan bulu-bulu isi bantal yang berserakan
Sementara woohyun hanya melihat sunggyu membersihkan kamarnya. “turun kau nam! Bantu aku” ucap sunggyu yang masih melihat woohyun tampak tenang-tenang saja diatas tempat tidur sementara dirinya susah memilih barang yang berserakan
“buat apa aku membantumu? Ini semua salahmu”
“bwo!!!??” sunggyu siap melempar bantal ke wajah tampan woohyun sebelum woohyun memohon. “iya iya gyu! Aku bantu!” ucapan woohyun kali ini berhasil menghentikan pergerakan sunggyu yang selanjutnya pasti akan menghancurkan wajah tampannya (kata woohyun)
“apakah kalau aku masuk aku mengganggu kalian” kali ini woohyun mengalihkan pandangannya kearah pintu mendapati hoya yang menyembulkan kepalanya disana
Woohyun memang turun dari atas kasur sunggyu tapi langkah kakinya tidak menuntutnya untuk melangkah membantu sunggyu melainkan menghampiri hoya.”hoya-ya! Kenapa tadi kau menggangguku eoh!” ucap woohyun marah dengan suara yang tertahan supaya tak terdengar oleh sunggyu yang berada tak jauh dari mereka. Bahkan mata bulat woohyun seperti ingin keluar dari tempatnya menahan amarah di depan sunggyu
“sunggyu-ya! Aku pinjam woohyunnya sebentar” sunggyu mengerjitkan dahinya mendengar ucapan hoya. ‘woohyunnya?’ memang woohyun milik sunggyu?
Hoya menarik tangan woohyun keluar dari kamar. “ada apa hoya-ya?” tanya woohyun setelah berhasil hoya tarik dari kamarnya untuk menjauh dari sunggyu. mereka berdua sekarang tengah berada di tangga yang menghubungkan lantai dua dengan rooftop. Tangga ini sepertinya jarang dipakai terlihat dari debu yang beterbangan waktu hoya dan woohyun kesini
“apa yang kau lakukan pada sunggyu?”
“apa? Tak ada apa-apa”
“dengarkan baik-baik nam woohyun, walaupun aku adalah yeoja sepupumu dan lebih mudah darimu jangan anggap aku akan menyerahkan yeoja sebaik sunggyu kepada dirimu yang sangat playboy ini” ucap hoya sambil menusukkan jari telunjuknya pada dada kiri woohyun
Woohyun menghela napas mendengar ucapan hoya. “ck! Aku tau. Tapi aku akan berubah”
“bwo!? Seorang Nam woohyun berubah? Kau pikir aku akan percaya padamu?”
“dengarkan aku baik-baik hoya-ya. Aku tau aku memang sering menyakiti sunggyu tapi aku sungguh menyesal. Aku ingin berubah” hoya masih tak percaya dengan ucapan woohyun. Ini bukan pertama kali woohyun mengatakan hal yang sama dengan dua bulan yang lalu setelah woohyun tau kei menduakannya. Tapi apa? Setelah kei meminta maaf pada woohyun, woohyun malah memaafkannya dengan mudah dan meninggalkan sunggyu yang perlaha-lahan sudah memberi ruang dihatinya
“kali ini aku sungguh-sungguh hoya-ya” lanjutnya lagi. “aku tak akan pernah percaya padamu nam, kita lihat saja kedepannya. Jika kau benar-benar laki-laki sejati pasti kau akan menepati janjimu itu nam” woohyun mendengus kesal. Bagaimana mungkin sepupunya sendiri meragukan sisi laki-lakinya?
“aku akan membuktikan padamu ya..”
“baiklah cepat turun dan segera pulang” woohyun menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Woohyun berjalan dibelakang hoya mengikuti langkah kaki hoya. “pamitlah dulu pada sunggyu sebelum pulang” walaupun tak begitu keras suara hoya terdengar di indra pendengar woohyun, tapi woohyun masih bisa mendengar dengan jelas ucapan hoya
“YA!! Nam Woohyun!! Berani-beraninya kau kabur dari tanggung jawab” sunggyu berjalan cepat kearah woohyun yang berada dibelakng hoya, menarik rambutnya dan menjambaknya kuat. Dalam situasi seperti ini pikiran woohyun malah berputar kembali ke masalalunya dengan sunggyu yang masih tak terikat kata tunangan dan sebelum dirinya mengenal key. Bahkan dulu di sekolah setiap hari gyu dan woohyun bertengkar, itupun karena hal yang sangat sepele. Herannya, kedua makhluk aneh ini sampai sekarang masih sahabatan. Walaupun sekarang hubungan mereka sudah berbeda, selain kata hubungan yang menyatukan makhluk aneh ini, woohyun sepertinya juga tak tau jika sebenarnya sunggyu mencintainya
“A-a-a...appo gyu! Lepasin”
“lepasin saja gyu, maafkan aku. Tadikan gara-gara aku dia pergi” sunggyu pun melepaskan tarikan tangannya dari mahkota indah woohyun (kata woohyun) setelah mendengar ucapan hoya. Setelah sunggyu melepaskan tangannnya dari kepala malangnya, woohyun pun tersenyum lega. “aku mau pulang”
“pulanglah, kehadiranmu disini tak diharapkan”
“ya! Hoya-ya! Kau jahat sekali pada sepupumu ini”
“biarin, toh aku tak rugi”
“ya!!!”
“kalian berdua ternyata masih belum berubah ya...” 
“dia yang mulai duluan gyu” woohyun yang tak mau kalah pun mulai menuduh hoya sembarangan. “tidak! dia yang mulai duluan gyu”
“kalian pikir aku hakim kalian apa?”
“tapi ini gara-gara dia gyu”
“sudahlah hyun, kamu itu sudah SHS masa tak mau mengalah pada orang yang jelas-jelas sepupumu ini” woohyun tampak kesal dengan sunggyu yang memilih sepupunya dari pada dirinya. Hoya yang ingin memanas-manasin sepupunya itu, memeletkan lidahnya keluar mengejek woohyun tanpa sepengetahuan sunggyu tentunya. Kemarahan pun semakin terkoar dalam diri woohyun
‘oh! Astaga! Kapan mereka berdua akan berdamai. Kenapa mereka jadi seperti ini’ batin sunggyu. Mereka berdua kadang berdamai, itupun pasti karena ada maksud yang terselubung. Seperti tadi, hoya menarik woohyun karena ingin membicarakan sesuatu yang penting tentang sunggyu pada woohyun
“gyu ingat, aku menunggu jawabanmu. Dua hari lagi sekolah sudah libur” hoya mengerjitkan dahinya bingung dengan ucapan woohyun, berbeda dengan usnggyu yang sepertinya tampak biasa-biasa saja dan malah menganggukkan kepalanya. “aku pulang dulu”
“pulanglah nam. Cepat shu shu shu”
“ya! Kau pikir aku kucing?”
“tidak! Tapi koala mes..” woohyun pasti tau apa lanjutan ucapan hoya, oleh karena itu woohyun membungkm mulut hoya dengan tangannya. “lepaskan dia hyun..”
“aww!” teriak woohyun setelah melepas bungkaman tangannya dimulut hoya. Sakit? Tentu, kalau hoya tadi tak menggigit tangan woohyun, pasti sekarang woohyun masih membungkam mulut hoya dengan tangannya yang kotor (menurut hoya)
Setelah kejadian yang tak mengenakkan bagi woohyun tadi terjadi, woohyun pun meninggal asrama sunggyu dengan senyum mengembang. Mengingat tak sia-sia baginya meninggalkan kelas hanya demi sunggyu
∞W∞G∞S∞
“ya! Kim sunggyu-ssi, kau mempunyai hutang padaku”
“hutang?” hoya menatap dalam sunggyu dengan mata yang bersorot tajam penuh selidik. “apa maksud woohyun tadi eoh?”
“apa?”
“gyu ingat, aku menunggu jawabanmu” ucap hoya setengah berbisik meniru logat bicara woohyun tadi. “seperti itu” lanjutnya
“a-apa? Tak ada?” kebiasaan sunggyu jika berbohong adalah gugup, hoya hafal itu. Ayolah! Mereka bersama hampir 2 tahun jadi maklum jika hoya sudah hafal dengan kebiasaan sunggyu yang satu ini
“kau berbohong gyu, ayolah katakan” ucap hoya sambil melempar tas sekolahnya ke tempat tidurnya, lalu kembali menatap sunggyu yang masih memegang bantal putih polosnya. Tampak bibir tipis sunggyu tertarik hingga membentuk sebuah lengkungan di sana, hoya melihat itu. “lihat! Kau tersenyum, pasti ada apa-apa antara kau dan woohyun”
“tidak ada apa-apa hoya-ya, dia hanya mengajakku berlibur ke jeju” tak jauh berbeda dari sunggyu, hoya pun perlahan mengembangkan senyuman bahagianya. “jinjja?” sunggyu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan hoya, mungkin dia terlalu malu untuk mengatakannya. “sudahlah hoya-ya, jangan membahas itu sekarang cepat bantu aku membereskan kamar”
“geunde gyu, apa yang kalian lakukan sampai keringetan gini? Kamar sampai berantakna lagi?” selidik hoya. Tak lama dari itu hoya membulatkan matanya, seakan mengerti dengan pemikiran hoya sunggyu menggelengkan kepalanya sebagai isyarat agar hoya tak berpikiran yang macam-macam. “tidak hoya-ya! Bukan itu! Kami tadi hanya-...”
“hanya apa gyu? Jangan bilang...”
“tidak! Kami tidak melakukan apa-apa?”
“lalu kenapa kamar sampai berantakan seperti ini?” mata sunggyu menelusuri setiap titik dalam kamarnya. Sunggyu juga baru sadar kamarnya menjadi seberantakan seperti ini, padahalkan hanya lari-lari saja. “biar aku jelaskan hoya-ya, tapi tolong sekarang bantu aku dulu membereskan ini”
“baiklah! Tapi kau harus menceritakannya padaku” sunggyu mengangukan mengiyakan perintah hoya. Setelah itu sunggyu dan hoya pun merapikan kamarnya yang memang seperti kapal pecah itu. Sarung bantal yang terlepas dari bantalnya, selimut yang pindah tempat (?), dan daground (bener gak sih tulisannya?) yang keluar dari bantal yang tadi sempat dijadikan bahan lemparan sunggyu dan woohyun untuk melawan lawan dan menahan lawan. Kurang lebih 30 menit akhirnya sunggyu dan hoya pun selesai merapikan kamarnya dan kembai menjadi seperti semula
“sekarang cepat ceritakan padaku gyu...” selanjutnya biarkanlah sunggyu menceritakan apa yang terjadi tadi diantara dirinya dan woohyun kepada hoya dengan tenang. Sekarng kita lihat apa yangterjadi di rumah keluarga Nam
∞W∞G∞S∞
“hyung!” suara melengking yang cukup memekakan telinga siapapun yang mendengar terdengar dari dalam dapur kala dirinya melihat woohyun yang tadi dipanggilnya hyung terlihat di ruang tamu. Panggil saja dia Nam Boohyun, dongsaengnya woohyun yang wajahnya juga tak kalah tampan dari woohyun tentunya
“ah wae? Telingaku sakit mendengar teriakanmu” buru-buru boohyun duduk disamping woohyun sambil membawa dua susu coklat hangat di tangannya. “tadi pagi eomma memarahiku” seperti layaknya pejabat atas dan bawahannya, seperti itulah woohyun dan boohyun. Selalu melaporkan apabila eomma mereka melakukan kesalahan atau apapun yang tampak tak enak yang dirasakan keduanya. Sekarang ini adalah contohnya, boohyun memberi tau bahwa eomma mereka memarahinya tadi pagi
“kau pasti berbuat salah padanya” simpul woohyun. “ani! Aku dimarahi gara-gara hyung”
“nega?”
“ne, hyung tadi memboloskan?” woohyun menganggukkan kepalanya. “Aku berbohong pada eomma. Aku bilang hyung masuk, lalu eomma menelpon wali kelasmu. Jadi eomma tau kalau aku berbohong” woohyun mengelus pucuk kepala dongsaengnya. “keja bagus”
“apanya kerja bagus eoh!” tanpa keduanya sadari ternyata sedari tadi eomma Nam mendengarkan curahan hati anak keduanya. Dan sekarang fakta apa yang eomma Nam ketahui? ‘kerja bagus’. Woohyun menolehkan kepalanya kebelakang mendapati eommanya dengan wajah marah memerah
Eomma nam menarik telinga kiri woohyun hingga sekarang tampak memerah karena tindakannya. “eomma! Eomma ampun!! Aku tak akan bolos lagi”
“bwo! Kerja bagus? Apanya yang bagus hyun? Kau mengajari dongsaengmu untuk berbohong pada orang tuanya sendiri” tangan eomma nam masih tetap betah di telinga woohyun yang semakin memerah. ‘itu pasti sakit hyung’ batin boohyun yang menyaksikan penyiksaan pada hyungnya dari sang eomma

“ampun eomma! Telingaku bisa putus!” sepertinya ucapan woohyun tak berpengaruh sama sekalin, terlihat eomma nam yang masih tetap bertahan dengan posisi awalnya, menjewer telinga kiri woohyun yang sekarang sangat merah. “aku ke asramanya sunggyu!!” teriaknya. Seketika itu juga tangan eomma nam terlepas dari telinga woohyun. “kenapa kau tak memberi tahu eomma sedari tadi eoh!?” woohyun tampak kesal dengan eommanya. Dia anak kandungnya, tapi kenapa seolah-olah disini sunggyu adalah anak kandungnya dan woohyun analah anak tirinya. Rupanya eommanya lebih sayang menantunya
“bagaimana aku mau menjelaskannya pada eomma kalau dari tadi eomma terus menjewer telingaku”
“ah! Mianhae mianhae” eomma nam tersenyum menghilangkan wajah garangnya sambil mengelus-ngelus telinga woohyun yang sampai sekarang masih memerah. Senyum keibuannya mampu meneduhkan hati woohyun, telinganya yang sakitpun tak akan terasa dan akan hilang sekejab dengan melihat senyuman itu. “eomma cantik” ucap woohyun, mata boohyun menatap malas hyungnya yang terkenal alay itu. “hyung! berhentilah”
“eomma kita memang cantik boohyun-ah”
“ara, kalian tak akan tampan jika tak terlahir dariku” gelak tawapun terdengar di rumah besar nam ini tanpa sang appa yang terlalu sibuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarga kecilnya
“eomma! Appa kapan kembali dari amerika”
“entahlah, mungkin 3 hari lagi. Waeyo?”
“aku ingin ke jeju bersama sunggyu” mata boohyun membulat tak percaya dengan hyungnya.
 Pasalnya sebelum ini woohyun selalu tak pernah mau tau apapun itu yang menyangkut dengan sunggyu, karena ‘hatinya tak akan pernah terlepas dari jeratan cinta key’ begitu kata woohyun, dulu. Ingat! Itu dulu. Dalam satu minggu ini, sejak key menghilang dari kehidupan woohyun, sikap woohyun sangat berubah. Pertama, woohyun selalu tampak sedih setiap harinya dan akan menangis entah karena apapun itu. Kedua, hyungnya itu selalu menyendiri di belakang rumah mereka hanya sekedar melihat kolam ikan. Ketiga, akhir-akhir ini hyungnya jadi sering bolos ke sekolah. Dan tadi pagi apa? Hoya datang secara tiba-tiba dan setelahnya woohyun mengikutinya dari belakang. Fakta barunya adalah, satu hari ini hyungnya membolos hanya demi tunangan yang selama ini tak pernah dia anggap sebagai tunangan
“berangkatlah hyun, biar eomma yang mengakatakannya pada appamu”
“tunggu hyung! Koq bisa?” cegah boohyun yang melihat woohyun hendak ke kamarnya yang ada dilantai dua. “apanya yang koq bisa?”
“kau dan gyu noona”
“aku mencintainya” hanya delapan suku kata itu berhasil membuat boohyun bungkam dan eomma nam tersenyum bahagia
“akhirnya dia menyaadari kesalahannya” gumam eomma nam sambil tersenyum. Setelah itu eomma nam melangkahkan kakinya kekamarnya meninggalkan boohyun yang masih diam dengan tampang bodoh. “aku tak begitu yakin dengan ini. Bagaimana bisa? Secepat ini?” tampaknya dongsaeng woohyun satu-satunya ini masih tak percaya dengan apa yang tadi dikatakan hyungnya. “semoga hyung tak menyakiti perasaannya” gumam boohyun lagi dengan harapan besarnya
∞W∞G∞S∞
“ya!! Kim sunggyu!!!” hoya tampak senang mendengar cerita singkat sunggyu. cerita singkat tentang apa yang terjadi diantara dirinya dan woohyun tadi. Tentunya dengan sedikit skip didalamnya. Aksi woohyun cium dahi tentu tak akan sunggyu beritau pada siapapun
“lalu kau mengiyakan ajakannya kan?” sunggyu menggeleng. “oh! Tidak!! Kenapa kau tak mengiyakannya”
“memang siapa yang menolak?”
“lalu kau mengiyakannya?”
“tidak!”
“terus apa? Katanya tak menolak, tapi juga tak mengiyakannya”
“aku masih mau izin pada appa”
“astaga kim sunggyu! kenapa kau tak menanyakan langsung pada appamu lewat ponsel eoh!?”
“appa mungkin sekarang lagi sibuk”
“eommamu”
“kalau eomma jangan ditanya hoya-ya, dia pasti langsung mengijinkanku. Eommaku yang paling sayang pada woohyun” sunggyu tersenyum miris mengingat perjodohan yang sangat tak diinginkannya. Perlahan waktu beralalu dengan melewati waktu yang menyakitkan akhirnya hati sunggyu bisa mencair dengan perbuatan menyakitkan yang selama ini woohyun perbuat. Sunggyu tersenyum mengingat takdirnya sendiri
‘kau tersenyum gyu? tapi kenapa senyumanmu tampak begitu menyakitkan?’ bisik hoya dalam hatinya. Sunggyu terdiam menatap note book yang ada di genggaman tangannya
“gyu” seperti biasa, hoya adalah orang yang selalu menyadarkan sunggyu apabila sunggyu tenggelam dalam masalalunya. “eoh! Wae?”
“aniya, bukan apa-apa. Aku hanya mengingat masalaluku”
“sudahlah gyu, jangan diingat masa-masa itu”
“ya, aku baru tau” sunggyu merebahkan dirinya di tempat tidur hoya, hoya pun mengikuti sunggyu dan merebahkan dirinya disamping sunggyu. “ternyata hatiku mencair dengan cara menyakitkan. Berbeda dengan kebanyakan orang, kebanyak orang biasanya mencair dengan cinta yang meluap-luap yang diberikan seseorang. Tapi hatiku mencair karena hatiku yang terus didera sakit setiap hari” tak kalah miris dengan senyuman sunggyu, hoya menyunggingkan senyum pahit dibibirnya mencoba memutar otaknya mengingat masa lalu sahabat sekaligus calon kakak iparnya. Lima orang sahabat yang selalu bersama kapanpun dan dimanapun itu harus hancur hanya karena cinta. Sungguh miris bagi hoya
“kau ingat! Dulu aku pernah membenci cinta bukan?” hoya mengangguk sebagai jawaban sunggyu, menahan air mata ternyata tak segampang menahan buang air. Semuanya tak segampang itu
“kekekek.. bahkan aku tak menyangka hatiku akan mencair dengan cari itu” kekehan terpaksa sunggyu terdengar begitu terpaksa. Hoya tau, kesedihan sunggyu selalu tersembunyi dibalik seyuman dan kekehan yang terlihat hambar itu
“sudahlah kita tidur saja, jangan mengingat masa itu” saat sunggyu membalikkan badannya yang terlentang, saat itulah sunggyu baru melihat air mata hoya yang menganak sungai di bawah matanya. “ya! Hoya-ya! Kenapa kau menagis?” ucap sunggyu sambil mengusap lembut lelehan air mata hoya yang tak tertahankan. “bukan apa-apa, ini hanya karena kelilipan gyu”
“kau tak pandai berbohong hoya-ya”
“sungguh, aku tak bohong” lengkungan tipis di bibirnya hoya tampakkan kepada gyu yang masih tetap mengusap lembut air matanya. Hoya menahan tangan sunggyu yang terus menghapus air matanya. “aku berharap kau terus seperti ini, bahagia dan tak kembali mengingat masalalu mu” sunggyu menganggukkan kepalanya
......,
......,
......,
“sepertinya kei akan terlambat pulang lagi” ucap sunggyu ditengah kehenigan yang sempat tercipta. “atau dia...” keduanya tiba-tiba saling menatap. Mengerti dengan pemikiran sunggyu, hoya pun ikut tersenyum
CEKLEK
“aku pulang!!” seorang yeoja mungil mengalihkan pandangan sunggyu dan hoya ke sumber suara. “kei! Kau dan yuichi?” tanya hoya sambil mendudukkan dirinya dan kemudian diikuti oleh sunggyu. “kalian pacaran?” kei tak mengerti dengan kedua sahabatnya. Dirinya baru datang kenapa langsung diberi pertanyaan ini dan itu
“apa maksud kalian?” kei meletakkan ranselnya diatas meja belajar pribadinya dan mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur hoya
“pertanyaan kami simpel kei-ya. Kau dan yuichi pacaran kan?” senyuman mulai mengembang dibibir mungil kei. Sunggyu dan hoya sudah menebak, ini pasti terjadi. Mereka berdua hanya turut senang dengan yang terjadi pada diri kei
Sunggyu dan hoya mengulurkan tangannya seperti layaknya orang yang sedang meminta sesuatu. “apa?” sepertinya kei masih tak mengerti maksud sikap kedua sahabatnya
“PJ” ucak keduanya serempak. “bwo? PJ?”
“iya, Pajak Pacaran” ucap sunggyu menjelaskan. “tak ada”
“ya!!” kali ini hoya tak ingin tinggal diam, hoya menarik tangan kei yang sepertinya hendak kabur darinya dan gyu. “oh! Ayolah! Baru kemarin malam aku meneraktir kalian”
“kau harus pajak buat kami kei”
“arasseo arasseo! Tapi kapan-kapan, jangan sekarang aku sekarang sedang menunggu kiriman dari appa, arasseo” hoya dan sunggyu mengangguk tanda mengerti. “tapi kau harus meneraktir kami dengan yang lebih special kei” tak mau kalah dengan kei, sunggyu mencoba terus memaksa kei dengan ucapannya
“arasseo” ucapan singkat kei itu berhasil membuat sunggyu dan hoya mengembangkan senyumannya. “sekarang kita ke kantin asrama dulu, sudah hampr jam lima. Palli!” sunggyu dan hoya pun mengikuti langkah kei ke kantin asrama yang memang disediakan hanya untuk siswa dan siswi asrama woollim. “ah jjam! Gyu nanti sujeong akan menginap lagi di kamar kita” ucap hoya ditengah perjalanannya menuju kantin
“kenapa lagi dengan kamarnya” sela kei. “dia sendiri di kamanya kei, kasihan dia” jelas sunggyu. yang sunggyu ketahui sekarang adalah, kei memang tak pernah suka dengan sujeong. Pasalnya adalah ‘sujeong yang tak berperasaan, mengambil tindakan tanpa berpikir terlebih dahulu’ itu menurut kei
“gyu, aku harap kau tak melupakan perbuatannya padamu. Dia yang mengambil minho darimu”
“siapa yang mengambil siapa kei?” hoya hanya bisa menonton debat kecil ditengah perjalanan mereka ke kantin asrama. Hoya memang tidak tau menahu masalah antara minho, sunggyu, dan sujeong. Karena masalah itu terjadi sebelum hoya menginjakkan kakinya di asrama woollim. Kei mengetahui asal muasal masalah itu hanya karena dia dulu juga mencintai minho. “aku yang melepaskan minho, bukan sujeong yang mengambil minho” lanjut sunggyu
“sudahlah gyu, biarkan aku beranggapan seperti itu terus pada sujeong. Toh itu tak merugikanmu kan?” akhirnya perdebatan kecil itu terhenti ketika berbagai makanan lezat dan segerombolan manusia tampak memenuhi ruangan itu. Mereka sampai dikantin asrama
Ketiganya sama-sama makan tanpa suara sedikitpun, hanya peraduan dua benda ditangan mereka yang terdengar ditelinga mereka. Hoya yang ingin menghentikan aksi diam-diaman ini terlalu takut menerima bentakan dari kei. Keduanya adalah eonni tertua dikamarnya, dirinya hanyalah maknae dan maknae akan selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh eonnideulnya
∞W∞G∞S∞
Sesampainya dikamar, ketiga penghuni kamar itu terperenjat kaget melihat kehadiran sujeong. “eoh! Kau sudah datang rupanya, kenapa tak langsung tidur saja?” dapat sujeong lihat tatapan benci yang terpancar dari mata kei
“ah! Aku menunggu kalian” ucap sujeong lirih. Sujeong tentu tau pasal kei membencinya. Dia tau dia salah, tapi mau apa? Ini semua telah terjadi dan tak dapat diubah
“dasar teman makan teman” sujoeng mendengar itu, lisan kei yang tajam memang tak pernah bisa dihindari sujeong. Sunggyu hanya memutar bola matanya kesal dengan sikap kei yang dianggap kekanak-kanakan
“maafkan kei, sekarang dia lagi PMS” ucap sunggyu mengalihkan perhatian sujeong dari ucapan kei yang sepertinya terdengar begitu pedas dalam telinga sujeong. “ah ya benar! Sekarang kau boleh tidur di tempat tidurku sujeong-ah” ucap hoya mengimbuhi ucapan sunggyu. Sujeong mengangguk mengiyakan ucapan hoya
Berhubung sekarang keadaan sangat tak menduku untuk membangkitkan tawa, akhirnya keempat orang ini tidur tanpa ucapan selamat tidur. Hanya keheningan yang tercipta hingga semuanya pun terlelap tanpa sadar. Mungkin karena mata pandanya takut kembali, jadi hanya untuk malam ini sunggyu memutuskan untuk tidur mengistirahatkan mata dan hatinya
∞W∞G∞S∞
Hari yang mungkin ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa dan siswi Infinite High School akhirnya datang. Liburan selama 15 hari dalam satu tahun, itulah surga dunia bagi seluruh siswa siswa di dunia. Begitupun dengan woohyun, jika sekarang adalah hari liburannya maka esok adalah hari keberangkatannya dengan sunggyu ke pulau jeju
TING TONG
Sebuah mansion besar layaknya istana modern, itulah rumah sunggyu. orang yang menekan bel itu adalah boohyun, namdongsaeng dari nam woohyun. Boohyun terperangah melihat mansion sunggyu saat pertama kali melihatnya. Yap! Sekarang adalah pertama kalinya boohyun menginjakkan kakinya di mansion besar sunggyu. Rumah miliknya menurut boohyun sudah besar, tapi ini malah lebih besar dari rumahnya
CEKLEK
BOOHYUNPOV
Pintu terbuka manmpilkan dalam mansion yang sangat luas, lagi-lagi aku terperangah dengan pemandangan didepanku. “selamat datang” ucap seorang perempuan paruh baya yang sepertinya sudah berkepala tiga sambil membungkukkan badannya 90 derajat, aku yang ingin hanya bersikap sopan padanya, akhirnya mengikutinya membungkukkan badanku 90 derajat.
 “Sepertinya anda namdongsaeng tuan muda woohyun” lanjut orang itu yang sepertinya salah satu pelayan mansion ini, terlihat dari pakaiannya. Tapi tunggu, sepertinya dia kepala palayan di mansion ini, pakaiannya terlihat berbeda dengan setelan baju hitam panjangnya dan rok pendek sampai perut betisnya
“n-ne...” ucapku gugup. “apakah sunggyu noona ada?” lanjutku dengan sedikit berusaha menutupi kegugupanku
“nona gyu sepertinya masih di jalan, jika tuan muda ingin menunggu silahkan masuk” lalu pelayan itu menuntunku keruang tamu. “silahkan tuan tunggu disini, mungkin tak lama lagi beliau akan datang” lanjut pelayan itu. Lalu pelayan itu menghilang dari pandanganku
Aku mencoba menelusuri setiap sudut yang ada di mansion besar ini. Kulihat sebuah televisi yang tak kalah besar dengan yang ada dirumahku, sofa besar nan panjang warna kuning keemasan, carpet merah yang terlihat dimana-mana menutupi lantai, foto keluarga yang terpajang diantara tangga yang terbelah menjadi dua, barang-barang yang tertata rapi dalam lemari yang sepertinya langkah dimiliki oleh orang-orang didunia ini, dan satu lagi yang sedari tadi menyita penglihatanku. Tangga unik mansion ini yang terbelah menjadi dua bagian, yang satu aku yakin mengarah pada lantai dua dan ketiga, yang satunya lagi langsung mengarah pada suatu kamar besar. Setiap tingkatan tangga ini sebagian ditutupi oleh carpet merah dan pegangannya berwarna emas dengan ukiran yang menyertainya
“eoh! Boohyun-ah, kapan kau ada disini?” sebuah suara yang familiar ditelingaku mengalihkan pandanganku dari tangga unik itu, dia adalah orang yang aku tunggu-tunggu sedari tadi, gyu noona. Aku yang menyadari kedatangannya langsung mendirikan dirku dari sofa empuknya
“annyeonghaseyo noona” ucapku sambil membungkukkan badanku. “aku baru sampai” lanjutku
BOOHYUNPOV END
Sunngyu melangkahkan kakinya menuju tempat dimana boohyun duduk dan mendudukkan dirinya di sofa yang tak jauh dari boohyun. Boohyun pun kembali mendudukkan dirinya mengikuti sunggyu
“noona...”
“ahjumma!!” sunggyu memotong ucapan boohyun secara tidak sengaja, mungkin. Sesaat setelah sunggyu memanggil kepala pelayan dan membisikkan sesuatu padanya, tak lama dari itu datang seorang pelayan memberikan sebuah jus segar pada boohyun dan sunggyu
“ah! Noona, kau tak usah repot. Aku disini hanya sebentar”
“pasti tentang woohyun, benarkan?” tebak sunggyu. dan benar saja, dapat sunggyu lihat boohyun tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaannya. “ada apa boohyun-ah”
“woohyun hyung memintaku untuk menjemputmu” tak puaskah woohyun mengangetkan sunggyu dengan aksi cium dahinya sewaktu sunggyu masih diasrama?. Dan sekarang woohyun meminta boohyun menjemputnya. Sunggyu masih tak percaya dengan perubahan takdirnya ini. Apakah ini adalah balasan baginya setelah menerima siksaan batin terus-menerus dari woohyun selama ini?
“mian boohyun-ah, sepertinya noona tak bisa berkunjung sekarang” tampak raut kecewa disana. Sunggyu juga merasa bersalah dengan boohyun. Seandainya boohyun tau sunggyu tak akan kesana, pasti boohyun sudah pulang sedari tadi kan?
“ani, gwenchana noona. Lagian kata woohyun hyung besok noona akan ke jeju bersama dengan woohyun hyung kan?” sunggyu menganggukkan kepalanya. Semburat merah tak dapat sunggyu hindari untuk keluar dan terlihat di kedua pipinya. Boohyun yang melihat hanya cekikikan melihat noonanya tampak memerah karena ucapannya. ‘tampaknya dia malu’ batin boohyun
“baiklah noona, aku pulang dulu. Sampai ketemu besok” sebagai tuan rumah yang baik, sunggyu mengantar kan boohyun sampai depan pintu dan menunggunya hingga boohyun tak terlihat lagi dari pandangannya
Sunggyu melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Mengangkat dua tasnya dan berjalan terbirit-birit karena beban yang dibawanya, jangan salahkan pelayannya yang tak ingin menolongnya, sunggyulah yang tak ingin dibantu. Sesaat setelah melalui tingkatan demi tingakatan tangga, akhirnya sunggyu sampai dikamar luasnya dan langsung meletakkan tasnya sembarangan serta merebahkan badan letihnya diatas kasur empuk miliknya
“sepertinya eomma dan appa ada luar negeri” gumamnya pelan. Mungkin karena perjalanan panjangnya dari asramanya hingga sunggyu merasa matanya tak bisa terbuka lebih lama lagi, karena tak tahan akhirnya sunggyu ketiduran masih dengan sepatu yang melekat di kakinya, dan kakinya sedikit terjuntai kelantai
∞W∞G∞S∞
“bagimana boohyun-ah? Mana sunggyunya?” tanya woohyun dengan antusias. Boohyun memutar bola matanya dengan sikap hyungnya. “hyung, jika hyung melihat sunggyu noona dibelakangku berarti aku berhasil membawanya, tapi kalau tidak ya berarti tidak”
“aishh!! Kau membuatku kesal saja boohyun-ah”
“ada apa ini eoh?” tanya eomma nam yang sepertinya mau keluar rumah, tampak dari penampilannya yang terlihat begitu rapi. “hyung tadi menyuruhku menjemput gyu noona, tapi gyu noonanya tidak mau”
PLAK!
Sebuah jitakan cantik mendarat dengan mulus dikepala woohyun. “sadarlah woohyun-ah, sekarang sunggyu baru pulang kerumahanya, mana mungkin dia mau kesini dia pasti lelah juga”
“tuh dengarkan kata eomma hyung” woohyun menatap tajam pada boohyun, sepertinya eommanya dan namdongsaengnya ini tak mengerti jika dirinya tak bisa untuk tak bertemu dengan sunggyu barang dua hari saja
“aku hanya merindukannya eomma” ucapan singkat itu berhasil membulatkan mata eomma nam, eomma nam hanya terlalu bahagia mendengar ucapan anak tertuanya ini. Akhirnya wohyun sadar juga dengan pilihan orang tuanya yang terbaik
∞W∞G∞S∞
Waktu berjalan begitu cepat hingga tanpa sunggyu sadari jam menunjukkan angka 8. Sunggyu meregangkan otot-ototnya kemudia melihat jam. ‘jam delapan’ gumamnya, lalu melihat jam lagi dan baru sadar jika jam sudah menunjukkan jam 8 malam. Dirinya ingat jika belum makan, itulah sebabanya sekarang dia lari dengan tergesa-gesa
“ahjumma!!!” teriakan sunggyu memenuhi mansion besarnya hingga ahjumma kang yang duduk santai di belakang mansion mendengar teriakan dahsyat dari sang nona mudanya. “ne nona!!!” ahjumma kang juga setengah berteriak sambil menghampiri sunggyu yang berada di ruang tamu. “makan ahjumma!” 
“astaga! Ahjumma kang pikir tadi ada apa, ternyata makan. Baiklah tunggu sebentar ya, ahjumma ke pelayan bagian memasak dulu” sunggyu menganggukkan kepalanya kemudian mendudukkan dirinya di sofa embuknya yang tadi ia jadikan tempat persinggahan pertamakalinya sewaktu dia tiba di mansion besarnya. Tak lama setelah itu, makanan sudah siap dan ahjumma kang memanggil sunggyu untuk segera memakannya sebelum semuanya kembali dingin. Rupanya sunggyu benar-benar kelaparan hingga memakan semua makanan yang ada diatas meja dengan lahap. Jangan heran jika badannya makin hari makin gembul
∞W∞G∞S∞
Nam Woohyun, hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggunya selama satu minggu ini. Apalagi jika bukan hari keberangkatannya ke Jeju bersama sunggyu. pagi ini rencananya woohyun ingin menjemput sunggyu ke mansion besarnya
SUNGGYU POV
“gyu! Palli!! Woohyun sudah ada di depan” itu suara eommaku, tunggu! Kapan dia ada di rumah? Ah molla. Woohyun? Di depan? Aku langsung membuka jendela kamarku, dan benar saja aku melihat woohyun di bawah sana dengan mobil mewahnya sambil melambaikan tangannya padaku dan jangan lupakan senyumannya yang begitu menyejukkan pagiku ini
“ne eomma! Aku akan segera berangkat” ucapku sebelum menutup jendela kamar dan membalas senyuman woohyun juga. Aku segera mengambil tas yang semalam sempat aku isi dengan pakaian dan berbagai macam perlengkapan yang aku butuhkan nanti di Jeju. Baiklah! Siap! Aku menuruni tangga dengan sedikit tergesa-gesa, mungkin karena aku takut membuat woohyun menungguku terlalu lama
“baik-baik disana gyu, jangan permalukan keluargamu” itu adalah ucapan terakhir eomma sebelum aku keluar dari rumahku. Setelah menutup pintu aku langsung melihat woohyun dengan gayanya yang memang stay cool itu. Dia memang selalu tampan dari segala sisi
“apa kita berangkat sekarang?” tanyaku basa-basi. Woohyun menganggukkan kepalanya, kemudia berjalan ke sisi lain mobil guna membukakan pintu mobilnya padaku. Aigoo! Dia romantis sekali. “jeju sudah menunggu kita gyu” ucapnya sebelum menancap gas membelah jalan menuju bandara. Senang? Tentu saja aku senang. Aku berharap semuanya akan terus seperti ini dan tak akan pernah berubah
TBC or END?
yang merasa baca, harap tinggalkan jejak!!!