Senin, 06 Maret 2017

ff WooGyu Falling in Love With My Idol Chapter 3


Tittle : Falling In Love With My Idol Chapter 3
Author: Kim Hye Jin_MRS
Main cast : WooGyu (Woohyun X Sunggyu)
Support cast : Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre : Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia
Length : Chapter 3 of...?
WARNING : pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi Author yang baik
NOTE : FF ini benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy Reading  ~0~)
Sebelumnya dichapter 2
Woohyun menurunkan pandangannya, melihat obyek yang lebih indah dari pada kembang api ‘aku akan membuatmu tersenyum gyu, seperti sekarang ini’ bisik Woohyun dalam hati
Chapter 3
Setelah acara pertunjukan kembang api di sungai han selesai, Sunggyu dan Woohyun pun pulang. Woohyun memutuskan mengantar Sunggyu ke rumahnya, hitung-hitung itu menambah wawasannya tentang Sunggyu.
“gomawo untuk waktumu gyu...” Sunggyu hanya menganggukkan kepalanya merespon ucapan Woohyun. “sederhana saja hyun, anggap saja aku peduli dengan tablemateku. Emm... sebelumnya aku juga tak pernah menanggapi orang lain dengan serius. Kau orang ke dua setelah sungyeol, asal kau tau itu” Woohyun tersenyum mendengar ucapan Sunggyu. Seandainya saja sekarang tak ada Sunggyu, bisa dipastikan Woohyun jingkrak-jingkrak sambil teriak tak jelas karena terlalu senang mendengar penuturan Sunggyu
“baiklah gyu aku pulang dulu”
“hati-hati” Woohyun menganggukkan kepalanya. Sunggyu melambaikan tangannya sambil menampakkan senyum manisnya. Setelah itu Woohyun pun menginjak gas mobil mewahnya meninggalkan Sunggyu yang terus menatapnya hingga menghilang di belokan gang
Sunggyu membalikkan badannya dan terus melangkahkan kakinya menuju rumah kontrakan reyotnya, jangan lupakan senyuman yang terus tercetak dengan manis di bibirnya setelah kepergian Woohyun tadi. “apa-apaan kau gyu! Kau harus bersikap jual mahal padanya” monolognya. Sunggyu membuka pintu kontrakannya dan bersiap untuk tidur di kasur yang kerasnya bak batu itu setelah mengaitkan tas ranselnya di gantungan dan menyiram tubuhnya dengan air. Sebelum itu juga ia menyiapkan buku untuk pelajaran besok dan mengecek pr-pr yang harus ia kerjakan. Setelah siap semua, Sunggyu langsung menjatuhkan badannya di kasur dan siap untuk berangkat ke alam mimpi indahnya, mungkin.
Other_side
Bukk!!
Woohyun menjatuhkan dirinya di kasur empuk bak kapasnya yang nyaman, lalu membalikkan badannya ke arah samping. Kembali bibirnya terangkat membentuk sebuah senyum manis disana. Bagaimana tidak? Di setiap dinding kamarnya ini penuh dengan foto-foto Sunggyu sejak Sunggyu kelas 1 SHS. Mulai dari Sunggyu senyum, cemberut, makan di kantin sekolah, berjalan dikoridor, Sunggyu yang tengah membungkukkan badan pada pelanggan dengan seragam kafenya, bahkan foto Sunggyu yang tengah memasang sepatunya pun ada. Pokonya semuanya ada. Entahlah kapan semua itu Woohyun ambil, intinya ia selalu menggunakan waktu luangnya untuk mengambil foto-foto sang idol dengan cara sembunyi-sembunyi. Tunggu! Kalau seperti ini, berarti Woohyun mengambil obyek tanpa minta izin dengan obyek. Berarti dia sama saja dengan mencuri...
“kim Sunggyu... kenapa kau selalu memenuhi otakku eoh! Obat apa yang kau bubuhi pada makananku hingga aku bisa sepeti ini?” monolognya. Setelah itu Woohyun kembali senyum-senyum sendiri. Karena dirasa kantuk mulai menghampirinya, ia memberanjakkan dirinya menuju kamar mandi guna membasuh badannya yang sangat lengket sebelum matanya benar-benar tak kuat menahan kantuk
∞W∞G∞S∞
“eughhh....” samar-samar terdengar lenguhan dari ruangan kecil ini. Sunggyu tampak menggeliat tak nyaman dengan tidurnya. Keringat bercucuran menyelimuti badannya, kepalanya terus bergerak kanan kiri dan tangannya terus mencengkram bantal dengan kuat
“eomma...” gumamnya bergetar
‘bukk!! Bukk!!!’
 “eomma...” kembali gumaman lirih itu terdengar
‘aku lelah bersikap baik padamu!!!’
Buk!! Bukk!! Bukk!!
Guk! Guk! Guk!!
‘ahhhhhh!!!!!!’
“eomma!!!” teriak Sunggyu, reflex ia bangun dari tidurnya dengan napas yang terengah-engah, degup jantungnya tak beraturan sedangkan keringat dingin terus keluar dari pori-pori kulit Sunggyu. Tangan bergetarnya terulur mengambil ponsel yang ada di nakas disamping tempat tidurnya. Karena darurat, langsung saja kontak teratas menjadi pilihannya. Jika tak salah, nomer itu baru ada diponselnya. Jika memang sudah lama, tak mungkin ada di urutan teratas
“yeobseyo...” terdengar nada serak dari seberang menandakan orang yang ditelpon sendiri baru bangun tidur. Dengan takut Sunggyu menjawab. “yeobb-yeobseyo...”
“gyu? Kau kah itu?”
 “woo-Woohyun-ah...”
“ada apa gyu??”
“Woohyun-ah hiks... hiks..”
“Kenapa kau menangis? Apa ada yang mengganggumu?”
“.....” karena tak ada respon dari Sunggyu, Woohyun pun dengan segera memberanjakkan dirinya. “tunggulah disana, aku akan segera ke rumahmu” langsung saja Woohyun mengambil mantel tebalnya dan kunci motornya, melesat begitu saja di jalanan seoul yang masih ramai walaupun jam sudah menunjukkan jam 00:00 KST
Tok! Tok! Tok!
Setelah Woohyun melalui perjalanan sekitar 10 menit akhirnya ia sampai di kontrakan Sunggyu, dengan segera ia mengetuk pintu tapi tak ada jawaban. Woohyun bingung cara membuka pintu, apakah ia harus mendobrak pintunya? Tapi bagaimana kalau nanti rusak? Ia tak ambil pusing, langsung saja ia hantam pintu itu dengan badan atletisnya. Rusak memang yang diharapkannya kan? Biar nanti sunggyu minta tolong padanya dan ia bisa mengajak Sunggyu tinggal diapertemannya saja
Woohyun menelusuri setiap sudut ruangan kamar ini, terlihat hanya ada satu kamar. Mungkin itu kamar Sunggyu. “gyu? Apa kau didalam?” tanyanya. Tak ada jawaban, Woohyun pun melanjutkan langkahnya memasuki ruangan itu
Samar-samar Woohyun mendengar isakan yang sangat lirih dari ruangan itu. “apakah itu kau gyu?” tanyanya lagi namun masih tak ada respon. Pelan Woohyun membuka kamar yang tak terkunci itu mendapati Sunggyu yang tengah meringkuk di pojokan kamarnya masih dengan selimut tipis yang ia jadikan sebagai alat untuk menyembunyikan badannya, walaupun sebenarnya percuma. Segera Woohyun memeluk tubuh bergetar Sunggyu, saat itulah tangisan Sunggyu semakin menjadi
“gyu? Kau kenapa? Apakah ada yang menyakitimu?” ucapnya sambil mengelus lembut punggung basah Sunggyu yang tadi terkena keringat. Masih tak ada respon, yang terdengar di telinga Woohyun hanya isakan kecil Sunggyu
“sssstttttt... hey! Sekarang tenanglah jangan takut, disini kau tak sendirian lagi. Tenanglah, aku akan ada disini gyu...” ucap Woohyun lagi sambil menepuk punggung Sunggyu. Lama Woohyun menenangkan Sunggyu, akhirnya tangisan Sunggyu pun mulai hilang. Woohyun membantu Sunggyu berjalan kembali ke kasurnya dan mendudukkan badan Sunggyu disana di kepala tempat tidur. Woohyun pun mendudukkan dirinya di kasur disamping Sunggyu
“mi-mian hyun, aku merepotkanmu” ucap Sunggyu sambil menundukkan kepalanya. Yang ada sekarang hanya perasaan malu dan perasaan bersalah pada Woohyun. Malunya, kenapa dia harus menghubungi Woohyun dijam-jam seperti ini, ditambah mereka baru kenal satu hari. Bersalah, karena Sunggyu merasa mengganggu tidur Woohyun
“kau tak merepotkanku” ucapnya sambil mendekatkan diri pada Sunggyu. “aku lebih senang denganmu yang seperti ini, Sunggyu yang menyenangkan bukan Sunggyu yang menyebalkan” lanjutnya. Sekarang sudah nampa jelas, Woohyun mengikuti Sunggyu yang bersandar di kepala tempat tidur
“boleh kau ceritakan padaku gyu?”
“menceritakan apa?”
“emmm.. masalahmu. Jika curhat bisa mengurangi rasa gelisahmu kenapa tak cerita saja padaku?” Sunggyu menudukkan kepalanya, mungkin untuk memikirkan ucapan Woohyun. “kau janji tak boleh merasa kasihan padaku” Woohyun menganggukkan kepalanya mengerti
“kau tau aku? Aku mempunyai pekerjaan paruh waktu di dua tempat sekaligus. Pagi hari di toko susu untuk mengantarkan susu pada pelanggan dengan mengendarai sepeda, sedangkan malamnya aku harus bekerja di kafe paradise sampai jam setengah sepuluh” Sunggyu menghela napas untuk melanjutkan cerita hidupnya pada Woohyun. Orang yang jelas-jelas memang menantikan saat-saat seperti ini. Seorang stalker akan sangat bahagia jika mengetahui hidup sang idol dengan jelas dan pengetahuaannya tentang idolanya melebihi siapapun
“dulu aku adalah anak seorang pejabat terkenal di negara ini. Hidup kami dulu bahagia dan serba berkecukupan. Hanya ada aku, eomma dan appa. Walaupun appa sangat sibuk dengan pekerjaannya tapi appa tetap menomer satukan kami, keluarganya. Hingga suatu hari eomma... hiks...”
Woohyun menarik kepala Sunggyu lalu menyandarkan kepala Sunggyu ke bahu tegapnya. “sttt... jika kau tak kuat tak apa”
“tidak hyun.. aku sudah lelah menahan ini. Perasaan benci hiks... selalu meluap-luap ketika aku melewati rumahku sendiri hiks...”
“jika kau bisa kenapa kau menangis eoh!?”
“sudahlah hyun” Sunggyu langsung menggeser tempat duduknya, mengangkat kepalanya lalu menatap tak suka pada Woohyun sambil mengusap kasar air matanya. Tapi Woohyun malah tersenyum melihat tingkah imut Sunggyu. Mungkin menurut Woohyun tingkah Sunggyu yang menyebalkan kembali lagi. Padahalkan Woohyun mengatakannya juga untuk kebaikan Sunggyu agar Sunggyu tak menangis
Woohyun menarik kembali Sunggyu sambil melempar senyumannya. Ingat kata Sunggyu ‘kau harus jual mahal padanya’. Itulah yang Sunggyu lakukan. “kemarilah gyu! Aku tau kau butuh sandaran” Sunggyu pun menyerah, kembali ia dekatkan dirinya dan menyandarkan kepalanya di bahu Woohyun
“suatu hari eomma ketahauan baru datang dari rumah sakit. Appa yang merasa curiga langsung menanyakan keadaan eomma pada dokter pribadi keluargaku. Saat itulah aku baru tau kalau eomma sedang terkena kanker stadium empat. Dua bulan setelah itu eomma meninggalkanku dengan appa. Hilang sudah kebahagiaan keluarga kami”
“....” Woohyun terdiam mendengar penuturan Sunggyu. Ia tau pasti saat itu baru berumur 16 tahun. Woohyun terus mengelus punggung Sunggyu guna memberikan kenyamanan dan kehangatan padanya. “hari kelulusan yang paling ditunggu eomma berjalan sangat menyedihkan. Malam itu appa menikah lagi dan tak datang ke acara pelulusanku. Tahun pertamaku di SHS semakin buruk. Appa meninggal dan aku tinggal dengan eomma tiriku” Sunggyu membangkitkan kepalanya dari bahu Woohyun membuat pandangan Woohyun mengikuti pergerakan Sunggyu. Sunggyu melepas sapu tangan yang selalu menutupi kulit dibawah sikunya. “lihat ini, luka ini aku dapatkan malam itu” benar saja, Woohyun mendapati bekas luka seperti sebuah gigitan yang cukup dalam disana. “dan malam ini aku kembali memimpikan kejadian malam itu”
Flashback
Sunggyu Pov
“ampun eomma!!!” lagi-lagi aku mengerang kesakitan saat rotan bambu itu menimpa tubuh ringkihku. Malam ini pun seperti malam-malam sebelumnya. Dipukuli-dipukuli lagi oleh eomma tiriku. Malam ini karena aku memecahkan satu piring, malam sebelumnya karena aku mengganti vas bunga kesayangannya ke warna putih akibatnya ia menghantam kepalaku dengan vas itu didepan semua pelayan hingga kepalaku robek. Untung ada ahjumma park yang baik mengobati kepalaku.Malam-malam sebelumnya banyak sekali alasan lain yang menurutku hanya kesalahan kecil yang ia buat besar. Disaat seperti ini aku hanya bisa meringkukkan tubuhku di lantai sambil menerima pukulan-pukulan kerasnya
Bukk!! Bukk!!
“kau tak tau betapa muaknya aku melihat wajahmu anak sialan!!” kembali umpatannya ia semburkan padaku
Duakkk!! Duak! Duak!
Eomma menendang perutku. Ingin rasanya aku pingsan saja sekarang ini, tapi sayang aku tak bisa. Walaupun aku pura-pura pingsan pun eomma akan tetap memukuliku sampai ia lelah sendiri. “ampun eomma hiks.... aku akan mengganti piringnya, aku janji hiks.. hiks..” seruku dengan sisa kekuatanku yang tersisa. Aku sudah tak kuat dengan siksaan yang selalu ia timpakan padaku. Apa aku terlalu naif di depannya hingga ia terus memukuliku?
“mengganti? Dengan apa? Apa kau punya uang? Ck!” aku terus terisak. Benar, dengan apa aku menggantinya. Sekarang uang tabunganku sudah habis
Srettt!!
Kulihat eomma mengambil selimut kamarku lalu membungkus tubuhku dengan selimut itu. Gelap. Indra penglihatanku tertutupi dengan selimut yang telah membungkus tubuhku
Duakk!!
Eomma menginjakku yang berada dalam selimut berkali-kali. Memukulku lagi dengan rotan yang ada ditangannya. “ahhhh!!! Eomma!! Ampun eomma!! Hiks.. hiks.. appa!!” teriakku kesakitan. “rasakan itu!!”
Buk!! Bukk!! Duakkk!!
Pukulan, tendangan dan injakan kakinya terus diterima tubuhku. “hiks.... hiks.. hiksss appa bawalah aku denganmu. Aku ingin ikut dengamu appa hiks... hiks...”gumamku
Duak!!
Kembali eomma menginjakku menghiraukan isakanku. Aku hanya bisa memohon padanya untuk segera menghentikan penyiksaan beruntunya, berteriak kesakitan dan menangis
-
-
Sepertinya eomma sudah puas, kudengar eomma menjatuhkan rotannya dan derap langkah kakinya semakin menjauh dariku membuatku sedikit bernapas lega. Pelan dengan menahan seluruh sakit yang ada ditubuhku aku menyingkap selimut ini, ada bercak darah di selimutku. Ahh!! Kakiku terkena high heelsnya. Aku mengumpulkan kekuatanku untuk melihat keadaanku di depan cermin. Kulihat paha kiriku membiru, lututku, sikuku merah seperti ingin mengeluarkan darah, dan punggungku yang paling sakit. Aku tak tau kenapa dengan punggungku, apa ada luka atau juga berubah warna seperti perpotongan-perpotongan tubuhku yang lain. Intinya ini sangat sakit
Kudelikkan mataku, pintu kamar terbuka. Sebuah ide yang mungkin akan membuatku eomma semakin marah lewat dikepalaku. Dengan tertatih-tatih, aku melangkah kakiku melewati pintu kamar, tangga, dan ruang tamu hingga sampailah aku di depan pintu utama rumahku
Ceklek!!
Pintu terbuka, angin dingin langsung menusuk kulitku yang penuh luka. “ya!! Kim Sunggyu!! kembali kau!!” ku tolehkan kepalaku, eomma berteriak sambil menodongkan jarinya padaku. Aku berlari menghindari kejarannya, berlari terus berlari
“aku tak mau kembali, aku tak mau kembali, aku tak mau kembali” terus ku ucapkan kalimat tersebut sambil terus berlari menghindari kejaran eomma tiriku
Guk! Guk! Guk!!
Anjing! Anjing eomma mengejarku. Ingin rasanya aku mempercepat lariku tapi terhambat dengan luka di kakiku yang tadi diinjak dengan high heels eomma
 “ahhhh!!!” anjing itu menggigit lengan bawahku, aku pun terjatuh. Aku menoleh kebelakang mendapati anjing yang seakan-akan siap menyantapku. Hap!! Anjing itu melompat ke arahku
“ahhhh!!!” lama aku terdiam sambil mengangkat tanganku untuk menutupi wajahku menghindari gigitan anjing itu, tapi tak ada. Saat aku membuka mataku rupanya di depanku ada pengawal eomma yang sedang memegang tali anjing itu dan imoku, saudara eomma kandungku
“gyu!!”
Aku langsung memeluknya. “imoo!! Aku tak mau tinggal disini, aku ingin tinggal denganmu imo... hiks.. hiks...” isakku. Imo menurunkan badannya guna menyamakan tinggi badannya denganku
Imo membelai pipi kananku yang memerah karena tamparan eomma, meneliti setiap perpotongan tubuhku yang membiru lalu memelukku. “ikutlah... hiks.. kenapa hidupmu jadi seperti ini gyu? Maafkan imo yang datang terlambat eoh!” rupanya imo sudah tau keadaanku, tangisannya pecah dihadapanku. Aku pun ikut menangis hingga air mataku membasahi pundaknya
Imo mengangkat wajahku. “kau tunggulah disini bersama ahjumma park” aku mengangguk. Jadi ahjumma park yang memberi tau imo, aku tersenyum sambil melangkahkan kakiku menuju ahjumma park yang berada di luar pagar rumah besarku
Flashback End
“malam itu siksaanku berakhir” Woohyun menolehkan kepalanya ke samping menghindari kecurigaan Sunggyu bahwa dirinya tengah menangis mendengar cerita Sunggyu. “malam itu aku keluar dari rumahku sendiri dan tinggal bersama imo”
“lalu sekarang imomu ada di mana? Kenapa kau tinggal disini?”
“imo terlilit hutang, ia sekarang berada di Itali mencari pekerjaan disana. Jadi aku tinggal disini”
“emm... gyu..”
“wae?”
“maukah kau ikut denganku?”
“kemana? Ini sudah malam hyun...”
“tinggallah di apertemanku” Sunggyu menatap Woohyun heran. “sebagai pelayanku” lagi-lagi Sunggyu mendelikkan matanya. “emm.. dengar, kau disana benar-benar menjadi pelayanku, bukan pelayan dengan maksud lain” Sunggyu tampak tengah berpikir. Selang beberapa menit berlalu akhinya Sunggyu memutuskan... “bisakah kau memberiku waktu?” itulah jawabannya
“baiklah, besok di sekolah aku tunggu jawabanmu” Sunggyu tersenyum sambil menganggukkan kepala. “sudah jam dua, apa tak apa kalau kamu aku tinggal sendiri?”
“gwenchana, sebenarnya tadi aku juga tak ada niat buat menelponmu. Karena kontakmu baru jadi nomer ponselmu ada di paling atas. Sebenarnya aku ingin menelpon dongwoo hyung”
“andwee!!” Sunggyu nampak bingung dengan respon Woohyun. “emmm... kau harus selalu menelponku” lagi-lagi Sunggyu dibuat bingung dengan sikap Woohyun yang yahh.. menurutnya tak biasa. “ya!! Waegeure? Aku hanya menelpon dongwoo hyung”
Woohyun memberanjakkan dirinya dari kasur Sunggyu bersiap untuk pulang. “ahh!! Sudahlah aku mau pulang, pokoknya kalau ada apa-apa kau harus menelponku” ucapnya. “dan jangan lupa, jawabanmu ku tunggu besok” sambungnya lagi sebelum menutup pintu kamar Sunggyu. Sunggyu tak mengantar Woohyun sampai depan pintu, lagian Woohyun tak akan tersesat hanya dalam kontrakan kecilnya kan?
Sunggyu tersenyum setelah Woohyun benar-benar menghilang dibalik pintu kamarnya. “dasar aneh” gumamnya. Setelah itu kantuk mulai menjumpai Sunggyu lagi, segera ia tarik selimut tipis untuk mengurangi dinginnya malam
Matanya tak bisa terpejam, perasaan takut bermimpi kembali menghampirinya. Sudah hampir setiap malam mimpi itu selalu mengganggu tidurnya, mimpi yang sangat mengerikan. Malam-malam sebelumnya biasanya sunggyu menelpon dongwoo tapi entah kenapa nama dongwoo tak terbesit sama sekali di kepalanya. Walaupun ngantuk, namun bola matanya masih berputar-putar menelusuri setiap sudut kamarnya
Ting!!
Sebuah pesan masuk memecah ketakutan Sunggyu. Ia mengambil ponsel yang ada di sampingnya, tertera nama Woohyun disana. Sunggyu pun membuka pesan itu, rupanya sebuah voice note. Ia klik, terdengarlah suara bas Woohyun dari benda persegi panjangnya
‘jangan takut, kau tak sendiri. Aku Nam Woohyun, aku yang akan menjagamu. Aku yang akan menjagamu, aku akan selalu berada disampingmu. Jangan takut Kim Sunggyu, kau tat sendiri’
Begitulah isi voice note yang Woohyun kirimkan pada Sunggyu. Lagi-lagi Sunggyu tersenyum setelah mendengar voice note yang berisikan suara Woohyun itu. Dengan semangat ia save suara itu, ia letakkan di pemutar suaranya. Lalu ia dengarkan lagi suara Woohyun secara berulang-ulang hingga ia tidur. Rasa takut untuk bermimpi hal-hal yang mengerikan hilang sudah tergantikan dengan suara bas Woohyun yang memenuhi gedang telinganya hingga pagi
Other_Side
Woohyun tersenyum dalam mobilnya setelah mendial tanda kirim pada screen ponselnya. Voice notenya sudah terkirim pada idolnya. Dengan segera ia tancapkan gas mobilnya membelah jalanan seoul. Masih jam dua, tersisa empat jam kesempatannya untuk tidur sampai jam enam nanti
∞W∞G∞S∞
Woohyun melempar mantel tebalnya pada kasur dan meletakkan kunci mobilnya di meja belajarnya. Ia melangkahkan kakinya ke dinding kamarnya, lalu mengambil foto Sunggyu yang sedang tersenyum entah pada siapa. “aku akan menunggu jawabanmu besok gyu” gumamnya. Lalu ia menempelkan kembali foto itu. Setelah itu Woohyun menjatuhkan dirinya di kasur empuknya, garis lengkung manis tak pernah lepas dari bibir tebalnya. “kalau gyu tinggal disini, bagaimana kalau dia masuk kamarku? Dia pasti akan tau kalau aku stalkenya. Eottokaji?” Woohyun menggulingkan badannya kekanan kiri diatas kasurnya sambil memikirkan cara untuk tak membolehkan Sunggyu masuk kamarnya
“ahh!!” teriaknya frustasi. “apa aku harus membuang ini semua? Andweee!! Aku sudah berjuang untuk mendapatkan mereka semua selama satu tahun” rengeknya. Woohyun menutup mulutnya yang tengah menguap, ia benar-benar mengantuk. “sudahlah! Aku tunggu dulu jawabannya besok” ucapnya sebelum ia benar-benar menutup matanya. Besok, itu hari yang ditunggu Woohyun. Ia tak sabar ingin tinggal dengan idolanya. Fan apaan coba yang menjadikan idolanya sebagai pelayan... ck! Dasar Nam Woohyun
TBC
Kaku ya? Jujur, sebenarnya waktu nulis ini author gak ada mood gitu.. makanya jangan heran kalau feelnya kurang dapet..

Ok! Bagi readers setia ane.. see you next chapter... kritikan kalian sangat dibutuhkan author untuk karya author selanjutnya... jadi silahkan kalau ada kritikan dan saran yang membangun.. author selalu menerima..

0 komentar:

Posting Komentar