Jumat, 06 Januari 2017

ff WooGyu Resigned Chapter 4

Tittle : Resigned Chapter 4
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini 
NOTE : tak hanya sekali dua kali author temukan readers yang mengira kei itu key shinee. Ingat! Kalau K.E.I itu lovelyz yang menjabat sebagai sepupunya sunggyu. sedangkan K.E.Y itu member SHINEE yang merupakan mantan pacar woohyun. Ok! Semoga tidak lupa lagi ya.. 
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Sebelumnya di Chapter 3
“berbaringlah, aku akan menemanimu tidur” woohyun tiba-tiba membaringkan tubuh mungilku dan setelahnya dia ikut berbaring di sampingku. Omo! Kenapa dia begitu cepat.
Chapter 4
 “tidurlah gyu..” ucap woohyun sebelum woohyun menutup pelan mata kelamnya. “woohyun-ah, walaupun kau memperlakukannku seperti ini aku tak akan bisa tidur” ucapku mengingat keadaan kami yang sangat ekhm... terbilang mesra. Woohyun yang memelukku posesif dan hidungnya tepat berada di dahiku. Badan kami memang tak terlalu nempel(?) tapi aku masih bisa melihat tangan woohyun yang berada tepat dipinggangku, belum lagi keadaan kami yang sekarang satu selimut. Ini semakin membuatku sesak napas dan tak bisa tidur. Bagaimana aku bisa tidur sementara jantungnya berdetak abnormal?
“apakah aku harus mendekapmu seperti ini eum...?” ucap woohyun sambil merapatkan badannya denganku dan semakin mendorong kepalaku menaruhnya tepat didada bidangnya. Aku hanya bisa berdoa semoga woohyun tak merasakan detak jantungku yang berdetak abnormal saat ini. “kau tak akan bisa menidurkanku hyun, aku saja tak bisa bag-...” ucapanku terpotong karena jari telunjuk woohyun yang tiba-tiba menyentuh bibirku, secara reflex aku pun langsung terdiam dan tak berniat melanjutkan ucapanku
“kau mungkin tak bisa tapi aku yakin aku bisa membuatmu tidur” woohyun tersenyum lembut kearahku sambil mengalihkan jari telunjuknya yang tadi berada dibibirku berpindah mengelus pipiku. Ini terasa nyaman hingga aku memejamkan mataku. Entah sejak kapan aku mulai terlelap dalam pelukan woohyun
SUNGGYU POV END
@School
Ditengah keramaian yang tercipta di kelas X MIPA-1 ini, sungjong hanya membolak balikkan kepalanya diatas bangku melihat teman-temannya bertingkah konyol di depan, belakang dan sampingnya. Mereka tertawa tapi sungjong tidak, wajah murung dapat dilihat dari wajah cantiknya. “kenapa kau tak masuk gyu...” gumam sungjong lirih menatap kursi disampingnya seolah dirinya tengah bicara pada sunggyu. tiba-tiba sebuah lampu kecil menyala diatas kepala sungjong menandakan ada sebuah ide muncul dikepalanya. Berhubung sekarang jamkos (jam kosong) jadi sungjong memilih keluar kelas tanpa izin dari sang ketua kelas dan segera melangkahkan kakinya ke kelas sebelah tepatnya kelas sungyeol, haneul dan hyemi. Mereka bertiga adalah sahabat-sahabat sunggyu semasa Junior High School. Dan secara kebetulan yang memang diharapkan sungjong, ternyata kelas sebelahnya juga tidak ada gurunya jadi sungjong bisa langsung masuk tanpa permisi
“sungyeol-ah!!!” teriak sungjong dari depan pintu, hampir seluruh siswa X MIPA-2 menatap aneh pada sungjong. Mendengar namanya dipanggil, sungyeol pun menolehkan kepalanya ke sumber suara dan mendapati sungjong tengah melambaikan tangan kearahnya. Sontak haneul dan hyemi juga mengikuti asal suara melengking tadi. “keluarlah...” sungyeol dan dua sahabat lainnya pun mengikuti intrupeksi dari sungjong. “ada apa sungjong-ah, tumben biasanya kau tak akan menyapa kami selain ada sunggyu” tanya sungyeol to the poin. Sepertinya sungyeol ketularan pacar, eh! Tidak! Mantan pacarnya, Kim myungsoo yang juga tak suka bertele-tele
“sunggyu tak masuk tanpa keterangan diapsensi. Aku khawatir padanya”
“bagaimana kalau kita nanti berkunjung ke asramanya eonni?” usul haneul. Dia sebenarnya bukan dongsaengnya sunggyu. Jangankan dongsaeng, kerabatpun bukan tapi kata inspirit menyatukan mereka yang sebelumnya sempat tak saling suka. Haneul mengaku anaknya namoo infinite dan gyuzizi infinite. Berhubung lebih dulu sunggyu menjadi fannya infinite jadi haneul mengklaim sunggyu sebagai eonninya, sunggyu pun senang-senang saja dengan keputusan haneul itu dan tak merasa dirugikan sedikitpun
“eum,,, hyemi-ya, setelah jam pulang sekolah apa kau masih ada les?”
“anio, aku ikut” ucap hyemi imut. Dirinya yang kecil membuat dirinya sering diolok-olok diantara kelompok k-popers ini, tapi hyemi tau itu hanya sebuah candaan dan tak ada hal serius didalamnya
“baiklah, sudah diputuskan kan? Kita nanti berangkat bareng ke asramanya sunggyu, perasaanku jadi tak enak” sungyeol mengelus dadanya mengingat sahabatnya yang satu itu
“tunggu, kenapa kita tidak bertanya kepada kei saja” kali ini sungjong tampak memberikan usul yang sangat memuaskan. Perlu diketahui, kei berada di satu tingkatan dengan sunggyu. berbeda dengan hoya, sekarang hoya masih junior high school dan masih berumur 15 tahun. Jangan salah, walaupun umur hoya masih 15 tahun tapi pemikirannya kadang lebih dewasa daripada sunggyu. mendengar usulan sungjong, sungyeol, hyemi dan haneul langsung mengikuti langkah sungjong menuju kelas X MIPA-6 yang berada dilantai bawah
@ depan kelas kei
“aishh!! Menyebalkan” gumam sungyeol setelah mendengar penuturan kei. Tak terkecuali dengan sahabat-sahabatnya yang lain. Ada yang mendengus kesal, dan ada yang hanya geleng-geleng. “sudahlah, kalian tak usah mengganggu istirahatnya gyu dan woohyun” ucap kei sambil tersenyum gaje
“baiklah kei, kami kembali dulu” setelah mengucapkannya sungjoong langsung menarik tangan ke 3 sahabatnya. “pasti mata pandanya gara-gara ff lagi. Gara-gara karangannya dia sampai tidak masuk sekolah” seru sungyeol ditengah koridor yang ramai itu. “huwaa!!! Eonniku memang hebat” ucap haneul bangga, matanya berbinar sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dadanya. “aku tak sabar menunggu hasilnya” ujarnya lagi. Sementara hyemi dan sungjong hanya diam melihat kedua sahabatnya yang tak jauh berbeda dari sunggyu yang maniak baca
@asrama
“eghhh...” sunggyu menggeliat lucu di dalam rengkuhan tubuh woohyun. Woohyun yang menyadari pergerakan dari tunangannya pun bukannya membiarkan sunggyu bergerak bebas tapi malah semakin mengeratkan pelukannya
“ya! Lepaskan woohyun-ah” ucap sunggyu sambil berusaha melepas pelukan erat woohyun. “biarlah tetap seperti ini dulu gyu” sunggyupun terdiam menuruti kemauan woohyun dan melepaskan cengkraman tangannya dilengan woohyun yang tadi sempat mencoba melepaskan pelukan woohyun
--------
--------
--------
SUNGGYUPOV
“gyu...”
“eum...”
“liburan ini kau akan pulangkan?”
“iya...”
“boleh aku mengajakmu ke jeju untuk menikamti liburan kita tahun ini?” aku mendongakan kepalaku menatap wajahnya yang berada di diatasku (ceritanya mereka berpelukan, dan woohyun lebih tinggi dari sunggyu. jangan mikir yang aneh lohhh...) dan saat itu mata kami bertemu. Matanya yang teduh membuatku tak bisa mengalihkan pandanganku kearah lain
CHUP
Tiba-tiba woohyun mencium dahiku. Ok! Tindakan woohyun berhasil membuatku diam dan kaku, hei! ini sangat tak terduga. “cepatlah jawab gyu...” hampir saja aku lupa dengan pertanyaannya tadi jika saja woohyun tak menyadarkanku. “mau minta izin dulu ke appa...” kulihat woohyun mengangguk mengerti. Aku masih tak mengalihkan pandanganku darinya dan woohyun pun begitu. Aku sangat mengagumi keindahan ciptaan Tuhan yang berada diwajah woohyun, dari mata, hidung, dan bibir tebalnya aku telusuri satu persatu dengan mataku. Kulihat woohyunpun demikian. Tangan woohyun terulur untuk menyentuh pipiku yang sebelumnya juga pernah woohyun sentuh sebelum aku tidur. “betapa bodohnya aku yang dari dulu menyia-nyiakanmu” aku tak mengerti dengan ucapan lirih woohyun. Apakah sekarang woohyun berusaha mengungkapkan kebodohannya memilih kei?. Untuk saat ini ingin rasanya aku mengatakan pada woohyun kepedihanku yang selama ini tersimpan dalam hatiku. Diriku yang selama ini terus merasakan sakit tanpa diketahui oleh siapapun (hoya kan baru tau), menahan sakit dari perlakuan eomma karena woohyun, dan konflik yang sering terjadi antara aku, eomma dan appa dirumah karena aku masih tak mau dengan perjodohan ini, itu dulu. Sekarang aku sudah berusaha menerimanya walaupun dengan fakta tunanganku sendiri sudah mempunyai yeoja chingu. Aku tak bisa mengatakannya kepada woohyun. Menurutku aku adalah orang ketiga diantara hubungan woohyun dan kei, aku tau itu. Aku juga tak menginginkannya tapi apalah daya jika tuhan telah menuliskan ini sebagai takdirku. Aku hanya mengikuti arus takdir dan tekanan dari kedua orang tuaku
“apa kau benar-benar sudah merubah perasaanmu pada kei” tampak keraguan yang ada dimata woohyun untuk menjawab pertanyaanku. Aku tau itu, woohyun tak akan bisa melupakan kei. Woohyun dan kei sudah pacaran 3 tahun sejak ia masih masa JHS. ‘berhentilah berharap kim sunggyu...’ ucapku tegas dalam hati
“tentu saja...” ujarnya sambil tersenyum. ‘bohong, kau bohong woohyun-ah’ sekali lagi aku mengatakannya dalam hatiku
SUNGGYU POV END
“gyu, mata pandamu sudah hilang” ucap woohyun sambil menyentuh lembut mata bulan sabit sunggyu. “ah! Benarkah?” sunggyu segera melepas pelukan woohyun dan melangkahkan kakinya menuju sebuah kaca panjang untuk melihat mata pandanya yang kata woohyun sudah hilang. Sunggyu terihat senang sekali melihat matanya yang kembali semula, ternyata itu tak buruk untuk dilakukan. Obatnya hanya tidur dengan bantuan woohyun tentunya. Ingat! Sunggyu itu penderita insomnia tanpa woohyun pasti sunggyu tak akan bisa menutup matanya
“ngomong-ngomong kenapa bisa jadi mata panda eoh!?” sunggyu membalikkan badannya menghadap woohyun yang jauh ada di belakngnya. “mengarang”
“coba aku lihat” woohyun melangkahkan kakinya mengambil note book sunggyu dan mengambilnya sebelum sunggyu menahan tangan woohyun untuk membuka dan membacanya. “andweee!! Kau tak boleh membacanya” sunggyu menyembunyikan note book yang berisi karangan fanfiction tentang dirinya, woohyun, key, dan minho ke belakang badannya
Woohyun berusaha memintanya secara baik-baik dengan mngulurkan tangan hampanya. “berikan padaku gyu” sunggyu menggeleng dan sepertinya memang tak berniat memberikan note book itu pada woohyun, bisa mati sunggyu jika sampai woohyun membacanya karena woohyun pasti akan tau jika selama ini yang sunggyu tuliskan di dalam note booknya adalah kisah hidunya selama ini
“berikan padaku kim sunggyu sebelum aku memaksamu” tapi sunggyu tetap kukuh dengan pendiriannya. “tak akan nam.. weekkkk!!” seperti menantang woohyun, sunggyu berlari mengelilingi kamarnya menghindari kejaran woohyun setelah mengejek woohyun dengan memeletkan lidahnya. Woohyun yang tak mau kalah pun langsung mengejar sunggyu guna mendapatkan barang yang ada di tangan sunggyu. “awas kau kim sunggyu” selanjutnya aksi kejar-kejaranpun terjadi menghiraukan resiko ‘kamar bak kapal pecah’nya nanti setelah salah satu dari mereka merdua ada yang tertangkap
W∞G∞S∞
 “sujeong-ah! Kau tak mau main ke kamarku? Sudah lama kau tak kesana” dua gadis cantik yang tengah berbincang-bincang dikoridor itu adalah hoya dan sujeong, orang yang sekarang menjabat sebagai yeoja chingu dari Choi Minho, yang juga sahabat sekaligus mantan pacar dari Kim Sunggyu
“entahlah, mungkin nanti malam aku menginap di A-1. Aku masih merasa takut jika harus tidur sendirian” hoya menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum kepada sujeong. Sujeong adalah sahabat hoya semasa elementary school sampai sekarang mereka JHS. Terpisah kamar tak menyusahkan dua sahabat ini untuk dekat karena selain kamar mereka bersebelahan, sujeong juga sering tidur di kamar hoya yang juga kamar kei dan sunggyu tentunya
“baiklah hoya-ya, aku kembali masuk duluan” sujeongpun melesatkan dirinya dan menghilang dibalik pintu kamarnya yang berada di sebelah kamar hoya, jadi hoya hanya tinggal membalikkan badannya maka dirinya juga akan menemukan pintu kamarnya
“omo!” hoya menutup kembali pintu kamarnya dengan lumayan keras setelah melihat pemandangan yang menurutnya tak layak dilihat dirinya mengingat dirinya masih berusia 15 tahun sehingga menimbulkaan bunyi yang juga sangat tak bersahabat dengan gendang telinga
“ya!! Kalian berdua! Cepat rapikan” teriak hoya dari depan pintu kamarnya yang tertutup masih dengan tangan yang memegang knop pintu
∞W∞G∞S∞
Didalam kamar sebelum hoya membuka kamar....
“sudah! Sudah! Sudah woohyun-ah, aku menyerah” sunggyu mengangkat kedua tangannya layaknya buronan yang sedang tertangkap oleh polisi pertanda dia benar-benar menyerah dengan woohyun. “ayo berikan padaku” tapi walaupun demikian hal itu tak menyurutkan prinsip sunggyu untuk menyerahkan note booknya pada woohyun. Yang ada malah sunggyu mendorong tubuh woohyun hingga woohyun jatuh dengan pendaratan yang sangat tak mulus
Begitupun sebaliknya, woohyun tak mau menyerah dengan keadaan. Woohyun segera menarik tangan sunggyu hingga sunggyu juga ikut jatuh dipangkuannya. “berikan padaku atau aku cium kau gyu” sunggyu tertegun mendengar penuturan woohyun. ‘bagaimana ini? Aku tak ingin memberikan note book ku pada woohyun, tapi aku juga tak mau jika dia...’ batin sunggyu
“omo!” sontak woohyun dan sunggyu menolehkan kepalanya mencari sumber suara. Woohyun membulatkan matanya melihat hoya diambang pintu. Sesaat setelah keduanya sadar dengan keadaan masing-masing, sunggyu langsung mendirikan badannya dari pangkuan woohyun
DUARRR!!!
Bunyi benturan antara pintu yang terbuat dari kayu dan dinding yang keras terdengar begitu menyakitkan ditelinga woohyun dan sunggyu. ““ya!! Kalian berdua! Cepat rapikan” teriak hoya dari luar
“ini gara-gara kamu!” tunjuk sunggyu dengan jari telunjuknya tepat didepan mata woohyun. “dengan melihat keadaan kita pasti hoya sudah berpikiran yang tidak-tidak”
“ya! Bukannya tadi kau yang mendorongku” sunggyu terdiam. Woohyun benar bukan?
“tapi kalau kau tak menarikku, kita tak mungkin dalam keadaan seperti tadi”
“cepat rapikan Kim sunggyu! Nam Woohyun!” teriakan hoya terdengar lagi dari luar kamar namun kali ini terdengar lebih keras. Sunggyu pun mulai memungut (?) bantal yang bertebaran dan bulu-bulu isi bantal yang berserakan
Sementara woohyun hanya melihat sunggyu membersihkan kamarnya. “turun kau nam! Bantu aku” ucap sunggyu yang masih melihat woohyun tampak tenang-tenang saja diatas tempat tidur sementara dirinya susah memilih barang yang berserakan
“buat apa aku membantumu? Ini semua salahmu”
“bwo!!!??” sunggyu siap melempar bantal ke wajah tampan woohyun sebelum woohyun memohon. “iya iya gyu! Aku bantu!” ucapan woohyun kali ini berhasil menghentikan pergerakan sunggyu yang selanjutnya pasti akan menghancurkan wajah tampannya (kata woohyun)
“apakah kalau aku masuk aku mengganggu kalian” kali ini woohyun mengalihkan pandangannya kearah pintu mendapati hoya yang menyembulkan kepalanya disana
Woohyun memang turun dari atas kasur sunggyu tapi langkah kakinya tidak menuntutnya untuk melangkah membantu sunggyu melainkan menghampiri hoya.”hoya-ya! Kenapa tadi kau menggangguku eoh!” ucap woohyun marah dengan suara yang tertahan supaya tak terdengar oleh sunggyu yang berada tak jauh dari mereka. Bahkan mata bulat woohyun seperti ingin keluar dari tempatnya menahan amarah di depan sunggyu
“sunggyu-ya! Aku pinjam woohyunnya sebentar” sunggyu mengerjitkan dahinya mendengar ucapan hoya. ‘woohyunnya?’ memang woohyun milik sunggyu?
Hoya menarik tangan woohyun keluar dari kamar. “ada apa hoya-ya?” tanya woohyun setelah berhasil hoya tarik dari kamarnya untuk menjauh dari sunggyu. mereka berdua sekarang tengah berada di tangga yang menghubungkan lantai dua dengan rooftop. Tangga ini sepertinya jarang dipakai terlihat dari debu yang beterbangan waktu hoya dan woohyun kesini
“apa yang kau lakukan pada sunggyu?”
“apa? Tak ada apa-apa”
“dengarkan baik-baik nam woohyun, walaupun aku adalah yeoja sepupumu dan lebih mudah darimu jangan anggap aku akan menyerahkan yeoja sebaik sunggyu kepada dirimu yang sangat playboy ini” ucap hoya sambil menusukkan jari telunjuknya pada dada kiri woohyun
Woohyun menghela napas mendengar ucapan hoya. “ck! Aku tau. Tapi aku akan berubah”
“bwo!? Seorang Nam woohyun berubah? Kau pikir aku akan percaya padamu?”
“dengarkan aku baik-baik hoya-ya. Aku tau aku memang sering menyakiti sunggyu tapi aku sungguh menyesal. Aku ingin berubah” hoya masih tak percaya dengan ucapan woohyun. Ini bukan pertama kali woohyun mengatakan hal yang sama dengan dua bulan yang lalu setelah woohyun tau kei menduakannya. Tapi apa? Setelah kei meminta maaf pada woohyun, woohyun malah memaafkannya dengan mudah dan meninggalkan sunggyu yang perlaha-lahan sudah memberi ruang dihatinya
“kali ini aku sungguh-sungguh hoya-ya” lanjutnya lagi. “aku tak akan pernah percaya padamu nam, kita lihat saja kedepannya. Jika kau benar-benar laki-laki sejati pasti kau akan menepati janjimu itu nam” woohyun mendengus kesal. Bagaimana mungkin sepupunya sendiri meragukan sisi laki-lakinya?
“aku akan membuktikan padamu ya..”
“baiklah cepat turun dan segera pulang” woohyun menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Woohyun berjalan dibelakang hoya mengikuti langkah kaki hoya. “pamitlah dulu pada sunggyu sebelum pulang” walaupun tak begitu keras suara hoya terdengar di indra pendengar woohyun, tapi woohyun masih bisa mendengar dengan jelas ucapan hoya
“YA!! Nam Woohyun!! Berani-beraninya kau kabur dari tanggung jawab” sunggyu berjalan cepat kearah woohyun yang berada dibelakng hoya, menarik rambutnya dan menjambaknya kuat. Dalam situasi seperti ini pikiran woohyun malah berputar kembali ke masalalunya dengan sunggyu yang masih tak terikat kata tunangan dan sebelum dirinya mengenal key. Bahkan dulu di sekolah setiap hari gyu dan woohyun bertengkar, itupun karena hal yang sangat sepele. Herannya, kedua makhluk aneh ini sampai sekarang masih sahabatan. Walaupun sekarang hubungan mereka sudah berbeda, selain kata hubungan yang menyatukan makhluk aneh ini, woohyun sepertinya juga tak tau jika sebenarnya sunggyu mencintainya
“A-a-a...appo gyu! Lepasin”
“lepasin saja gyu, maafkan aku. Tadikan gara-gara aku dia pergi” sunggyu pun melepaskan tarikan tangannya dari mahkota indah woohyun (kata woohyun) setelah mendengar ucapan hoya. Setelah sunggyu melepaskan tangannnya dari kepala malangnya, woohyun pun tersenyum lega. “aku mau pulang”
“pulanglah, kehadiranmu disini tak diharapkan”
“ya! Hoya-ya! Kau jahat sekali pada sepupumu ini”
“biarin, toh aku tak rugi”
“ya!!!”
“kalian berdua ternyata masih belum berubah ya...” 
“dia yang mulai duluan gyu” woohyun yang tak mau kalah pun mulai menuduh hoya sembarangan. “tidak! dia yang mulai duluan gyu”
“kalian pikir aku hakim kalian apa?”
“tapi ini gara-gara dia gyu”
“sudahlah hyun, kamu itu sudah SHS masa tak mau mengalah pada orang yang jelas-jelas sepupumu ini” woohyun tampak kesal dengan sunggyu yang memilih sepupunya dari pada dirinya. Hoya yang ingin memanas-manasin sepupunya itu, memeletkan lidahnya keluar mengejek woohyun tanpa sepengetahuan sunggyu tentunya. Kemarahan pun semakin terkoar dalam diri woohyun
‘oh! Astaga! Kapan mereka berdua akan berdamai. Kenapa mereka jadi seperti ini’ batin sunggyu. Mereka berdua kadang berdamai, itupun pasti karena ada maksud yang terselubung. Seperti tadi, hoya menarik woohyun karena ingin membicarakan sesuatu yang penting tentang sunggyu pada woohyun
“gyu ingat, aku menunggu jawabanmu. Dua hari lagi sekolah sudah libur” hoya mengerjitkan dahinya bingung dengan ucapan woohyun, berbeda dengan usnggyu yang sepertinya tampak biasa-biasa saja dan malah menganggukkan kepalanya. “aku pulang dulu”
“pulanglah nam. Cepat shu shu shu”
“ya! Kau pikir aku kucing?”
“tidak! Tapi koala mes..” woohyun pasti tau apa lanjutan ucapan hoya, oleh karena itu woohyun membungkm mulut hoya dengan tangannya. “lepaskan dia hyun..”
“aww!” teriak woohyun setelah melepas bungkaman tangannya dimulut hoya. Sakit? Tentu, kalau hoya tadi tak menggigit tangan woohyun, pasti sekarang woohyun masih membungkam mulut hoya dengan tangannya yang kotor (menurut hoya)
Setelah kejadian yang tak mengenakkan bagi woohyun tadi terjadi, woohyun pun meninggal asrama sunggyu dengan senyum mengembang. Mengingat tak sia-sia baginya meninggalkan kelas hanya demi sunggyu
∞W∞G∞S∞
“ya! Kim sunggyu-ssi, kau mempunyai hutang padaku”
“hutang?” hoya menatap dalam sunggyu dengan mata yang bersorot tajam penuh selidik. “apa maksud woohyun tadi eoh?”
“apa?”
“gyu ingat, aku menunggu jawabanmu” ucap hoya setengah berbisik meniru logat bicara woohyun tadi. “seperti itu” lanjutnya
“a-apa? Tak ada?” kebiasaan sunggyu jika berbohong adalah gugup, hoya hafal itu. Ayolah! Mereka bersama hampir 2 tahun jadi maklum jika hoya sudah hafal dengan kebiasaan sunggyu yang satu ini
“kau berbohong gyu, ayolah katakan” ucap hoya sambil melempar tas sekolahnya ke tempat tidurnya, lalu kembali menatap sunggyu yang masih memegang bantal putih polosnya. Tampak bibir tipis sunggyu tertarik hingga membentuk sebuah lengkungan di sana, hoya melihat itu. “lihat! Kau tersenyum, pasti ada apa-apa antara kau dan woohyun”
“tidak ada apa-apa hoya-ya, dia hanya mengajakku berlibur ke jeju” tak jauh berbeda dari sunggyu, hoya pun perlahan mengembangkan senyuman bahagianya. “jinjja?” sunggyu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan hoya, mungkin dia terlalu malu untuk mengatakannya. “sudahlah hoya-ya, jangan membahas itu sekarang cepat bantu aku membereskan kamar”
“geunde gyu, apa yang kalian lakukan sampai keringetan gini? Kamar sampai berantakna lagi?” selidik hoya. Tak lama dari itu hoya membulatkan matanya, seakan mengerti dengan pemikiran hoya sunggyu menggelengkan kepalanya sebagai isyarat agar hoya tak berpikiran yang macam-macam. “tidak hoya-ya! Bukan itu! Kami tadi hanya-...”
“hanya apa gyu? Jangan bilang...”
“tidak! Kami tidak melakukan apa-apa?”
“lalu kenapa kamar sampai berantakan seperti ini?” mata sunggyu menelusuri setiap titik dalam kamarnya. Sunggyu juga baru sadar kamarnya menjadi seberantakan seperti ini, padahalkan hanya lari-lari saja. “biar aku jelaskan hoya-ya, tapi tolong sekarang bantu aku dulu membereskan ini”
“baiklah! Tapi kau harus menceritakannya padaku” sunggyu mengangukan mengiyakan perintah hoya. Setelah itu sunggyu dan hoya pun merapikan kamarnya yang memang seperti kapal pecah itu. Sarung bantal yang terlepas dari bantalnya, selimut yang pindah tempat (?), dan daground (bener gak sih tulisannya?) yang keluar dari bantal yang tadi sempat dijadikan bahan lemparan sunggyu dan woohyun untuk melawan lawan dan menahan lawan. Kurang lebih 30 menit akhirnya sunggyu dan hoya pun selesai merapikan kamarnya dan kembai menjadi seperti semula
“sekarang cepat ceritakan padaku gyu...” selanjutnya biarkanlah sunggyu menceritakan apa yang terjadi tadi diantara dirinya dan woohyun kepada hoya dengan tenang. Sekarng kita lihat apa yangterjadi di rumah keluarga Nam
∞W∞G∞S∞
“hyung!” suara melengking yang cukup memekakan telinga siapapun yang mendengar terdengar dari dalam dapur kala dirinya melihat woohyun yang tadi dipanggilnya hyung terlihat di ruang tamu. Panggil saja dia Nam Boohyun, dongsaengnya woohyun yang wajahnya juga tak kalah tampan dari woohyun tentunya
“ah wae? Telingaku sakit mendengar teriakanmu” buru-buru boohyun duduk disamping woohyun sambil membawa dua susu coklat hangat di tangannya. “tadi pagi eomma memarahiku” seperti layaknya pejabat atas dan bawahannya, seperti itulah woohyun dan boohyun. Selalu melaporkan apabila eomma mereka melakukan kesalahan atau apapun yang tampak tak enak yang dirasakan keduanya. Sekarang ini adalah contohnya, boohyun memberi tau bahwa eomma mereka memarahinya tadi pagi
“kau pasti berbuat salah padanya” simpul woohyun. “ani! Aku dimarahi gara-gara hyung”
“nega?”
“ne, hyung tadi memboloskan?” woohyun menganggukkan kepalanya. “Aku berbohong pada eomma. Aku bilang hyung masuk, lalu eomma menelpon wali kelasmu. Jadi eomma tau kalau aku berbohong” woohyun mengelus pucuk kepala dongsaengnya. “keja bagus”
“apanya kerja bagus eoh!” tanpa keduanya sadari ternyata sedari tadi eomma Nam mendengarkan curahan hati anak keduanya. Dan sekarang fakta apa yang eomma Nam ketahui? ‘kerja bagus’. Woohyun menolehkan kepalanya kebelakang mendapati eommanya dengan wajah marah memerah
Eomma nam menarik telinga kiri woohyun hingga sekarang tampak memerah karena tindakannya. “eomma! Eomma ampun!! Aku tak akan bolos lagi”
“bwo! Kerja bagus? Apanya yang bagus hyun? Kau mengajari dongsaengmu untuk berbohong pada orang tuanya sendiri” tangan eomma nam masih tetap betah di telinga woohyun yang semakin memerah. ‘itu pasti sakit hyung’ batin boohyun yang menyaksikan penyiksaan pada hyungnya dari sang eomma

“ampun eomma! Telingaku bisa putus!” sepertinya ucapan woohyun tak berpengaruh sama sekalin, terlihat eomma nam yang masih tetap bertahan dengan posisi awalnya, menjewer telinga kiri woohyun yang sekarang sangat merah. “aku ke asramanya sunggyu!!” teriaknya. Seketika itu juga tangan eomma nam terlepas dari telinga woohyun. “kenapa kau tak memberi tahu eomma sedari tadi eoh!?” woohyun tampak kesal dengan eommanya. Dia anak kandungnya, tapi kenapa seolah-olah disini sunggyu adalah anak kandungnya dan woohyun analah anak tirinya. Rupanya eommanya lebih sayang menantunya
“bagaimana aku mau menjelaskannya pada eomma kalau dari tadi eomma terus menjewer telingaku”
“ah! Mianhae mianhae” eomma nam tersenyum menghilangkan wajah garangnya sambil mengelus-ngelus telinga woohyun yang sampai sekarang masih memerah. Senyum keibuannya mampu meneduhkan hati woohyun, telinganya yang sakitpun tak akan terasa dan akan hilang sekejab dengan melihat senyuman itu. “eomma cantik” ucap woohyun, mata boohyun menatap malas hyungnya yang terkenal alay itu. “hyung! berhentilah”
“eomma kita memang cantik boohyun-ah”
“ara, kalian tak akan tampan jika tak terlahir dariku” gelak tawapun terdengar di rumah besar nam ini tanpa sang appa yang terlalu sibuk mencari nafkah untuk menghidupi keluarga kecilnya
“eomma! Appa kapan kembali dari amerika”
“entahlah, mungkin 3 hari lagi. Waeyo?”
“aku ingin ke jeju bersama sunggyu” mata boohyun membulat tak percaya dengan hyungnya.
 Pasalnya sebelum ini woohyun selalu tak pernah mau tau apapun itu yang menyangkut dengan sunggyu, karena ‘hatinya tak akan pernah terlepas dari jeratan cinta key’ begitu kata woohyun, dulu. Ingat! Itu dulu. Dalam satu minggu ini, sejak key menghilang dari kehidupan woohyun, sikap woohyun sangat berubah. Pertama, woohyun selalu tampak sedih setiap harinya dan akan menangis entah karena apapun itu. Kedua, hyungnya itu selalu menyendiri di belakang rumah mereka hanya sekedar melihat kolam ikan. Ketiga, akhir-akhir ini hyungnya jadi sering bolos ke sekolah. Dan tadi pagi apa? Hoya datang secara tiba-tiba dan setelahnya woohyun mengikutinya dari belakang. Fakta barunya adalah, satu hari ini hyungnya membolos hanya demi tunangan yang selama ini tak pernah dia anggap sebagai tunangan
“berangkatlah hyun, biar eomma yang mengakatakannya pada appamu”
“tunggu hyung! Koq bisa?” cegah boohyun yang melihat woohyun hendak ke kamarnya yang ada dilantai dua. “apanya yang koq bisa?”
“kau dan gyu noona”
“aku mencintainya” hanya delapan suku kata itu berhasil membuat boohyun bungkam dan eomma nam tersenyum bahagia
“akhirnya dia menyaadari kesalahannya” gumam eomma nam sambil tersenyum. Setelah itu eomma nam melangkahkan kakinya kekamarnya meninggalkan boohyun yang masih diam dengan tampang bodoh. “aku tak begitu yakin dengan ini. Bagaimana bisa? Secepat ini?” tampaknya dongsaeng woohyun satu-satunya ini masih tak percaya dengan apa yang tadi dikatakan hyungnya. “semoga hyung tak menyakiti perasaannya” gumam boohyun lagi dengan harapan besarnya
∞W∞G∞S∞
“ya!! Kim sunggyu!!!” hoya tampak senang mendengar cerita singkat sunggyu. cerita singkat tentang apa yang terjadi diantara dirinya dan woohyun tadi. Tentunya dengan sedikit skip didalamnya. Aksi woohyun cium dahi tentu tak akan sunggyu beritau pada siapapun
“lalu kau mengiyakan ajakannya kan?” sunggyu menggeleng. “oh! Tidak!! Kenapa kau tak mengiyakannya”
“memang siapa yang menolak?”
“lalu kau mengiyakannya?”
“tidak!”
“terus apa? Katanya tak menolak, tapi juga tak mengiyakannya”
“aku masih mau izin pada appa”
“astaga kim sunggyu! kenapa kau tak menanyakan langsung pada appamu lewat ponsel eoh!?”
“appa mungkin sekarang lagi sibuk”
“eommamu”
“kalau eomma jangan ditanya hoya-ya, dia pasti langsung mengijinkanku. Eommaku yang paling sayang pada woohyun” sunggyu tersenyum miris mengingat perjodohan yang sangat tak diinginkannya. Perlahan waktu beralalu dengan melewati waktu yang menyakitkan akhirnya hati sunggyu bisa mencair dengan perbuatan menyakitkan yang selama ini woohyun perbuat. Sunggyu tersenyum mengingat takdirnya sendiri
‘kau tersenyum gyu? tapi kenapa senyumanmu tampak begitu menyakitkan?’ bisik hoya dalam hatinya. Sunggyu terdiam menatap note book yang ada di genggaman tangannya
“gyu” seperti biasa, hoya adalah orang yang selalu menyadarkan sunggyu apabila sunggyu tenggelam dalam masalalunya. “eoh! Wae?”
“aniya, bukan apa-apa. Aku hanya mengingat masalaluku”
“sudahlah gyu, jangan diingat masa-masa itu”
“ya, aku baru tau” sunggyu merebahkan dirinya di tempat tidur hoya, hoya pun mengikuti sunggyu dan merebahkan dirinya disamping sunggyu. “ternyata hatiku mencair dengan cara menyakitkan. Berbeda dengan kebanyakan orang, kebanyak orang biasanya mencair dengan cinta yang meluap-luap yang diberikan seseorang. Tapi hatiku mencair karena hatiku yang terus didera sakit setiap hari” tak kalah miris dengan senyuman sunggyu, hoya menyunggingkan senyum pahit dibibirnya mencoba memutar otaknya mengingat masa lalu sahabat sekaligus calon kakak iparnya. Lima orang sahabat yang selalu bersama kapanpun dan dimanapun itu harus hancur hanya karena cinta. Sungguh miris bagi hoya
“kau ingat! Dulu aku pernah membenci cinta bukan?” hoya mengangguk sebagai jawaban sunggyu, menahan air mata ternyata tak segampang menahan buang air. Semuanya tak segampang itu
“kekekek.. bahkan aku tak menyangka hatiku akan mencair dengan cari itu” kekehan terpaksa sunggyu terdengar begitu terpaksa. Hoya tau, kesedihan sunggyu selalu tersembunyi dibalik seyuman dan kekehan yang terlihat hambar itu
“sudahlah kita tidur saja, jangan mengingat masa itu” saat sunggyu membalikkan badannya yang terlentang, saat itulah sunggyu baru melihat air mata hoya yang menganak sungai di bawah matanya. “ya! Hoya-ya! Kenapa kau menagis?” ucap sunggyu sambil mengusap lembut lelehan air mata hoya yang tak tertahankan. “bukan apa-apa, ini hanya karena kelilipan gyu”
“kau tak pandai berbohong hoya-ya”
“sungguh, aku tak bohong” lengkungan tipis di bibirnya hoya tampakkan kepada gyu yang masih tetap mengusap lembut air matanya. Hoya menahan tangan sunggyu yang terus menghapus air matanya. “aku berharap kau terus seperti ini, bahagia dan tak kembali mengingat masalalu mu” sunggyu menganggukkan kepalanya
......,
......,
......,
“sepertinya kei akan terlambat pulang lagi” ucap sunggyu ditengah kehenigan yang sempat tercipta. “atau dia...” keduanya tiba-tiba saling menatap. Mengerti dengan pemikiran sunggyu, hoya pun ikut tersenyum
CEKLEK
“aku pulang!!” seorang yeoja mungil mengalihkan pandangan sunggyu dan hoya ke sumber suara. “kei! Kau dan yuichi?” tanya hoya sambil mendudukkan dirinya dan kemudian diikuti oleh sunggyu. “kalian pacaran?” kei tak mengerti dengan kedua sahabatnya. Dirinya baru datang kenapa langsung diberi pertanyaan ini dan itu
“apa maksud kalian?” kei meletakkan ranselnya diatas meja belajar pribadinya dan mendudukkan dirinya di tepi tempat tidur hoya
“pertanyaan kami simpel kei-ya. Kau dan yuichi pacaran kan?” senyuman mulai mengembang dibibir mungil kei. Sunggyu dan hoya sudah menebak, ini pasti terjadi. Mereka berdua hanya turut senang dengan yang terjadi pada diri kei
Sunggyu dan hoya mengulurkan tangannya seperti layaknya orang yang sedang meminta sesuatu. “apa?” sepertinya kei masih tak mengerti maksud sikap kedua sahabatnya
“PJ” ucak keduanya serempak. “bwo? PJ?”
“iya, Pajak Pacaran” ucap sunggyu menjelaskan. “tak ada”
“ya!!” kali ini hoya tak ingin tinggal diam, hoya menarik tangan kei yang sepertinya hendak kabur darinya dan gyu. “oh! Ayolah! Baru kemarin malam aku meneraktir kalian”
“kau harus pajak buat kami kei”
“arasseo arasseo! Tapi kapan-kapan, jangan sekarang aku sekarang sedang menunggu kiriman dari appa, arasseo” hoya dan sunggyu mengangguk tanda mengerti. “tapi kau harus meneraktir kami dengan yang lebih special kei” tak mau kalah dengan kei, sunggyu mencoba terus memaksa kei dengan ucapannya
“arasseo” ucapan singkat kei itu berhasil membuat sunggyu dan hoya mengembangkan senyumannya. “sekarang kita ke kantin asrama dulu, sudah hampr jam lima. Palli!” sunggyu dan hoya pun mengikuti langkah kei ke kantin asrama yang memang disediakan hanya untuk siswa dan siswi asrama woollim. “ah jjam! Gyu nanti sujeong akan menginap lagi di kamar kita” ucap hoya ditengah perjalanannya menuju kantin
“kenapa lagi dengan kamarnya” sela kei. “dia sendiri di kamanya kei, kasihan dia” jelas sunggyu. yang sunggyu ketahui sekarang adalah, kei memang tak pernah suka dengan sujeong. Pasalnya adalah ‘sujeong yang tak berperasaan, mengambil tindakan tanpa berpikir terlebih dahulu’ itu menurut kei
“gyu, aku harap kau tak melupakan perbuatannya padamu. Dia yang mengambil minho darimu”
“siapa yang mengambil siapa kei?” hoya hanya bisa menonton debat kecil ditengah perjalanan mereka ke kantin asrama. Hoya memang tidak tau menahu masalah antara minho, sunggyu, dan sujeong. Karena masalah itu terjadi sebelum hoya menginjakkan kakinya di asrama woollim. Kei mengetahui asal muasal masalah itu hanya karena dia dulu juga mencintai minho. “aku yang melepaskan minho, bukan sujeong yang mengambil minho” lanjut sunggyu
“sudahlah gyu, biarkan aku beranggapan seperti itu terus pada sujeong. Toh itu tak merugikanmu kan?” akhirnya perdebatan kecil itu terhenti ketika berbagai makanan lezat dan segerombolan manusia tampak memenuhi ruangan itu. Mereka sampai dikantin asrama
Ketiganya sama-sama makan tanpa suara sedikitpun, hanya peraduan dua benda ditangan mereka yang terdengar ditelinga mereka. Hoya yang ingin menghentikan aksi diam-diaman ini terlalu takut menerima bentakan dari kei. Keduanya adalah eonni tertua dikamarnya, dirinya hanyalah maknae dan maknae akan selalu menuruti apa yang diperintahkan oleh eonnideulnya
∞W∞G∞S∞
Sesampainya dikamar, ketiga penghuni kamar itu terperenjat kaget melihat kehadiran sujeong. “eoh! Kau sudah datang rupanya, kenapa tak langsung tidur saja?” dapat sujeong lihat tatapan benci yang terpancar dari mata kei
“ah! Aku menunggu kalian” ucap sujeong lirih. Sujeong tentu tau pasal kei membencinya. Dia tau dia salah, tapi mau apa? Ini semua telah terjadi dan tak dapat diubah
“dasar teman makan teman” sujoeng mendengar itu, lisan kei yang tajam memang tak pernah bisa dihindari sujeong. Sunggyu hanya memutar bola matanya kesal dengan sikap kei yang dianggap kekanak-kanakan
“maafkan kei, sekarang dia lagi PMS” ucap sunggyu mengalihkan perhatian sujeong dari ucapan kei yang sepertinya terdengar begitu pedas dalam telinga sujeong. “ah ya benar! Sekarang kau boleh tidur di tempat tidurku sujeong-ah” ucap hoya mengimbuhi ucapan sunggyu. Sujeong mengangguk mengiyakan ucapan hoya
Berhubung sekarang keadaan sangat tak menduku untuk membangkitkan tawa, akhirnya keempat orang ini tidur tanpa ucapan selamat tidur. Hanya keheningan yang tercipta hingga semuanya pun terlelap tanpa sadar. Mungkin karena mata pandanya takut kembali, jadi hanya untuk malam ini sunggyu memutuskan untuk tidur mengistirahatkan mata dan hatinya
∞W∞G∞S∞
Hari yang mungkin ditunggu-tunggu oleh seluruh siswa dan siswi Infinite High School akhirnya datang. Liburan selama 15 hari dalam satu tahun, itulah surga dunia bagi seluruh siswa siswa di dunia. Begitupun dengan woohyun, jika sekarang adalah hari liburannya maka esok adalah hari keberangkatannya dengan sunggyu ke pulau jeju
TING TONG
Sebuah mansion besar layaknya istana modern, itulah rumah sunggyu. orang yang menekan bel itu adalah boohyun, namdongsaeng dari nam woohyun. Boohyun terperangah melihat mansion sunggyu saat pertama kali melihatnya. Yap! Sekarang adalah pertama kalinya boohyun menginjakkan kakinya di mansion besar sunggyu. Rumah miliknya menurut boohyun sudah besar, tapi ini malah lebih besar dari rumahnya
CEKLEK
BOOHYUNPOV
Pintu terbuka manmpilkan dalam mansion yang sangat luas, lagi-lagi aku terperangah dengan pemandangan didepanku. “selamat datang” ucap seorang perempuan paruh baya yang sepertinya sudah berkepala tiga sambil membungkukkan badannya 90 derajat, aku yang ingin hanya bersikap sopan padanya, akhirnya mengikutinya membungkukkan badanku 90 derajat.
 “Sepertinya anda namdongsaeng tuan muda woohyun” lanjut orang itu yang sepertinya salah satu pelayan mansion ini, terlihat dari pakaiannya. Tapi tunggu, sepertinya dia kepala palayan di mansion ini, pakaiannya terlihat berbeda dengan setelan baju hitam panjangnya dan rok pendek sampai perut betisnya
“n-ne...” ucapku gugup. “apakah sunggyu noona ada?” lanjutku dengan sedikit berusaha menutupi kegugupanku
“nona gyu sepertinya masih di jalan, jika tuan muda ingin menunggu silahkan masuk” lalu pelayan itu menuntunku keruang tamu. “silahkan tuan tunggu disini, mungkin tak lama lagi beliau akan datang” lanjut pelayan itu. Lalu pelayan itu menghilang dari pandanganku
Aku mencoba menelusuri setiap sudut yang ada di mansion besar ini. Kulihat sebuah televisi yang tak kalah besar dengan yang ada dirumahku, sofa besar nan panjang warna kuning keemasan, carpet merah yang terlihat dimana-mana menutupi lantai, foto keluarga yang terpajang diantara tangga yang terbelah menjadi dua, barang-barang yang tertata rapi dalam lemari yang sepertinya langkah dimiliki oleh orang-orang didunia ini, dan satu lagi yang sedari tadi menyita penglihatanku. Tangga unik mansion ini yang terbelah menjadi dua bagian, yang satu aku yakin mengarah pada lantai dua dan ketiga, yang satunya lagi langsung mengarah pada suatu kamar besar. Setiap tingkatan tangga ini sebagian ditutupi oleh carpet merah dan pegangannya berwarna emas dengan ukiran yang menyertainya
“eoh! Boohyun-ah, kapan kau ada disini?” sebuah suara yang familiar ditelingaku mengalihkan pandanganku dari tangga unik itu, dia adalah orang yang aku tunggu-tunggu sedari tadi, gyu noona. Aku yang menyadari kedatangannya langsung mendirikan dirku dari sofa empuknya
“annyeonghaseyo noona” ucapku sambil membungkukkan badanku. “aku baru sampai” lanjutku
BOOHYUNPOV END
Sunngyu melangkahkan kakinya menuju tempat dimana boohyun duduk dan mendudukkan dirinya di sofa yang tak jauh dari boohyun. Boohyun pun kembali mendudukkan dirinya mengikuti sunggyu
“noona...”
“ahjumma!!” sunggyu memotong ucapan boohyun secara tidak sengaja, mungkin. Sesaat setelah sunggyu memanggil kepala pelayan dan membisikkan sesuatu padanya, tak lama dari itu datang seorang pelayan memberikan sebuah jus segar pada boohyun dan sunggyu
“ah! Noona, kau tak usah repot. Aku disini hanya sebentar”
“pasti tentang woohyun, benarkan?” tebak sunggyu. dan benar saja, dapat sunggyu lihat boohyun tersenyum sebagai jawaban atas pertanyaannya. “ada apa boohyun-ah”
“woohyun hyung memintaku untuk menjemputmu” tak puaskah woohyun mengangetkan sunggyu dengan aksi cium dahinya sewaktu sunggyu masih diasrama?. Dan sekarang woohyun meminta boohyun menjemputnya. Sunggyu masih tak percaya dengan perubahan takdirnya ini. Apakah ini adalah balasan baginya setelah menerima siksaan batin terus-menerus dari woohyun selama ini?
“mian boohyun-ah, sepertinya noona tak bisa berkunjung sekarang” tampak raut kecewa disana. Sunggyu juga merasa bersalah dengan boohyun. Seandainya boohyun tau sunggyu tak akan kesana, pasti boohyun sudah pulang sedari tadi kan?
“ani, gwenchana noona. Lagian kata woohyun hyung besok noona akan ke jeju bersama dengan woohyun hyung kan?” sunggyu menganggukkan kepalanya. Semburat merah tak dapat sunggyu hindari untuk keluar dan terlihat di kedua pipinya. Boohyun yang melihat hanya cekikikan melihat noonanya tampak memerah karena ucapannya. ‘tampaknya dia malu’ batin boohyun
“baiklah noona, aku pulang dulu. Sampai ketemu besok” sebagai tuan rumah yang baik, sunggyu mengantar kan boohyun sampai depan pintu dan menunggunya hingga boohyun tak terlihat lagi dari pandangannya
Sunggyu melangkahkan kakinya menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Mengangkat dua tasnya dan berjalan terbirit-birit karena beban yang dibawanya, jangan salahkan pelayannya yang tak ingin menolongnya, sunggyulah yang tak ingin dibantu. Sesaat setelah melalui tingkatan demi tingakatan tangga, akhirnya sunggyu sampai dikamar luasnya dan langsung meletakkan tasnya sembarangan serta merebahkan badan letihnya diatas kasur empuk miliknya
“sepertinya eomma dan appa ada luar negeri” gumamnya pelan. Mungkin karena perjalanan panjangnya dari asramanya hingga sunggyu merasa matanya tak bisa terbuka lebih lama lagi, karena tak tahan akhirnya sunggyu ketiduran masih dengan sepatu yang melekat di kakinya, dan kakinya sedikit terjuntai kelantai
∞W∞G∞S∞
“bagimana boohyun-ah? Mana sunggyunya?” tanya woohyun dengan antusias. Boohyun memutar bola matanya dengan sikap hyungnya. “hyung, jika hyung melihat sunggyu noona dibelakangku berarti aku berhasil membawanya, tapi kalau tidak ya berarti tidak”
“aishh!! Kau membuatku kesal saja boohyun-ah”
“ada apa ini eoh?” tanya eomma nam yang sepertinya mau keluar rumah, tampak dari penampilannya yang terlihat begitu rapi. “hyung tadi menyuruhku menjemput gyu noona, tapi gyu noonanya tidak mau”
PLAK!
Sebuah jitakan cantik mendarat dengan mulus dikepala woohyun. “sadarlah woohyun-ah, sekarang sunggyu baru pulang kerumahanya, mana mungkin dia mau kesini dia pasti lelah juga”
“tuh dengarkan kata eomma hyung” woohyun menatap tajam pada boohyun, sepertinya eommanya dan namdongsaengnya ini tak mengerti jika dirinya tak bisa untuk tak bertemu dengan sunggyu barang dua hari saja
“aku hanya merindukannya eomma” ucapan singkat itu berhasil membulatkan mata eomma nam, eomma nam hanya terlalu bahagia mendengar ucapan anak tertuanya ini. Akhirnya wohyun sadar juga dengan pilihan orang tuanya yang terbaik
∞W∞G∞S∞
Waktu berjalan begitu cepat hingga tanpa sunggyu sadari jam menunjukkan angka 8. Sunggyu meregangkan otot-ototnya kemudia melihat jam. ‘jam delapan’ gumamnya, lalu melihat jam lagi dan baru sadar jika jam sudah menunjukkan jam 8 malam. Dirinya ingat jika belum makan, itulah sebabanya sekarang dia lari dengan tergesa-gesa
“ahjumma!!!” teriakan sunggyu memenuhi mansion besarnya hingga ahjumma kang yang duduk santai di belakang mansion mendengar teriakan dahsyat dari sang nona mudanya. “ne nona!!!” ahjumma kang juga setengah berteriak sambil menghampiri sunggyu yang berada di ruang tamu. “makan ahjumma!” 
“astaga! Ahjumma kang pikir tadi ada apa, ternyata makan. Baiklah tunggu sebentar ya, ahjumma ke pelayan bagian memasak dulu” sunggyu menganggukkan kepalanya kemudian mendudukkan dirinya di sofa embuknya yang tadi ia jadikan tempat persinggahan pertamakalinya sewaktu dia tiba di mansion besarnya. Tak lama setelah itu, makanan sudah siap dan ahjumma kang memanggil sunggyu untuk segera memakannya sebelum semuanya kembali dingin. Rupanya sunggyu benar-benar kelaparan hingga memakan semua makanan yang ada diatas meja dengan lahap. Jangan heran jika badannya makin hari makin gembul
∞W∞G∞S∞
Nam Woohyun, hari ini adalah hari yang paling ditunggu-tunggunya selama satu minggu ini. Apalagi jika bukan hari keberangkatannya ke Jeju bersama sunggyu. pagi ini rencananya woohyun ingin menjemput sunggyu ke mansion besarnya
SUNGGYU POV
“gyu! Palli!! Woohyun sudah ada di depan” itu suara eommaku, tunggu! Kapan dia ada di rumah? Ah molla. Woohyun? Di depan? Aku langsung membuka jendela kamarku, dan benar saja aku melihat woohyun di bawah sana dengan mobil mewahnya sambil melambaikan tangannya padaku dan jangan lupakan senyumannya yang begitu menyejukkan pagiku ini
“ne eomma! Aku akan segera berangkat” ucapku sebelum menutup jendela kamar dan membalas senyuman woohyun juga. Aku segera mengambil tas yang semalam sempat aku isi dengan pakaian dan berbagai macam perlengkapan yang aku butuhkan nanti di Jeju. Baiklah! Siap! Aku menuruni tangga dengan sedikit tergesa-gesa, mungkin karena aku takut membuat woohyun menungguku terlalu lama
“baik-baik disana gyu, jangan permalukan keluargamu” itu adalah ucapan terakhir eomma sebelum aku keluar dari rumahku. Setelah menutup pintu aku langsung melihat woohyun dengan gayanya yang memang stay cool itu. Dia memang selalu tampan dari segala sisi
“apa kita berangkat sekarang?” tanyaku basa-basi. Woohyun menganggukkan kepalanya, kemudia berjalan ke sisi lain mobil guna membukakan pintu mobilnya padaku. Aigoo! Dia romantis sekali. “jeju sudah menunggu kita gyu” ucapnya sebelum menancap gas membelah jalan menuju bandara. Senang? Tentu saja aku senang. Aku berharap semuanya akan terus seperti ini dan tak akan pernah berubah
TBC or END?
yang merasa baca, harap tinggalkan jejak!!!

0 komentar:

Posting Komentar