Tittle : Falling
In Love With My Idol Chapter 10
Author: Kim Hye
Jin_MRS
Main cast :
WooGyu (Woo Hyun X Sung Gyu)
Support cast :
Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre :
Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk
semua anak wooGyu yang bertebaran di dunia
Length
: Chapter 10 of...?
WARNING :
pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo
bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi
Author yang baik
NOTE : FF ini
benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada
kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy
Reading! ~0~)
Chapter 10
Pagi menyapa.
Burung mulai berkicau dengan menggunakan dahan pepohonan sebagai tempat bermainnya.
Sinar mentari pagi yang masuk melalui celah-celah jendela membuat dua ongkok
daging yang ada di dalam selimut tebal ini sedikit memicingkan matanya ketika
sinar matahari langsung menerpa matanya. Mereka, Woo Hyun dan Sung Gyu yang
berhasil melewati malam tanpa adanya halangan. Sukses sampai pagi, tangan Woo
Hyun memeluk tubuh Sung Gyu dengan posesif.
Bibir Woo Hyun
terangkat ketika pemandangan pertamanya setelah membuka mata adalah makhluk
manis yang sekarang bernotebane adalah tunangannya, tentu saja sekaligus orang
yang selama ini ia idolakan. Harap jangan lupakan jika dulu Woo Hyun adalah
stalker Sung Gyu. Foto-foto Sung Gyu yang terbungkus ke dalam kardus besar pun
tersimpan dengan rapi di bawah tempat tidur Woo Hyun. Sampai sekarang aman
terkendalikan.
Woo Hyun
semakin menempelkan tubuhnya dengan Sung Gyu, berniat untuk kembali tidur ke dalam
pelukan Sung Gyu. Tapi tidak ketika ...
“Jangan tidur
lagi,” suara Sung Gyu mencegahnya.
Woo Hyun
mendelikkan matanya, “Di jam sekarang biasanya aku belum bangun, Gyu. Aku masih
ngantuk ,” bohongnya.
“Silahkan saja
tidur, akan ku tinggalkan kau nanti. Aku akan menelpon Dong Woo Hyung.”
“Ya!”
Sung Gyu
sedikit terkikik ketika mendengar teriakan kesal Woo Hyun. “Gyu ...” serunya,
membuat Sung Gyu menghentikan tawanya.
“Eum wae?”
Sementara Sung
Gyu bertanya, Woo Hyun malah melempar tatapan laparnya pada Sung Gyu. Ditambah bibir
tebal yang Woo Hyun pout-poutkan untuk menambah kesan imut. Sung Gyu bergidik
ngeri merasakan aura berbeda dari Woo Hyun.
“Hentika itu,
Hyun. Kau membuatku takut,”
“Gyu ...”
“Ah wae?
Katakanlah, jangan menatapku seolah-olah kau ingin memakanku,”
Woo Hyun
langsung membuang muka, membalikkan badannya memunggungi Sung Gyu. Ia yakin
Sung Gyu tak mau memberikannya pagi-pagi.
Sung Gyu tahu,
Woo Hyun pasti merajuk. Ia hapal dengan sikap Woo Hyun yang kekanak-kanakan
ini, “Hyun ...” seru Sung Gyu sambil memaksa Woo Hyun untuk kembali
menghadapnya, kembali memeluknya seperti tadi tanpa melepasnya.
Namun tidak ada
hasil, “Ayolah, Hyun.”
Dengan
terpaksa, akhirnya Woo Hyun membalikkan badannya. Sung Gyu langsung menarik
lengan Woo Hyun dan menjadikan lengan Woo Hyun sebagai bantal. Sung Gyu masuk
ke dalam pelukan hangat Woo Hyun. Ia hembuskan napas tenangnya di sana. Tangan
Woo Hyun pun kembali terulur memeluk Sung Gyu. Badan mereka saat ini
benar-benar menempel. Posisi Sung Gyu tepat berada di depan dada Woo Hyun. Jika
ia mendongak maka yang ia lihat adalah dagu Woo Hyun.
“Gyu ...”
“Hmmm ...”
“Morning kiss,”
Sung Gyu
melepas pelukannya. Ia meringsut menjauh dari Woo Hyun. “Kau yakin hanya itu?
Aku tidak yakin kau hanya akan menciumku,”
“Ayolah, Gyu.”
Sung Gyu memutar bola matanya. Jika Woo Hyun sudah memohon, apalah daya
dirinya.
Sung Gyu
terdiam sejenak. Badannya kembali mendekati Woo Hyun. Woo Hyun mulai memejamkan
mata ketika dirasa wajah Sung Gyu sudah berada di depannya.
Cup
Hanya sebuah
kecupan tanpa bumbuh ciuman yang berlebihan, menurut Sung Gyu. Tapi sayang,
ketika Sung Gyu hendak menarik kepalanya, tangan Woo Hyun menekan tengkuknya.
Woo Hyun langsung mengambil alih ciuman yang di mulai Sung Gyu. Benar
dugaannya, Woo Hyun pasti tidak puas hanya dengan ciuman kilat yang bisa ia
berikan. Sung Gyu tidak bisa melawan, ia hanya bisa mengikuti setiap gerak sensual
bibir yang Woo Hyun ciptakan. Beruntungnya Sung Gyu, ciuman yang dikendalikan
Woo Hyun kali ini tidak kasar dan tidak terburu-buru. Semuanya terasa lembut
dan penuh perasaan.
Perlahan tangan
Sung Gyu terulur memeluk badan Woo Hyun. Keduanya tak ada niatan untuk
menyudahi ciuman ini. Sung Gyu harus terus mencari celah untuk mengambil napas
ketika Woo Hyun melepas sebentar bibirnya. Ia heran sendiri, kenapa paru-paru
Woo Hyun bisa menyimpan banyak oksigen melebihi paru-paru miliknya. Ia yakin
paru-parunya dengan Woo Hyun berukuran sama. Tapi kenapa Woo Hyun kuat sekali
dalam melakukan ciuman ini.
Lehernya sudah
pegal karena terus mendongak. Sung Gyu sedikit mendorong bahu Woo Hyun untuk
menyudahi ciumannya. Berhasil, walaupun sebenarnya agak susah. Woo Hyun
menyunggingkan senyumnya ketika melihat kiss mark yang tadi malam ia ciptakan
di leher mulus Sung Gyu. Sung Gyu mengikuti arah tatapan Woo Hyun. Ia sedikit
heran, ada apa di lehernya. Sung Gyu menyingkap selimutnya, kemudian ia
langkahkan kakinya menuju lemari Woo Hyun yang dijadikan tempat koleksi parfume
dan jam tangannya.
Matanya
membulat ketika melihat sebuah bercak merah yang sangat jelas di lehernya. Sung
Gyu langsung membalikkan tubuhnya menghadap Woo Hyun. Ia menatap Woo Hyun
kesal.
“.... ba-bagaimana
kau melakukan ini, Hyun? Aku harus sekolah, tapi bagaimana dengan ini!” Ucapnya
sambil menunjuk lehernya.
“Kau bisa pakai
syal atau hodie,”
“Bagaimana
mungkin aku memakai itu? Seoul tidak sedang musim dingin, Hyun. Pasti anak-anak
WHS akan memangdangku aneh. Apalagi tuan Lee itu ..”
Gerutuan Sung
Gyu hanya ditanggapi tawa oleh Woo Hyun. Bagaimana bisa ia baru tahu kalau tunangannya
ini mempunyai pemikiran yang rumit. Tidak heran jika Sung Gyu bisa meraih
biasiswa WHS.
Woo Hyun
memberanjakkan dirinya dari tempat tidur. Ia hampiri Sung Gyu, ia balikkan
badan Sung Gyu menghadap kaca, lalu ia peluk pinggang Sung Gyu, sementara
kepalanya ia letakkan di bahu Sung Gyu.
“Jika Sung Yeol
bertanya, jawab saja dengan jujur. Buat apa kau menyembunyikannya ...”
“Tapi bagaimana
kalau Myung Soo yang menemukan bercak merah ini duluan?”
“Tenang saja,
aku yang akan mengatakan padanya. Kau malu padanya?”
Sung Gyu hanya
mengangguk. Woo Hyun sungguh tidak kuat melihat ekspresi imut Sung Gyu. Ia
melihat sebentar kaca yang berada di depannya, melihat posisinya saat ini
dengan Sung Gyu. Sung Gyu tersenyum hingga gigi hamsternya terlihat ketika
matanya dan mata Woo Hyun bertemu di kaca.
Woo Hyun
kembali menghisap kuat leher Sung Gyu, seperti seorang vampire yang sedang
meminum darah manusia. Sung Gyu meremas rambut Woo Hyun. Desahan yang keluar
dari bibirnya terdengar begitu jelas di telinga Woo Hyun.
“Hen-hentikan
H-Hyun ...”
Mendengar suara
serak Sung Gyu, Woo Hyun pun hanya pasrah melepas bibirnya dari leher Sung Gyu.
“Kau hanya membuat bercak merah ini terlihat semakin jelas,”
“Aku ingin kita
cepat lulus,”
Pletak!
Jitakan itu
mendarat dengan indah di kepala Woo Hyun. “Ahh! Gyu!” serunya sambil mengelus
kepalanya.
“Buang
jauh-jauh otak mesummu itu,”
“Bagaimana
kalau kita ikut kelas aksel saja?”
“Aishhh!”
“Baiklah
baiklah ...”
Sung Gyu
mengambil seragamnya yang tergantung di dalam lemari Woo Hyun, bersiap untuk
kembali ke kamarnya. “Cepatlah mandi, setelah itu kita makan,”
Sung Gyu
menutup pintu kamar Woo Hyun. Woo Hyun merutuki kesalahannya karena sudah
melepas Sung Gyu dari tangannya. Kenapa hari ini tidak izin saja ke sekolah? Ia
bisa meminta izin pada appanya langsung, kan? Ia putra anak kepala sekolah,
tentu saja ia bisa melakukannya dengan gampang. Tapi ia ingat Sung Gyu-nya,
hamster besarnya itu tidak mungkin mau melewatkan pelajaran satu hari saja.
Walaupun hidup
Sung Gyu sudah terjamin kembali seperti semula dengan bantuan Tn. Nam, tapi ia
harus mempunya wawasan yang luas tentang perbisnisan. Setelah lulus nanti bukan
menikah hal awal yang harus ia lakukan, melainkan ia harus kuliah dengan rajin
agar cepat lulus dan memperoleh ijazah S1nya. Selama ia menyelesaikan studynya,
ia bisa meminta Tn. Nam untuk menghandel perusahaannya. Setelah pengangkatan
dirinya sebagai CEO di perusahaan appanya yang telah diambil oleh eomma
tirinya, baru Sung Gyu akan menikah dengan Woo Hyun. Memang Sung Gyu tidak
memberitahukan hal ini pada Woo Hyun. Mungkin Woo Hyun menduga Sung Gyu akan
menikah dengannya setelah lulus SMA. Biarlah dulu seperti sekarang, bila
waktunya tiba semuanya akan terungkap.
Back to the
story ...
Sung Gyu sudah
selesai mandi dan sudah berkutat dengan alat-alat dapurnya. Sementara Woo Hyun
baru selesai mandi dan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Mata Woo Hyun
tertarik ketika melihat sebuah note di atas meja makan.
Sudah
appa bilang sebelumnya, kan? Kalian harus jaga jarak!
Pagi-pagi
appa datang ke sini untuk memberitahukan Sung Gyu kalau persidangannya akan
segera dilaksanakan, tapi kenapa kalian buat appa menyaksikan keromantisan
kalian, eoh!?
Hari
ini appa akan mengunjungi pengacara pribadi keluarga Nam. Appa melihat kalian
sedang tidur di kamar yang sama. Kalian tidak melakukan apa-apa, kan? Kalau
Sung Gyu hamil, appa akan marah padamu, Hyun.
Appa
😚😚
Woo Hyun
meremas note itu dan melemparnya ke tempat sampah kecil yang tak jauh dari
tempatnya berdiri. Itu larangan keras baginya untuk menyentuh Sung Gyu lebih daripada
sebuah ciuman. Jika appanya melihat kiss mark di leher Sung Gyu, bisa mati Woo
Hyun. Appanya pasti akan memarahinya. Kedua orang tuanya benar-benar mempunyai
pemikiran yang berbanding terbalik. Eommanya ingin Sung Gyu cepat hamil, sedangkan
appanya benar-benar hanya menitipkan Sung Gyu padanya sebagai putra sahabat
karibnya. Kedua orang tuanya benar-benar membuatnya bingung.
“Hyun, duduklah
...”
Suara Sung Gyu
membuat Woo Hyun tersadar dari lamunannya. Ia pun mendudukkan dirinya di kursi
meja makan sambil memerhatikan Sung Gyu.
=====*=====
Seperti ucapan
Woo Hyun, Sung Gyu harus memakai syal atau hodie jika ingin berangkat ke
sekolah. Sung Gyu memutuskan memakai syal putih miliknya untuk menutupi
lehernya. Ketika ia turun dari mobil Woo Hyun, fans Woo Hyun selalu menatapnya
tak suka karena dekat-dekat dengan pangeran tampan mereka. Tidak tahukah mereka
kalau pangeran tampan mereka sudah milik orang?
“Jangan
pedulikan mereka, mereka hanya fansku,”
Ucapan Woo Hyun
membuat Sung Gyu tersenyum. Saat seperti inilah ia benar-benar beruntung telah
mengenal Woo Hyun dari hari-hari sebelumnya, sebelum ia tahu kalau ia sudah
dijodohkan.
Langkah kaki
keduanya terus melewati koridor sekolah menuju kelas. Karena terlalu pagi,
mungkin Myung Soo dan Sung Yeol belum datang. Mungkin jam istirahat nanti
mereka bisa bertemu dengan sahabat masing-masing.
Ketika jam
pelajaran berlangsung, Woo Hyun sempatkan untuk mengirim pada Myung Soo untuk
bertemu di rooftop school. Sung Gyu yang tidak sengaja melihat Woo Hyun yang
tidak fokus pada pelajaran, hanya menyenggolnya sedikit. Langsung saja Woo Hyun
kembali letakkan ponselnya ke dalam saku seragamnya.
“Kim Sung Gyu!”
“Ne saem?”
“Tata tertib
sekolah, harus melepas jaket, topi, dan syal di dalam kelas. Cepat lepas syalmu
...”
Woo Hyun membulatkan
matanya setelah mendengar ucapan Choi Saem. Begitu pun Sung Gyu, Sung Gyu hanya
bisa mengeratkan genggamannya pada tangan Woo Hyun.
“Ah saem, Sung
Gyu sedang flu ..” bohong Woo Hyun. Baiklah, kali ini ia harus berbohong
sedikit demi Sung Gyu-nya. Jika tidak, kiss mark yang tadi pagi Woo Hyun
ciptakan pasti ketahuan Choi Saem dan teman-temannya yang lain. Pasti salah
satu dari temannya termasuk Nam Lovers. Kalau orang itu melapor pada ketua fans
club abal-abalan itu, bisa-bisa Sung Gyu akan menjadi sasaran bullyan mereka,
seperti 1 bulan lalu.
“Ouh! Baiklah,
cepat sembuh kalau begitu,”
Setelah itu,
Choi Saem kembali melanjutkan penjelasannya setelah terpotong karena keanehan
yang terjadi di bangku belakang.
=====*=====
“Jadi, ada apa
sebenarnya? Tumben kita harus berkumpul, pakai pesan segala, heol!” Tanya Myung
Soo to the point ketika mereka sudah berkumpul di rooftop school, seperti yang
Woo Hyun perintahkan tadi lewat pesan.
“Atau kalian
sudah pacaran?”
Sung Gyu hanya
diam sambil menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan Sung Yeol. “Kami tidak
pacaran,”
Buk!!
Myung Soo
langsung menonjok pipi sebelah kiri Woo Hyun hingga Woo Hyun tersungkur sambil
memegangi pipinya.
Wajah Sung Gyu
langsung memerah ketika melihat Myung Soo memukuli tunangannya tepat di depan
matanya, “Ya! Kim Myung Soo! Apa-apaan kau?” Tanyanya sambil membantu Woo Hyun
kembali berdiri.
“Kalau Woo Hyun
tidak memberitahumu, biar aku yang memberitahumu sebenarnya. Dengarkan, Gyu.
Sebenarnya Woo Hyun mencintaimu, lama, sudah lama bahkan sejak kalian
pertamakali bertemu di koridor sekolah, Woo Hyun menceritakannya padaku waktu
itu. Yah ... memang bukan waktu masa orientasi siswa baru, tapi itu waktu kita
masih kelas 1 SHS. 1 tahun lalu,”
Sung Gyu hanya
mengangkat alisnya sebagai respond. Baiklah, kita doakan saja semoga Myung Soo
tidak memberitahukan Sung Gyu kalau sebenarnya Woo Hyun adalah stalker Sung Gyu.
“Katakanlah,
Hyun. Kau sudah membohongi perasaanmu sendiri,”
“Aku tidak
membohongi perasaanku sendiri, Myung.”
“Kau pengecut,
Nam Woo Hyun. Gyu, jauhi dia sekarang,”
“Sebenarnya ada
apa? Kenapa tiba-tiba kalian menanyakan kami pacaran atau tidak? Terus kenapa
Myung Soo tiba-tiba memukul Woo Hyun? Dan lagi, kenapa tiba-tiba Sung Yeol
menyuruhku menjauhi Woo Hyun? Ini semua membuatku bingung. Atau jangan-jangan
...”
“Ne, matjayo
... sebenarnya kami ingin kalian cepat mengungkapkan perasaan kalian. Aku tahu
dari Myung Soo kalau Woo Hyun sebenarnya mencintaimu, Gyu. Dan kau juga pernah
mengatakannya padaku. Aku muak melihat kalian bermesraan terus, tapi status
kalian hanya antara pelayan dan majikan,”
Sung Gyu tetap
hanya mengerjitkan dahinya, sementara Woo Hyun hanya berdecak mendengar setiap
ucapan dari bibir Myung Soo dan Sung Yeol.
“Aku yang akan jelaskan
semuanya, Gyu. Dan kau, Kim Myung Soo-ssi. Kau mempunyai hutang sebuah tonjokan
keras padaku. Akan ku tagih suatu saat nanti,” Myung Soo hanya menganggukkan
kepalanya yakin. Yakin bahwa dirinya suatu saat nanti tidak akan melakukan
kesalahan pada Sung Yeol. Bagaimana pun juga, Sung Yeol adalah sahabat Sung
Gyu.
“Aku dan Sung
Gyu memang tidak pacaran, tapi aku dan Sung Gyu sudah bertunangan, puas!”
Mata Sung Yeol
dan Myung Soo membulat, tapi sedetik kemudian mereka sama-sama menggelengkan
kepalanya, “Kami tidak percaya,”
“Benar kata
Sung Yeol. Bagaimana mungkin, Hyun. Kau kan- ...”
“.... panjang
ceritanya, intinya aku dan Sung Gyu sudah bertunangan sejak kami masih dini.
Dan appaku adalah teman bisnis appa Sung Gyu.”
Woo Hyun
langsung memotong ucapan Myung Soo. Jangan sampai sahabat kecilnya itu
memberitahu Sung Gyu. Sementara Woo Hyun terus menjelaskan, Sung Gyu hanya
menganggukkan kepalanya mengiyakan setiap ucapan Woo Hyun. Pantas saja tadi
Sung Gyu tidak mengerti dengan sikap Myung Soo yang langsung menonjok Woo Hyun.
“Jadi, kalian
akan membenci Woo Hyun kalau Woo Hyun tidak menyatakan cintanya padaku,
begitu?”
“I-iya .. tapi
... kalian benar-benar tunangan, kan?”
“Kau ingin
bukti, Sung Yeol-ah?”
Srett!!
Woo Hyun
langsung membuka syal yang menutupi leher Sung Gyu yang penuh kiss mark. Sung
Yeol sudah membuka matanya lebar-lebar untuk melihat yang katanya Woo Hyun
adalah bukti pertunangannya dengan Sung Gyu, tapi tangan besar Myung Soo
langsung menutup matanya.
“Kau tidak
boleh lihat. Cepat pakai kembali syalmu, Gyu. Aishhh!”
Sung Gyu hanya
mengangguk mendengar intruksi Myung Soo. Salahkan Woo Hyun yang membuka
syalnya. Pasti nantinya ia akan semakin malu pada Myung Soo.
“Apa? Mana
buktinya? Kenapa kau malah menutup mataku, Myung?”
“Kau masih ada
di bawah umur untuk melihatnya,”
“Ya! Usia kita
sama-sama 18 tahun,”
“Pokoknya kau
tidak boleh lihat,”
Woo Hyun dan
Sung Gyu hanya cekikikan melihat sedikit perdebatan Myung Soo dan Sung Yeol.
Yah ... laki-laki seperti Myung Soo tidak mungkin mempunyai otak seperti Woo
Hyun -selain mesum juga pintar.
“Bukankah
biasanya bukti tunangan itu sebuah cincin couple di jari kalian masing-masing?”
“Tidak, Yeol.
Itu bukan cincin, itu sebuah tanda yang menakutkan,”
“Ahh .. kalian
menyebalkan!”
“Sudahlah kita
turun saja, lima menit lagi pelajaran akan dimulai. Lagian aku sudah percaya
...”
“Kau harus
memberitahuku, Myung.”
“Baiklah
baiklah ...”
Akhirnya Myung
Soo dan Sung Yeol meninggalkan Woo Hyun dan Sung Gyu di rooftop. Sebelum itu,
Myung Soo menampakkan evil smirknya pada Woo Hyun. Woo Hyun yang mengerti pun
hanya tersenyum penuh makna pada Myung Soo.
“Kau pintar
sekali, Hyun. memanfaatkan ini untuk mereka,” ucap Sung Gyu sambil menunjuk
lehernya.
“Kekekekk ...”
Drrrttt
Drrtttt!
Getaran ponsel
yang berasal dari kantong seragam Woo Hyun membuat Woo Hyun menghentikan
tawanya. Nama appanya terpampang jelas di layar kaca ponselnya. Langsung saja
ia geser touch screeannya.
“Yeobseyo appa
...”
‘Hyun, apa
sekarang kau bersama Sung Gyu?’
“Eum ...” Woo
Hyun melihat Sung Gyu sebentar, kemudian kembali memfokuskan dirinya untuk sang
penelpon. Sung Gyu hanya tersenyum ketika Woo Hyun memandangnya.
‘Berikan
ponselmu padanya,’
Woo Hyun
menyodorkan ponselnya pada Sung Gyu. “Yeobseyo ..”
‘Gyu,
persidangannya akan dipercepat,’
Sung Gyu
menutup mulutnya, tidak percaya dengan ucapan Tn. Nam. “jin-jinjja tuan?”
‘Iya. Berhenti
memanggilku tuan. Kau tunangan Woo Hyun, ingat itu.’
Woo Hyun
melihat Sung Gyu sesekali tersenyum ketika sedang telponan dengan orang
tauanya. Jujur saja, itu membuatnya sedikit risih. Cemburu? Yah ... anggaplah
begitu.
‘Sidangnya akan
dilakukan besok. Sudah siap?’
Sung Gyu
terdiam untuk beberapa saat, “I-iya ap-appa ..”
Kali ini Woo
Hyun ikut menyunggingkan senyumnya ketika tak sengaja mendengar Sung Gyu
memanggil appanya dengan sebuatan appa, seperti dirinya.
‘Jangan
beritahukan ini pada Woo Hyun. Untuk besok, kau tidak usah masuk sekolah karena
sidangnya akan dilaksanakan pagi-pagi, biar Woo Hyun tetap masuk sekolah, eoh!’
“Ne,
algasseumnida ..”
‘Baiklah kalau
begitu, appa tutup dulu,’
Setelah itu,
terdengar nada sambungan terputus dari seberang sana. Sung Gyu pun
mengembalikan ponsel Woo Hyun dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.
“Kenapa kau
terus senyum begitu, Gyu?”
“Aniya, hanya
senang saja. Seolah-olah aku baru saja kembali ke keluargaku,” Woo Hyun menarik
Sung Gyu ke dalam pelukannya sambil mengelus punggung Sung Gyu dengan lembut,
“Sudah lama ku istirahatkan bibirku untuk memanggil seseorang dengan sebutan
eomma dan appa ..”
Tanpa sadar,
kedua pipi Sung Gyu sudah basah dengan air mata, “Terimakasih, Hyun. Sejak
mengenalmu, seolah dunia hitamku mulai memudar. Awalnya aku merasa risih dengan
sikapmu yang terlalu over protective padaku, tapi aku sadar, kau melakukannya
karena sayang padaku, kan?. Apa pun itu, terimakasih. Aku tidak akan
melupakanmu,”
“Hentikan itu,
Gyu. Kau mengatakannya seolah-olah kita akan berpisah jauh. Sampai akhir pun
kita akan tetap seperti ini, kan?”
Sung Gyu hanya
menganggukan kepalanya mendengar ucapan Woo Hyun. Woo Hyun terus mengelus
punggung dan surai caramel Sung Gyu dengan lembut tanpa ada niatan untuk
melepas pelukannya.
Kita akan
berpisah, Hyun. Kita tidak bisa tinggal satu atap lagi seperti sebelumnya. Jangankan
pergi darimu, persidangan ini saja membuatku resah. Setelah ini aku harus tinggal
di rumahku sendiri, dan kau akan tinggal di apartementmu. Malamku tak akan
bersamamu lagi. Aku ingin terus di sampingmu, walaupun itu hanya sebagai
seorang pelayan, seperti sebelumnya.
Perlahan Sung
Gyu melepas pelukannya pada Woo Hyun. “Malam ini kita tidur bersama lagi ya ..
di kamarku. Tanpa keagresifan,” Woo Hyun hanya menganggukkan kepalanya.
“Sebenarnya ada
apa, Gyu? Kau benar-benar terdengar seperti akan meninggalkanku,”
“Gwenchana. Aku
akan terus bersamamu, ingat itu,”
“Awas kalau kau
tidak menepati ucapanmu,”
“Aku janji,”
“Kita turun
saja, setelah ini B. Inggris. Aku suka pelajaran ini,”
Dengan tangan
yang saling bertautan, Woo Hyun dan Sung Gyu turun dari rooftop menghiraukan
fans Woo Hyun yang berteriak histeris karena melihat tangan Woo Hyun yang
bertautan erat dengan tangan Sung Gyu. Key juga ada di situ, sang ketua fans
club Nam Lovers. Mendadak siswa menjadi riuh karena Woo Hyun dan Sung Gyu.
‘Kenapa bel
belum berbunyi, sih!?’ Batin Sung Gyu.
“Hari ini aku
ingin memberitahukan pada kalian. Aku, Nam Woo Hyun, putra dari Nam Corp
sekaligus pemilik sekolah ini!”
‘Dia mulai
menyombongkan dirinya’ Sung Gyu memutar bola matanya
mendengar ucapan Woo Hyun. “Sudah bertunangan dengan Kim Sung Gyu.” Lanjutnya.
Hanya itu yang
Woo Hyun katakan pada fansnya. Setelah itu Woo Hyun dan Sung Gyu kembali ke
kelasnya, menghiraukan fansnya di luar sana yang berterik histeris karena
ucapannya tadi. Ada yang bersyukur karena idolanya sudah bahagia dengan namja
lain, ada yang menyumpahi Sung Gyu, ada juga yang langsung menjadi haters Woo
Hyun dengan mengeluarkan sumpah serapah pada Woo Hyun dan Sung Gyu.
Sung Gyu
memukul pelan lengan Woo Hyun. “Jangan terlalu berlebihan,”
“Aku tidak
berlebihan, aku hanya memberitahu mereka fakta yang sebenarnya agar mereka
tidak lagi mengganggumu,”
“Tetap saja,
Hyun.”
Kring!!!
Bel bebunyi.
Semua siswa WHS termasuk Nam lovers pun kembali ke kelas masing-masing. Setelah
bel berbunyi, mendadak koridor sepi. Waktu untuk semua murid WHS untuk kembali mengolah
otak mereka.
‘Aku
mendambakan seorang malaikat yang bisa mendapingiku setelah ini, walaupun kita
terpisah, ku harap kau tetap meluangkan waktumu untuk mengunjungiku’
TBC
0 komentar:
Posting Komentar