Jumat, 26 Mei 2017

ff WooGyu Falling In Love With My Idol Chapter 10


Tittle : Falling In Love With My Idol Chapter 10
Author: Kim Hye Jin_MRS
Main cast : WooGyu (Woo Hyun X Sung Gyu)
Support cast : Infinite member, muncul sesuai dengan kebutuhan(?)
Genre : Romance, Sad, school life, friendship dll(?)
Rated : untuk semua anak wooGyu yang bertebaran di dunia
Length : Chapter 10 of...?
WARNING : pemakaian EYD tidak ada yang benar, bahasanya asal-asalan, bertele-tele, typo bertebaran. Jelek? Harap di maklumin karena saya masih belajar untuk jadi Author yang baik
NOTE : FF ini benar-benar berasal dari otak+pemikiran Author yang terbatas. Jadi, kalau ada kalimat yang sama dengan FF yang lain berarti itu murni ketidak sengajaan
(~0~ Happy Reading! ~0~)
Chapter 10
Pagi menyapa. Burung mulai berkicau dengan menggunakan dahan pepohonan sebagai tempat bermainnya. Sinar mentari pagi yang masuk melalui celah-celah jendela membuat dua ongkok daging yang ada di dalam selimut tebal ini sedikit memicingkan matanya ketika sinar matahari langsung menerpa matanya. Mereka, Woo Hyun dan Sung Gyu yang berhasil melewati malam tanpa adanya halangan. Sukses sampai pagi, tangan Woo Hyun memeluk tubuh Sung Gyu dengan posesif.
Bibir Woo Hyun terangkat ketika pemandangan pertamanya setelah membuka mata adalah makhluk manis yang sekarang bernotebane adalah tunangannya, tentu saja sekaligus orang yang selama ini ia idolakan. Harap jangan lupakan jika dulu Woo Hyun adalah stalker Sung Gyu. Foto-foto Sung Gyu yang terbungkus ke dalam kardus besar pun tersimpan dengan rapi di bawah tempat tidur Woo Hyun. Sampai sekarang aman terkendalikan.
Woo Hyun semakin menempelkan tubuhnya dengan Sung Gyu, berniat untuk kembali tidur ke dalam pelukan Sung Gyu. Tapi tidak ketika ...
“Jangan tidur lagi,” suara Sung Gyu mencegahnya.
Woo Hyun mendelikkan matanya, “Di jam sekarang biasanya aku belum bangun, Gyu. Aku masih ngantuk ,” bohongnya.
“Silahkan saja tidur, akan ku tinggalkan kau nanti. Aku akan menelpon Dong Woo Hyung.”
“Ya!”
Sung Gyu sedikit terkikik ketika mendengar teriakan kesal Woo Hyun. “Gyu ...” serunya, membuat Sung Gyu menghentikan tawanya.
“Eum wae?”
Sementara Sung Gyu bertanya, Woo Hyun malah melempar tatapan laparnya pada Sung Gyu. Ditambah bibir tebal yang Woo Hyun pout-poutkan untuk menambah kesan imut. Sung Gyu bergidik ngeri merasakan aura berbeda dari Woo Hyun.
“Hentika itu, Hyun. Kau membuatku takut,”
“Gyu ...”
“Ah wae? Katakanlah, jangan menatapku seolah-olah kau ingin memakanku,”
Woo Hyun langsung membuang muka, membalikkan badannya memunggungi Sung Gyu. Ia yakin Sung Gyu tak mau memberikannya pagi-pagi.
Sung Gyu tahu, Woo Hyun pasti merajuk. Ia hapal dengan sikap Woo Hyun yang kekanak-kanakan ini, “Hyun ...” seru Sung Gyu sambil memaksa Woo Hyun untuk kembali menghadapnya, kembali memeluknya seperti tadi tanpa melepasnya.
Namun tidak ada hasil, “Ayolah, Hyun.”
Dengan terpaksa, akhirnya Woo Hyun membalikkan badannya. Sung Gyu langsung menarik lengan Woo Hyun dan menjadikan lengan Woo Hyun sebagai bantal. Sung Gyu masuk ke dalam pelukan hangat Woo Hyun. Ia hembuskan napas tenangnya di sana. Tangan Woo Hyun pun kembali terulur memeluk Sung Gyu. Badan mereka saat ini benar-benar menempel. Posisi Sung Gyu tepat berada di depan dada Woo Hyun. Jika ia mendongak maka yang ia lihat adalah dagu Woo Hyun.
“Gyu ...”
“Hmmm ...”
“Morning kiss,”
Sung Gyu melepas pelukannya. Ia meringsut menjauh dari Woo Hyun. “Kau yakin hanya itu? Aku tidak yakin kau hanya akan menciumku,”
“Ayolah, Gyu.” Sung Gyu memutar bola matanya. Jika Woo Hyun sudah memohon, apalah daya dirinya.
Sung Gyu terdiam sejenak. Badannya kembali mendekati Woo Hyun. Woo Hyun mulai memejamkan mata ketika dirasa wajah Sung Gyu sudah berada di depannya.
Cup
Hanya sebuah kecupan tanpa bumbuh ciuman yang berlebihan, menurut Sung Gyu. Tapi sayang, ketika Sung Gyu hendak menarik kepalanya, tangan Woo Hyun menekan tengkuknya. Woo Hyun langsung mengambil alih ciuman yang di mulai Sung Gyu. Benar dugaannya, Woo Hyun pasti tidak puas hanya dengan ciuman kilat yang bisa ia berikan. Sung Gyu tidak bisa melawan, ia hanya bisa mengikuti setiap gerak sensual bibir yang Woo Hyun ciptakan. Beruntungnya Sung Gyu, ciuman yang dikendalikan Woo Hyun kali ini tidak kasar dan tidak terburu-buru. Semuanya terasa lembut dan penuh perasaan.
Perlahan tangan Sung Gyu terulur memeluk badan Woo Hyun. Keduanya tak ada niatan untuk menyudahi ciuman ini. Sung Gyu harus terus mencari celah untuk mengambil napas ketika Woo Hyun melepas sebentar bibirnya. Ia heran sendiri, kenapa paru-paru Woo Hyun bisa menyimpan banyak oksigen melebihi paru-paru miliknya. Ia yakin paru-parunya dengan Woo Hyun berukuran sama. Tapi kenapa Woo Hyun kuat sekali dalam melakukan ciuman ini.
Lehernya sudah pegal karena terus mendongak. Sung Gyu sedikit mendorong bahu Woo Hyun untuk menyudahi ciumannya. Berhasil, walaupun sebenarnya agak susah. Woo Hyun menyunggingkan senyumnya ketika melihat kiss mark yang tadi malam ia ciptakan di leher mulus Sung Gyu. Sung Gyu mengikuti arah tatapan Woo Hyun. Ia sedikit heran, ada apa di lehernya. Sung Gyu menyingkap selimutnya, kemudian ia langkahkan kakinya menuju lemari Woo Hyun yang dijadikan tempat koleksi parfume dan jam tangannya.
Matanya membulat ketika melihat sebuah bercak merah yang sangat jelas di lehernya. Sung Gyu langsung membalikkan tubuhnya menghadap Woo Hyun. Ia menatap Woo Hyun kesal.
“.... ba-bagaimana kau melakukan ini, Hyun? Aku harus sekolah, tapi bagaimana dengan ini!” Ucapnya sambil menunjuk lehernya.
“Kau bisa pakai syal atau hodie,”
“Bagaimana mungkin aku memakai itu? Seoul tidak sedang musim dingin, Hyun. Pasti anak-anak WHS akan memangdangku aneh. Apalagi tuan Lee itu ..”
Gerutuan Sung Gyu hanya ditanggapi tawa oleh Woo Hyun. Bagaimana bisa ia baru tahu kalau tunangannya ini mempunyai pemikiran yang rumit. Tidak heran jika Sung Gyu bisa meraih biasiswa WHS.
Woo Hyun memberanjakkan dirinya dari tempat tidur. Ia hampiri Sung Gyu, ia balikkan badan Sung Gyu menghadap kaca, lalu ia peluk pinggang Sung Gyu, sementara kepalanya ia letakkan di bahu Sung Gyu.
“Jika Sung Yeol bertanya, jawab saja dengan jujur. Buat apa kau menyembunyikannya ...”
“Tapi bagaimana kalau Myung Soo yang menemukan bercak merah ini duluan?”
“Tenang saja, aku yang akan mengatakan padanya. Kau malu padanya?”
Sung Gyu hanya mengangguk. Woo Hyun sungguh tidak kuat melihat ekspresi imut Sung Gyu. Ia melihat sebentar kaca yang berada di depannya, melihat posisinya saat ini dengan Sung Gyu. Sung Gyu tersenyum hingga gigi hamsternya terlihat ketika matanya dan mata Woo Hyun bertemu di kaca.
Woo Hyun kembali menghisap kuat leher Sung Gyu, seperti seorang vampire yang sedang meminum darah manusia. Sung Gyu meremas rambut Woo Hyun. Desahan yang keluar dari bibirnya terdengar begitu jelas di telinga Woo Hyun.
“Hen-hentikan H-Hyun ...”
Mendengar suara serak Sung Gyu, Woo Hyun pun hanya pasrah melepas bibirnya dari leher Sung Gyu. “Kau hanya membuat bercak merah ini terlihat semakin jelas,”
“Aku ingin kita cepat lulus,”
Pletak!
Jitakan itu mendarat dengan indah di kepala Woo Hyun. “Ahh! Gyu!” serunya sambil mengelus kepalanya.
“Buang jauh-jauh otak mesummu itu,”
“Bagaimana kalau kita ikut kelas aksel saja?”
“Aishhh!”
“Baiklah baiklah ...”
Sung Gyu mengambil seragamnya yang tergantung di dalam lemari Woo Hyun, bersiap untuk kembali ke kamarnya. “Cepatlah mandi, setelah itu kita makan,”
Sung Gyu menutup pintu kamar Woo Hyun. Woo Hyun merutuki kesalahannya karena sudah melepas Sung Gyu dari tangannya. Kenapa hari ini tidak izin saja ke sekolah? Ia bisa meminta izin pada appanya langsung, kan? Ia putra anak kepala sekolah, tentu saja ia bisa melakukannya dengan gampang. Tapi ia ingat Sung Gyu-nya, hamster besarnya itu tidak mungkin mau melewatkan pelajaran satu hari saja.
Walaupun hidup Sung Gyu sudah terjamin kembali seperti semula dengan bantuan Tn. Nam, tapi ia harus mempunya wawasan yang luas tentang perbisnisan. Setelah lulus nanti bukan menikah hal awal yang harus ia lakukan, melainkan ia harus kuliah dengan rajin agar cepat lulus dan memperoleh ijazah S1nya. Selama ia menyelesaikan studynya, ia bisa meminta Tn. Nam untuk menghandel perusahaannya. Setelah pengangkatan dirinya sebagai CEO di perusahaan appanya yang telah diambil oleh eomma tirinya, baru Sung Gyu akan menikah dengan Woo Hyun. Memang Sung Gyu tidak memberitahukan hal ini pada Woo Hyun. Mungkin Woo Hyun menduga Sung Gyu akan menikah dengannya setelah lulus SMA. Biarlah dulu seperti sekarang, bila waktunya tiba semuanya akan terungkap.
Back to the story ...
Sung Gyu sudah selesai mandi dan sudah berkutat dengan alat-alat dapurnya. Sementara Woo Hyun baru selesai mandi dan sudah siap dengan seragam sekolahnya. Mata Woo Hyun tertarik ketika melihat sebuah note di atas meja makan.
Sudah appa bilang sebelumnya, kan? Kalian harus jaga jarak!
Pagi-pagi appa datang ke sini untuk memberitahukan Sung Gyu kalau persidangannya akan segera dilaksanakan, tapi kenapa kalian buat appa menyaksikan keromantisan kalian, eoh!?
Hari ini appa akan mengunjungi pengacara pribadi keluarga Nam. Appa melihat kalian sedang tidur di kamar yang sama. Kalian tidak melakukan apa-apa, kan? Kalau Sung Gyu hamil, appa akan marah padamu, Hyun.
Appa 😚😚
Woo Hyun meremas note itu dan melemparnya ke tempat sampah kecil yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Itu larangan keras baginya untuk menyentuh Sung Gyu lebih daripada sebuah ciuman. Jika appanya melihat kiss mark di leher Sung Gyu, bisa mati Woo Hyun. Appanya pasti akan memarahinya. Kedua orang tuanya benar-benar mempunyai pemikiran yang berbanding terbalik. Eommanya ingin Sung Gyu cepat hamil, sedangkan appanya benar-benar hanya menitipkan Sung Gyu padanya sebagai putra sahabat karibnya. Kedua orang tuanya benar-benar membuatnya bingung.
“Hyun, duduklah ...”
Suara Sung Gyu membuat Woo Hyun tersadar dari lamunannya. Ia pun mendudukkan dirinya di kursi meja makan sambil memerhatikan Sung Gyu.
=====*=====
Seperti ucapan Woo Hyun, Sung Gyu harus memakai syal atau hodie jika ingin berangkat ke sekolah. Sung Gyu memutuskan memakai syal putih miliknya untuk menutupi lehernya. Ketika ia turun dari mobil Woo Hyun, fans Woo Hyun selalu menatapnya tak suka karena dekat-dekat dengan pangeran tampan mereka. Tidak tahukah mereka kalau pangeran tampan mereka sudah milik orang?
“Jangan pedulikan mereka, mereka hanya fansku,”
Ucapan Woo Hyun membuat Sung Gyu tersenyum. Saat seperti inilah ia benar-benar beruntung telah mengenal Woo Hyun dari hari-hari sebelumnya, sebelum ia tahu kalau ia sudah dijodohkan.
Langkah kaki keduanya terus melewati koridor sekolah menuju kelas. Karena terlalu pagi, mungkin Myung Soo dan Sung Yeol belum datang. Mungkin jam istirahat nanti mereka bisa bertemu dengan sahabat masing-masing.
Ketika jam pelajaran berlangsung, Woo Hyun sempatkan untuk mengirim pada Myung Soo untuk bertemu di rooftop school. Sung Gyu yang tidak sengaja melihat Woo Hyun yang tidak fokus pada pelajaran, hanya menyenggolnya sedikit. Langsung saja Woo Hyun kembali letakkan ponselnya ke dalam saku seragamnya.
“Kim Sung Gyu!”
“Ne saem?”
“Tata tertib sekolah, harus melepas jaket, topi, dan syal di dalam kelas. Cepat lepas syalmu ...”
Woo Hyun membulatkan matanya setelah mendengar ucapan Choi Saem. Begitu pun Sung Gyu, Sung Gyu hanya bisa mengeratkan genggamannya pada tangan Woo Hyun.
“Ah saem, Sung Gyu sedang flu ..” bohong Woo Hyun. Baiklah, kali ini ia harus berbohong sedikit demi Sung Gyu-nya. Jika tidak, kiss mark yang tadi pagi Woo Hyun ciptakan pasti ketahuan Choi Saem dan teman-temannya yang lain. Pasti salah satu dari temannya termasuk Nam Lovers. Kalau orang itu melapor pada ketua fans club abal-abalan itu, bisa-bisa Sung Gyu akan menjadi sasaran bullyan mereka, seperti 1 bulan lalu.
“Ouh! Baiklah, cepat sembuh kalau begitu,”
Setelah itu, Choi Saem kembali melanjutkan penjelasannya setelah terpotong karena keanehan yang terjadi di bangku belakang.
=====*=====
“Jadi, ada apa sebenarnya? Tumben kita harus berkumpul, pakai pesan segala, heol!” Tanya Myung Soo to the point ketika mereka sudah berkumpul di rooftop school, seperti yang Woo Hyun perintahkan tadi lewat pesan.
“Atau kalian sudah pacaran?”
Sung Gyu hanya diam sambil menundukkan kepalanya mendengar pertanyaan Sung Yeol. “Kami tidak pacaran,”
Buk!!
Myung Soo langsung menonjok pipi sebelah kiri Woo Hyun hingga Woo Hyun tersungkur sambil memegangi pipinya.
Wajah Sung Gyu langsung memerah ketika melihat Myung Soo memukuli tunangannya tepat di depan matanya, “Ya! Kim Myung Soo! Apa-apaan kau?” Tanyanya sambil membantu Woo Hyun kembali berdiri.
“Kalau Woo Hyun tidak memberitahumu, biar aku yang memberitahumu sebenarnya. Dengarkan, Gyu. Sebenarnya Woo Hyun mencintaimu, lama, sudah lama bahkan sejak kalian pertamakali bertemu di koridor sekolah, Woo Hyun menceritakannya padaku waktu itu. Yah ... memang bukan waktu masa orientasi siswa baru, tapi itu waktu kita masih kelas 1 SHS. 1 tahun lalu,”
Sung Gyu hanya mengangkat alisnya sebagai respond. Baiklah, kita doakan saja semoga Myung Soo tidak memberitahukan Sung Gyu kalau sebenarnya Woo Hyun adalah stalker Sung Gyu.
“Katakanlah, Hyun. Kau sudah membohongi perasaanmu sendiri,”
“Aku tidak membohongi perasaanku sendiri, Myung.”
“Kau pengecut, Nam Woo Hyun. Gyu, jauhi dia sekarang,”
“Sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba kalian menanyakan kami pacaran atau tidak? Terus kenapa Myung Soo tiba-tiba memukul Woo Hyun? Dan lagi, kenapa tiba-tiba Sung Yeol menyuruhku menjauhi Woo Hyun? Ini semua membuatku bingung. Atau jangan-jangan ...”
“Ne, matjayo ... sebenarnya kami ingin kalian cepat mengungkapkan perasaan kalian. Aku tahu dari Myung Soo kalau Woo Hyun sebenarnya mencintaimu, Gyu. Dan kau juga pernah mengatakannya padaku. Aku muak melihat kalian bermesraan terus, tapi status kalian hanya antara pelayan dan majikan,”
Sung Gyu tetap hanya mengerjitkan dahinya, sementara Woo Hyun hanya berdecak mendengar setiap ucapan dari bibir Myung Soo dan Sung Yeol.
“Aku yang akan jelaskan semuanya, Gyu. Dan kau, Kim Myung Soo-ssi. Kau mempunyai hutang sebuah tonjokan keras padaku. Akan ku tagih suatu saat nanti,” Myung Soo hanya menganggukkan kepalanya yakin. Yakin bahwa dirinya suatu saat nanti tidak akan melakukan kesalahan pada Sung Yeol. Bagaimana pun juga, Sung Yeol adalah sahabat Sung Gyu.
“Aku dan Sung Gyu memang tidak pacaran, tapi aku dan Sung Gyu sudah bertunangan, puas!”
Mata Sung Yeol dan Myung Soo membulat, tapi sedetik kemudian mereka sama-sama menggelengkan kepalanya, “Kami tidak percaya,”
“Benar kata Sung Yeol. Bagaimana mungkin, Hyun. Kau kan- ...”
“.... panjang ceritanya, intinya aku dan Sung Gyu sudah bertunangan sejak kami masih dini. Dan appaku adalah teman bisnis appa Sung Gyu.”
Woo Hyun langsung memotong ucapan Myung Soo. Jangan sampai sahabat kecilnya itu memberitahu Sung Gyu. Sementara Woo Hyun terus menjelaskan, Sung Gyu hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan setiap ucapan Woo Hyun. Pantas saja tadi Sung Gyu tidak mengerti dengan sikap Myung Soo yang langsung menonjok Woo Hyun.
“Jadi, kalian akan membenci Woo Hyun kalau Woo Hyun tidak menyatakan cintanya padaku, begitu?”
“I-iya .. tapi ... kalian benar-benar tunangan, kan?”
“Kau ingin bukti, Sung Yeol-ah?”
Srett!!
Woo Hyun langsung membuka syal yang menutupi leher Sung Gyu yang penuh kiss mark. Sung Yeol sudah membuka matanya lebar-lebar untuk melihat yang katanya Woo Hyun adalah bukti pertunangannya dengan Sung Gyu, tapi tangan besar Myung Soo langsung menutup matanya.
“Kau tidak boleh lihat. Cepat pakai kembali syalmu, Gyu. Aishhh!”
Sung Gyu hanya mengangguk mendengar intruksi Myung Soo. Salahkan Woo Hyun yang membuka syalnya. Pasti nantinya ia akan semakin malu pada Myung Soo.
“Apa? Mana buktinya? Kenapa kau malah menutup mataku, Myung?”
“Kau masih ada di bawah umur untuk melihatnya,”
“Ya! Usia kita sama-sama 18 tahun,”
“Pokoknya kau tidak boleh lihat,”
Woo Hyun dan Sung Gyu hanya cekikikan melihat sedikit perdebatan Myung Soo dan Sung Yeol. Yah ... laki-laki seperti Myung Soo tidak mungkin mempunyai otak seperti Woo Hyun -selain mesum juga pintar.
“Bukankah biasanya bukti tunangan itu sebuah cincin couple di jari kalian masing-masing?”
“Tidak, Yeol. Itu bukan cincin, itu sebuah tanda yang menakutkan,”
“Ahh .. kalian menyebalkan!”
“Sudahlah kita turun saja, lima menit lagi pelajaran akan dimulai. Lagian aku sudah percaya ...”
“Kau harus memberitahuku, Myung.”
“Baiklah baiklah ...”
Akhirnya Myung Soo dan Sung Yeol meninggalkan Woo Hyun dan Sung Gyu di rooftop. Sebelum itu, Myung Soo menampakkan evil smirknya pada Woo Hyun. Woo Hyun yang mengerti pun hanya tersenyum penuh makna pada Myung Soo.
“Kau pintar sekali, Hyun. memanfaatkan ini untuk mereka,” ucap Sung Gyu sambil menunjuk lehernya.
“Kekekekk ...”
Drrrttt Drrtttt!
Getaran ponsel yang berasal dari kantong seragam Woo Hyun membuat Woo Hyun menghentikan tawanya. Nama appanya terpampang jelas di layar kaca ponselnya. Langsung saja ia geser touch screeannya.
“Yeobseyo appa ...”
‘Hyun, apa sekarang kau bersama Sung Gyu?’
“Eum ...” Woo Hyun melihat Sung Gyu sebentar, kemudian kembali memfokuskan dirinya untuk sang penelpon. Sung Gyu hanya tersenyum ketika Woo Hyun memandangnya.
‘Berikan ponselmu padanya,’
Woo Hyun menyodorkan ponselnya pada Sung Gyu. “Yeobseyo ..”
‘Gyu, persidangannya akan dipercepat,’
Sung Gyu menutup mulutnya, tidak percaya dengan ucapan Tn. Nam. “jin-jinjja tuan?”
‘Iya. Berhenti memanggilku tuan. Kau tunangan Woo Hyun, ingat itu.’
Woo Hyun melihat Sung Gyu sesekali tersenyum ketika sedang telponan dengan orang tauanya. Jujur saja, itu membuatnya sedikit risih. Cemburu? Yah ... anggaplah begitu.
‘Sidangnya akan dilakukan besok. Sudah siap?’
Sung Gyu terdiam untuk beberapa saat, “I-iya ap-appa ..”
Kali ini Woo Hyun ikut menyunggingkan senyumnya ketika tak sengaja mendengar Sung Gyu memanggil appanya dengan sebuatan appa, seperti dirinya.
‘Jangan beritahukan ini pada Woo Hyun. Untuk besok, kau tidak usah masuk sekolah karena sidangnya akan dilaksanakan pagi-pagi, biar Woo Hyun tetap masuk sekolah, eoh!’
“Ne, algasseumnida ..”
‘Baiklah kalau begitu, appa tutup dulu,’
Setelah itu, terdengar nada sambungan terputus dari seberang sana. Sung Gyu pun mengembalikan ponsel Woo Hyun dengan senyum yang terus mengembang di bibirnya.
“Kenapa kau terus senyum begitu, Gyu?”
“Aniya, hanya senang saja. Seolah-olah aku baru saja kembali ke keluargaku,” Woo Hyun menarik Sung Gyu ke dalam pelukannya sambil mengelus punggung Sung Gyu dengan lembut, “Sudah lama ku istirahatkan bibirku untuk memanggil seseorang dengan sebutan eomma dan appa ..”
Tanpa sadar, kedua pipi Sung Gyu sudah basah dengan air mata, “Terimakasih, Hyun. Sejak mengenalmu, seolah dunia hitamku mulai memudar. Awalnya aku merasa risih dengan sikapmu yang terlalu over protective padaku, tapi aku sadar, kau melakukannya karena sayang padaku, kan?. Apa pun itu, terimakasih. Aku tidak akan melupakanmu,”
“Hentikan itu, Gyu. Kau mengatakannya seolah-olah kita akan berpisah jauh. Sampai akhir pun kita akan tetap seperti ini, kan?”
Sung Gyu hanya menganggukan kepalanya mendengar ucapan Woo Hyun. Woo Hyun terus mengelus punggung dan surai caramel Sung Gyu dengan lembut tanpa ada niatan untuk melepas pelukannya.
Kita akan berpisah, Hyun. Kita tidak bisa tinggal satu atap lagi seperti sebelumnya. Jangankan pergi darimu, persidangan ini saja membuatku resah. Setelah ini aku harus tinggal di rumahku sendiri, dan kau akan tinggal di apartementmu. Malamku tak akan bersamamu lagi. Aku ingin terus di sampingmu, walaupun itu hanya sebagai seorang pelayan, seperti sebelumnya.
Perlahan Sung Gyu melepas pelukannya pada Woo Hyun. “Malam ini kita tidur bersama lagi ya .. di kamarku. Tanpa keagresifan,” Woo Hyun hanya menganggukkan kepalanya.
“Sebenarnya ada apa, Gyu? Kau benar-benar terdengar seperti akan meninggalkanku,”
“Gwenchana. Aku akan terus bersamamu, ingat itu,”
“Awas kalau kau tidak menepati ucapanmu,”
“Aku janji,”
“Kita turun saja, setelah ini B. Inggris. Aku suka pelajaran ini,”
Dengan tangan yang saling bertautan, Woo Hyun dan Sung Gyu turun dari rooftop menghiraukan fans Woo Hyun yang berteriak histeris karena melihat tangan Woo Hyun yang bertautan erat dengan tangan Sung Gyu. Key juga ada di situ, sang ketua fans club Nam Lovers. Mendadak siswa menjadi riuh karena Woo Hyun dan Sung Gyu.
‘Kenapa bel belum berbunyi, sih!?’ Batin Sung Gyu.
“Hari ini aku ingin memberitahukan pada kalian. Aku, Nam Woo Hyun, putra dari Nam Corp sekaligus pemilik sekolah ini!”
‘Dia mulai menyombongkan dirinya’ Sung Gyu memutar bola matanya mendengar ucapan Woo Hyun. “Sudah bertunangan dengan Kim Sung Gyu.” Lanjutnya.
Hanya itu yang Woo Hyun katakan pada fansnya. Setelah itu Woo Hyun dan Sung Gyu kembali ke kelasnya, menghiraukan fansnya di luar sana yang berterik histeris karena ucapannya tadi. Ada yang bersyukur karena idolanya sudah bahagia dengan namja lain, ada yang menyumpahi Sung Gyu, ada juga yang langsung menjadi haters Woo Hyun dengan mengeluarkan sumpah serapah pada Woo Hyun dan Sung Gyu.
Sung Gyu memukul pelan lengan Woo Hyun. “Jangan terlalu berlebihan,”
“Aku tidak berlebihan, aku hanya memberitahu mereka fakta yang sebenarnya agar mereka tidak lagi mengganggumu,”
“Tetap saja, Hyun.”
Kring!!!
Bel bebunyi. Semua siswa WHS termasuk Nam lovers pun kembali ke kelas masing-masing. Setelah bel berbunyi, mendadak koridor sepi. Waktu untuk semua murid WHS untuk kembali mengolah otak mereka.

‘Aku mendambakan seorang malaikat yang bisa mendapingiku setelah ini, walaupun kita terpisah, ku harap kau tetap meluangkan waktumu untuk mengunjungiku’


TBC

0 komentar:

Posting Komentar