Kamis, 15 Desember 2016

ff WooGyu Resigned Chapter 1


Tittle : Resigned Chapter 1
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini :)
WARNING : Sesuai dengan janji author berhasil menyalin cerita yang terus-terusan melayang diatas kepala author. Walapun kurang berkesan setidaknya hargailah karya author pemula ini :)
NOTE : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje, ga suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
∞ Happy reading ∞
~0( ^_^ )0~
haruman ani jamkkanman-irado
dwidor-a bondamyeon neol doedollil tende
naega eobsneun neon neodo sangsanghal su eobsjanh-a
jejariro dor-awa jwo
~0( ^_^ )0~
Alunan musik salah satu boyband favorite sunggyu memecah keheningan kamar asrama A-1 yang bersumber dari ponselnya yang sedari tadi ia diamkan
“yeobseyo”
‘........’
“nuguseyo?” merasa tak ada jawaban sunggyu mencoba bertanya untuk kedua kalinya
‘gyu’  
“eoh! Waeyo woohyun-ah?” ada perasaan senang sekaligus sedih yang terselip dihatinya. Haruskah sunggyu merasa senang sekarang..
‘gwenchana, aku hanya merindukanmu’ Yap! Orang yang sekarang tengah menelpon sunggyu adalah Nam Woohyun, orang yang berstatus sebagai tunangannya kurang lebih satu tahun ini.
Sunggyu tersenyum miris di tengah gelap kamar heningnya mendengar kalimat yang dilontarkan oleh bibir woohyun. Entah kenapa itu terdengar sangat menyakitkan baginya
“eum.. bagaimana kabarmu dengan key?” pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir tipis sunggyu. Tak sadarkah kau Kim Sunggyu bahwa kau sama saja dengan membunuh dirimu sendiri?
‘lupakan dia, aku sekarang tak peduli lagi padanya. Sekarang aku hanya akan mengurusi dirimu’ jelas bukan dari kalimatnya? Kata ‘sekarang’ itu seperti sebuah belati yang sangat tajam menembus 
ulu hati sunggyu secara perlahan-lahan dan menggoreskan luka yang semakin lama semakin dalam. ‘sekarang’ berarti tidak untuk kemarin, besok, atau besoknya lagi, atau besoknya lagi. Hanya sekarang 
“eoh! Ada perlu apa sampai kau menelponku di tengah malam begini?”
‘bukankah aku tadi sudah menjawabnya. Nega bogo shippeunde. Apakah itu tak bisa di sebut alasan?’ semakin woohyun berusaha membuat sunggyu nyaman dengan dirinya, semakin sakit pula dada sebelah kiri sunggyu.
Sunggyu tau dirinya akan selalu  mengalami hal ini, woohyun akan selalu menelponnya tak tau itu jam berapa dan sedang ada dimana. Mungkin sunggyu akan senang jika woohyun menelponnya memang untuk dirinya,
tapi faktanya woohyun selalu menelponnya hanya sebagai pelampiasan, pelarian dari key. Setiap woohyun mempunyai masalah dengan key pasti sunggyulah orang yang akan woohyun telpon atau temui, tak pernah memikirkan perasaan sunggyu
“hanya itu?”
‘ne, apalagi?’
“ahh jjam! Aku kemarin bertemu dengan key di Coffe Paradise, Dia bersama seorang namja. Aku lihat sepertinya itu bukan dirimu. Aku juga sudah lama tak bertemu dengannya di sekolah. Dengar-dengar key dikeluarkan, benarkah?”
‘ck! Kata siapa dikeluarkan?’ dalam kalimatnya pun woohyun masih tampak jelas bahwa dirinya masih mencintai key. Sunggyu tau itu, dirinya hanya pelarian
‘key tidak dikeluarkan, dia hanya pindah ke Sment High School. Lagian aku ingin tau bagaimana dia tanpa diriku, apakah dia akan menungguku atau tidak. Tapi ternyata tidak, yah sudah aku pasrah saja’
“eoh geurom, jigeum bwa? Kau sendiri? Tak punya yeoja chingu?” kekehan terpaksa kembali sunggyu perdengarkan ke gendang telinga woohyun
‘Aishhh!! Kau mengejekku?’
“ani. Makanya hyun, jangan mikirin yeoja terus. Tau sendiri kan akibatnya”
‘wae? Bahkan sekarang kerjaanku hanya main main dan main’
“kasihan sekali kau hyun”
‘sekarang bagaimana kabarmu dengan minho?’ sadarlah Nam Woohyun semakin kau mengorek fakta tentang diri sunggyu, semakin kau menggoreskan belati tajam yang tertancap dalam hatinya semakin dalam
“ck! Twendda, twesseo. Kau sudah taukan kalau hatiku sudah beku sejak 4 tahun yang lalu”
‘eoh! Kau tak berniat mencairkan hatimu?’
“eum.. gesseyo”
‘........’
“hyun..”
‘eoh! Wae?’
“kau masih disana?”
‘tentu saja. Aku tak akan kemana-mana’
“ya sudah. Besok aku ada ulangan, aku tutup dulu”
CLIK...
Tanpa sunggyu menunggu jawaban dari woohyun, ia segera menutup telepon woohyun
“hiks... hiks... kenapa ini terasa begitu menyakitkan Tuhan...” isakan sunggyu terdengar begitu pilu dan menyakitkan.
Tak perlu sunggyu ceritakan dan ungkapkan cerita hidupnya selama ini, semua pasti tau jika mendengar isakan yang hampir setiap malam terdengar di kamar A-1 betapa menyedihkan kisah hidup sunggyu
‘Tuhan! Haruskah aku mengikuti arus takdirmu ini? Kapankah ini semua akan berakhir? Aku mulai merasakan lelah. Aku lelah dengan semua ini...’ sunggyu merintih menangis dalam hatinya mencoba mengingat takdir pahit yang selama ini ia jalani
Bukan ulanganlah sunggyu memutuskan sambungan telponnya dengan woohyun, hatinyalah yang sudah terlanjur tak kuat merasakan sakit yang terus-terusan menderanya hampir setiap saat. Sunggyu menelungkupkan wajahnya kebantal guna meredam isakannya 
yang ia rasa sudah tak bisa ia tahan. Hampir empat tahun sunggyu menahan rasa sakit yang setiap saat datang secara tiba-tiba. Setiap hari ia menelan ludah pahit, setiap hari lehernya selalu merasa terjerat tali temali yang sangat tebal,
setiap hari pula dada sebelah kiri sunggyu terasa sakit secara tiba-tiba. Sakit rasanya melihat tunangannya sendiri memilih bersama yeoja lain sedangkan sunggyu hanya memerlihatkan senyuman apabila tak sengaja berpapasan di koridor sekolah 
yang ia huni hampir satu tahun ini. Tersenyum, tertawa, itu hanyalah topeng yang sunggyu perlihatkan didepan woohyun seakan akan dirinya baik-baik saja dengan keadaannya yang selalu dijadikan pelarian
Sunggyu tak sadar sedari tadi sepupunya- kei yang mendengar percakapannya dengan woohyun. Ani, hanya ucapan sunggyu yang kei dengar. Sejak kapan kei bangun? Sejak ponsel sunggyu bergetar sunggyu bangun 
kei juga bangun karena merasa terusik dengan suara bising yang menghiggapi gendang pendengarannya. Gyu menagis, mengeluh takdir pahitnya kepada Tuhan pun kei dengar. Ia kasihan kepada sepupunya itu, sangat. Ingin rasanya ia bangun memeluk dan menenangkan sunggyu, 
tapi kei tau jika ia ketahuan mengetahui sakit batinnya sunggyu yang selama ini sunggyu kubur dalam-dalam supaya tak terlihat akan semakin membuat sunggyu sakit. Jadi, diam adalah cara terbaik untuk melindungi sunggyu dari rasa sakitnya saat ini menurut kei
∞W∞G∞S∞
Seolah bosan berada disarang indahnya, matahari mulai keluar dengan warna kuning indah yang akan selalu membuat seluruh insan menyipitkan mata karena sinar yang selalu menyilaukan. Tampak yeoja cantik menggeliat lucu dibalik selimut tebalnya, 
menyipitkan mata sipitnya karena cahaya matahari yang masuk ke dalam kamar asramanya dari celah-celah jendela kamarnya. Dia adalah Kim Sunggyu, seorang pelajar Woollim High School yang belum genap satu tahun menghuni sekolah ini
“dasar pemalas! Ayo bangun hamster!” tubuh sunggyu terguncang karena seseorang yang sekarang tengah membangunkannya yang sunggyu yakini itu pasti kei, sepupunya sendiri yang belum genap dua bulan ini tinggal bersamanya di asrama Woollim.
“lima menit lagi kei”
“ahh!! Tidak tidak, lima menitmu pasti jadi lima jam dan kau akan tak masuk sekolah lagi”
“kwuuuem mzenggguu (kau mengganggu)” ucap sunggyu dengan mata setengah terpejamnya
“mau aku panggilkan hoya?” kei berbisik tepat ditelinga sunggyu membuat sunggyu sedikit merasa geli. Sunggyu membulatkan matanya sebagai isyarat ia akan segera bangun
“andweeee!! Aku akan bangun” sunggyu langsung lari terpelanting ke kamar mandi mendengar nama hoya. Bagaimana tidak? Sunggyu sangat tak suka cara membangunkan hoya kepadanya. Dicubit, ditampar, ditendang, bahkan disiram air. Huff!! Kejammm!!
“hahahhahahaha!!!” kei tak bisa menahan tawa menggelegarnya melihat reaksi sunggyu . sangat lucu, seperti seseorang yang tak mempunyai masalah sama sekali
“kei-ya wae geure?” seorang yeoja cantik dengan rambut hitam gelapnya menyembulkan diri diambang pintu kamar A-1 sambil menampakkan wajah herannya melihat kei yang sepertinya sangat bahagia
“aniya, gyu lucu sekali” ucap kei. Perlu diketahui, walaupun kei lebih muda dari sunggyu, tapi ia lebih terbiasa dengan memanggil sunggyu dengan namanya tidak dengan embel-embel eonni. ‘terlihat lebih akrab’ begitulah kata kei. Kepada hoya pun kei memanggilnya dengan nama hoya. Dasar kei...
“eoh!,,,” hoya mendudukkan dirnya ditepi tempat tidur sunggyu di samping kei
“apa gyu tadi malam menangis lagi?” lanjut hoya. Kei menganggukkan kepalanya tanda ia mengiyakan pertanyaan hoya
“hoya-ya, aku kasihan kepadanya tapi aku tak bisa berbuat apa-apa untuknya” tampak mata kei yang sudah mulai berkaca-kaca menahan tangis
“cukup kau selalu bersamanya kei, menurutku itu sudah cukup” ucap hoya sambil tersenyum menampilkan deretan gigi rapinya
∞W∞G∞S∞
Jarum jam terus berputar yang menandakan waktu terus berlalu. Sudah hampir dua jam sunggyu duduk di kursi ini bersama Sungjong, sahabat yang ia kenal waktu pertama kali ia menapakkan kakinya di Woollim High School ini. Sungguh membosankan. Hanya bernapas dan 
mendengarkan yang sunggyu lakukan selama ada di kelas ini. Mungkin ini adalah balasan baginya yang dari pagi bermain terus dengan sungyeol, haneul dan hyemi. Teman Junior High Schoolnya di kelas sebelah
‘lebih baik aku mengarang fanfiction’ pikir sunggyu. ia segera membuka note booknya yang berisi coretan-coretan tangannya yang selama ini menjadi seorang author
“gyu, kau mau mengarang lagi?” tanya sungjong setengah berbisik yang sepertinya tau apa yang akan sunggyu lakukan selanjutnya. Hal ini merupakan hal yang biasa bagi mereka berdua. Sunggyu mengarang dan sungjong selalu menjadi pembaca pertama karangannya
“sssttt!! Jangan berisik, nanti kau akan dikeluarkan kalau berisik” ucap sunggyu yang hanya bisa ia dengar dan sungjong. Maklum sekarang adalah kelasnya Park saem. Salah satu dosen yang tergolong terbiasa memakan muridnya sendiri. Sungjong mengangguk mendengar instrupeksi dari sunggyu
Itulah Kim Sunggyu. Seorang fangirl dari boyband korea yang bernama Infinite. Tak jarang pula sunggyu mengisi waktu luangnya dengan mendengarkan musik dari boyband favoritenya itu sambil mengarang fanfiction atau yang sering ia sebut ff
‘dengan memikirkan infinite aku bisa melupakan segalanya tentang masalah dan orang-orang yang ada didekatku’ seperti itulah cara sunggyu melupakan masalahnya. Hanya dengan memusatkan perhatiaannya pada infinite ia bisa melupakan seluruh masalahnya, oleh karena itu sunggyu sangat mencintai infinite. 
Sunggyu mulai menuangkan tinta hitamnya diatas kertas putih bergarisnya. Karyanya tak bagus? Baginya tak apa. Ia mencintai infinite yang jauh disana yang tidak tau dirinya, selalu mengagumi mereka yang jauh disana. Apa yang ia dapat? Tak ada. Hanya kepuasan yang ia dapat. Jika sudah kepuasan yang ada, 
buat apa mengharap yang lain bukan...?
Sunggyu sempat bingung apa yang akan ia tulis untuk menghilangkan rasa bosannya. Yang terjadi hanya coret-coretan tak jelas. Pikirannya kembali ke kehidupan pahitnya. Lampu kecil menyala di atas kepalanya menandakan sebuah ide cemerlang muncul dikepalanya. Sunggyu pun mulai menulis huruf-huruf yang 
tersusun rapi hingga membentuk sebuah kata, dari kata itu berubah menjadi sebuah kalimat. Sunggyu mencoba menyelami masa kecilnya, masa ia baru mengenal cinta, masa dimana ia, woohyun, kei, minho, dan onew masih kanak-kanak dan selalu bermain bersama-sama......


_*_*_ ^_^ 10 Tahun Lalu ^_^_*_*_

“minho-ya!! Palliwa!!! Sudah jam 08. 30, 30 menit lagi Kang saem masuk kelas” seru sunggyu kecil. Dirinya yang mungil dengan kulit putih seperti susu, mata sipit yang menambah kesan imutnya, rambut caramel, pipi tembem dan bibir tipis nan merah seperti cherry yang semakin membuatnya terlihat imut, cantik, dan manis terlihat secara bersamaan
“jakkaman gyu, kei...” balas Minho kecil sambil merapikan ikat pinggangnya sendiri. Kei menggelengkan kepala melihat tingkah minho. Sunggyu malah asik dengan dunianya sendiri setelah teriak pada minho –cubitin pipinya onew, sepupu dari minho yang lebih mudah satu tahun dari minho. 
Ada rasa iba dari kei melihat teman seumurannya sudah kehilangan ibu kandungnya. Satu tahun lalu penyakit yang cukup mematikan berhasil merenggut nyawa dari eommanya minho. Alhasil, Sang ayah yang sangat minho sayang, yang selalu ada untuk minho, yang biasanya selalu mengantar minho sekolah memilih menikah lagi dan meninggalkan 
minho bersama halmoninya sekaligus eomma dari ayah minho. Setelah kejadian itu, minho sempat tak masuk sekolah hampir 3 bulan. Dengan bujukan halmoninya akhirnya minho mau masuk lagi ke sekolah dengan iming-iming pergi ke jeju bersama ayahnya. Karena sekarang appa minho tak tinggal lagi bersamanya, jadi minho setiap hari akan berangkat bersama dengan ke-4 sahabatnya
Back to the story..
“ingat minho-ya, lain kali bangunnya lebih awal, mandinya lebih cepat, jangan lemot” itulah kei, sepupu dari Kim Sunggyu. Walaupun dia masih berumur 8 tahun tapi sifatnya layaknya orang dewasa. Beda dengan sunggyu yang selalu bertingkah kekanak-kanakan walaupun lebih tua dari kei, yahhh walaupun itu hanya berpaut satu bulan
“ne.. ne...”
PLAKK!!
Jitakan manis berhasil mendarat dengan indahnya dikepala minho. Sunggyu  menjitak kepala minho karena kesal. Selalu saja itu jawaban dari woohyun, tapi apa? Besoknya pasti seperti ini lagi
“gara-gara kau kita hampir saja telat” ucap sunggyu
“tapi kan belum telat gyu, masih tinggal 10 menit” 
“ahh!! Itu woohyun” lanjut minho sambil menunjuk seseorang yang sedang berjalan kearah mereka. Mata kei dan sunggyu pun langsung melihat kearah telunjuk minho dan benar saja itu adalah woohyun
“woohyun-ah!! Tolong aku!!” minho langsung menyembunyikan badannya dibelakang woohyun. Woohyun sudah minho anggap sebagai kakaknya sendiri di sekolah, karena hanya woohyun lah yang bisa menghentikan amukan dari hamser sipit itu aka. Kim sunggyu
“Ya!!! Apa-apaan kau minho? Aku tidak ngapa-ngapain kamu!!” minho menggelengkan kepalanya dan masih mempertahankan tubuhnya berada dibelakang woohyun. Aksi putar-putaran pun dimulai
KRINGgggg!!!
Sepertinya dewi fortuna berpihak pada minho hari ini. Nyawa minho terselamatkan oleh bel sekolah. Ke-5 sahabat itu melupakan masalah kecil yang barusan terjadi dan sekarang malah berlarian berlomba memasuki kelas mereka
“hyung!! Kajjiga!!” teriak onew yang tertinggal jauh di belakang. Ke-4 sahabat lainnya hanya tertawa melihat onew. Seperti biasa, setiap hari lima sahabat ini akan selalu melakukan ativitasnya. Menunggu, bertengkar, dan kemuadian semuanya terlupakan begitu saja tergantikan dengan aksi kejar-kejaran


_*_*_ ^_^ 10 Tahun Kemudian => Masa Sekarang ^_^_*_*_

“gyu..” sungjong menepuk pundak sunggyu membuat sunggyu sedikit terkejut. Sunggyu melihat sekelilingnya ‘sepi’ lalu melihat jam dinding
“sudah jam tiga, kenapa kau tak membangunkanku?” tanya sunggyu. sungjong memutarkan bola matanya heran dengan pertanyaan sunggyu
“gyu kau tak tidur, bagaimana mungkin aku membangunkan orang yang sudah bangun” 
“iyakah?” sunggyu juga tak mengerti dengan yang terjadi. Seperti baru bangun tidur, dan bermimpi sesuatu yang sangat indah. Sunggyu tersenyum miring mengingat masa kecilnya. Sangat indah..
“gyu...” sungjong membalikkan badan sunggyu menghadapkan badan gyu untuk menghadap kepadanya. Sungjong melihat air mata sunggyu, tak begitu jelas karena sudah sore dan lampu kelas belum hidup tapi sungjong masih bisa melihat dengan jelas lelehan air mata sunggyu
Walaupun lelehan air mata sunggyu semakin deras tapi disaat seperti ini sunggyu masih bisa tersenyum untuk menyembunyikan rasa sedihnya. Tangannya terangkat untuk menghapus lelehan air matanya tapi tangannya ditahan oleh sungjong
“jangan sembunyikan kesedihanmu gyu..” sungjong memeluk gyu erat. Disaat inilah seorang sahabat sangat dibutuhkan. Gyu menumpahkan tangisannya di dalam pelukan sungjong. Sakit yang selama ini sunggyu pendam ia tumpahkan dalam bentuk tangisan. Sungjong tak tega melihat sahabat satu-satunya menangis sampai seperti ini. 
Sunggyu bukanlah orang yang mudah menagis kecuali masalah itu memang tak kuat ia tanggung sendiri. Dan sungjong tau pasti masalah sunggyu tak bisa dibilang mudah. Tak terasa mata sungjong juga melelehkan air matanya, terjadi begitu saja. Sakit rasanya melihat sahabat yang kita anggap sebagai saudara sendiri menangis di depan kita sedangkan kita tak bisa berbuat apa-apa
“menangislah gyu, keluarkan rasa sakitmu...” sungjong mengusap pundak gyu. Setelah dirasa sunggyu lebih tenang, sungjong melepas pelukannya dengan gyu lalu menatapnya lama. Sunggyu kembali memperlihatkan senyumannya kepada sungjong, seolah kejadian barusan hanya sebuah angin yang hanya berlalu begitu saja
“coba kau katakan apa yang sudah terjadi...” ucap sungjong
“aku baik-baik saja jongie, aku hanya merindukan seseorang” bahkan disaat seperti ini sunggyu masih kukuh untuk mengurusi masalahnya sendiri. ‘Benar’. Benar memang jika dirinya sedang merindukan seseorang, lebih tepatnya masa-masa kecilnya dulu disaat dirinya bermain, berkumpul, menangis, bahkan bertengkar bersama sahabat-sahabatnya. Tapi sekarang apa? Hanya karena sebuah rasa cinta, persahabatan mereka hancur
“geotjimal”
“sungguh jong” ucap sunggyu sambil mengacungkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk huruf V, masih dengan senyuman yang tak lepas dari bibirnya
“terserah kau lah gyu, yang penting aku tak mau melihatmu bersedih atau menangis. Harus seperti gyu yang pertamakali ku kenal eoh! Ceria dan selalu tersenyum. Ingat itu” sunggyu menganggukkan kepalanya
‘aku tak janji jong’ ucap sunggyu. tentu saja hanya dalam hatinya, tak mungkin ia mengucapkannya tepat didepan sungjong
“sekarang kau pulang sana, tak usah menungguku aku masih ada perlu ke ruang guru”
“baiklah aku duluan” sunggyu mengambil buku sekaligus note booknya yang ia gunakan untuk menulis ff kemudian mencangklongkan tas ranselnya. Sunggyu keluar melangkahkan kakinya dengan santai meninggalkan sungjong yang sedari tadi menatap punggung sunggyu yang semakin menjauh
‘apa yang kau coba sembunyikan dariku gyu?’ inilah mungkin yang disebut sahabat. Walaupun sungjong dilahirkan dari rahim yang berbeda tapi sungjong sebagai sahabat yang selalu bersama dengan gyu bisa merasakan betapa besar masalah yang gyu rahasiaakan dari dirinya
TBC or END?
Chapter 2
1. Gyu melihat woohyun sedang tidur di pangkuan key
2. Gyu  melanjutkan karangan ffnya tentang kehidupannya dan seperti berasa bangun tidur lagi
Tunggu chapter berikutnya ya... ^_^

0 komentar:

Posting Komentar