Sabtu, 31 Desember 2016

ff WooGyu Resigned Chapter 3

Tittle : Resigned Chapter 3
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini
NOTE : Sesuai dengan janji author berhasil menyalin cerita yang terus-terusan melayang diatas kepala author. Walapun kurang berkesan setidaknya hargailah karya author pemula ini
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
“hufff...!! apa-apaan dia, dia mengusirku? Awas kau kei” keluh sunggyu disertai desahan didepan pintu rumah kei
“eoh! Sunggyu-ya, kapan kau ada disini? Kenapa kau tak masuk” tanya eomma Kim yang sepertinya baru selesai merapikan taman belakang, terlihat dari baju dan pemotong rumput yang sekarang ia pegang
“sudah ahjumma, kei bilang mau ikut ahjumma ke mall, jadi aku pulang saja”
“tapi ahjumma tak mau pergi ke mall” sudah sunggyu tebak, sepupunya itu sudah benar-benar membencinya entah apa penyebabnya
“oh begitu.. baiklah ahjumma aku permisi dulu” ucap sunggyu sambil membungkukkan badannya
“jakkamman gyu-ya”
“ne..”
“kapan kau berangkat ke asramamu?”
“sore ahjumma”
“eoh!! Baiklah kau boleh pergi”
“ne...” setelah itu sunggu melanjutkan acara berkunjuungnya ke rumah minho yang juga rumah onew
TING TONG
Sunggyu menekan bel yang sengaja diletakkan di depan pintu rumah keluarga minho. Merasa tak ada jawaban sunggyu hendak menekan bel lagi, tapi sebelum itu ada sebuah pergerakan dari pintu putih besar rumah keluarga minho
“eoh! Sunggyu noona, silahkan masuk” ucap onew
“ne...”
“perlu ke minho hyung?”
“ne..”
“kekamarnya saja langsung, dia ada disana. Aku ke halmoninya dulu”
“ne..” sunggyu melangkahkan kakinya menuju kamar minho
“minho-ya...”
“eoh! Gyu, masuklah” mendengar intrupeksii dari minho, sunggyu pun melangkahkan kakinya memasuki kamar minho dan mendudukkan dirinya ditepi tempat tidur minho. “kau mau melanjutkan sekolahmu dimana?” tanya sunggyu
“entahlah mungkin di Shawol junior high school”
“eoh!!..”
“kau akan berangkat hari ini?” sunggyu menganggukkan kepalanya sebagai tanda mengiyakan pertanyaan minho. “kita akan lama tak bertemu gyu” sunggyu menundukkan kepalanya mengingat dia sepertinya memang benar-benar lama tak akan bertemu minho. Sedih? Memang, tapi ia tak mungkin meninggalkan kesempatan bersekolah di infinite junior high school. Sekolah itu adalah sekolah bergengsi yang ada di seoul yang bertempat dipusat kota, jauh dari kediaman keluarganya dan para sahabatnya
GREB!
Tak terhitung sepersekian detik, tiba-tiba minho membawa sunggyu kedalam pelukannya. Ada rasa senang dalam hati sunggyu, ini adalah pertama kalinya minho memeluknya. Walaupun itu hanya pelukan sebagai seorang sahabat tapi baginya tak apa, ini sudah lebih dari cukup bagi sunggyu. “sering-seringlah menghubungi ku gyu” ucap minho dengan gyu yang masih di dalam pelukannya
“eum... tentu” minho tau jika orang yang ia cintai saat ini sangat bersedih dan tak ingin berpisah dengan sahabat-sahabatnya yang lain. Orang yang dicintai? Benar, selama ini minho juga mencintai sunggyu. mereka berdua sama-sama mencinta, tapi karena ego yang terlalu besar dikeduanya, mereka sama-sama tak ada ungkapan, status mereka hanya sahabat tak lebih dari itu
Tanpa mengetuk dan tanpa izin, tiba-tiba onew masuk ke kamar hyungnya dengan nampan yang berisi jus jeruk. “ini ju-..” ucapan onew terpotong dengan hidangan didepannya. Hyungnya dan noona kesayangannya tengah berpelukan, mungkin ini hal biasa bagi mereka yang sebagai seorang sahabat. Tapi onew mengetahuinya, mengetahui bahwa selama ini hyungnya menaruh perasaan lebih kepada noona kesayangannya. Karena tak ingin mengganggu, onew membalikkan badannya pergi kedapur lagi megembalikan jus yang susah payah ia buat sendiri. Tubuhnya yang kecil tak cukup  untuk mengambil gula dan buah-buahan yang ada dalam lemari es. Jadi tadi onew sedikit minta bantuan kepada pelayan-pelayannya untuk mengambilkan ini dan itu. Onew ingin membuat jus itu sendiri karena ia ingin membuatkan sesuatu untuk sunggyu, onew tau jika hari ini adalah hari terakhir noona kesayangannya di sini. Tapi sangat disayangkan, jus itu harus ia minum sendiri
Back to Minho & Sunggyu...
“baik-baiklah disana gyu...” gyu hanya mengangguk. Minho melepas pelukannya dengan gyu, dapat minho lihat dengan jelas raut sedih yang terpancar diwajah cantik sunggyu. oh ayolah! Walaupun kota orang lain itu nyaman plus bagus, tapi senyaman-nyamannya kota orang pasti lebih nyaman kota kita sendiri. Minho tau itu..
“gyu sebenarnya....” ucap minho ragu. “ada apa minho-ya?”
“sebenarnya aku -...”
“hyung... cepatlah turun” teriak onew dari ruang tamu
‘aishh!!! Dasar pengganggu!!!’ rutuk minho dalam hati
“jja! Minho-ya, onew memanggilmu”
“kita turun saja gyu...”
“ne...” lalau mereka berdua keluar kamar dan menuruni tangga beriringan menginjakkan kakinya satu persatu ke tangga yang menghubungkan antara lantai satu dengan lantai dua rumah minho. “gyu noona akan berangkat hari ini hyung” ucap onew
“ne, arrayo..”
“kalian bakalan kangen banget loh sama aku...” canda sunggyu sambil melirik wajah kedua sahabatnya masing-masing. Onew mewek dengan kedua mata yang memerah, sepertinya dia akan menangis. ‘pastilah gyu’ ucap minho dalam hati
“bahkan aku siap walaupun 6 tahun kau tak pulang-pulang dari sana” minho mengucapkannya mungkin hanya sekedar mengalihkan perhatian gyu karena sedari tadi minho tak menjawab pertanyaan sepele itu. Maklumlah, minho dengan gyu tak pernah rukun jadi aneh saja jika minho langsungg  bilang ‘iya gyu, pasti aku bakalan merindukanmu setiap hari’. Pasti jungkir balik minho gara-gara ditendan gyu. Kecuali yang tadi, kegagalan minho menyatakan perasaannya hanya terhalang oleh onew, bahkan tadi sunggyu hanya diam. Tak ada masalah apapun
“aisshh!! Minho-ya, kau memang bukan sahabatku”
“memang sahabat harus seperti itu apa?”
“iya!!!”
“wae?”
“hentikannn!!!!” teriak menghentikan perdeban antara hamster betina dan burung hantu yang sempet terjadi beberapa detik lalu
“kalian berdua sama-sama menyebalkan”
“dia yang mulai duluan” ucap minho dan sunggyu serempak
“ya!!! Biasa aja eoh!” setelah itu onew  melesat pergi enah kemana. Mungkin ke taman belakang, tempat favoritenya. Karena selain banyak tumbuhan yang rindang, disana juga lumayan luas
“ini semua gara-gara kamu” tunjuk minho
“kamu” 
“kamu!”
“kamu!!”
“dasar hamster gendut”
“BWO!!!”
“kalian masih belum berhenti eoh!?” onew tiba-tiba menyembulkan kepalanya dibalik pintu kamarnya. Mungkin onew mendengar perdebatan yang sempat tercipta lagi antara dua sejoli di ruang tamu. Bagaimana tak mau dengar, suara mereka yang bicara setiap membuka mulut nadanya semakin tinggi dan semakin keras hingga memenuhi rumah minho yang besar
“aku kira dia ke taman belakang” gumam minho
“bwo!!?”
“ah! Tidak tidak” minho tak ingin lagi melajutkan perdebatannya dengan gyu, ini hari terakhirnya gyu di sini, bagaimana mungkin dia bersikap sebegitu kejamnya pada gyu. Setelah itu onew pun masuk kembali ke kamarnya yang dipenuhi dengan mainan robot-robotan
“eiyy!! Choi Minho mengalah” ucap sunggyu sambil mentuil pipi minho. Minho langsung menghentikan tangan sunggyu yang hendak mentuil pipinya untuk kedua kalinya dan mengusap pipinya yang tadi sempat gyu tuil-tuil. “akan lebih baik gitu, bicara sama dia bakalan gak ada habisnya. Dia kalau diam manis, tapi kalau lagi marah dia cukup mengerikan juga” setelah itu minho melepas tangan gyu dan meletakkannya (?) diatas paha sunggyu
“tidak papa”
“apanya yang tidak papa”
“tidak papa kalau dia marahnya padamu, yang penting bukan kepadaku” selanjutnya tawa gyu memenuhi ruang tamu rumah minho. Bahkan pelayan yang berlalu lalang disana juga menatap gyu heran. Minho terpalu melihat wajah cantik gyu, mata sipitnya benar-benar hilang total
“aishh!! Kau benar-benar menyebalkan gyu” akhirnya tawa gyu pun mereda, walaupun begitu tangan gyu masih tak lepas dari perutnya yang terasa sakit karena terlalu lama tertawa. Setelah itu mereka berdua terjebak dengan keheningan sesaat, sebelum akhirnya. “kau akan berangkat jam berapa?” minho memecah keheningan itu
“jam empat sore. Baik minho-ya, karena sekarang sudah hampir siang aku ke rumah woohyun dulu”
“kenapa cepat?”
“eiy!! Aku sudah dua jam berada di sini”
“tidak, kau baru 30 menit disini”
“oho! Kau gak mau kehilanganku ya?”
“aishh!! Tidak lah” dan ucapan minho berhasil membungkam mulut sunggyu
‘apakah cintaku bertepuk sebelah tangan?’ tanya gyu. Tapi dalam hati, tak mungkin dia mengatakan secara langsung kan...
“ah!! Sudahlah aku pergi sekarang. Salam pada onew, dia pasti masih ngambek gara-gara kita menjadi pengganggunya”
“baiklah, baik-baik disana gyu. Akan ku sampaikan pada onew” saat sunggyu hendak membuka pintu besar kediaman keluarga minho, tiba-tiba...
“kau tak mau pamitan padaku gyu?” suara orang paruh baya menghentikan tangan sunggyu untuk menarik gagang pintu. “halmoni! Annyeonghaseyo, maafkan aku tak mengunjungi halmoni terlebih dahulu” ucap sunggyu sambil membungkukkan badannya 90 derajat sebagai penghormatan kepada halmoninya minho. “gwenchana. Kau sudah mau pulang?”
“ne, kata appa takut malam di jalan. Harabeojji kemana? Dari tadi gyu tak melihatnya?”
“dia lagi berkunjung ke rumah sahabatnya di busan. Yang rajin belajarnya disana, jangan gampang tergoda dengan namja-namja yang ada di sana” sunggyu menganggukkan kepalanya mendengar nasehat dari sang halmoni minho. “jangan mencari yang seperti minho” lanjut halmoni minho dengan setengah berbisik tepat ditelinga sunggyu dan itu masih bisa didengar  orang yang sedari tadi melihat mereka yang berada di depan TV dan dudukan disofa putihnya
“halmoni tadi bilang apa?” minho berjalan mendekati dua ongkok daging besar tadi yang sempat membicarakannya. “halmoni bicara apa? Tidak ada kaitannya dengan minho, iya kan sunggyu-ya?” sunggyu pun mengikuti alur kebohongan yang diciptakan oleh halmoni minho
“geotjimal...” mata minho menatap halmoninya penuh selidik
“sudahlah minho-ya, itu tak penting. Halmoni aku pulang dulu” sunggyupun menarik gagang pintu rumah minho sebelum menutupnya kembali tak lupa ia membungkukkan lagi badan mungilnya. Halmoninya yang sedari tadi melihat cucunya dengan sahabatnya hanya geleng-geleng melihat sebegitu dekatnya persahabatan cucunya dengan sunggyu, cucunya sendiri. Halmoninya sunggyu mempunyai saudara yang sekarang menjadi suami dari halmoninya minho, jadi mereka masih mempunyai ikatan darah. Itupun seandainya minho bukan cucu tiri dari saudara halmoninya sunggyu. *author bingung sendiri L
Setelah itu sunggyu melesat keluar dari rumah besar milik halmoninya minho setelah berpamitan kepada sang pemilik rumah. Ada debaran aneh didada sebelah kiri sunggyu setelah keluar dari rumah tadi, ingin rasanya tadi dia mengungkapkan perasaannya pada minho, tapi dia masih sadar diri, dia seorang yeoja, dan yeoja hanya bisa menanti. Sunggyu berhenti tepat di depan pagar besi rumah minho dan membalikkan tubuhnya kebelakang. “semoga kita menjadi sahabat baik selamanya minho-ya” ucapnya setelah melanjutkan perjalanannya ke rumah woohyun menggunakan sepeda mini warna pinknya
TING TONG
SUNGGYU POV
“iya tunggu sebentar” seperti ada seseorang yang tengah berjalan ke arah pintu besar berwarna coklat ini setelah aku menekan bel yang terdapat di sebelah pintu, tiba-tiba ada seorang yeoja cantik terseyum kepadaku setelah selesai membuka pintu
“annyeonghaseyo ahjumma” ucapku ramah sambil membungkukkan badanku
“kau kim sunggyu?” tanyanya, dan aku yakin yeoja cantik ini eommanya woohyun. Pantas saja woohyun juga tampan, eommanya saja cantik begini walaupun sudah berkepala dua. Jangan heran jika aku baru tau ke eommanya woohyun, karena selama ini orang tuaku melarangku untuk keluar rumah sendiri. Tak jarang anak seorang pejabat terkenal diculik sebagai sandra untuk mendapatkan uang banyak, memikirkannya saja membuatku ngeri. Biasanya kalau kerja kelompok woohyunlah yang ke rumahku, itupun diantar oleh supir pribadinya jadi pantas jika orang tuanya woohyun juga tak tau padaku
“ne, ahjummanie woohyunnya ada?”
“ada, silahkan masuk dulu kamu tunggu di ruang tamu. Ahjumma akan memanggilnya”
“ne” setelah itu aku masuk rumah woohyun yang sangat besar nan luas, tapi tentunya masih lebih luas rumahku karena aku tau dari appa bahwa perusahaan appanya woohyun masih jauh dari perusahaanku yang sudah menggurita di dunia internasional. Aku mendudukkan badanku di salah satu sofa dengan motif bunga-bunga keemasan yang ada di ruang tamu di depan TV besar
“gyu...” seseorang mengalihkan perhatianku dari foto besar yang terpajang tepat diatas TV yang aku yakini pasti ini foto keluarga besar Nam
“woohyun-ah...” aku lihat woohyun mendudukkan badannya di kursi yang berada di sampingku
“kau baru pertamakali kesini kan?” aku mengangguk mendengar pertanyaannya. “kau tak tersesat?” aku menggeleng. Aigoo!! Seperti orang bodoh saja aku yang bisanya hanya geleng-geleng saja
“ekhmm,, sebenarnya aku kesini mau pamit padamu woohyun-ah...” woohyun mengerjitkan dahinya. “kau akan berangkat sekarang?”
“ne”
“bukannya sekarang infinite junior high school masih libur?”
“ne, tapi kata appaku akan lebih baik jika aku berangkat sekarang, karena hanya hari ini appaku yang bisa mengantarku kesana, hari-hari berikutnya dia akan sangat sibuk dan tak ada hari untuk mengantarku ke asrama” ku lihat woohyun hanya ber ‘oh’ ria membulatkan bibir tebalnya
“geunde, baut apa kau pamitan denganku?” sekarang malah aku yang mengerjitkan dahi tak mengerti dengan sikap woohyun, apakah ini sebuah penolakan acara bermain pertamakalinya aku ke rumah ini secara baik baik. “aku kan juga akan satu asrama denganmu gyu” lanjut woohyun. “ah!! Matta, aku lupa” jawabanku yang disambut gelak tawa oleh woohyun, aku yang melihatnya sempat terpaku juga, tapi hal itu tak mengubah peasaanku pada minho. Aku kepada woohyun hanya kagum karena dia itu imut plus tampan plus pintar lagi, sedangkan kepada minho? Aku tak tau kenapa aku bisa mencintainya. Cinta tak membutuhkan alasan bukan untuk tumbuh dihati kita?
“sudah dulu acaranya, sekarang minum ini” tiba-tiba eommanya woohyun menghentikan acara gelak tawa kami yang menggelegar di ruang tamu dan menyuguhkan jus jeruk yang terlihat sangat segar. Aku pun menerima dengan senang hati kebaikan dari eommanya woohyun dan meminumnya tiga tegukan lalu menaruhnya di atas meja didepanku. “gomawo ahjumma” ucapku sambil tersenyum kepadanya. “ne...” jawabnya
“eomma, sunggyu akan satu asrama dengaku” 
“ah jijja?” aku menganggukan kepalaku untuk menjawabnya. “dia akan berangkat hari ini” ucap woohyun lagi. Aku hanya menanggapi dengan senyuman pembicaraan tentang diriku antara woohyun dan eommanya. Entah kenapa aku sedikit canggung berada di rumah ini kalau ada eommanya woohyun
“baiklah eomma tinggal kebelakang lagi. Sunggyu-ya pasti kau akan bosan bertemu terus dengan woohyun nantinya. Kalian sudah bersama sejak elementary school kelas 4 dan sekarang kalian akan satu asrama dan satu sekolah lagi” iya, aku dan woohyun hanya 4 tahun bersama di masa elementary school karena woohyun adalah murid baru di kelasku, dia pindahan dari SM elementary school. “eomma!!!” rengek woohyun seperti anak kecil di depanku, membuatku semakin kagum dengan wajahnya, imut sekali. Aku tertawa melihat rengekan manja woohyun kepada eommanya, begitupun eommanya yang sudah berjalan menuju dapur. Dirumah ini memang tak begitu banyak pelayan seperti di rumahku, mungkin karena itulah eommanya woohyun tadi membuat minuman untuk kami sendiri
SUNGGYU POV END
“gyu, kau tak berniat mencari pasangan hidup disana kan gyu?”
“tentu saja tidak. Aku kesana untuk mencari ilmu”
“disana namjanya tampan-tampan tau...”
“biarin...” sepertinya woohyun akan melancarkan hobi menggodanya kepada sunggyu. “jangan-jangan nanti kamu yang tercuci otaknya menjadi bodoh. Ingat ya nam, kamu itu nomer duaku” ucap sunggyu mengingat beberapa minggu lalu mereka sama-sama mendapat sertifikat paralel
“kalau masalah itu kau tenang saja”
“kalau tentang yeoja?” sunggyu melirik ke woohyun, dia melihat woohyun cengengesan menampakkan gigi taringnya
“oho! Nam woohyun, ketahuan kau. Kau pasti nanti disana bakalan gonta ganti yeoja chingu ” dan apa jawaban woohyun? dia mengaggukkan kepalanya. “MWO!!!!!??”
“ya! Kim sunggyu! tak usah teriak gitu” ucap woohyun sambil menyumbat telinganya dengan tangannya, setelah diyakin sunggyu tak teriak lagi woohyun melepas sumbatannya itu. “iya, tapi tak akan setiap hari juga lah gyu...”
“walaupun begitu, kau menyakiti hati perempuan hyun. Itu hati bukan roti tau!”
“tau” woohyun mengikuti logat bicara sunggyu yang terdengar seperti anak kecil ditelinganya
“aishh!! Dasar Nam Pabo!”
“mwo! Pabo? Baru tadi kau bilang aku nomer dua mu..”
“lupakan yang tadi, aku bicaranya sekarang” dan ucapan sunggyu berhasil membuat woohyun tak mampu berkata-kata lagi. Mereka terjebak dengan keheningan sesaat setelah... “kau akan beangkat jam berapa?” woohyun memecah keheningan itu
“empat” jawab sunggyu sekenanya karena sekarang ia tengah memasukkan jus kedalam mulutnya untuk mengurangi serak ditenggorokannya setelah berhasil berteriak dengan kencang yang berhasil memekakan telinga woohyun. Dan seperti biasa jawaban woohyun hanya ‘O’ dengan bibir yang membulat
“baiklah woohyun-nah, mungkin aku hanya sebentar disini. Lagian kita kan akan bertemu lagi di asrama. Sampai jumpa disana ya, sampaikan salamku pada ahjumma” setelah mengucapkan itu sunggyu keluar rumah woohyun dan menutup pintu dengan pelan. Woohyun menatap punggung sunggyu yang sekarang sudah menghilang dibalik pintu kayu besar rumahnya
Hari itulah sunggyu berangkat ke asramanya, hari Rabu tanggal 13 tahun 2013. Untuk sementara sunggyu merasa nyaman diasramanya karena tak seperti asrama-asrama yang lain, jika asrama yang lain setiap kamar terdapat berbelas-belas penghuni, tapi di asrama woollim ini perkamar hanya terdapat 3 orang, itupun kamarnya sangat luas dengan perlengkapan belajar yang sangat memuaskan. Terdapat meja belajar beserta lampu belajarnya, rak buku yang sangat besar cukup untuk menampung buku kira-kira sebanyak 750 buku, wifi yang memang dikhususkan perkamar. Tak rugi baginya memilih asrama ini sebagai tempat dirinya tinggal sementara dirinya menuntut ilmu di Junior high school dan senior high school nantinya. Di Infinite JHS selama 3 tahun dan SHS 3 tahun dengan sekolah yang sama dan asrama yang sama hanya tingkatannya saja yang berbeda. Siswa ataupun siswi yang ingin sekolah di Infinite school tak dituntut untuk tinggal diasrama, asrama woollim hanya diperuntukkan bagi mereka yang ingin tinggal diasrama, jadi tak ada pemaksaan
Lambat laun sunggyu merasa risih dengan teman asramanya yang ada, sunggyu sangat tak menyukai teman-teman barunya. Sunggyu tak suka juga ada alasan tentunya. Bagaimana ia mau suka jika ia selalu dibully, walaupn itu tak nampak seperti pembulian. Tak pernah diajak bicara, selalu tak didengarkan apabila memberikan pendapat, selalu menjadi buah bibir, bahkan dirinya selalu mendapat kado special setiap masuk kamarnya. Apa itu? Kamar berantakan sudah biasa bagi sunggyu, tapi teman-teman satu asramanya tak hanya melakukan itu. Memberi ember di atas pintu kamar sunggyu sehingga apabila sunggyu mendorong pintunya air itu akan langsung menyiram tubuhnya, tikus mati diatas tempat tidurnya dan masih banyak lagi kado special yang sunggyu dapati dikamarnya setiap sunggyu memasuki kamarnya. Maklumlah, karena sekarang masih masa-masa liburan jadi sunggyu hanya keluar masuk asrama tapi tak sekolah. Setiap hari sunggyu lalui sangat berat tanpa empat sahabatnya yang selalu bersamanya, tapi sunggyu selalu menyangkal kerinduaannya itu. ‘perasaan ini bawaan elementary school, ayolah gyu kau sudah JHS, berubahlah’ itulah kalimat yang sunggyu tanamkan dibenaknya setiap ia rindu dengan sahabat-sahabatnya. Tapi hari ini....

~0( ^_^ )0~
Aa nemure nai yoru o owarase tai noni
Hoshi naki just another lonely night , lonely night without you
~0( ^_^ )0~
Sebuah nada dering yang berasal dari ponselnya membangunkan sunggyu dari acara tidur siangnya. Dengan berusaha keras sunggyu mengembalikan nyawanya yang masih tertinggal di dreamlandnya, akhirnya ia berhasil mengambil ponsel yang terletak disebelahnya dan melihat id pemanggil
“choi hoi hoi” gumam sunggyu setengah sadar. Mengamati sejenak ponselnya yang terus berbunyi. Sunggyu berusaha membulatkan mata sipitnya walaupun hasilnya nihil setelah sadar siapa sang pemanggil yang sedari tadi ia biarkan. “yeobseyo” ucap sunggyu sambil membangunkan badan gembulnya yang semakin mengurus
“yeobseyo” jawabnya diseberang sana. “ada apa minho? Tumben kau menghubungiku”
‘saengil chukka hamnida, saengil chukka hamnida, saranghaneun gyuyie, saengil chukka hamnida’ sunggyu baru ingat kalau hari ini adalah ulang tahunnnya yang ke 14. Mungkin hari ini kekesalan dan amarah yang selama ini sunggyu tahan akan hilang secara perlahan karena minho yang menelponnya siang-siang. “gomawo minho-ya, kau orang pertama yang mengucapkannya”
‘ah jinjja? Aku senang mendengarnya’
Tik tok tik tok
Mereka terjebak dalam lubang waktu keheningan begitu lama, hingga...
“minho!”
‘gyu’ keduanya berniat mengakhiri keheningan tersebut, tapi sekarang yang nampak malah suasana yang sangat kikuk diantara mereka. Keduanya memanggil nama lawan disebarang sana dalama waktu yang bersamaan. ‘kau duluan gyu..’
“tidak, namja duluan”
‘baiklah’
SUNGGYU POV
‘baiklah’ lirih tapi masih terdengar ditelingaku, minho menghea napas dalam-dalam sebelum berbicara padaku. ‘gyu..’ panggilnya lagi
“waeyo? Cepatlah bicara”
‘kau ingat waktu terakhir kali kau kerumahku?’
“iya, kenapa?”
‘kau ingat waktu tiba-tiba aku...emmm.... emmm’
“tiba-tiba kenapa minho-ya?” aku merasakan pipiku semakin memanas mengingat kejadian itu. Sebenarnya aku ingat kejadian itu tapi aku hanya ingin tau bagaimana minho mengucapkannya. ‘emmm... emmm’
“cepatlah bicara”
‘kita berpe..pe..pelukan’ hahaha lucu sekali dia mengucapkannya, aku tau pasti disana dia malu setengah mati, karena aku tau dia orangnya sangat pemalu. “eoh! Geuresseo?”
‘gyu...’
“apa lagi? Cepatlah katakan”
‘saranghae’ tidak! Aku tak bermaksud menyuruh minho untuk menyatakan perasaannya padaku, aku hanya ingin minho cepat berbicara padaku. Tapi kenapa malah ini yang aku dapat, sebuah pengakuan dari seorang Choi Minho. Bukannya aku tak tak suka, malah ini yang aku harapkan dari dulu tapi kenapa harus lewat ponsel. Ah! Aku lupa, diakan orangnya pemalu. “ma..maksudmu apa minho-ya?” ucapku pura-pura tak mengerti
‘dengarkan aku kim sunggyu, aku hanya akan mengatakannya satu kali. Sebenarnya aku mencintaimu sudah sangat lama, dan kau ingat waktu kita, ah! Tidak bukan kita, tapi aku memelukmu posesif di hari terakhirmu bersamaku, aku bermaksud untuk mengungkapkan perasaanku kepadamu, tapi karena onew yang tiba-tiba berteriak jadi aku gagal mengungkapkannya. Dan sekarang kim sunggyu, maukah kau menjadi yeoja chinguku?’ tenggorokanku tercekat untuk menjawab pertanyaan minho, ini sangat mudah untuk ku jawab karena dari dulu aku juga mempunyai rasa yang sama pada minho, tapi entah kenapa sulit sekali untuk ku keluarkan jawaban itu. Aku menarik napas dalam-dalam lalu membuangnya dan begitu seterusnya. ‘gyu..’
“eo-eoh!..”
‘bagaimana..’
“i-i-iya...”
‘iya bagaimana?’
“iya, aku mau jadi yeoja chingumu”
SUNGGYU POV END
Other side
‘iya aku mau jadi yeoja chingu’ minho langsung mendirikan dirinya dari kursi meja belajarnya hingga tak sengaja ia membenturkan pahanya ke meja yang ada di depannya
“aww!!”
‘minho-ya, neo gwenchana? Apa yang terjadi’ dapat minho dengar dari seberang sana, bahwa sunggyu sekarang tengah menghawatirkannya. “ini semua gara-gara kamu gyu” minho mempoutkan bibirnya seakan-akan memperilakukan sunggyu benar-benar ada didepannya
‘eh!?’
“tadi aku terlalu senang dan langsung bangun dari kursi meja belajarku, jadinya pahaku terbentur ke meja” cekikikan geli sunggyu atas sikap minho yang terlalu berlebihan dapat minho dengar dari ponselnya, membuat minho kesal sendiri dengan dirinya. Ayolah! Dia tau kalau dia terlalu senang. “jadi sekarang kita pacaran?”
‘mollayo...’
“gyu.. saranghae”
‘nado saranghae...’
Other side
‘gyu.. saranghae’ sunggyu tersenyum mendengar kata itu dikeluarkan dari mulut minho yang ditujukan untuk dirinya dan secara otomatis sunggyu juga mengucapkan...
“nado saranghae” karena sunggyu tak bisa menahan bibirnya untuk mengucapkan kata itu juga untuk minho, sunggyu sudah menahannya sejak lama perasaan yang sering meluap-luap dan meletuk-letuk dihatinya. Dan akhirnya perasaan dua insan ini berhasil disatukan hari ini
_*_*_ ^_^ 5 Tahun Kemudian => masa sekarang ^_^_*_*_
“gyu..” hoya menepuk punggung sunggyu pelan, berusaha untuk membangunkan sunggyu dari alam sadarnya. “oh! Astaga!!” hoya menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang ia lihat. Sunggyu nampak bingung dengan ekspresi wajah hoya setelah dirinya menolehkan kepalanya menghadap hoya. “kei!!!” teriak hoya sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi. Sunggyu yang heran dengan sikap hoya langsung mendirikan dirinya dan berjalan pelan menuju kaca yang tepajang di pojok kamarnya. “oh! Astaga!!” sunggyu kaget sendiri melihat wajahnya
“ada apa hoya-ya??” tanya kei yang baru keluar dari kamar mandi dengan paksaan hoya, terlihat dari badannya yang hanya berbalut baju kimono dan kepala yang sedikit meneteskan air tanpa handuk untuk menghentikan air yang terus menetes. “kei-ya, lihat gyu...” ucap hoya sambil menunjuk gyu yang sekarang berada di depan kaca sambil melihat-lihat keadaan dirinya sendiri. Mengikuti isyarat hoya, kei pun melangkahkan kakinya menuju gyu dan langsung membalikkan badan gyu untuk melihatnya lebih jelas. Namun apa? Reaksi kei sama saja dengan hoya. “astaga kim sunggyu!” kei menutup mulutnya tak percaya dengan apa yang dilihat
“aishh!! Jinjja! Eottokaji? Mataku kei” kei juga bingung apa yang harus ia lakukan, hoya pun hanya mangap sambil membulatkan mulutnya, bagaimana ini bisa terjadi?. Mungkin ini gara-gara kebiasaan sunggyu yang sering tidur malam. Tapi hari-hari sebelumnya sunggyu masih biasa, tak ada perubahan dengan matanya. Matanya memang sipit, iya itu memang dari sananya, tapi bukan itu masalahnya. Mata sunggyu semakin sipit dan menjadi mata panda, lingkaraan hitamnya sampai 1,5 cm di bawah matanya
“kei-ya, hoya-ya! Apakah aku boleh tak masuk sekolah dulu untuk hari ini? Ini membuatku malu”
“tapi gyu, matamu tak akan kembali seperti semula kalau kau tak mengobatinya” kei terus menatap mata gyu yang semakin menyipit, sepertinya setelah sunggyu sembuh kei wajib memarahinya. “hoya-ya, kau panggilkan woohyun saja suruh ke sini” pungkas kei menyarankan hoya, maklumlah hoya kan sepupunya
“benar juga”
“tunggu!!” sunggyu menahan tangan hoya yang tadi sudah berada di ambang pintu hendak keluar mencari woohyun, tapi tangannya ditahan oleh gyu. “ada apa lagi gyu” 
“nanti woohyunnya gimana? Dia tak mungkin mengorbankan kelasnya hanya demi aku” kei berkacak pinggang dibelakang gyu masih dengan kimono yang menutupi tubuhnya dan memberi isyarat kepada hoya untuk segera keluar melalu tangannya. Hoya pun langsung berlari meninggalkan gyu yang terus berteriak, gyu tak mungkin keluar mengejar dan keluar asrama, dia terlalu malu untuk bertemu dengan teman-temannya disekolah
Jam sudah menunjukkan jam 07:00 KST setelah hoya masuk kekamarnya hanya untuk mengambil tasnya dan mengajak kei berangkat bersama dan setelah menyuruh woohyun datang ke kamar sunggyu dan memberi tau bahwa tunangannya sekarang lagi sakit. Hoya tak mengatakan pasal sakitnya sunggyu, ia hanya menyuruh woohyun untuk segra ke asramanya
sesampainya dikamar hoya yang sekaligus kamar sunggyu, tampak keraguan di wajahnya. ”masuk, tidak, masuk, tidak” sedari tadi woohyun menggumamkan kata itu sambil mondar-mandir menghiraukan tatapan orang-orang yang melewatinya. Dengan seluruh mental yang ia kumpulkan sedari tadi, akhirnya woohyun memutar gagang pintu kamar A-1 yang ada di depannya dengan sangat pelan dan tanpa bunyi sama sekali
CEKLEK
WOOHYUN POV
“gyu...” aku memasukkan sedikit kepalaku sambil memanggil sunggyu. Aroma harum yang menyejukkan hidung terdengar begitu jelas di indra penciumanku. Karena tak ada jawaban, aku langsung memberanikan diri memasuki kamar ini. Aku mulai melangkahkan kakiku mencari sunggyu, kata hoya sekarang dia lagi sakit tapi kenapa aku tak melihat siapapun disini. 
CIIIIT (anggap saja suara lemari yang ditarik ya..)
Aku menolehkan kepalaku mencari sumber suara yang sepertinya berasal dari lemari. Dan betul saja, aku menemukan sunggyu yang tengah terduduk didepan kaca panjang sambil menekuk kedua kakinya dan menenggelamkan kepalanya. Surai caramelnya terus bergerak karena hembusan angin yang masuk dicela-cela jendela kamarnya. Aku berjalan mengendap-ngendap layaknya maling bermaksud untuk menutup jendela. Namun, sebelum itu aku dicegahnya. “kau woohyun..?” tanya sunggyu tanpa melihat kearahku dan masih terus menundukkan kepalanya
“ne, kau kenapa gyu?” aku berjalan begitu pelan hingga tak meninggalkan suara sekitpun, dan terus melangkah ke arah gyu. Aku berusaha menyentuh pundaknya yang dibalut dengan baju putih pendek sampai diatas lututnya
“gyu...”
“lihatlah woohyun-ah, mataku seperti panda sementara sepupumu dan kei meninggalkanku sendirian disini dan hanya disuruh menunggumu disini” ucap sunggyu seraya mengangkat kepalanya dan menghadapkan wajahnya ke arahku. Dapat kulihat lingkaran hitam yang berada disekitar mata sipitnya. Tanpa banyak bicara aku langsung meraih tangan sunggyu membantu sunggyu berdiri dan mendudukkan sunggyu di tempat tidurnya dan aku berdiri dihadapannya sambil berkacak pinggang dengan memasang ekspresi marahku sedangkan sunggyu mendongakkan kepalanya menatapku
“woohyun-ah eottokaji?” ucap sunggyu sambil mempoutkan bibir merahnya, membuatnya terlihat semakin imut dan cantik secara bersamaan walaupun dengan lingkaran hitam disekitar matanya.  Aku merasa gemas sendiri dengan tunanganku ini. Oh! Ayolah! Dia itu sudah hampir 18 tahun tapi tingkahnya masih seperti anak kecil
WOOHYUN POV END
SUNGGYU POV
“woohyun-ah eottokaji?” aku tau woohyun sedang marah dan khawatir terlihat dari air wajahnya yang terus menatap tajam padaku. Tapi apakah dia khawatir padaku? Atau karena aku mengganggu acaranya dengan key? Ah!! Pasti pilihan terakhir lebih pasti. Dia Nam Woohyun, tak mungkin menyia-nyiakan kelas hanya demi diriku. Jangan terlalu berharap kim sunggyu
“tenanglah gyu, ini sangat mudah untuk diobati. Kau hanya tinggal tidur dengan nyenyak dan besok kau akan mendapatkan mata indahmu lagi” ucap woohyun. Dan apa? Woohyun mengucapkannya sambil menangkup kedua pipimu dan mendekatkan wajanya padaku. Kurasa pipiku mulai memanas, aku yakin pasti sekarang pipiku sangat merah seperti kepiting rebus. “tapi woohyun-ah, aku insomniya” ucapku sambil meredamkan getaran hebat yang ada dalam tubuhku dan berusaha membiasakan nada suaraku seperti biasa hingga kedengaran normal di telinga woohyun. Pasti sangat memalukan jika aku ketahuan sekarang tengah bergetar karena sedikit sentuhan woohyun
“berbaringlah, aku akan menemanimu tidur” woohyun tiba-tiba membaringkan tubuh mungilku dan setelahnya dia ikut berbaring di sampingku. Omo! Kenapa dia begitu cepat
TBC or END?

0 komentar:

Posting Komentar