Senin, 23 Januari 2017

ff WooGyu Resigned Chaper 5 B

Tittle : Resigned Chapter 5 B
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : GS, romance, school life. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : untuk semua anak woogyu yang bertebaran di dunia ini
NOTE : tak hanya sekali dua kali author temukan readers yang mengira kei itu key shinee. Ingat! Kalau K.E.I itu lovelyz yang menjabat sebagai sepupunya sunggyu. sedangkan K.E.Y itu member SHINEE yang merupakan mantan pacar woohyun. Ok! Semoga tidak lupa lagi ya... untuk chapter selanjutnya siap-siap untuk kembali ke masa lalu lagi. Semua akan dijelaskan kronologis permasalahan antara sunggyu, woohyun, key, minho, sujeong dan key
WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Sinar mentari pagi yang bersinar lembut tampaknya mengganggu seseorang yang tengah berpelukan hangat di bawah selimut tebalnya melalui celah-celah jendela kamarnya. Sunggyu membuka mata sipitnya berusaha membiasakan matanya dengan sinar yang datang ke indra penglihatannya, menggeliat dan mereganggangkan otot-otot badannya. Lalu sunggyu menolehkan kepalanya ke samping, mendapati seorang namja tampan yang sedang tidur dengan wajah damainya. Sunggyu mengulurkan tangannya menyentuh tiap lekuk wajah tampan tunangannya. Perlahan tangannya mengelus dahi woohyun, lalu turun ke pipi mulus woohyun, setelah itu beralih ke hidung mancung woohyun, dan terakhir tangannya berhenti di bibir tebal woohyun, mengusapkan ibu jarinya disana dengan lembut
“aku tau aku memang tampan gyu...” ucap woohyun. Sunggyu gelagapan mengetahui woohyun sudah bangun dari tadi, dengan cepat ia menyingkirkan tangannya dari wajah woohyun tapi tidak sebelum woohyun memegang tangan sunggyu dan menyuruhnya untuk tetap bertahan diposisi semula. Woohyun tersenyum mendapati sunggyu dengan wajah yang memerah, ‘lucu sekali’ pikirnya
“bw-bwo!?”
“tak usah pura-pura gyu, kau sedang mengagumiku kan?” sunggyu diam, kenyataannya memang benar bukan?
“aku ingin memberi tahumu sesuatu”
“bwo?”
Chup
Sunggyu membulatkan mata sipitnya (nihil :p) terkejut dengan tindakan woohyun yang tiba-tiba. “morning kiss” ucapnya setelah berhasil membuat sunggyu jantungan dengan sikapnya
“sebaiknya kau harus terbiasa dengan sikapku yang satu itu gyu” lanjutnya. Sunggyu masih diam tak bergerak di tempat dengan tangan masih memegang pipi woohyun dan tangan woohyun diatasnya
“terbiasa dengan apa?”
“sejak tadi malam, ah! Ani, sejak kemarin aku selalu ingin merasakan bibirmu. Itu sungguh membuatku ketagihan, aku selalu ingin merasakannya” sunggyu memutar bola matanya mendengar ucapan woohyun. “kau kira bibirku permen?” woohun hanya menanggapinya dengan senyuman manis di bibirnya
Woohyun melepas tangan sunggyu lalu menarik badan mungil itu kedalam pelukannya, jangan lupakan dada woohyun yang masih tak berbalut apapun. “kalau seperti ini terus, aku jadi tak ingin pulang ke Seoul” cubitan cantik mendarat di dada woohyun dari sunggyu. “ah! Appo gyu” ringisnya
“ingat hyun, aku baru 17 tahun dan kau hanya lebih tua dariku beberapa bulan”
“gyu appo” ucap woohyun sambil mengeluarkan aegyo super menyebalkannya –bagi sunggyu- menghiraukan ucapan sunggyu. “kau harus memberikanku obat” obat? Ayolah pasti sunggyu pasti tau dengan obat yang dimaksud woohyun
“obat?”
“ne, obat seperti tadi malam” sunggyu tanpak berpikir sejenak hingga perlahan semburat merah menyeruak dikedua pipi chubbynya, dia malu? Tentu. “palliwa gyu, neomu appoyo”
Chup
Senyuman kemenangan tercetak dengan jelas diwajah woohyun yang memang super usil. Woohyun bersorak dalam hati dengan kemenangannya dipagi ini.“sudah” ucap sunggyu polos. “sekarang lepaskan pelukanmu hyun, cepat bangun kemudian mandi dan kita turun kebawah mencari lestoran disekitar sini” ucap sunggyu panjang lebar sambil berusaha melepas pelukan erat woohyun pada dirinya
“dan jalan-jalan” lanjut woohyun. Sunggyu tersenyum menanggapi ucapan woohyun. Lalu sunggyu bangun dari tempat tidurnya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi meninggalkan woohyun berdua dengan bantal gulingnya
Gemercik air mulai terdengar dari dalam kamar mandi, tanda sunggyu sudah memulai acara mandinya. Namun kemudian suara gemercik air itu tak terdengar lagi. “woohyun-ah...!!” panggil sunggyu dari dalam kamar mandi
“.......” tak ada jawaban. “hyun...!” panggilnya lagi
“waeyo gyu?” ucap woohyun setengah berteriak sambil membalikkan badannya kearah kamar mandi. “bolehkah aku minta tolong”
“bwo!?”
“showernya mati, aku belum selesai hyun..” woohyun tersenyum mendengar penuturan sunggyu. seandainya woohyun melihat wajah memohon sunggyu saat ini pasti sangat lucu
“terus aku harus bagaimana?”
“molla.. aishh!! Eottokaji?”
“apakah aku harus masuk kedalam?”
“andweeeeeeeee!!!” woohyun cekikikan geli dengan reaksi sunggyu, padahal diakan hanya becanda. “hahahahahh.. ya kim sunggyu! jangan memikirkan hal yang tidak-tidak, aku masuk hanya ingin memperbaiki showernya bukan untuk...”
“arasseo araseeo” ucapan woohyun langsung diotong oleh sunggyu, mungkin dirinya sudah tak tahan dengan dingin yang menyergap badannya. Lalu woohyun melangkahkan kakinya menuju kamar mandi masih dengan bertelanjang dada tentunya
Tok tok
SRET
Sunggyu membuka pintu kamar mandi. Woohyun membulatkan matanya melihat gyu. Rambut yang basah dan badan yang hanya tertutupi kimono. Ayolah! Woohyun adalah namja biasa yang pasti akan tergoda dengan penampilan sexi seorang yeoja
“ekhmm..” woohyun berdeham untuk membiasakan dirinya supaya tak terlalu kelihatan canggung. “tunggulah diluar gyu..” sunggyu pun mengikuti intrupeksi dari woohyun. Mungkin takut kalau saja sunggyu tetap didalam melihat woohyun memperbaiki shower, woohyun akan menyerangnya tiba-tiba. Itu sungguh perbuatan hina menurut sunggyu dan woohyun
Ditengah woohyun tengah memeriksa, sunggyu hanya melihat dari luar kamar mandi. “bagaimana hyun?”
“tak ada masalah, sekarang cobalah” akhirnya sunggyu masuk lagi ke kamar mandi dan mencoba menghidupkan kembali shower seperti kata woohyun
Surrrrrr!!!!
Tiba-tiba air muncrat secara tiba-tiba di atas mereka berdua hingga sekarang keduanya sama-sama basah. ‘o-ow! Aku hanya mengenakan celana piyamaku’ batin woohyun. Lalu woohyun segera menghindari rembasan air yang akan semakin membasahi tubuhnya
“emm.. gyu, mandilah dengan cepat” sunggyu menganggukkan kepalanya menanggapi ucapa woohyun. Akhirnya woohyun keluar dari dalam kamar mandi dalam keadaan basah. ‘untung aku cepat sadar, kalau tidak mati aku’ rutuknya dalam hati
15 menit berjalan, akhirnya sunggyu selesai dengan acara mandinya. “karena aku lupa membawa gel mandi, aku meminta punya mu hyun. Apakah tak apa?”
“tentu saja. Kau gantilah baju, aku mandi dulu”
Sesuai dengan ucapan woohyun, sunggyu pun segera mengganti handuk dengan baju putih polos yang menutupi tubuh mungilnya hingga lutut dengan sedikit hiasan renda di bawahnya. Terlihat simple tapi terkesan pas dengan suasana Pulau Jeju yang sekarang juga cerah
SRET
Pintu kamar mandi terbuka, tanda bahwa woohyun sudah selesai mandi. “kuharap kau tak menolehkan badanmu gyu..” ucap woohyun sambil menutup kembali pintu kamar mandi. Sunggyu menganggukkan kepalanya tak beniat menolehkan kepalanya kebelakang dan terus mengeringkan rambut basahnya dan merapikan rambutnya, tak lupa memoleskan sedikit make up di wajah cantiknya
“apakah aku boleh menolehkan kepalaku hyun?” tanya sunggyu. “ya-ya.. tentu saja” sunggyu pun menolehkan kepalanya. Ia lihat woohyun sudah tampak rapi dengan setelan kaos putih seperti sunggyu dan jelana jins hitam yang melekat dengan pas ditubuhnya. “apakah kau sudah siap hyun?”
“tentu saja”
“ayo pergi” ucap sunggyu sambil menyandang tas kecil yang hanya ia gunakan untuk menyimpan dompet dan ponselnya. Woohyun tersenyum manis pada sunggyu. Andaikan dari dulu ia seperti ini bersama sunggyu, pastilah kehidupan nyaman seperti sekarang ini sudah ia rasakan dari dulu. ‘Itu kebodohan yang harus kau sadari Nam Woohyun’ batin woohyun.
Tak ingin menghambat waktu yang terus berjalan, dengan segera sunggyu dan woohyun melangkahkan kakinya keluar hotel mencari restoran untuk sarapan mereka. Tak perlu berjalan jauh, sunggyu dan woohyun sudah menemukan restoran yang tak jauh dari hotel dan bersiap menyantap makanan yang serba kebarat-baratan itu. Sarapan pun berjalan dengan khidmat tanpa pembicaraan, namun senyuman dari keduanya tak pernah lepas hanya untuk melihat sang tunangan yang sekarang tengah berada di hadapan masing-masing
Hampir 30 menit berlalu untuk hanya sekedar sarapan pagi. Menikmati deburan ombak Pulau Jeju, makan berdua, tidur berdua, dan jangan lupakan acara romantis-romantis yang selalu woohyun berikan pada sunggyu dalam bentuk kejutan-kejutan yang sangat tak terduga menurut sunggyu. Senang? Tentu, waktu seperti inilah yang selalu sunggyu mimpikan setiap malam. Kapan? Kapan dan kapankah waktu itu akan datang? Itulah pertanyaan yang selalu berada diotak sunggyu. Namun sayang, waktu tak pernah menjawab. Siapa sangka bahwa waktu itu akan benar-benar datang. Waktu yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang, waktu seperti sekarang inilah yang sunggyu tunggu. Berduaan bersama woohyun di atas batu sambil menyandarkan kepalanya pada bahu woohyun, hanya ada dirinya dan woohyun. Menikmati bunyi deburan ombak yang terus menghantam batu-batu yang ada dibawah mereka dan kicauan burung yang terdengar samar-samar ditelinga
“hyun...” panggil sunggyu ditengah keheningan yang ada. “hmm..”
“maukah kau berjanji?”
“hmm..”
“berjanjilah untuk tetap seperti sekarang ini padaku”
“tentu saja gyu, kau pikir aku akan kembali lagi pada ‘nya’?”
“aku hanya akut hyun..”
“tak usah takut gyu” ucap woohyun sambil mengeratkan genggamannya ditangan sunggyu. “begitukah?”
“aku janji...”
“jeongmal?”
“tentu saja, aku janji padamu kim sunggyu” sunggyu tersenyum mendengar ucapan woohyun. “untuk liburan selanjutnya, apakah kau mau kesini lagi? Ke mercusuar lagi?” sunggyu menganggukkan kepalnya diatas bahu woohyun. “kau juga harus janji gyu”
“iya Nam Woohyun”
“ingat! Janji itu harus ditepati”
“aku tau”
“jangan hanya tau, tapi tepati”
“astaga! Tunggulah hari itu, aku pasti akan menepati janjiku. Jika tak ada kau, aku akan tetap pergi ke sini. Jangan-jangan nanti dirimu sendiri yang mengingkari janjimu itu” sindir sunggyu sambil mengangkat kepalanya dengan tegak menatap hamparan laut biru didepannya
“itu tak akan terjadi” ucap woohyun. Sunggyu tersenyum menanggapi ucapan woohyun. ‘semoga kita tetap seperti ini hyun’ batin sunggyu
Satu minggu berjalan dengan cepat dengan segala moment manis yang woohyun ciptakan untuk sunggyu tanpa ada kendali apapun untuk mereka. Hidup tanpa musuh, itu cukup menyenangkan bukan?. ‘carilah teman sebanyak-banyaknya, tapi jangan pernah mencari musuh walaupun hanya satu’ begitulah kata sunggyu. Jadi jangan heran jika sunggyu membiarkan wohyun pacaran dengan yeoja manapun, dia tak terlalu egois dengan hanya mengandangi woohyun dengan dirinya seorang. Apapun itu, itulah pilihan woohyun. Ia hanya mengikuti arus takdir dan ‘pasrah’. Sekarang tibalah dimana sunggyu dan woohyun pulang ke Seoul
“hyun apakah kita benar-benar akan pulang?” tanya sunggyu sambil memasukkan barang-barangnya kedalam koper. “wae? Tujuh hari apakah masih belum cukup untukmu?”
“.....” tak ada jawaban dari sunggyu, dia masih sibuk memasukkan baju-bajunya kedalam koper. “apakah tujuh hari disini belum cukup bagimu untuk belajar jadi istriku?”
Pukk!!
Sebuah bantal menghantam dengan keras dikepala woohyun. “ya! Berhenti menggodaku, cepat masukkan barang-barangmu. Jam 08:00 kita sudah lepas landas” 
“aigooo!! Hanster ku mengamuk eoh!” 
“cepat hyun..” ucap sunggyu dengan sedikit tekanan diucapannya. “arasseo arasseo”
Setelah beberapa perdebatan dan candaan yang baru terjadi, kini keadaan kembali hening seperti sediakala, hanya sebuah suara langkah kaki sunggyu dan woohyun yang sedang memindahkan pakaian mereka dari lemari ke koper mereka
“sudah..” ucap sunggyu girang. “bantulah aku gyu..”
“shirreo!”
“baiklah, jika kau tak mau bantu lebih baik kau langsung ke bawah. Aku akan menyusulmu” ucap woohyun akhirnya. Sunggyu pun menurunkan kopernya dan menyeretnya dengan pelan

~0( ^_^ )0~
Dashi han beonman deo haebwa
Ibe dameul sudo eopneun mal
Hamburo (hamburo) kkeuteul mal hajima
Nae shimjangeul meomchujineun ma
~0( ^_^ )0~

Dering bunyi ponsel woohyun berhasil mengalihkan perhatian woohyun dari baju-bajunya yang sedah tertata rapi dalam kopernya
“yeobseyo”
‘yeobseyo’
“K-key”
“eoh! Chagiya, kau masih ingat denganku. Baguslah”
“ada apa lagi kau menelponku?”
“ssttt!! Jangan terlalu buru-buru chagi, kau mau kemana? Oh! Iya aku hampir lupa, katanya kau sekarang lagi di Jeju bersama sunggyu kan? Bagaimana liburan kalian?”
“tak usah banyak basa-basi, cepat katakan apa yang kau inginkan”
“tunggulah diriku chagi, aku akan membuat sunggyu menderita lagi seperti dulu”
TUT
Tepat saat key menyelesaikan ucapannya, woohyun dengan tak sabar langsung menggeser tombol virtual merah diponselnya. “mau apa lagi dia? Aishhh!! Kenapa dia harus kembali sekarang?” ucap woohyun sambil meremas rambutnya frustasi. Lalu woohyun segera keluar menyusul sunggyu ke parkiran
“kenapa lama?” tanya sunggyu to the point. “tadi jam tanganku ketinggalan” sunggyu menganggukkan kepalanya mengiyakan jawaban woohyun tanpa raut keraguan sedikitpun. Untuk mempersingkat waktu, akhirnya woohyun menancapkan gas mobilnya membelah jalanan Jeju yang tampak ramai di pagi hari. Hingga ke bandara pun keduanya hanya diam dan sibuk memikirkan masalah masing-masing. Woohyun memikirkan ucapan key sedangkan sunggyu memikirkan sikap woohyun yang tiba-tiba berubah. Di bandara saja keduanya hanya berbicara sepatah dua kata untuk memecah kecanggungan yang ada. Hingga tibalah mereka di Bandara Icheon
“mian gyu, aku tak bisa mengantarmu”
“ah gwenchana” ucap sunggyu sambil tersenyum
Hanya ucapan itu yang woohyun ucapkan pada sunggyu sebelum woohyun meninggalkannya sendiri di bandara. 20 menit dari woohyun membiarkan sunggyu menunggu sendiri di bandara, sungyeol terlihat dari dalam bandara sedang melambaikan tangannya pada sunggyu. sunggyu yang mengerti dengan intruksi sungyeol pun segera melangkahkan kakinya dan menarik kopernya.
“kau lama sekali yeol” ucapnya sambil mengangkat koper. “aishh!! Kau ini, masih untung aku mau menjemputmu”
“arasseo, mianhae nae chingu”
“cepatlah naik gyu” sunggyu mengangguk dan bersiap menaiki mobil sungyeol. Hanya 25 menit sunggyu dan sungyeol menaiki benda bermesin itu, sekarang tibalah mereka dirumah besar sunggyu. “cepat turunlah”
“kau tak mau masuk?”
“anio, kasurku masih merindukanku”
“arasseo” ucap sunggyu. “masuk pertama kesokolah nanti, aku mau berangkat bersama denganmu yeol” lanjutnya. Akhirnya sunggyu menutup pintu mobil sungyeol, dan melambaikan tangan. Lalu sunnggyu masuk rumah dan langsung menuju kamarnya. Sikap woohyun yang tiba-tiba berubah tadi membuat dirinya tak tenang, tak ingin memikirkannya tapi dirinya tak bisa
Tujuh hari dirumah serasa satu bulan, yap! Itu kata sunggyu. sunggyu memang tak terlalu suka dengan keadaan rumah yang selalu sepi, hanya pelayan yang setiap hari membersihkan rumanya. Setelah sunggyu pulang dari Jeju, bahkan ia tak menemukan eommanya lagi di rumah. Mungkin dia berangkat ke Mexico lagi, mengurus perusahaannya yang berada disana. Dia dengar akhir-akhir ini ada kerusuhan disana. Entahlah, ia tak tau jelas pokok permasalahan tentang perusahaan appa dan eommanya itu. Appanya juga, selama 15 hari dia pulang karena liburan sekolah ia tak bertemu dengan appanya lagi. Halmoninya juga, dengan mendadak halmoninya berada di Busan. Liburan yang sunggyu impikan hanya berjalan satu minggu selama dia berada di Jeju bersama woohyun. 
...Sunggyu Pov...
Hari ini aku memutuskan untuk kembali ke asrama. Disana masih ada hoya yang tak pulang, mungkin di asrama aku masih bisa berbicara dengan seorang teman. Dirumah aku hanya menjadi pajangan yang diam dan selalu mengurung diri dikamar. Setelah aku merapikan pakaian-pakaianku, aku segera meminta sopir pribadiku mengantakanku ke asrama

∞W∞G∞S∞
Ceklek
Kulihat hoya mendudukkan dirinya mendengar suara pintu terbuka. “gyu, kau kah itu?” 
“tentu saja, kau pikir siapa?”
“ani, akhir-akhir ini ada penampakan dikamar A-3” aku segera menutup kembali pintu dan bersiap untuk meletakkan kembali baju-bajuku yang masih ada di dalam koper kedalam lemari. Ah! Sungguh melelahkan. Kulangkahkan kakiku menuju tempat tidur hoya dan mendudukkan diriku disamping hoya
“penampakan apa hoy-ya?” tanyaku. “hantu kaki kuda dan hantu tanpa kepala”
“wow!” decakku kagum. “emm.. nanti malam aku tidur denganmu ya?” lanjutku. Baiklah aku akui, aku memang sedikit takut dengan hal-hal yang berbau horor. Bukan sedikit, tapi sangat. “aishh! Kita satu kamar gyu dan tempat tidur kita juga bersebelahan, kenapa kau masih takut?”
“pokoknya aku tetap akan tidur denganmu” ucapku. Akhirnya aku melangkahkan kakiku mengerjakan tugasku, merapikan pakaian. “ah! Aku hampir lupa. Bagaimana liburanmu dengan woohyun gyu?” aku tersenyum kecut mendengar pertanyaan hoya. “menyenangkan” ucapku masih tetap dengan pekerjaanku. “apa kau sudah tau perasaan woohyun yang sebenarnya padamu?”
“apa kau sudah tau dari dulu?”
“dulu? Tentu saja tidak gyu, dia sendiri yang tak menyadari perasaannya. Aku memang dulu tau tapi woohyun tidak, dia juga baru menyadarinya”
“emmm...”
“ada apa dengamu gyu? Bukankah kau seharusnya bahagia?”
Akhirnya aku selesai merapikan pakaian-pakaianku, lalu aku letakkan koperku di atas lemari. “molla... woohyun aneh” ucapku lalu ku dudukkan badanku di tempat tidurku
“aneh kenapa gyu?”
“itu yang menjadi pertanyaan ku hoya-ya, padahal di Jeju sikapnya tidak seperti ini. Bahkan saat kita sudah lepas landas dari Jeju dia tak bicara sama sekali padaku” ucapku sedih. Ku tolehkan wajahku melihat ekspresi hoya, kulihat dia sedikit berpikir mengenai masalahku ini. Maklumlah, diakan sepupunya woohyun
“kapan sikap woohyun berubah?” tanyanya. Aku memutar ingatanku mencoba mengingat kembali kapan sikap woohyun berubah padaku. “saat aku menunggunya di dalam mobil” hoya sedikit terkejut dengan jawabanku. “ya, gwenchana? Apa kau mengetahui sesuatu?”
“tidak gyu..” ucapnya. Aku yakin hoya mengetahui sesuatu, namun entahlah apa itu. “sudahlah jangan terlalu memikirkan woohyun, toh dia sudah sadar dengan perasaannya kan?”
“baiklah” aku pun merebahkan badanku bersiap untuk tidur. Aku harap rasa khawatirku ini tak terjadi dan aku harap woohyun benar-benar menepati janjinya
Liburan tinggal satu minggu, aku menjalani separuh liburan dengan berdiam diri di asrama bersama hoya. Tak ada yang special memang, tapi kami di sini merasa bahagia. Dan sejak saat itu woohyunpun tak pernah menelponku lagi. Hari ini adalah hari pertamaku masuk kembali ke sekolah. Seperti biasa, aku berangkat ke sekolah bersama hoya dan nanti kami akan berpisah di depan pintu gerbang JHS
Aku terus melangkahkan tungkaiku menyusuri jalanan yang menghubungkanku dengan Infinite school dengan hoya disampingku. “gyu...” deham hoya memecah keheningan diantara kami
“hmmm..”
“kira-kira kau pulang jam berapa?”
“molla, tapi sepertinya hari ini tidak ada pelajaran”
“nanti aku tunggu di depan gerbang sekolahmu. Kita pulang bersama”
“baiklah”
“aku masuk duluan gyu..” aku menganggukkan kepalaku. Lalu ku lanjutkan perjalananku menuju sekolah yang letaknya tak jauh dari sekolah hoya
Sunggyu POV End
Sunggyu melangkahkan kakinya menuju Infinite high school yang letaknya tak jauh dari sekolah hoya
“hyunie.. palli”
“tunggulah key, waktumu masih tinggal 30 menit” samar-samar sunggyu mendengar suara yang tak asing ditelinganya. Perlahan Sunggyu membalikkan badannya guna memastikan sang pemilik suara
“nanti aku tunggu disini ya”
“baiklah, aku masuk dulu oppa”
Chup
Sang yeoja tiba-tiba mencium namja itu tepat dibibirnya, sang namja hanya terkejut dengan ciuman sang yeoja. Walaupun sekilas dan sangat cepattapi itu terlihat sangat jelas
“.....” sunggyu membulatkan mata sipitnya melihat orang yang sekarang tengah memasuki kawasan infinite junior high school setelah melakukan sedikit skinship ditengah ramainya siswa. Dua manusia yang nampak tak asing dimatanya, mereka adalah Nam Woohyun –tunangannya dengan key yang saling menautkan tangan mereka. Sunggyu lihat woohyun juga tampak bahagia bersama key. Karena tak tahan melihat dua orang terus berjalan itu, sunggyu membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya menuju sekolahnya. Tak ada air mata yang terlihat, sunggyu malah tersenyum dengan pemandangan yang baru saja ia lihat
Namun, itu tak bertahan lama. “kenapa? sebegitu mudahnyakah kau melupakan tujuh hari itu hyun?” gumam sunggyu lirih. Tangannya yang memegang beberapa buku paket tampak mulai bergetar, terlihat dengan jelas jika sekarang sunggyu tengah menahan air matanya
“gyu” tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pelan punggung sunggyu. Sunggyu pun menolehkan kepalanya sambil memejamkan matanya untuk mengurangi sedikit air matanya yang mengambang disudut matanya, lalu membukanya pelan. “eoh! Appa” appa yang dia maksud bukan appa yang sekarang tengah berada di belahan bumi sana, tapi appa yang ia maksud adalah yuichi, namja chingu kei
“kau kenapa?” tanya yuichi heran dengan sunggyu, pasalnya selama dia mengenal sunggyu ia tak pernah melihat sunggyu sedih, apalagi sehancur sekarang. Sunggyu yang ia kenal adalah sunggyu yang selalu tersenyum dan sangat periang
“gwenchana” ucap sunggyu sambil tersenyum untuk menghilangkan kecurigaan yuichi semakin dalam. “mau membolos denganku?” tawar sunggyu yang dibalas dengan anggukan oleh yuichi

@rooftop

Sekarang mereka berdua tengah berada di rooftop school, menikmati hembusan angin yang menerpa kulit mereka yang berbalut seragam sekolah
“gyu..”
“hmm...”
“kau terlihat berbeda”
“ahh!! Aku tau appa, aku terlihat lebih cantik kan?”
“aishh!! Kau ini menyebalkan gyu, aku serius”
“bagaimana hubunganmu dengan kei?”
“jangan alihkan pembicaraan gyu” sunggyu menundukka kepalanya mendengar ucapan yuichi. “Sekarang cobalah kau ceritakan masalahmu mungkin aku bisa membantu”
“kau tak akan bisa membantu, dan tak akan pernah”
“ara, setidaknya kau ceritakan padaku”
“......” sunggyu masih menundukkan kepalanya dalam-dalam agar yuichi tak melihatnya yang sekarang tengah menangis. “gyu...”
“hiks... hiks” samar tapi yuichi masih bisa mendengar isakan yang keluar dari bibir tipis sunggyu. Lalu yuichi menarik sunggyu kedalam pelukannya, sebagai sahabat tak lebih. Yuichi sudah mempunyai Kei, ingat itu
“katanya kau anakku, kalau kau menangis berarti bukan anakku, anakku tak pernah menangis” candanya. Perlahan Yuichi melepas pelukannya pada sunggyu. “katakanlah gyu jika itu membuatmu lebih nyaman”
“aniyo, kau tak perlu tau, ini masalahku”
“baiklah jika itu membuatmu lebih baik” ucap yuichi sambil memamerkan senyum manisnya. Selang beberapa waktu, akhirnya Sunggyu dan yuichi hanya membicarakan hal-hal yang tak penting. Tentang pelajarannya, idolanya dan kei. Tapi sunggyu tak pernah membuka informasi sedikitpun tentang dirinya dan woohyun. Benar kata sunggyu, ini adalah masalahnya dan tak ingin melibatkan orang lain. Biarlah dirinya menuntaskan masalah itu sendiri

Other Side_

Hoya tampak uring-uringan di dalam kelasnya karena tak ada guru yang mengajar, jangan lupakan dirinya yang termasuk kategori anak pintar. Jadi, sangat disayangkan masuk sekolah tapi tak ada guru. Menurutnya ‘guling dan kasur di asrama leebih membutuhkanku’ begitu kata hoya. Hoya memutuskan keluar kelas hanya untuk sekedar mencari udara, dia memilih rooftop school. Dari kejauhan hoya dapat melihat dua orang manusia tengah berbincang-bincang membicarakan hal yang lucu, sepertinya. Hoya merasa tak asing dengan si gadis yang selalu tersenyum itu. Hoya semakin memicingkan matanya guna melihat lebih jelas
“gyu...” ucapnya lirih. Benar, dua orang yang hoya lihat adalah sunggyu dan yuichi. Letak Infinite JHS dan Infinite SHS tak begitu jauh, bahkan gedungnya pun bisa dikatakan menyatu. “dengan siapa dia? Apa dia selingkuh dari woohyun?” karena tak ingin mempunyai kesimpulan yang salah, hoya memutuskan turun dan berharap bel pulang segera berbunyi. Ia mempunyai sebuah rencana yang mungkin dapat mematahkan asumsinya itu (sunggyu selingkuh dari woohyun)


TBC or END

0 komentar:

Posting Komentar