Tittle : The
Strength In Diversity Chapter 4
Author : Kim
Hye Jin_MRS
Main cats : Kim
Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats :
Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan
kebutuhan
Genre :
Bromance, Friendship, Fantasy, Mysterie, Thriller. Untuk yang lain silahkan
tentukan sendiri
Rated : 15+
=> untuk pembunuhannya nanti, bukan NC
NOTE : Ff ini
terinspirasi dari sebuah novel, tapi alur, senjata, kekuatan dan tokoh yang
berbeda tentunya. Ini bukan YAOI juga bukan GS, ini bromance ok!
WARNING : TYPO
bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat
sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!
^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Dua tahun sudah sejak insiden
pencucian otakku yang pertama. Setelah itu aku menerima misi dari Alice tanpa
pelatihan di sebuah perusaan bernama The ceiba speciosa, sebuah perusahaan
besar yang ada di Australia. Waktu aku melakukan misi, aku hanya bisa mengandalkan
kekuatan sisi different genku, aku tak pernah dilatih, kalian tau itu.
Dalam dua tahun ini sudah banyak nyawa yang melayang karena
tanganku sendiri. Aku seorang pembunuh? Benar, aku memang seorang pembunuh. Aku
tak begitu mempermasalahkannya karena aku melakukannya juga karena perintah
Alice. Sekarang kemampuanku sudah menyamai different gen senior yang ada dalam
pusat sistem evolusi manusia, under sea.
Aku juga sudah mengenal ke 7 different gen lainnya beserta
kepribadian masing-masing different gen. Taec Yeon si pendiam, Dong Woo si
moodboster, Woo Hyun yang ternyata adalah orang yang selalu berbicara denganku
lewat pikiranku, Sung Yeol yang mempunyai pengetahuan terbanyak tentang
different gen, Hoya yang lugu, Myung Soo si bijak, dan terakhir maknae kami,
Sung Jong. Satu-satunya different gen yang ada dalam kapsul raksasa selama 15
tahun, different gen yang dibuat paling lama
Malam ini, seperti biasa, aku mendapat misi. Kali ini misinya
adalah membunuh seorang Prof. Pembuat gerbang waktu di Canada, asal daerah Sung
Yeol. Tapi bedanya, kami ditugaskan secara bersama dan kami tidak disetrum
memakai alat pencuci otak. Mungkin kali ini aku benar-benar harus membunuh
orang dalam keadaan sadar, membuat sedikit gemetar membayangkannya. Sebelumnya
kami selalu ditugaskan di tempat yang berbeda.
Para different gen sudah bersiap dengan senjata dan dandanan aneh
masing-masing dalam lift peluncuran menuju daratan. Biasanya kami selalu
diantar dengan pesawat khusus Under Sea, tapi kali ini kami harus mengandalkan
gerak lincah kami. Seoul => Canada. Itu bukanlah jarak yang dekat. Seandainya
kami bukan different gen kami juga tak akan mampu menempuh perjalan sejauh itu.
Sebelum different gen muncul kepermukaan, Prof. Lee Jungyeop
memberikan sebuah kertas, ani! Setelah ku lihat dengan seksama, ini bukan
kertas, tapi sebuah peta kusam yang sudah berubah warna menjadi kuning dan
coklat karena termakan waktu. Para different gen pun berkumpul mendekatiku dan
mulai heran maksud Prof. Lee, kecuali Taec Yeon.
"Dunia Aladin, pergilah ke sana selama aku menutupi
keberadaan kalian di monitor dari Alice." Para different gen tampak
tercengang mendengar penuturan Prof. Lee. Baru saja Myung Soo mengangkat tangan
untuk bertanya, tapi telat. Prof. Lee sudah kembali ke dalam Laboratorium.
"Ku harap ini berguna." Ucap Sung Yeol yang dijawab
anggukan olehku dan yang lain.
====Diffferent gen siap menjalankan misi====
Itu adalah sebuah alarm yang selalu kami dengar setiap kami
mendapatkan misi dan sedang bersiap untuk berangkat. Pelan, lift berbentuk
bulat ini mulai bergerak dan meluncur ke atas. Sekitar 15 menit kami sampai
dipermukaan. Rupanya Seoul sedang salju
Sung Gyu Point Of View END (dari chap 1 Sung Gyu Pov ^_^ )
"Brrr.. ini lebih baik dari pada under sea walaupun terasa
dingin." Ucap Dong Woo.
"Apakah kita kabur saja?" Tanya Sung Jong membuat semua
different gen mangalihkan perhatian padanya, "Jangan berpikir yang
macam-macam, kita kerjakan misi dulu, baru kita tentukan langkah apa yang harus
kita lakukan setelahnya." Saran Myung Soo, different gen menganggukkan
kepalanya mengiyakan usulan bijak Myung Soo.
"Jadi, Taec Yeon ... kita harus kemana? Timur, barat, selatan
apa utara? Dimana letak Canada." Cerocos Woo Hyun pada Taec Yeon selaku
different tertua, "utara." Jawab Sung Yeol menyela (*author ngarang),
"Untuk menghindari manusia normal, kita bisa lewat hutan." Lanjut
Sung Yeol lagi, "Kita harus menghindari samudera, jadi kita memutar
saja." Imbuh Myung Soo
"Baiklah, semuanya bersiap." Ujar Taec Yeon. Mendengar
intruksi Taec Yeon, para different gen pun mulai bersiap mengambil langkah lari
cepat mereka.
HAPP!!.
Different gen tampak tenang tanpa tergesa-gesa dengan lari
masing-masing. Mungkin santai menurut mereka, tapi bagi yang melihat lari
mereka pasti akan terheran-heran. Gerakannya sangat gesit dan cepat. Ranting
dan dahan mereka loncati seperti tak mempunyai beban tubuh. Semuanya terasa
gampang setelah semuanya mengalami pelatihan.
4 Jam Kemudian ....
Para different gen menatap kagum bangunan yang menjulang tinggi di
depan mereka. Benar-benar gedung pencakar langit. Bangunannya terbuat dari
kaca, dan terlihat elit sekali, "Apakah kita benar-benar akan jadi
pembunuh?" Seru Sung Gyu.
"Tentu saja, Gyu. Kecuali kau berani membantah Alice."
Ucap Hoya sambil menepuk punggung Sung Gyu. Sung Gyu menganggukkan kepalanya.
"Kita atur strategi untuk memancing mereka keluar dari gedung
itu, kita disini hanya untuk membunuh CEO The Stars bukan?"
"Benar, Myung, tapi kalau cuma itu misi kita, kenapa kita
dikirim semua disatu tempat?" Tanya Dong Woo yang sepertinya masih heran
dengan siasat Alice.
"The Stars adalah perusahaan besar, tak mungkin CEO The Stars
mempunyai sesuatu yang tak berharga hingga Alice mengirim kita semua."
Sekarang Taec Yeon ikut ambil dalam pemikiran rumit ini. Sedangkan Woo Hyun,
Sung Yeol, Sung Jong, dan Sung Gyu hanya mendengarkan perihal tentang The Stars
yang sekarang tengah ada di depan mata mereka.
"Sudahlah, sekarang kita mencari tempat yang nyaman dulu
untuk menyusun strategi." Usulan Hoya langsung dijawab dengan Woo Hyun
yang mendudukkan dirinya di bawah pohon rindang tak jauh dari tempat mereka
berdiri, diikuti dengan different gen yang lain.
"Jadi ...." Myung Soo mulai menjelaskan strategi mereka,
dimulai mereka memancing para pegawai, masuk ke dalam The Stars, sampai
penyerangan pada target.
"Baiklah, ini waktu yang tepat." Ucap Taec Yeon sambil
memberanjakkan dirinya yang diikuti different gen lainnya.
HAPPP!!
Myung Soo dan Sung Yeol menyusup dari pintu belakang, Woo Hyun dan
Sung Gyu mendaki The Stars tanpa susah dengan mengandalkan gerakan lincahnya,
lebih tepatnya mereka lari diatas gedung dalam keadaan miring, Hoya tengah
berusaha mengendalikan kekuatan ganti raganya setelah memukul satpam sebagai
tubuhnya walaupun sebenanya agak susah, Dong Woo berganti baju dan memakai topi
milik salah satu teman satpam yang tadi Hoya pukul untuk masuk ke dalam The
Stars, sedangkan Taec Yeon dan Sung Jong mengawasi yang lainnya dari hutan.
"Kau ingat tugasmukan Sung Jong-ah?"
"eum .. tentu saja. Aku hanya menonton dan menjaga different
gen yang lain"
Othe_Side (Woo Hyun/Sung Gyu)
"Setelah salah satu dari kita sampai di atas, tak boleh ada
yang menunggu arra?." Ucap Woo Hyun ditengah larinya pada Sung Gyu,
"Kita harus cepat membunyikan alarm kebakaran." Lanjutnya lagi.
Other_Side (Myung Soo/Sung Yeol)
"Myung soo-ya ..." Panggil Sung Yeol setengah berbisik.
"Kau tak boleh tergesa-gesa, peran utama dalam penyerangan
ini adalah Woo Hyun dan Sung Gyu. Tunggyu Alarm mereka."
"Arasseo."
Other_Side (Dong Woo/Hoya)
"Pertama kita harus menuju rooftop untuk membuka pintu Ya
.."
"arrayo."
"Tapi sebelum itu kita harus mencari ruangan CEO The
Stars."
"Maksudmu misiku bertanya pada salah satu karyawan di
sini?"
"Benar sekali."
"Tapi, bukankah aneh jika aku seorang satpam tidak tau
ruangan CEOnya?"
"Benar juga. Emmm ... bagaimana kalau kau keluar dulu dari
dalam tubuh satpam itu terus kamu tanyakan ke satpam itu."
"Kau pikir aku sudah bisa mengendalikan ganti ragaku dengan
baik. Tidak sebelum black note ditemukan Dong Woo-ssi."
"Ahh!! Aku pusing memikirkan ini."
"Lebih baik kita coba dulu caramu, ayo ke toilet."
Dongwoo mengikuti langkah Hoya bertubuh satpam itu. Kalau nanti Hoya tak bisa
masuk lagi kedalam tubuh satpam itu, terpaksa ia harus memingsankan pegawai
yang melihatnya.
"Cepat keluar Ya." Perintah Dong Woo setelah mereka
sudah ada dalam toilet. Hoya menundukkan kepalanya sebentar, tangannya
mencengkram kuat wastafel, kemudian tubuh itu terjatuh begitu saja membuat Dong
Woo kebingungan melihat sesuatu aneh pertama kali pada Hoya.
Tubuh satpam itu terkapar di lantai toilet, tapi seseorang
dibelakang satpam itu masih berdiri tegap dengan tampang santai, "Kau
benar-benar hebat." Puji Dong Woo sambil mengacungkan dua jempol pada Hoya
yang telah keluar dari tubuh satpam.
Hoya menjongkokkan tubuhnya guna menyamai tinggi badannya dengan
si satpam. Berusaha membangunkan satpam itu dengan menepuk-nepuk pipinya,
"Apakah dia mati?" Tanya Dong Woo.
"Bagaimana mungkin dia mati, aku hanya menggantikannya
sebentar."
Ukhukk!! Ukhuukk!!
Akhirnya satpam itu sadar. Dari wajah satpam itu sepertinya ia
kebingungan dengan keadaannya yang tiba-tiba tiduran di lantai, "Kau ada
di toilet." Suara Dong Woo membuat satpam itu tersadar bahwa ada orang
asing di sampingnya.
Dengan tergesa-gesa satpam itu bemberanjakkan dirinya berusaha
kabur dari dua orang aneh yang tiba-tiba ada di sampingnya.
BRAKK!!
Pintu tiba-tiba tertutup. Rupanya Dong Woo menggunakan kekuatan
telekinesisnya membuat satpam berhenti mendadak tepat di depan pintu yang
tertutup. Mau tak mau ia membalikkan badannya menghadap dua orang tadi,
"Si-Siapa sebenarnya kalian?"
"Dimana ruang CEOmu?" Bukannya menjawab, Hoya malah
balik bertanya pada satpam itu. Tampilan mencolok dua different gen membuat
satpam itu semakin terheran-heran, "Kami tak akan menyakitimu, tenanglah
..." Ucap Dong Woo menenagkan.
"La-lalu bagaimana caraku memberi tau kalian kalau aku
dikurung di sini?" Dong Woo kembali membuka pintu toilet dengan jarak
jauh, "Jalan!" Bentak Hoya.
"Tak usah membentaknya, Ya." Saran Dong Woo. Kemudian
dua different gen itu mengikuti langkah kaki satpam menyusuri lorong-lorong
panjang The Stars. Semuanya tampak aman sejauh ini, tak ada pegawai yang mereka
temui berhubung sekarang jam istirahat kantor.
"Ruangan paling ujung." Tunjuk si satpam pada sebuah
ruangan berpintu kaca dan berlapis pintu kayu lagi, harus melewati dua pintu
jika ingin kesana, "baiklah terimakasih .." Ucap Hoya
"Maafkan kami, tapi kami melakukan ini demi keamanan."
Ucap Dong Woo sebelum ia memukul bagian belakang kepala satpam itu membuat
satpam itu kembali tak sadarkan diri.
"Rooftop adalah tujuan kita selanjutnya, Ya." Setelah
itu Hoya dan Dong Woo menuju rooftop guna membuka pintu untuk Woo Hyun dan Sung
Gyu. Sebenarnya bisa saja Woo Hyun ataupun Sung Gyu mendobrak pintu rooftop,
tapi daripada Hoya dan Dong Woo berdiam diri, lebih baik mereka membantu Woo
Hyun dan Sung Gyu bukan?.
=====*=====
"Kemana dua orang itu ..." gerutu Woo Hyun. Sedangkan
Sung Gyu hanya menggelengkan kepalanya melihat Woo Hyun yang tak henti-hentinya
menggerutu gara-gara Dong Woo dan Hoya yang tak cepat membukakan pintu.
"Kalin lama menunggu?" Suara Hoya menghentikan gerutuan
Woo Hyun, "Kalian ngapain saja eoh!?."
"Sudahlah cepat lakukan tugas kita." Ujar Sung Gyu
berusaha meredam emosi Woo Hyun. "Tujuan kita hanya membunyikan alarm
kebakaran kan?" Tanya Sung Gyu yang dijawab anggukan oleh ke tiga
different gen.
Woo Hyun menuruni tangga dengan meloncat-loncat melewati susunan
tangga beraturan, melewatinya begitu saja. Sung Gyu mengikuti Woo Hyun di
belakangnya. Dong Woo dan Hoya juga mengikuti Woo Hyun.
KRINGGGG!!!
Alarm kebakaran berhasil Sung Gyu tekan. Semua karyawan yang ada
dalam The Stars pun berbondong-bondong keluar untuk mencari keamanan dan saat
itulah Myung Soo, Sung Yeol, Taec Yeon, dan Sung Jong masuk.
Tak jauh berbeda dengan CEO The Stars, beliau tampak tergesa-gesa
ingin keluar dari ruangan elitnya. Saat CEO itu ada di pusat The Stars, lantai
lima sebagai pusat The Stars tepatnya, para different gen sudah menunggunya
dengan sedikit bermain-main. Myung Soo membicarakan suatu hal tak jelas dengan
Woo Hyun, Taecyeon dan Dong Woo ada di atas meja pegawai sambil
menghambur-hamburkan kertas, Sung Gyu dan Hoya yang berkacak pinggang seperti
memang menunggu kedatangan sang CEO, Sung Jong dan Sung Yeol tiba-tiba sudah
ada di belakang sang CEO.
"si-siapa kalian?" Tanyanya gugup.
"Apakah perlu kami jawab?" Jawab Hoya dingin dan tanpa
ekspresi, "Kau pasti tau kami, lihatlah penampilan kami." Imbuh Myung
Soo tak kalah dingin dengan Hoya. Seketika itu juga CEO itu tergagap sadar
dengan siapa dirinya tengah berhadapan.
"Tn. Axel, anda pasti sudah ingat." Ucap Taec Yeon
sambil berjalan mendekati Tn. Axel, "Hahahahh.. kalian pikir aku akan
takut dengan kalian?" Gertak Tn. Axel, "Different gen yang tak
mempunyai black note, begitukan?" Mata sipit Sung Gyu membulat, 'bagaimana
ia bisa tau' pikirnya.
'dia bisa melihat penampilan kita, different gen akan berubah jika
mereka sudah mempunyai black note' Woo Hyun mengirim telepatinya pada Sung Gyu. Sung Gyu yang
sudah terbiasa, langsung mengerti
Bibir Tn. Axel mulai komat-kamit membacakan suatu mantra yang
membuat para different gen memundurkan kakinya. Sesaat kemudian badan Sung Yeol
terpental kebelakang membuat semua mata tertuju padanya.
"Sung Yeol-ah!!!" Sung Gyu berusaha membantu Sung Yeol
berdiri, "Apa yang terjadi?"
"Aku tidak tau, Gyu, seperti ada seseorang yang
mendorongku."
"Hyun, kau tetap awasi Tn. Axel." Bisik Myung Soo pada
Woo Hyun. Myung Soo ikut menghampiri Sung Yeol, "Apa yang terjadi
padanya?."
"Sung Yeol juga tak tau, Myung." Jawab Sung Gyu
"Myung Soo!! Dibelakangmu!" Teriak Sung Jong. Secara
reflex Myung Soo membungkukkan badannya, dan serangan tiba-tiba itu mengenai
tubuh Sung Gyu membuat badan Sung gyu menghantam dinding dengan keras.
"Kim Sung Gyu!!" Kali ini Woo Hyun benar-benar tak bisa
diam. Sung Yeol yang tadinya bisa berdiri dengan bantuan Sung Gyu kembali
terjatuh. Myung Soo membantu Sung Yeol berdiri kemudian mencoba menolong Sung
Gyu.
"Siapa sebenarnya dia Taec?" Tanya Dong Woo. Pasalnya ia
heran, dari mana Taec Yeon mengetahui nama CEO The Stars, "Dia orang yang
pernah bekerja sama dengan Prof. Jonathan dalam pembuatan different gen. Dia
juga bisa membuat gerbang waktu."
"Lalu, apakah Tn. Axel mempunyai kekuatan?"
Hoya juga larut dalam pembicaraan Taec Yeon dan Dong Woo. Myung
Soo dan Sung Jong membantu Sung Gyu dan Sung Yeol, sementara Taec Yeon, Hoya,
dan Dong Woo hanya membiarkan Woo Hyun melawan seorang diri Tn. Axel sambil
mendengarkan penuturan Taec Yeon. Sekarang lawan Tn. Axel hanya Woo Hyun,
selaku satu-satunya different gen yang bisa memanggil monsta (Monsta adalah
monster, atau iblis, yang bisa dipanggil sewaktu-waktu dibutuhkan) tanpa
membutuhkan kekuatan different gen. Different gen yang tak mempunyai black note
tak akan berguna jika berhadapan dengan Tn. Axel. Jika mereka memaksa maka
kematian yang akan mereka terima.
"Tidak, dia sama seperti Woo Hyun. Tn. Axel asli Jepang. Woo
Hyun memiliki warisan monsta dari keluarganya, sama seperti Tn. Axel, dia juga
mempunyai warisan itu."
"Bagaimana kau bisa tau?" Taec Yeon memutar bola matanya
jengah mendengar pertanyaan Dong Woo, "Kau lupa kalau aku anak angkat
Alice."
"Benar juga ..."
"Lalu apa monsta yang dimiliki Woo Hyun?" Tanya Hoya.
"Draco. Monsta berbentuk naga perak yang memiliki kulit
bagaikan baja. Sulit untuk menembus kulit baja yang menyelimuti tubuhnya. Hanya
ada satu senjata yang bisa menghancurkan kulit baja Draco, yaitu Azalea Sword.
Senjata itu ada pada Alice."
"Lalu Tn. Axel?."
"Alligator. Monsta jenis Chimera berbadan singa, berkepala
singa, ular, domba, dan memiliki sayap seperti naga. Keduanya sama-sama
hebat."
"Jika seandainya ada salah satu yang kalah dari mereka, apa
yang akan terjadi?"
"Salah satu dari monsta milik mereka akan memakan tuannya
sendiri."
"Astaga! Mengerikan sekali." Seru Hoya, "Lalu
bagaimana dengan Woo Hyun?" Tanya Dong Woo, lagi.
"Tenanglah, kita lihat saja permainannya."
"Apanya yang lihat saja permainannya, kita harus membantu Woo
Hyun, Taec Yeon-ah."
"Selama different gen tak mempunyai black note, kita tak bisa
membantunya, yang ada kita malah semakin memperkeruh keadaan Woo Hyun."
Diam, mereka bertiga terdiam mendengar ucapan Taec Yeon.
Sementara di sisi lain, Woo Hyun dan Tn. Axel tengah bertarung
dengan hebat. Seekor monsta dengan sigap berada di belakang punggung Tn. Axel.
"ouhh!! Jadi kau pemilik Alligator Tn.?" Tanya Woo Hyun
hanya sekedar basa-basi, dan langsung dijawab sebuah anggukan dan cengiran
menantang dari Tn. Axel, "dan monstamu itu sudah melukai teman-temanku,
TAKKAN KU BIARKAN!" Teriak Woo Hyun pada akhirnya.
Setelah itu Woo Hyun juga memanggil monstanya dengan memakai suatu
mantra khusus, "Aku memanggil iblis tanpa sayap, sang naga kuat, berkulit
baja, penakluk api dan juga penebar kegelapan. Aku memanggilmu dengan darah
manusia yang haus kekuasaan di hadapanku..." Semua different gen bergidik
ngeri mendengar mantra yang diucapkan Woo Hyun, sedangkan Tn. Axel tampak
santai-santai saja.
Begitu Draco menampakkan bentuknya, lagi-lagi different gen
bergidik ngeri dan setengah kagum, "wah wah wah .. baiklah, kita tentukan
siapa yang akan mati di pertarungan ini Tn. Yuichi." Begitu kata Tn. Axel
sebelum mereka memulai pertarungan sengit itu.
"Draco, aku tahu kau hebat. Ku harap kau tak
mengecewakanku." Tutur Woo Hyun sebelum menyuruh Draco menyerang
Alligator.
Splasshhh!!
Draco mengibaskan sayapnya tepat pada badan Alligator membuat
Alligator mundur sedikit. Alligator yang tak mau kalah lansung meloncat dengan
badan singanya ke tubuh Draco. Sesuai perintah Woo Hyun, Draco menggunakan
kulit bajanya seperti pisau. Tn. Axel yang melihat perubahan itu segera
menyuruh Alligator turun. Saat turun dari tubuh Draco, kaki Alligator penuh
darah. Tn. Axel geram melihat kekalahan pada serangan pertamanya.
"Bagaimana Tn. Axel, kau masih berniat melanjutkan
pertarungan ini?"
"Huh!! Ini masih permulaan. Alligator, ganti kedudukan!"
Perintah Tn. Axel. Seperti perintah tuannya, Alligator langsung mengganti
posisi kepalanya menjadi seekor naga.
"naga dan naga. Oke! Ini sebanding. Draco buat dinding
pemisah api!" Different gen menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar
teriakan Woo Hyun. Bukankah dengan itu berarti Woo Hyun akan membakar The
Stars?, tapi tidak. Api yang disemburkan Draco bukan api untuk membakar The
Stars, itu hanya kekuatan Draco untuk melindungi dirinya agar Alligator tak
meloncat padanya dan Draco bisa menyerangnya sesuka hati.
"Kau curang Tn. Yuichi."
"Hahahah ... kemenangan yang ingin aku dapatkan Tn. Axel,
kita tidak sedang berada dalam the fantasy area. Ini dalam perusahaanmu, jadi
tak ada aturan dalam menggunakan monsta."
Susah payah Alligator menghindari api panas Draco, tak jarang pula
badan Alligator terkena api Draco, membuat sebagian tubuhnya terbakar.
Alligator tak bisa menyerang, ia hanya bisa menahan dan bertahan. Sementara
Draco terus menyemburkan api pada Alligator secara bertubi-tubi.
Tak lama kemudian, Alligator sudah terkapar dengan bersimpah
darah, darah itu terus keluar dari mulut singanya, sebelah sayap naganya sudah
hangus. Tn. Axel mendekati monstanya, "Tidak!! Tidak!!" Teriaknya tak
percaya melihat monstanya yang ada di ambang kematian.
Woo Hyun mendekati Tn. Axel, "Sekarang terimalah kematianmu
Tn. Axel." Tn. Axel menatap tak percaya pemuda yang tengah menatap tajam
padanya.
Setelah itu, Alligator kembali berdiri dan menghadap Tn. Axel,
"Silahkan, makanlah aku dan setelah itu carilah tuan yang lebih bisa
menggunakan kekuatanmu." Ucap Tn. Axel. Tak lama kemudian Alligator mulai
menghisap Tn. Axel. Sedangkan para different gen menatap sedih musuhnya yang
sedang dimakan oleh monstanya sendiri secara perlahan-lahan.
=====*=====
Misi berhasil, para different gen pun keluar dari The Stars.
Semuanya tampak senang menerima keberhasilan mereka. Baiklah, mungkin yang
bekerja dalam hal ini hanya Woo Hyun. Begitulah, lawan different gen kali ini
bukan manusia biasa yang seperti kemarin-kemarin dihadapi seorang diri, pantas
saja Alice mengirim mereka bertujuh.
"Tunggu!" Sung gyu menghentikan langkah different gen
yang sudah mengambil ancang-ancang untuk lari cepatnya, "Ada apa
Gyu?" Tanya Woo Hyun.
"Prof. Lee." Ucap Sung Gyu sambil mencari peta di
selipan kostum anehnya.
"Ah! Peta itu." Tambah Sung Yeol, "Kau menyimpannya
dimana?" Tanya Hoya.
"Peta Dunia Aladin?." Myung Soo juga ikut mendekati Sung
Gyu, "Apakah kita akan langsung kesana?." Kini Sung Jong tampak
excited setelah mendengar tentang Dunia Aladin.
"Ini dia .." Ucap Sung Gyu, "Akhirnya ..."
Seru Dong Woo, sedangkan yang lain hanya mendesah pelan.
"Baiklah, kita harus membaca petanya terlebih dahulu."
Usul Myung Soo.
"Korea ke Rusia, itu lebih dekat daripada Korea ke
Canada." Jelas Sung Yeol, "berarti kita harus kembali?"
"ke selatan, Gyu ..."
"Kalau begitu, bersiap untuk energi kalian different
gen." Ucap Woo Hyun sambil tersenyum.
Happp!!
Seperti biasa, different gen akan kembali berpetualang. Jika
sebelumnya mereka selalu menyusuri belahan dunia, petualangan kali ini bisa
dibilang lebih extream. Dunia Aladin, sebut saja perut bumi. Bagaimanakah cara
mereka bisa masuk ke Dunia Aladin?. Mereka harus berlari seperti asap, menyelam
ke dasar laut, dan memasuki ruangan berkristal, baru mereka bisa mengambil
black note. Apakah yang mereka lakukan untuk masuk ke dalam bumi?
TBC
Sedikit curcol ya readers ...
Ini author yang ngarang dari jam 6 pagi, jam 2 siang baru selesai
:(
Author dari saking penatnya, jam 12 author ke kamar mandi rendem
kepala ...
Mikir mantranya Woo Hyun yang paling susah oohh!! Astaga!!! :(
>.<
Oke! kalau kalian punya hati pasti tau tu susahnya .. #kidding
Ff ini menurut author paling makan otak diantara ff-ff author yang
lain ...
Udah gitu aja ^_^
kalau ada EYD yang salah atau TYPO silakan kritik juseyo~~ ^_^
Wah wah wah, baru Woohyun yg keluar kekuatannya dalam pertarungan..
BalasHapusBingung sih mau komentar apa krn di chap ini mereka baru akan memulai perjalanan panjang utk dapat black note..
Dan -mungkin perasaanku aja- di chap ini feelnya agak sedikit turun dari chapter sebelumnya, tp utk keseluruhan udh bagus kok, suka sama author yg bisa buat cerita fantasi kayak gini..
Dan maaf cuma ninggalin jejak di chap 4, krn baru tau nih ff dan langsung baca...
Utk next nya ttp semangat ^^
gomawo kritikannya ^_^
BalasHapusmian gak bisa seperti yang diharapkan..
tapi makasih kritikannya, kalo gak ada kritikan gini author gak tau apa yang kurang ...
Cuma perlu tambahan feel saat bertarung aja supaya suasananya sedikit mencekam krn di pertarungan itu 'kan mereka mempertaruhkan hidup dan mati. Sbg contoh aja ya, dialog yg mengandung humor harus dihilangkan saat mereka dapat misi membunuh, tp kalo dilain suasana sih gak masalah...
HapusGpp kok, ini udh bagus krn penggunaan bahasanya enak dibaca, cuma feel bertarung nya aja yg kurang..
Maaf ya bukan maksud utk mengkritik kok, cuma menyampaikan pendapat aja. Dan ttp semangat buat lanjutnya ^^ aku harap ff ini terus berlanjut sesibuk apapun authornya, lama update pun pasti ditunggu asal ttp lanjut dan gak berhenti ditengah jalan...
Blogger marisa element Inspirit berkata...
Hapusouh!! yang itu,, ne ne ne :D
gak papa koq, kritik sekejam-kejamnya gak papa..
kritik tujuan untuk membernarkan ^^
author malah seneng kalo ada yang mengkritik ..
dengan kritikan itu nanti author bisa tau letak kekurangannya...
apapun itu terimakasih ^^
bakalan diusahain tetep lanjut koq .. ^^
gomawo kritikan+komennya ..