Senin, 10 April 2017

ff INFINITE The Strength In Diversity Chapter 4



Tittle : The Strength In Diversity Chapter 4
Author : Kim Hye Jin_MRS
Main cats : Kim Sunggyu & Nam Woohyun
Support cats : Infinite member, Shinee member, Lovelyz member, bisa muncul sesuai dengan kebutuhan
Genre : Bromance, Friendship, Fantasy, Mysterie, Thriller. Untuk yang lain silahkan tentukan sendiri
Rated : 15+ => untuk pembunuhannya nanti, bukan NC
NOTE : Ff ini terinspirasi dari sebuah novel, tapi alur, senjata, kekuatan dan tokoh yang berbeda tentunya. Ini bukan YAOI juga bukan GS, ini bromance ok!

WARNING : TYPO bertebaran, bahasanya bertele-tele, ancur, gaje. Gak suka? Silahkan minggat sejauh-jauhnya. DONT’ BASH!!

^_^-*-Happy Reading -*-^_^
Dua tahun sudah sejak insiden pencucian otakku yang pertama. Setelah itu aku menerima misi dari Alice tanpa pelatihan di sebuah perusaan bernama The ceiba speciosa, sebuah perusahaan besar yang ada di Australia. Waktu aku melakukan misi, aku hanya bisa mengandalkan kekuatan sisi different genku, aku tak pernah dilatih, kalian tau itu.
Dalam dua tahun ini sudah banyak nyawa yang melayang karena tanganku sendiri. Aku seorang pembunuh? Benar, aku memang seorang pembunuh. Aku tak begitu mempermasalahkannya karena aku melakukannya juga karena perintah Alice. Sekarang kemampuanku sudah menyamai different gen senior yang ada dalam pusat sistem evolusi manusia, under sea.
Aku juga sudah mengenal ke 7 different gen lainnya beserta kepribadian masing-masing different gen. Taec Yeon si pendiam, Dong Woo si moodboster, Woo Hyun yang ternyata adalah orang yang selalu berbicara denganku lewat pikiranku, Sung Yeol yang mempunyai pengetahuan terbanyak tentang different gen, Hoya yang lugu, Myung Soo si bijak, dan terakhir maknae kami, Sung Jong. Satu-satunya different gen yang ada dalam kapsul raksasa selama 15 tahun, different gen yang dibuat paling lama
Malam ini, seperti biasa, aku mendapat misi. Kali ini misinya adalah membunuh seorang Prof. Pembuat gerbang waktu di Canada, asal daerah Sung Yeol. Tapi bedanya, kami ditugaskan secara bersama dan kami tidak disetrum memakai alat pencuci otak. Mungkin kali ini aku benar-benar harus membunuh orang dalam keadaan sadar, membuat sedikit gemetar membayangkannya. Sebelumnya kami selalu ditugaskan di tempat yang berbeda.
Para different gen sudah bersiap dengan senjata dan dandanan aneh masing-masing dalam lift peluncuran menuju daratan. Biasanya kami selalu diantar dengan pesawat khusus Under Sea, tapi kali ini kami harus mengandalkan gerak lincah kami. Seoul => Canada. Itu bukanlah jarak yang dekat. Seandainya kami bukan different gen kami juga tak akan mampu menempuh perjalan sejauh itu.
Sebelum different gen muncul kepermukaan, Prof. Lee Jungyeop memberikan sebuah kertas, ani! Setelah ku lihat dengan seksama, ini bukan kertas, tapi sebuah peta kusam yang sudah berubah warna menjadi kuning dan coklat karena termakan waktu. Para different gen pun berkumpul mendekatiku dan mulai heran maksud Prof. Lee, kecuali Taec Yeon.
"Dunia Aladin, pergilah ke sana selama aku menutupi keberadaan kalian di monitor dari Alice." Para different gen tampak tercengang mendengar penuturan Prof. Lee. Baru saja Myung Soo mengangkat tangan untuk bertanya, tapi telat. Prof. Lee sudah kembali ke dalam Laboratorium.
"Ku harap ini berguna." Ucap Sung Yeol yang dijawab anggukan olehku dan yang lain.
====Diffferent gen siap menjalankan misi====
Itu adalah sebuah alarm yang selalu kami dengar setiap kami mendapatkan misi dan sedang bersiap untuk berangkat. Pelan, lift berbentuk bulat ini mulai bergerak dan meluncur ke atas. Sekitar 15 menit kami sampai dipermukaan. Rupanya Seoul sedang salju
Sung Gyu Point Of View END (dari chap 1 Sung Gyu Pov ^_^ )
"Brrr.. ini lebih baik dari pada under sea walaupun terasa dingin." Ucap Dong Woo.
"Apakah kita kabur saja?" Tanya Sung Jong membuat semua different gen mangalihkan perhatian padanya, "Jangan berpikir yang macam-macam, kita kerjakan misi dulu, baru kita tentukan langkah apa yang harus kita lakukan setelahnya." Saran Myung Soo, different gen menganggukkan kepalanya mengiyakan usulan bijak Myung Soo.
"Jadi, Taec Yeon ... kita harus kemana? Timur, barat, selatan apa utara? Dimana letak Canada." Cerocos Woo Hyun pada Taec Yeon selaku different tertua, "utara." Jawab Sung Yeol menyela (*author ngarang), "Untuk menghindari manusia normal, kita bisa lewat hutan." Lanjut Sung Yeol lagi, "Kita harus menghindari samudera, jadi kita memutar saja." Imbuh Myung Soo
"Baiklah, semuanya bersiap." Ujar Taec Yeon. Mendengar intruksi Taec Yeon, para different gen pun mulai bersiap mengambil langkah lari cepat mereka.
HAPP!!.
Different gen tampak tenang tanpa tergesa-gesa dengan lari masing-masing. Mungkin santai menurut mereka, tapi bagi yang melihat lari mereka pasti akan terheran-heran. Gerakannya sangat gesit dan cepat. Ranting dan dahan mereka loncati seperti tak mempunyai beban tubuh. Semuanya terasa gampang setelah semuanya mengalami pelatihan.
4 Jam Kemudian ....

Para different gen menatap kagum bangunan yang menjulang tinggi di depan mereka. Benar-benar gedung pencakar langit. Bangunannya terbuat dari kaca, dan terlihat elit sekali, "Apakah kita benar-benar akan jadi pembunuh?" Seru Sung Gyu.
"Tentu saja, Gyu. Kecuali kau berani membantah Alice." Ucap Hoya sambil menepuk punggung Sung Gyu. Sung Gyu menganggukkan kepalanya.
"Kita atur strategi untuk memancing mereka keluar dari gedung itu, kita disini hanya untuk membunuh CEO The Stars bukan?"
"Benar, Myung, tapi kalau cuma itu misi kita, kenapa kita dikirim semua disatu tempat?" Tanya Dong Woo yang sepertinya masih heran dengan siasat Alice.
"The Stars adalah perusahaan besar, tak mungkin CEO The Stars mempunyai sesuatu yang tak berharga hingga Alice mengirim kita semua." Sekarang Taec Yeon ikut ambil dalam pemikiran rumit ini. Sedangkan Woo Hyun, Sung Yeol, Sung Jong, dan Sung Gyu hanya mendengarkan perihal tentang The Stars yang sekarang tengah ada di depan mata mereka.
"Sudahlah, sekarang kita mencari tempat yang nyaman dulu untuk menyusun strategi." Usulan Hoya langsung dijawab dengan Woo Hyun yang mendudukkan dirinya di bawah pohon rindang tak jauh dari tempat mereka berdiri, diikuti dengan different gen yang lain.
"Jadi ...." Myung Soo mulai menjelaskan strategi mereka, dimulai mereka memancing para pegawai, masuk ke dalam The Stars, sampai penyerangan pada target.
"Baiklah, ini waktu yang tepat." Ucap Taec Yeon sambil memberanjakkan dirinya yang diikuti different gen lainnya.
HAPPP!!
Myung Soo dan Sung Yeol menyusup dari pintu belakang, Woo Hyun dan Sung Gyu mendaki The Stars tanpa susah dengan mengandalkan gerakan lincahnya, lebih tepatnya mereka lari diatas gedung dalam keadaan miring, Hoya tengah berusaha mengendalikan kekuatan ganti raganya setelah memukul satpam sebagai tubuhnya walaupun sebenanya agak susah, Dong Woo berganti baju dan memakai topi milik salah satu teman satpam yang tadi Hoya pukul untuk masuk ke dalam The Stars, sedangkan Taec Yeon dan Sung Jong mengawasi yang lainnya dari hutan.
"Kau ingat tugasmukan Sung Jong-ah?"
"eum .. tentu saja. Aku hanya menonton dan menjaga different gen yang lain"
Othe_Side (Woo Hyun/Sung Gyu)
"Setelah salah satu dari kita sampai di atas, tak boleh ada yang menunggu arra?." Ucap Woo Hyun ditengah larinya pada Sung Gyu, "Kita harus cepat membunyikan alarm kebakaran." Lanjutnya lagi.
Other_Side (Myung Soo/Sung Yeol)
"Myung soo-ya ..." Panggil Sung Yeol setengah berbisik.
"Kau tak boleh tergesa-gesa, peran utama dalam penyerangan ini adalah Woo Hyun dan Sung Gyu. Tunggyu Alarm mereka."
"Arasseo."
Other_Side (Dong Woo/Hoya)
"Pertama kita harus menuju rooftop untuk membuka pintu Ya .."
"arrayo."
"Tapi sebelum itu kita harus mencari ruangan CEO The Stars."
"Maksudmu misiku bertanya pada salah satu karyawan di sini?"
"Benar sekali."
"Tapi, bukankah aneh jika aku seorang satpam tidak tau ruangan CEOnya?"
"Benar juga. Emmm ... bagaimana kalau kau keluar dulu dari dalam tubuh satpam itu terus kamu tanyakan ke satpam itu."
"Kau pikir aku sudah bisa mengendalikan ganti ragaku dengan baik. Tidak sebelum black note ditemukan Dong Woo-ssi."
"Ahh!! Aku pusing memikirkan ini."
"Lebih baik kita coba dulu caramu, ayo ke toilet." Dongwoo mengikuti langkah Hoya bertubuh satpam itu. Kalau nanti Hoya tak bisa masuk lagi kedalam tubuh satpam itu, terpaksa ia harus memingsankan pegawai yang melihatnya.
"Cepat keluar Ya." Perintah Dong Woo setelah mereka sudah ada dalam toilet. Hoya menundukkan kepalanya sebentar, tangannya mencengkram kuat wastafel, kemudian tubuh itu terjatuh begitu saja membuat Dong Woo kebingungan melihat sesuatu aneh pertama kali pada Hoya.
Tubuh satpam itu terkapar di lantai toilet, tapi seseorang dibelakang satpam itu masih berdiri tegap dengan tampang santai, "Kau benar-benar hebat." Puji Dong Woo sambil mengacungkan dua jempol pada Hoya yang telah keluar dari tubuh satpam.
Hoya menjongkokkan tubuhnya guna menyamai tinggi badannya dengan si satpam. Berusaha membangunkan satpam itu dengan menepuk-nepuk pipinya, "Apakah dia mati?" Tanya Dong Woo.
"Bagaimana mungkin dia mati, aku hanya menggantikannya sebentar."
Ukhukk!! Ukhuukk!!
Akhirnya satpam itu sadar. Dari wajah satpam itu sepertinya ia kebingungan dengan keadaannya yang tiba-tiba tiduran di lantai, "Kau ada di toilet." Suara Dong Woo membuat satpam itu tersadar bahwa ada orang asing di sampingnya.
Dengan tergesa-gesa satpam itu bemberanjakkan dirinya berusaha kabur dari dua orang aneh yang tiba-tiba ada di sampingnya.
BRAKK!!
Pintu tiba-tiba tertutup. Rupanya Dong Woo menggunakan kekuatan telekinesisnya membuat satpam berhenti mendadak tepat di depan pintu yang tertutup. Mau tak mau ia membalikkan badannya menghadap dua orang tadi, "Si-Siapa sebenarnya kalian?"
"Dimana ruang CEOmu?" Bukannya menjawab, Hoya malah balik bertanya pada satpam itu. Tampilan mencolok dua different gen membuat satpam itu semakin terheran-heran, "Kami tak akan menyakitimu, tenanglah ..." Ucap Dong Woo menenagkan.
"La-lalu bagaimana caraku memberi tau kalian kalau aku dikurung di sini?" Dong Woo kembali membuka pintu toilet dengan jarak jauh, "Jalan!" Bentak Hoya.
"Tak usah membentaknya, Ya." Saran Dong Woo. Kemudian dua different gen itu mengikuti langkah kaki satpam menyusuri lorong-lorong panjang The Stars. Semuanya tampak aman sejauh ini, tak ada pegawai yang mereka temui berhubung sekarang jam istirahat kantor.
"Ruangan paling ujung." Tunjuk si satpam pada sebuah ruangan berpintu kaca dan berlapis pintu kayu lagi, harus melewati dua pintu jika ingin kesana, "baiklah terimakasih .." Ucap Hoya

"Maafkan kami, tapi kami melakukan ini demi keamanan." Ucap Dong Woo sebelum ia memukul bagian belakang kepala satpam itu membuat satpam itu kembali tak sadarkan diri.
"Rooftop adalah tujuan kita selanjutnya, Ya." Setelah itu Hoya dan Dong Woo menuju rooftop guna membuka pintu untuk Woo Hyun dan Sung Gyu. Sebenarnya bisa saja Woo Hyun ataupun Sung Gyu mendobrak pintu rooftop, tapi daripada Hoya dan Dong Woo berdiam diri, lebih baik mereka membantu Woo Hyun dan Sung Gyu bukan?.
=====*=====
"Kemana dua orang itu ..." gerutu Woo Hyun. Sedangkan Sung Gyu hanya menggelengkan kepalanya melihat Woo Hyun yang tak henti-hentinya menggerutu gara-gara Dong Woo dan Hoya yang tak cepat membukakan pintu.
"Kalin lama menunggu?" Suara Hoya menghentikan gerutuan Woo Hyun, "Kalian ngapain saja eoh!?."
"Sudahlah cepat lakukan tugas kita." Ujar Sung Gyu berusaha meredam emosi Woo Hyun. "Tujuan kita hanya membunyikan alarm kebakaran kan?" Tanya Sung Gyu yang dijawab anggukan oleh ke tiga different gen.
Woo Hyun menuruni tangga dengan meloncat-loncat melewati susunan tangga beraturan, melewatinya begitu saja. Sung Gyu mengikuti Woo Hyun di belakangnya. Dong Woo dan Hoya juga mengikuti Woo Hyun.
KRINGGGG!!!
Alarm kebakaran berhasil Sung Gyu tekan. Semua karyawan yang ada dalam The Stars pun berbondong-bondong keluar untuk mencari keamanan dan saat itulah Myung Soo, Sung Yeol, Taec Yeon, dan Sung Jong masuk.
Tak jauh berbeda dengan CEO The Stars, beliau tampak tergesa-gesa ingin keluar dari ruangan elitnya. Saat CEO itu ada di pusat The Stars, lantai lima sebagai pusat The Stars tepatnya, para different gen sudah menunggunya dengan sedikit bermain-main. Myung Soo membicarakan suatu hal tak jelas dengan Woo Hyun, Taecyeon dan Dong Woo ada di atas meja pegawai sambil menghambur-hamburkan kertas, Sung Gyu dan Hoya yang berkacak pinggang seperti memang menunggu kedatangan sang CEO, Sung Jong dan Sung Yeol tiba-tiba sudah ada di belakang sang CEO.
"si-siapa kalian?" Tanyanya gugup.
"Apakah perlu kami jawab?" Jawab Hoya dingin dan tanpa ekspresi, "Kau pasti tau kami, lihatlah penampilan kami." Imbuh Myung Soo tak kalah dingin dengan Hoya. Seketika itu juga CEO itu tergagap sadar dengan siapa dirinya tengah berhadapan.
"Tn. Axel, anda pasti sudah ingat." Ucap Taec Yeon sambil berjalan mendekati Tn. Axel, "Hahahahh.. kalian pikir aku akan takut dengan kalian?" Gertak Tn. Axel, "Different gen yang tak mempunyai black note, begitukan?" Mata sipit Sung Gyu membulat, 'bagaimana ia bisa tau' pikirnya.
'dia bisa melihat penampilan kita, different gen akan berubah jika mereka sudah mempunyai black note' Woo Hyun mengirim telepatinya pada Sung Gyu. Sung Gyu yang sudah terbiasa, langsung mengerti
Bibir Tn. Axel mulai komat-kamit membacakan suatu mantra yang membuat para different gen memundurkan kakinya. Sesaat kemudian badan Sung Yeol terpental kebelakang membuat semua mata tertuju padanya.
"Sung Yeol-ah!!!" Sung Gyu berusaha membantu Sung Yeol berdiri, "Apa yang terjadi?"
"Aku tidak tau, Gyu, seperti ada seseorang yang mendorongku."
"Hyun, kau tetap awasi Tn. Axel." Bisik Myung Soo pada Woo Hyun. Myung Soo ikut menghampiri Sung Yeol, "Apa yang terjadi padanya?."
"Sung Yeol juga tak tau, Myung." Jawab Sung Gyu
"Myung Soo!! Dibelakangmu!" Teriak Sung Jong. Secara reflex Myung Soo membungkukkan badannya, dan serangan tiba-tiba itu mengenai tubuh Sung Gyu membuat badan Sung gyu menghantam dinding dengan keras.
"Kim Sung Gyu!!" Kali ini Woo Hyun benar-benar tak bisa diam. Sung Yeol yang tadinya bisa berdiri dengan bantuan Sung Gyu kembali terjatuh. Myung Soo membantu Sung Yeol berdiri kemudian mencoba menolong Sung Gyu.
"Siapa sebenarnya dia Taec?" Tanya Dong Woo. Pasalnya ia heran, dari mana Taec Yeon mengetahui nama CEO The Stars, "Dia orang yang pernah bekerja sama dengan Prof. Jonathan dalam pembuatan different gen. Dia juga bisa membuat gerbang waktu."
"Lalu, apakah Tn. Axel mempunyai kekuatan?"
Hoya juga larut dalam pembicaraan Taec Yeon dan Dong Woo. Myung Soo dan Sung Jong membantu Sung Gyu dan Sung Yeol, sementara Taec Yeon, Hoya, dan Dong Woo hanya membiarkan Woo Hyun melawan seorang diri Tn. Axel sambil mendengarkan penuturan Taec Yeon. Sekarang lawan Tn. Axel hanya Woo Hyun, selaku satu-satunya different gen yang bisa memanggil monsta (Monsta adalah monster, atau iblis, yang bisa dipanggil sewaktu-waktu dibutuhkan) tanpa membutuhkan kekuatan different gen. Different gen yang tak mempunyai black note tak akan berguna jika berhadapan dengan Tn. Axel. Jika mereka memaksa maka kematian yang akan mereka terima.
"Tidak, dia sama seperti Woo Hyun. Tn. Axel asli Jepang. Woo Hyun memiliki warisan monsta dari keluarganya, sama seperti Tn. Axel, dia juga mempunyai warisan itu."
"Bagaimana kau bisa tau?" Taec Yeon memutar bola matanya jengah mendengar pertanyaan Dong Woo, "Kau lupa kalau aku anak angkat Alice."
"Benar juga ..."
"Lalu apa monsta yang dimiliki Woo Hyun?" Tanya Hoya.
"Draco. Monsta berbentuk naga perak yang memiliki kulit bagaikan baja. Sulit untuk menembus kulit baja yang menyelimuti tubuhnya. Hanya ada satu senjata yang bisa menghancurkan kulit baja Draco, yaitu Azalea Sword. Senjata itu ada pada Alice."

"Lalu Tn. Axel?."

"Alligator. Monsta jenis Chimera berbadan singa, berkepala singa, ular, domba, dan memiliki sayap seperti naga. Keduanya sama-sama hebat."

"Jika seandainya ada salah satu yang kalah dari mereka, apa yang akan terjadi?"
"Salah satu dari monsta milik mereka akan memakan tuannya sendiri."
"Astaga! Mengerikan sekali." Seru Hoya, "Lalu bagaimana dengan Woo Hyun?" Tanya Dong Woo, lagi.
"Tenanglah, kita lihat saja permainannya."
"Apanya yang lihat saja permainannya, kita harus membantu Woo Hyun, Taec Yeon-ah."
"Selama different gen tak mempunyai black note, kita tak bisa membantunya, yang ada kita malah semakin memperkeruh keadaan Woo Hyun." Diam, mereka bertiga terdiam mendengar ucapan Taec Yeon.
Sementara di sisi lain, Woo Hyun dan Tn. Axel tengah bertarung dengan hebat. Seekor monsta dengan sigap berada di belakang punggung Tn. Axel.
"ouhh!! Jadi kau pemilik Alligator Tn.?" Tanya Woo Hyun hanya sekedar basa-basi, dan langsung dijawab sebuah anggukan dan cengiran menantang dari Tn. Axel, "dan monstamu itu sudah melukai teman-temanku, TAKKAN KU BIARKAN!" Teriak Woo Hyun pada akhirnya.
Setelah itu Woo Hyun juga memanggil monstanya dengan memakai suatu mantra khusus, "Aku memanggil iblis tanpa sayap, sang naga kuat, berkulit baja, penakluk api dan juga penebar kegelapan. Aku memanggilmu dengan darah manusia yang haus kekuasaan di hadapanku..." Semua different gen bergidik ngeri mendengar mantra yang diucapkan Woo Hyun, sedangkan Tn. Axel tampak santai-santai saja.
Begitu Draco menampakkan bentuknya, lagi-lagi different gen bergidik ngeri dan setengah kagum, "wah wah wah .. baiklah, kita tentukan siapa yang akan mati di pertarungan ini Tn. Yuichi." Begitu kata Tn. Axel sebelum mereka memulai pertarungan sengit itu.
"Draco, aku tahu kau hebat. Ku harap kau tak mengecewakanku." Tutur Woo Hyun sebelum menyuruh Draco menyerang Alligator.
Splasshhh!!
Draco mengibaskan sayapnya tepat pada badan Alligator membuat Alligator mundur sedikit. Alligator yang tak mau kalah lansung meloncat dengan badan singanya ke tubuh Draco. Sesuai perintah Woo Hyun, Draco menggunakan kulit bajanya seperti pisau. Tn. Axel yang melihat perubahan itu segera menyuruh Alligator turun. Saat turun dari tubuh Draco, kaki Alligator penuh darah. Tn. Axel geram melihat kekalahan pada serangan pertamanya.
"Bagaimana Tn. Axel, kau masih berniat melanjutkan pertarungan ini?"
"Huh!! Ini masih permulaan. Alligator, ganti kedudukan!" Perintah Tn. Axel. Seperti perintah tuannya, Alligator langsung mengganti posisi kepalanya menjadi seekor naga.
"naga dan naga. Oke! Ini sebanding. Draco buat dinding pemisah api!" Different gen menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar teriakan Woo Hyun. Bukankah dengan itu berarti Woo Hyun akan membakar The Stars?, tapi tidak. Api yang disemburkan Draco bukan api untuk membakar The Stars, itu hanya kekuatan Draco untuk melindungi dirinya agar Alligator tak meloncat padanya dan Draco bisa menyerangnya sesuka hati.
"Kau curang Tn. Yuichi."
"Hahahah ... kemenangan yang ingin aku dapatkan Tn. Axel, kita tidak sedang berada dalam the fantasy area. Ini dalam perusahaanmu, jadi tak ada aturan dalam menggunakan monsta."
Susah payah Alligator menghindari api panas Draco, tak jarang pula badan Alligator terkena api Draco, membuat sebagian tubuhnya terbakar. Alligator tak bisa menyerang, ia hanya bisa menahan dan bertahan. Sementara Draco terus menyemburkan api pada Alligator secara bertubi-tubi.
Tak lama kemudian, Alligator sudah terkapar dengan bersimpah darah, darah itu terus keluar dari mulut singanya, sebelah sayap naganya sudah hangus. Tn. Axel mendekati monstanya, "Tidak!! Tidak!!" Teriaknya tak percaya melihat monstanya yang ada di ambang kematian.
Woo Hyun mendekati Tn. Axel, "Sekarang terimalah kematianmu Tn. Axel." Tn. Axel menatap tak percaya pemuda yang tengah menatap tajam padanya.
Setelah itu, Alligator kembali berdiri dan menghadap Tn. Axel, "Silahkan, makanlah aku dan setelah itu carilah tuan yang lebih bisa menggunakan kekuatanmu." Ucap Tn. Axel. Tak lama kemudian Alligator mulai menghisap Tn. Axel. Sedangkan para different gen menatap sedih musuhnya yang sedang dimakan oleh monstanya sendiri secara perlahan-lahan.
=====*=====
Misi berhasil, para different gen pun keluar dari The Stars. Semuanya tampak senang menerima keberhasilan mereka. Baiklah, mungkin yang bekerja dalam hal ini hanya Woo Hyun. Begitulah, lawan different gen kali ini bukan manusia biasa yang seperti kemarin-kemarin dihadapi seorang diri, pantas saja Alice mengirim mereka bertujuh.
"Tunggu!" Sung gyu menghentikan langkah different gen yang sudah mengambil ancang-ancang untuk lari cepatnya, "Ada apa Gyu?" Tanya Woo Hyun.
"Prof. Lee." Ucap Sung Gyu sambil mencari peta di selipan kostum anehnya.
"Ah! Peta itu." Tambah Sung Yeol, "Kau menyimpannya dimana?" Tanya Hoya.
"Peta Dunia Aladin?." Myung Soo juga ikut mendekati Sung Gyu, "Apakah kita akan langsung kesana?." Kini Sung Jong tampak excited setelah mendengar tentang Dunia Aladin.
"Ini dia .." Ucap Sung Gyu, "Akhirnya ..." Seru Dong Woo, sedangkan yang lain hanya mendesah pelan.
"Baiklah, kita harus membaca petanya terlebih dahulu." Usul Myung Soo.
"Korea ke Rusia, itu lebih dekat daripada Korea ke Canada." Jelas Sung Yeol, "berarti kita harus kembali?"
"ke selatan, Gyu ..."
"Kalau begitu, bersiap untuk energi kalian different gen." Ucap Woo Hyun sambil tersenyum.
Happp!!
Seperti biasa, different gen akan kembali berpetualang. Jika sebelumnya mereka selalu menyusuri belahan dunia, petualangan kali ini bisa dibilang lebih extream. Dunia Aladin, sebut saja perut bumi. Bagaimanakah cara mereka bisa masuk ke Dunia Aladin?. Mereka harus berlari seperti asap, menyelam ke dasar laut, dan memasuki ruangan berkristal, baru mereka bisa mengambil black note. Apakah yang mereka lakukan untuk masuk ke dalam bumi?
TBC
Sedikit curcol ya readers ...
Ini author yang ngarang dari jam 6 pagi, jam 2 siang baru selesai :(
Author dari saking penatnya, jam 12 author ke kamar mandi rendem kepala ...
Mikir mantranya Woo Hyun yang paling susah oohh!! Astaga!!! :( >.<
Oke! kalau kalian punya hati pasti tau tu susahnya .. #kidding
Ff ini menurut author paling makan otak diantara ff-ff author yang lain ...
Udah gitu aja ^_^
kalau ada EYD yang salah atau TYPO silakan kritik juseyo~~ ^_^

4 komentar:

  1. Wah wah wah, baru Woohyun yg keluar kekuatannya dalam pertarungan..
    Bingung sih mau komentar apa krn di chap ini mereka baru akan memulai perjalanan panjang utk dapat black note..
    Dan -mungkin perasaanku aja- di chap ini feelnya agak sedikit turun dari chapter sebelumnya, tp utk keseluruhan udh bagus kok, suka sama author yg bisa buat cerita fantasi kayak gini..
    Dan maaf cuma ninggalin jejak di chap 4, krn baru tau nih ff dan langsung baca...
    Utk next nya ttp semangat ^^

    BalasHapus
  2. gomawo kritikannya ^_^
    mian gak bisa seperti yang diharapkan..
    tapi makasih kritikannya, kalo gak ada kritikan gini author gak tau apa yang kurang ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cuma perlu tambahan feel saat bertarung aja supaya suasananya sedikit mencekam krn di pertarungan itu 'kan mereka mempertaruhkan hidup dan mati. Sbg contoh aja ya, dialog yg mengandung humor harus dihilangkan saat mereka dapat misi membunuh, tp kalo dilain suasana sih gak masalah...
      Gpp kok, ini udh bagus krn penggunaan bahasanya enak dibaca, cuma feel bertarung nya aja yg kurang..
      Maaf ya bukan maksud utk mengkritik kok, cuma menyampaikan pendapat aja. Dan ttp semangat buat lanjutnya ^^ aku harap ff ini terus berlanjut sesibuk apapun authornya, lama update pun pasti ditunggu asal ttp lanjut dan gak berhenti ditengah jalan...

      Hapus
    2. Blogger marisa element Inspirit berkata...
      ouh!! yang itu,, ne ne ne :D
      gak papa koq, kritik sekejam-kejamnya gak papa..
      kritik tujuan untuk membernarkan ^^
      author malah seneng kalo ada yang mengkritik ..
      dengan kritikan itu nanti author bisa tau letak kekurangannya...
      apapun itu terimakasih ^^

      bakalan diusahain tetep lanjut koq .. ^^
      gomawo kritikan+komennya ..

      Hapus